Kamis, 04 Desember 2008

Desember 2008 (Minggu)

Buletin Minggu I Desember 2008

MENGIKUT KRISTUS SEBAGAI KEPALA Seri-4

Sebagai jemaat Tuhan yang rindu diangkat pada kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kalinya sebagai Mempelai Pria Sorga, kita sudah harus memiliki iman, harap dan kasih. Sebab dalam mengikut Kristus sebagai Kepala, kepada kita akan diperhadapkan banyak rintangan sama seperti murid-murid pernah diperhadapkan kepada banyak rintangan. Murid-murid bisa melewati semua rintangan itu karena Kristus ada menyertai mereka, mengajar supaya murid-murid itu benar-benar punya iman, harap dan kasih. Demikian juga supaya kita bisa melewati semua rintangan yang datang bahkan pada zaman akhir ini rintangan itu akan semakin besar, supaya kita bisa melewatinya dan supaya kita bisa menang, kita juga harus berhasil punya iman, harap dan kasih. Sebab apabila seseorang itu hidup tanpa iman, harap dan kasih, ketika datang pencobaan maka ia akan undur dari Tuhan dan tidak akan pernah mengalami kemenangan demi kemenangan, imannya akan goyah, hilang pengharapan dan hatinya pasti lemah. Karena itu sebagai jemaat Tuhan, seharusnya kita sudah punya iman, harap dan kasih, dan kasih itu adalah perekat yang paling kuat untuk tetap mengikat kita dengan Allah walaupun sedang mengalami banyak penderitaan. Puncak pengikutan kita kepada Kristus sebagai Kepala : kita harus hidup di dalam kasih. Kidung Agung 8 : 6 - 7, firman Tuhan menjelaskan cinta (=kasih) itu seperti meterai, kuat seperti maut, nyalanya seperti nyala api Tuhan.Saudara-saudara, pada waktu pesta perkawinan di Kana ada yang disebut kepala rumah tangga dan juga pemimpin pesta tetapi mereka tidak dapat menjamin pesta perkawinan itu berjalan dengan baik. Dalam Yohanes 2 : 1 - 11 ini ada tiga yang disebut kepala, yaitu : pemimpin pesta, yang nikah, dan Yesus. Pemimpin pesta juga disebut kepala, yang menikah juga disebut kepala, tetapi kemampuan mereka terbatas, sebab sukacita dalam pesta itu hanya tahan sebentar saja, mereka tetap dalam masalah yang besar. Supaya pesta di Kana ini bisa tertolong, mereka harus mau menerima Yesus sebagai Kepala/Pemimpin. Untuk menolong perkawinan di Kana ini, Maria, ibu Yesus berkata : “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu” Maria tahu apa mereka kehabisan anggur dan perlu segera ditolong. Langkah pertama supaya perkawinan di Kana ini tertolong : lakukan apa yang difirmankan Tuhan (ayat 5). Maka Yesus berkata kepada pelayan-pelayan : “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” supaya mujizat terjadi, pelayan-pelayan itu harus mau melakukan apa yang diperintahkan Yesus yaitu mengisi tempayan-tempayan itu penuh dengan air. Arti enam tempayan = angka enam adalah angka penciptaan, jadi untuk menolong rumah tangga yang akan kehabisan air anggur, harus kembali kepada firman penciptaan. Artinya : harus percaya bahwa Tuhan Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan kekuatan-Nya yg besar (Yer 32 : 17).Firman penciptaan itu adalah Tuhan Allah adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan firman-Nya.
**Mengisi tempayan penuh dengan air yang disediakan untuk pembasuhan = berbicara kepada firman Tuhan yang sanggup membasuh manusia dari segala dosanya supaya disucikan atau dikudus kan. Efesus 5 : 26 - 27 kita dimandikan dengan air dan firman, fungsinya : untuk membasuh segala dosa supaya kita bisa ditempatkan dihadapan Tuhan sebagai jemaat yang cemerlang tanpa cacat atau kerut dan supaya kita bisa menjadi jemaat yang kudus dan tidak bercela. Inilah yang dimaksud dengan jemaat yang sempurna layak menjadi sidang mempelai perempuan Kristus. Setelah keenam tempayan itu diisi penuh dengan air, Yesus mengadakan mujizat : AIR MENJADI ANGGUR, tidak semua air bisa menjadi anggur, hanya tempayan yang telah diisi penuh dengan air. ANGGUR ini berbicara sukacita dalam rumah tangga, jadi Tuhan Yesus tidak sembarangan menolong nikah/keluarga, hanya nikah/keluarga yang mau mengisi hidupnya dengan air penyucian yaitu dengan firman Tuhan.
Dan yang layak menerima anggur sukacita ini tidak lah semua orang, hanya orang-orang yang telah pulang dan berada di SION, pulang dengan sorak-sorai, dengan sukacita abadi. Ini dikatakan firman Tuhan dalam Yesaya 35 : 8 - 10, kalau firman penyucian sudah diterima : maka akan ada jalan raya, yang disebut jalan kudus, orang-orang yang tidak tahir (yang belum dibasuh dengan air firman) tidak akan melintasinya, orang-orang pandirpun tidak mengembara di atasnya. Mengapa harus di Sion? karena Sion itu adalah tempat firman pengajaran, jadi setiap orang yang telah menerima dan melakukan firman pengajaran, merekalah yang layak berada di Sion. Demikian juga dalam Yoel 2 : 23 - 24, kalau kita sudah berada di Sion akan ada sorak sorai dan sukacita yang besar karena Tuhan Allah telah memberikan hujan pada awal musim dan hujan pada akhir musim. Di Sion ada gandum, ada anggur dan juga minyak yang sangat dibutuhkan oleh gereja Tuhan supaya berhasil dijadikan menjadi gereja Tuhan yang kudus dan sempurna, menjadi mempelai Kristus.Demikian juga dalam Yesaya 25 : 6, di gunung Sion Tuhan Allah menyediakan suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk, suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar. Di gunung Sion ini, Tuhan Allah akan mengoyakkan kain perkabungan yang diselubungkan kepada semua bangsa. Semua bangsa akan berkabung, tetapi Sion tidak akan berkabung. Bahkan dalam ayat 8 : Tuhan Allah akan meniadakan maut untuk seterusnya.
Kalau tidak menerima firman penyucian, maka nasibnya akan sama seperti keturunan Kain. Kain, setelah membunuh adiknya, sebenarnya masih diberi kesempatan oleh Tuhan dengan menaruh tanda supaya jangan dibunuh oleh siapapun yang bertemu dengan dia. Tetapi Kain tidak mau memperhatikan firman Tuhan, tidak mau melakukan apa yang dikatakan Allah, sebaliknya ia malah pergi dari hadapan Tuhan dan menetap di tanah Nod, disebelah Timur Eden. Dalam Kejadian 4 : 17 - 26 karena Kain pergi dari hadapan Tuhan dan menetap di tanah Nod, pekerjaan keturu-nannya adalah mendirikan/membangun kota.
YABAL : menjadi bapa orang yang diam di kemah = ahli dalam hal membangun, YUBAL : menjadi bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling = ahli dalam hal dunia hiburan, TUBAL KAIN : menjadi bapa semua tukang tembaga dan tukang besi = ahli dalam hal membuat senjata. Jadi keturunan Kain ini adalah orang-orang yang ahli dalam berbagai bidang, ahli dalam membangun/kontraktor, ahli dalam dunia hiburan dan ahli dalam hal membangun kota. Tetapi sayang, dari semua keturunan Kain ini tidak ada seorangpun yang selamat dari air bah, semua mati dibinasakan Allah. Dan memang sekarang ini, dunia sedang sibuk dalam hal membangun sama seperti keturunan Kain, banyak orang-orang pintar yang muncul. Tetapi sekalipun demikian, kalau tidak menerima firman penyucian, manusia itu akan sama nasibnya seperti keturunan Kain, dibinasakan pada waktu Tuhan Yesus Kristus datang kembali. Setiap orang yang tidak mengalami penyucian, tidak akan mengalami sukacita Mempelai sebaliknya akan mengalami ratap dan tangis. Karena itu supaya kita benar-benar layak disebut sebagai mempelai perempuan Kristus, kita harus menerima firman penyucian yagn penampilannya sama seperti air yang dipakai untuk pembasuhan kaki. HALELUYA!

Buletin Minggu II Desember 2008

MENGIKUT KRISTUS SEBAGAI KEPALA Seri-5

Puji Tuhan! Pada kesempatan ini firman Tuhan masih tetap bertemakan : “Mengikut Kristus Sebagai Kepala” dan sudah sampai pada seri yang ke-5. Sebagaimana telah kita lihat bahwa mengikut Kristus sebagai Kepala, kita akan diperha-dapkan kepada berbagai-bagai rintangan yang berat. Salah satu yang akan kita hadapi adalah gelombang yang mencoba menghantam perahu kita. Tetapi Yesus sudah memberikan firman-Nya sebagai kekuatan supaya kita jangan takut dan gentar, yaitu : “DIAM! TENANG!” (Matius 8 : 28 - 34, Markus 4 : 35 - 41). Artinya : ketika kita sedang menghadapi rintangan yang datang bagaikan gelombang yang besar, kita harus tetap diam dan tenang. Hal ini dapat kita lihat juga dalam Yesaya 30 : 15 firman Tuhan mengatakan: “Dengan bertobat dan tinggal DIAM kamu akan diselamatkan, dalam tinggal TENANG dan percaya terletak kekuatanmu.” Jadi jelas dalam menghadapi berbagai-bagai rintangan hidup, kita harus tetap diam dan tenang, tetap bergantung harap sepenuh kepada Kristus.
Saudara-saudara, kalau kita lihat khusus 9 : 35 - 38 salah satu syarat supaya kita bisa mengikut Kristus sebagai Kepala kita harus mengikut Kristus dengan iman dan doa. Maksudnya sebagai jemaat Tuhan, kita harus memiliki iman dan tetap di dalam doa. Karena itu fokus doa kita jangan hanya berfokus kepada perkara-perkara yang jasmani saja, lebih dari itu kita juga harus berdoa supaya kita bisa tetap berada di dalam penggembalaan yang benar.Ada tiga (3) hal yang sangat perlu kita doakan, yaitu: *Supaya dosa kita dihapuskan, **Supaya segala kelemahan kita diangkat dan ***Supaya kita bisa tergembala dengan baik. Kita harus tahu, yang bisa menghapus dosa kita, yang bisa mengangkat segala kelemahan kita hanyalah Kristus yang adalah Kepala jemaat, Dialah Gembala Agung yang menggembalakan kita dengan aman dan tenteram. Ini bisa kita dapatkan kalau kita sudah mengikut Kristus dengan iman dan doa.
Kalau kita periksa kembali Matius 9 : 35 - 38, ketika Tuhan Yesus berkeliling kesua kota dan desa dan mengajar di rumah-rumah ibadat, ada dua hal yang sangat diperhatikan Tuhan, yaitu :
1. Yesus melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Penyakit yang paling parah bukanlah penyakit jasmani, tetapi penyakit yang timbul karena dosa dan pelanggaran. Sebab penyakit dan kelemahan yang timbula karena dosa ini tidak dapat disembuhkan oleh siapapun kecuali oleh karunia Tuhan saja. Apalagi yang namanya kelemahan, tidak ada seorangpun yang dapat mengangkatnya, kecuali hanya Yesus saja, Kristus yang adalah Kepala jemaat.
2. Menyelamatkan domba-domba yang lelah karena tidak tergembala.
Setiap orang yang masih tetap hidup di dalam dosa, dosa itulah yang membuat manusia menjadi terlantar bahkan tersiksa sebab jauh dari Tuhan. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas dalam Mazmur 107 : 17 - 20, disana dikatakan : ada orang-orang yang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa dan disiksa oleh sebab kesalahan-kesalahan mereka, bahkan posisinya sudah dekat pada pintu gerbang maut. Inilah yang dimaksud dengan domba-domba yang lelah dan terlantar yang diakibatkan karena tidak tergembala. Cara hidup orang yang terlantar : sesat seperti domba, masing-masing mengambil jalannya sendiri (Yesaya 53 : 6 - 7). Dan kalau tidak mau digemba-lakan nasibnya akan sama seperti domba yang meluncur ke dunia orang mati, akan digembalakan oleh maut(Mazmur 49 : 15). Dan yang lebih parah lagi, setiap orang yang tetap hidup di dalam dosa dan pelanggaran-pelanggaran, menurut firman Tuhan dalam Filipi 2 : 1 - 2 sudah mati . Untuk itulah Kristus harus menjadi Kepala dalam hidup kita, sebab hanya Dia saja yang mampu mengangkat segala dosa dan kelemahan kita. Efesus 5 : 25 - 27 bukti pekerjaan Kristus sebagai Kepala : Ia akan menguduskan dan menyucikan kita dengan memandikan kita dengan air dan firman. Tujuannya : supaya kita bisa menjadi jemaat yang cemerlang, tanpa cacat atau kerut, menjadi jemaat yang kudus dan tidak bercela. Karena itu sebagai jemaat Tuhan, doa kita jangan hanya berfokus kepada berkat-berkat jasmani saja, tetapi fokuskan dirimu supaya disucikan oleh firman Tuhan. Memang kita perlu berkat jasmani, tetapi ingat bukan itu tujuan utama dalam mengikut Kristus. Sebab kalau sudah disucikan dari segala dosa dan pelanggaran, kitalah yang layak diberkati oleh Tuhan. Sebab hidup dalam kesucian itu besar berkatnya. Jangan takut walaupun iblis mencoba mengintimidasi hidupmu, ingat bahwa segala sesuatu adalah ciptaan Tuhan dan milik Tuhan. Walaupun iblis pernah mencobai Yesus dan menawarkan seluruh dunia ini kepada-Nya, Yesus tidak tergiur, sebab semua isi dunia ini adalah ciptaan Tuhan sendiri. Kita harus bisa meyakin diri bahwa Kristus yang adalah Kepala pasti akan memberkati kita.Saudara-saudara, penyakit yang tidak bisa disembuhkan yang diakibatkan oleh dosa dan pelanggaran adalah dosa yang tidak disadari. Sebab kalau kita lihat dalam 1 Yohanes 5 : 16 - 17, firman Tuhan menjelaskan ada dua (2) jenis dosa, yaitu : dosa yang mendatangkan maut dan dosa yang tidak mendatangkan maut. Dosa yang mendatangkan maut adalah dosa yang tidak cepat-cepat disadari, sudah berdosa kepada Tuhan tetapi tidak segera meminta ampun kepada Tuhan. Akibatnya sekalipun hidup, sekalipun bisa beraktivitas tetapi dimata Tuhan sudah mati (Efesus 2 : 1 - 2). *Contoh yang tidak menyadari kesalahannya : SAUL, berulang-ulang ia jatuh ke dalam kesalahan, melanggar firman Tuhan tetapi ia tidak pernah menyadari kesala-hannya. Akibatnya ia dipecat oleh Tuhan sebagai raja Israel dan matinyapun bunuh diri. Dosa yang tidak mendatangkan maut adalah : dosa/ kesalahan yang segera disadari dan cepat-cepat mohon ampun kepada Tuhan Allah. Walaupun sudah berdosa kepada Tuhan, tetapi kalau cepat-cepat disadari dan mohon ampun kepada Tuhan maka dosa itu tidak akan mendatangkan maut sebab dosanya sudah diampuni. Mengapa dosa itu bisa disadari? karena tegoran dari Tuhan dan karena diingatkan oleh Roh Kudus, atau bisa saja karena pukulan atau cambukan yang datang dari Tuhan sehingga cepat-cepat sadar dan berbalik kepada Tuhan. Contoh orang yang cepat-cepat menyadari kesalahannya : DAUD, memang pernah jatuh ke dalam dosa tetapi tidak berlama-lama dalam kesalahannya. Sebab setelah ia berdosa kepada Tuhan, ia cepat-cepat sadar dan menyesali segala perbuatannya, ia langsung merendahkan dirinya dan memohon ampun. Karena sikap dan perbuatannya ini, maka Tuhan mengampuni dosanya dan memulihkannya kembali. Daud tidak mati dalam dosanya berbeda dengan Saul yang mati dalam dosa. Karena itu kalau kita lihat dalam Ibrani 12 : 7 - 11 penampilan Kristus bagaikan seorang Bapa yang menghajar anak-Nya untuk mendatangkan kebaikan, tujuannya supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Oleh sebab itu jangan menunggu sampai hari penghakiman, segala jenis kesalahan harus cepat-cepat disadari, mohon pengampunan supaya dosa itu jangan sampai mendatangkan maut. Kristus sebagai Kepala bersedia mengangkat segala dosa kita.

Buletin Minggu Ke III Desember 2008

“NATAL YANG MEMBAWA PEMBAHARUAN”
Seri ke-2

Pada NATAL yang pertama, ketika Yesus dilahirkan, Ia diperkenalkan bukan hanya sebagai Juruselamat saja, tetapi juga sebagai Gembala, sebagai Mesias, sebagai Raja yang puncaknya sebagai Mempelai Pria Sorga. Sebagai Gembala, Yesus harus lahir di kandang domba, tempat penggembalaan. Ini berarti NATAL itu tidak boleh lepas dari penggembalaan, sebagai jemaat Tuhan kalau kita rindu mengalami keselama-tan, kita harus tetap berada di dalam penggembalaan yang benar supaya Yesus benar-benar menyatakan diri-Nya kepada kita. Bukti Yesus lahir di dalam penggembalaan : Lukas 2 : 6, 7, 12 ketika Yesus lahir Ia dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di dalam palungan. PALUNGAN = adalah tempat peristirahatan dan tempat yang aman bagi domba-domba, sebab disana ada rumput yang menjadi makanannya. Demikian juga bagi kita sekarang, penggembalaan itu adalah tempat yang paling aman, tempat yang memberikan ketenangan bagi jiwa kita. Yang dapat disebut sebagai jemaat bukanlah semua orang percaya, tetapi hanya mereka yang mau digembalakan. Kalau ada orang mengaku sebagai orang Kristen tetapi tidak hidup di dalam ibadah dan penggembalaan yang benar, ia adalah domba yang sedang tersesat, tidak ada yang memelihara dan memimpin hidupnya. Hal ini dapat kita lihat dalam 1 Petrus 2 : 25, seseorang itu kalau belum kembali kepada Yesus sebagai Gembala yang baik, dikategorikan seperti domba yang sesat.Mengapa sesat? karena selalu mengikuti jalannya sendiri, percaya kepada dirinya sendiri (Mazmur 49 : 14 - 15). Saudara-saudara, berita tentang kelahiran Tuhan Yesus sebagai Gembala, pertama-tama dan yang paling teristimewa diberitakan adalah kepada para gembala-gembala (Lukas 2 : 8 - 20). Ketika Yesus lahir sebagai Gembala : ada sukacita yang besar, termasuk para malaikatpun bersukacita dengan lahirnya Yesus sebagai Gembala. Lukas 2 : 13 - 14 sejumlah besar bala tentara sorga turut serta memuji Allah, walaupun sebenarnya mereka tidak perlu akan keselamatan, tetapi mereka juga turut atas lahirnya Yesus sebagai Gembala. Seharusnya kita sebagai jemaat Tuhan harus bisa lebih bersukacita lagi daripada para malaikat tersebut, sebab Yesus lahir sebagai gembala bukan untuk para malaikat melainkan untuk kita, orang berdosa yang perlu diselamatkan. Karena itu sebagai jemaat Tuhan, kita harus menghargai ibadah dan penggembalaan, kita harus tetap hidup dengan setia di dalamnya. Demikian juga dalam Matius 9 : 35 - 38, ketika Yesus berkeliling kesemua kota dan desa, IA melihat orang banyak, lalu tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Kalau kita lihat dalam ayat ini, penggembalaan itu sangat erat kaitannya dengan sukacita seperti musim panen atau masa panen.Kalau belum kembali ke dalam penggembalaan, belum bisa disebut sebagai jemaat. Maka dalam Matius psl 9 ini, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya supaya berdoa meminta supaya Tuhan mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. NATAL itu bagaikan sukacita karena musim menuai/panen, sukacita yang besar yang tidak ada bandingannya sebab di dalamnya cukacita karena Tuhan. Panen di Mesir itu berbeda dengan panen di Israel, Ulangan 11 : 13 - 21 panen di Israel Tuhan sendiri yang memberi hujan awal dan hujan akhir, dalam hal ini pekerjaan Tuhan yang paling menonjol. Sedangkan panen di Mesir, Ulangan 11 : 10, setelah ditabur dengan benih, harus diairi dengan jerih payah, disini yang paling menonjol adalah usaha manusia. Sebagaimana telah dikatakan di atas, Yesus diperkenalkan kepada dunia bukan hanya sebagai Juruselamat, tetapi juga sebagai Gembala, sebagai Mesias, sebagai Raja, puncaknya Yesus diperkenalkan sebagai Suami atau sebagai Mempelai Pria Sorga. Pada zaman akhir ini, setan/iblis paling suka menutup-nutupi supaya Yesus jangan diperkenal kan sebagai Suami/Mempelai Pria, dan banyak orang yang tidak mau mengenal Yesus sebagai Suami. Padahal sejak dahulu, Allah sendiri telah memperkenalkan diri-Nya sebagai Suami. Inilah berita firman Tuhan yang sudah sejak dahulu diberitakan Allah kepada umat-Nya (Yesaya 54 : 5) demikian juga dalam Efesus 5 : 29 - 31 firman Tuhan menjelaskan rahasia Allah yang besar, yaitu hubungan antara jemaat sebagai tubuh dengan Kristus sebagai Kepala jemaat, jangan tertutup hati kepada rahasia Kristus sebagai Mempelai Pria. Tanggung jawab Kristus sebagai Kepala : untuk MERAWAT & MENGASUH supaya menjadi jemaat yang kudus dan sempurna. Dengan kata lain supaya jemaat itu layak ditempatkan sebagai tubuh/istri Tuhan. Istri yang benar selalu bergantung harap secara sepenuh kepada suaminya, demikian juga jemaat yang benar adalah jemaat yang bergantung harap sepenuh kepada Kristus sebagai Kepala. Karena itu sebagai jemaat Tuhan, kita sangat memerlukan kasih Kristus sebagai Kepala untuk mengasuh dan merawat, baik tubuh, jiwa maupun roh kita.Saudara-saudara, dalam Alkitab penggembalaan itu digambarkan seperti “SUMUR”, tempat menimba air dan memberi minum domba-domba. Ketika Musa melarikan diri dari hadapan Firaun, ia tiba di tanah Midian lalu duduk-duduk di tepi sebuah sumur. Ada dua (2) yang didapatkan Musa di sana, yaitu : mendapat keselamatan dan istri. Mendapat keselamatan karena Musa lepas dari tangan Firaun yang ingin membunuh nya, mendapat istri anak Rehuel, imam di Midian. Demikian juga di dalam penggembalaan yang benar, kita akan menemukan keselamatan dan juga masa depan yang bahagia. Sebaliknya kalau tidak berada di dalam penggembalaan yang benar, berarti ia sedang meninggalkan Tuhan Allah. Dalam Yeremia 2 : 13 bangsa Israel telah berbuat jahat karena telah meninggalkan Allah sebagai sumber air hidup untuk menggali kolam bagi mereka sendiri. Menggali kolam sendiri sama dengan meninggalkan penggembalaan, telah meninggalkan Tuhan sebagai Gembala. Akibatnya : bangsa Israel menjadi budak dan menjadi rampasan. Karena mereka tidak terperlihara di dalam penggembalaan, maka orang-orang Memfis dan Tanpanhes telah menggundul batu kepala mereka, kepala menjadi gundul karena beratnya tekanan, dan sters karena banyaknya yang dipikirkan. Dalam Yeremia 3 : 6 Israel digambarkan sebagai perempuan murtad karena telah bersundal di bawah setiap pohon yang rimbun, dan dalam Mazmur 73 : 27 setiap orang yang telah meninggalkan Tuhan sama dengan berzinah, Tuhan akan membinasakan mereka. Karena itu sebagai Jemaat Tuhan, jangan coba-coba meninggalkan Tuhan sebagai sumber air hidup dengan menggali kolam yang bocor. Atau jangan coba-coba pergi ke sumur yang kering, yang tidak ada airnya, sebab di sana tidak ada kehidupan/keselamatan. Dalam 2 Petrus 2 : 17 yang disebut sumur yang kering itu adalah guru-guru palsu, yang mengajarkan yang palsu, mereka sama seperti kabut yang dihalaukan taufan. Orang-orang yang tidak setia dalam penggem-balaan tempatnya samadengan guru-guru palsu, yaitu di dalam kegelapan yang paling dahsyat. Jadi pada NATAL ini kita harus berjanji setia digembalakan, jangan seperti Israel yang pernah meninggalkan Allah sebagai sumber air hidup. Pada NATAL ini mari kita terima Kristus sebagai Juruselamat, sebagai Mesias, sebagai Gembala dan sebagai mempelai Pria Sorga.