Jumat, 06 Maret 2009

Buletin Maret 2009

Minggu I Maret 2009

KRISTUS ADALAH KEPALA JEMAAT

Kalau Kristus sudah datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Hakim yang benar dan adil, tidak ada seorangpun yang bisa menyembunyikan sesuatu dihadapan Tuhan. Satu-satunya yang bisa menyambut Kristus dalam segala kemuliaan-Nya hanyalah gereja yang sudah jadi mempelai. Inilah gereja yang sudah lepas dari segala pengaruh dunia dan yang sudah bebas dari ikatan dosa. Karena itu kalau kita sudah mengenal Kristus sebagai Kepala atau sebagai Mempelai Pria Sorga, banyak orang akan menilai kita dengan penilaian yang salah bahkan mereka juga akan mengucilkan kita. Karena itu kalau kita lihat di dalam Alkitab, khusus nya kitab Perjanjian Baru, di dalamnya akan kita temukan tentang:
- Keselamatan hanya ada di dalam Kristus.
- Bagaimana cara supaya manusia itu bisa diselamatkan.
- Bagaimana cara supaya gereja Tuhan itu dapat mengenal Kristus sebagai Kepala.
Kalau tidak masuk ke dalam pengenalan yang benar tentang Kristus, maka mereka dikategorikan sebagai orang yang sesat. Matius 22 : 29 yang disebut sesat adalah mereka yang tidak mengerti tentang kitab suci maupun kuasa Allah. Tidak mengerti kitab suci sama artinya dengan tidak mengerti firman Tuhan, dan kalau tidak mengerti akan firman Tuhan tentu tidak mungkin bisa mengenal Kristus dengan tepat dan benar, baik sebagai Tuhan, sebagai Juruselamat maupun sebagai Kepala atau sebagai Mempelai Pria. Mengapa tidak bisa mengenal Kristus dengan benar?Jawabannya : Karena mereka sendiri yang menolak pengenalan tentang Kristus sebagai Kepala. Hal ini dapat kita lihat dalam Hosea 4 : 6, firman Tuhan mengatakan: “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.” Dari ayat ini dapat kita lihat setiap orang yang tidak dapat mengenal Kristus dengan tepat dan benar, penyebabnya adalah karena mereka sendiri yang menolak pengenalan itu. Praktek hidup orang yang tidak mengenal Kristus sebagai Kepala : menolak firman pengajaran. Maka tidak heran kalau sampai sekarang masih banyak orang yang enggan mendengar firman pengajaran ini, baik dari kalangan hamba-hamba Tuhan maupun dari kalangan jemaat-jemaat. Sebagai resiko kalau tetap menolak firman pengajaran : Tuhan akan melupakan anak-anaknya. Saudara-saudara, di mana Allah hadir, di mana Allah berhadirat, di sanalah kerajaan Allah ada. Dan ketika Allah hadir, saat itu Allah mau menya-takan segala rencana-Nya bagi kita. Ketika Allah hadir di taman Eden, manusia itu bisa bercakap-cakap dengan Allah tanpa ada yang membatasi. Ini membuktikan Allah itu hadir dan mau menyatakan segala kehendak-Nya kepada manusia. Tetapi sayang, setelah manusia itu jatuh ke dalam dosa, manusia itu bukan hanya diusir dari taman Eden, lebih dari itu hubungan dgn Allah menjadi putus.Sebagai akibat karena manusia sudah jatuh ke dalam dosa, yang hilang bukan hanya kemuliaan tetapi juga kebahagiaan. Seorang pengusaha besar yang sangat kaya dan yang sangat terkenal di dunia pernah berkata demikian: “Kebahagaiaan itu adalah sebesar apa manusia dapat menikmatinya.” Dari pernyataan ini dapat kita lihat sekalipun ia kaya, terhormat, namun ia sendiri menyatakan kebahagiaan itu tidak dapat diukur kalau hanya dengan kekayaan yang duniawi melainkan sebesar apa manusia itu dapat menikmati kebahagiaan tersebut. Walau manusia itu kaya, walau jabatannya tinggi, dll, tetapi kalau ia tidak dapat menikmatinya, itu namanya bukan kebahagiaan. Saudara-saudara, ungkapan ‘berbahagia’ itu ditujukan tidak kepada semua orang, melainkan hanya kepada gereja Tuhan yang sudah jadi mempelai. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas dalam Wahyu 19 : 9 yang berbahagia adalah gereja Tuhan yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba, dan yang masuk ke dalam perjamuan kawin Anak Domba itulah yang disebut “mempelai perempuan Kristus”. Kemudian dalam Matius 5 : 3 ketika Tuhan Yesus memulai pembicaraan tentang berbahagia, pertama-tama ungkapan berbahagia itu ditujukan justru kepada orang miskin bukan kepada orang kaya. Secara logika hal ini mustahil, tetapi inilah firman yang telah dikatakan sendiri oleh Tuhan Yesus. Maka supaya kita dapat menikmati kebahagiaan itu, kita harus menempatkan diri dihadapan Tuhan sebagai orang yang tidak punya apa-apa, selalu bergantung harap kepada Kristus. Inilah kelebihan gereja yang menempatkan Kristus sebagai Kepala, menaruh harapannya secara sepenuh hanya kepada Kristus. Maka Tuhan Allah sebagai sumber kebahagiaan itu akan memberikan kesempatan supaya kita dapat menikmati kebahagiaan tersebut. Itu sebabnya kalau tidak jadi mempelai, tidak mungkin bisa menikmati kebahagiaan sebab mereka akan diserahkan ketangan antikristus. Memperta-hankan kebenaran diri sendiri berarti di dalam dirinya tidak ada kebenaran, dan kalau tidak ada kebenaran maka damai sejahtera atau kebahagiaan itu akan jauh dari hidupnya, demikian juga kasih karunia Allah akan jauh dari hidupnya.Saudara-saudara, kalau kita lihat firman Tuhan dalam Keluaran 33 : 12 - 23 ada empat (4) hal yang akan kita alami sebagai tanda kasih karunia Allah ada pada kita, yaitu :
1. ADA JALAN KELUAR (ayat 12 -13).
Dalam perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan, di padang gurun, Tuhan Allah selalu memberikan jalan keluar kepada mereka. Inilah salah satu permohonan yang dimohonkan oleh Musa kepada Allah, supaya dalam segala perjalanan Allah selalu memberikan jalan keluar. Demikian juga dalam Kejadian 6 : 5 - 8, di tengah-tengah kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, Tuhan Allah memberikan kasih karunia kepada Nuh. Bukti Nuh mendapat kasih karunia, Tuhan Allah memberikan jalan keluar supaya Nuh membangun bahtera (ayat 13 - 17) dengan demikian ada jalan keluar dari kebinasaan. Bagi kita sekarang ini, satu-satunya jalan keluar supaya kita bisa selamat adalah menerima Yesus secara pribadi. Yohanes 14 : 6 Yesuslah satu-satunya jalan yang bisa membawa kita kepada keselamatan lewat kematian-Nya di kayu salib.
2. TUHAN BIMBING (ayat 14).
Kalau kita sudah mendapat kasih karunia di mata Allah, Dia sendiri yang akan memimpin/membimbing kita dan yang akan memberikan ketenteraman yang sangat kita perlukan, terutama dalam rumah tangga. Kalau tidak ada ketenteraman, maka rumah tangga itu akan hancur.
3. DISERTAI TUHAN (ayat 16 - 17).
Setelah Tuhan berjanji memberikan bimbingan dan ketenteraman, Musa memohon kembali supaya Tuhan Allah menyertai mereka. Sebagai bukti Tuhan menyertai mereka: selama dalam perjalanan di padang gurun Tuhan Allah berjalan bersama-sama dengan mereka, inilah bukti penyertaan Tuhan ada di tengah-tengah bangsa Israel.
4. MENDAPAT KEMULIAAN (ayat 18 - 23).
Setelah Tuhan Allah memberikan jalan keluar, dibimbing, disertai, Musa juga memohonkan kepada Allah, supaya Allah memperlihatkan kemuliaan-Nya kepada Musa. Kemuliaan itu menentukan apakah kita sudah layak disebut sebagai milik Kristus atau justru sebaliknya belum menjadi milik Kristus. Tuhan mem-berikan kemuliaan hanya kepada mempelai-Nya.


Minggu III Maret 2009

KRISTUS ADALAH KEPALA JEMAAT

Saudara-saudara, pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia itu segambar dan serupa dengan Allah. Oleh sebab itu rencana Allah yang telah ada sejak dari semula itu tidak akan pernah berubah sampai sekarang, bahkan sampai Ia datang kembali. Dapat kita lihat dalam Kejadian 1 : 26 - 27 Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, baik laki-laki dan perempuan diciptakan segambar dengan Allah. Ayat 28 = karena manusia itu diciptakan segambar dengan Allah, mereka layak diberkati Allah supaya beranak cucu dan bertambah banyak, kemudian mereka layak menerima kuasa untuk menaklukkan bumi dengan segala isinya. Keturunan = sebagai berkat dalam rumah tangga, oleh sebab itu jangan sampai ada keluarga yang mencoba menunda-nunda atau menolak kehamilannya, apalagi sampai melenyapkan (=menggugurkan) kehamilannya. Hal ini jahat dimata Tuhan, saudara harus memperhatikan firman Tuhan ini. Kecuali karena sesuatu hal yang tidak memungkinkan lagi untuk hamil, atau mungkin juga karena keluarga berencana. Tetapi sayang manusia itu jatuh ke dalam dosa oleh kelicikan ular yang telah memperdaya perempuan, sehingga mereka harus kehilangan semuanya. Dosa itu membuat mereka harus kehilangan kemuliaan Allah, kehilangan pemeliharaan dan juga harus diusir dari taman Eden. Roma 8 : 28 - 30 firman Tuhan men-jelaskan kepada kita bagaimana rencana Tuhan sejak semula bagi manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa Allah ingin supaya kita membali kepada Tuhan.Setelah manusia itu jatuh ke dalam dosa, Allah kembali melanjutkan rencana-Nya bagi kita, yaitu dengan cara “memanggil” supaya kembali kepada rencana-Nya yang semula. Untuk itu Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi Allah, yaitu bagi mereka yang telah dipanggil sesuai dengan rencana Allah (ayat 28). Tujuan Tuhan memanggil kita : supaya kita mengalami tanda keubahan hidup, dari orang berdosa menjadi orang yang berkenan kepada Allah. Setelah kita dipanggil, Allah juga telah memilih kita untuk ditentukan dari semula menjadi serupa dengan gambaran, Anak-Nya, yaitu Kristus sebagai Kepala Jemaat. Jadi rencana Allah sejak dari semula itu adalah untuk menjadikan kita segambar dan serupa dengan Allah. Inilah gereja Tuhan yang layak jadi mempelai perempuan Kristus. Mengapa manusia itu harus mengalami tanda keubahan hidup?
Jawabannya: sebab darah dan daging tidak mendapat bagian dalam kerajaan sorga dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa, yaitu darah dan daging yang tidak mengalami tanda keubahan (lihat dalam 1 Korintus 15 : 50 - 53). Dan yang dapat mengubah hidup manusia yang dapat binasa ini supaya mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa adalah firman Tuhan, yaitu firman pengajaran. Sebab lewat firman pengajaran inilah dosa kita dibongkar, hidup kita disucikan sehingga kita dibaharui dari hari ke hari.Maka kalau kita lihat dalam Markus 2 : 21 - 22, Tuhan Yesus menjelaskan bagaimana kehidupan manusia yang tidak mengalami tanda keubahan, diibaratkan seperti secarik kain yang tua atau seperti kantong kulit yang tua. Ayat 21 = menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, kain penambal itu akan mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Baju yang tua ini berbicara tentang kehidupan yang tidak/belum mengalami tanda pembaharuan. Ayat 22 = mengisi anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, maka anggur itu akan mengoyakkan kantong kulit yang tua, sehingga anggur itu dan kantongnya kedua-duanya terbuang. Kantong kulit yang tua ini juga berbicara tentang kehidupan yang tidak/belum mengalami tanda pembaharuan. Satu-satunya jalan supaya bisa mengalami tanda pembaharuan : harus ada kerelaan untuk menanggalkan atau membuang segala sesuatu yang lama, yaitu sifat-sifat atau karakter yang tidak berkenan kepada Tuhan. Kolose 3 : 5 - 12 menjelaskan kepada kita tentang pembaharuan yang dikerjakan oleh firman Tuhan:
* Ayat 5 - 6 = ada lima (5) hal dari luar yang harus dimatikan, yaitu : percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.
** Ayat 7 - 8 = ada lima (5) hal yang harus dibuang, yang najis dan yang tersimpan di dalam hati manusia, yaitu: marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulut.
*** Ayat 12 = ada lima (5) hal yang harus kita kenakan, yang harus menjadi sikap dan perbuatan kita sehari-hari, yaitu: belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Jadi kehidupan yang sudah mengalami tanda keubahan itu ditandai dengan ada yang harus dimatikan dan ada yang harus dibuang kemudian ada yang harus dikenakan. Contoh kita bisa melihat Yohanes pasal 2, ini berbicara tentang pembaharuan yang dikerjakan oleh Yesus, yaitu pembaharuan dalam rumah tangga dan dalam hal ibadah. Maka dalam Yohanes psl 2 ini ada dua bentuk penampilan Kristus, yaitu: 1. Yohanes 2 : 1 - 11 = penampilan Kristus sebagai Kepala dalam rumah tangga, yaitu rumah tangga yang sudah mengalami pembaharuan yang ditandai dengan adanya sukacita karena anggur baru. 2. Yohanes 2 : 13 - 25 = penampilan Kristus sebagai Kepala dalam Bait Allah, yaitu Bait Allah yang sudah mengalami tanda pembaharuan. Bait Allah yang sudah mengalami tanda pembaharuan: beribadah tidak mencari untung, pelayanan juga tidak untuk mencari untung. Itu sebabnya Tuhan Yesus membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dengan semua kambing domba dan lembu, uang penukar-penukar dihamburkan ke tanah dan meja-meja dibalikkan. Tuhan Yesus tidak mau Bait Allah itu dijadikan menjadi tempat berjualan untuk mencari keuntungan, tetapi harus sungguh-sungguh sebagai tempat beribadah, sebagai rumah doa untuk memuliakan nama Tuhan Allah. Saudara-saudara, manusia itu memang masih punya daging dan darah, dan tidak ada seorangpun yang namanya manusia yang tidak punya darah dan daging. Sebab kalau tidak punya darah dan daging itu namanya bukan manusia, tetapi hantu. Tetapi sekalipun manusia itu punya darah dan daging yang tidak luput dari dosa dan kelemahan, kita beroleh kesempatan untuk diubahkan yaitu oleh darah dan daging Tuhan Yesus yang sama sekali tidak berdosa. Yohanes 1 : 1, 14 menjelaskna kepada kita, Yesus itu adalah firman/ Allah yang telah menjadi manusia, punya darah dan daging tetapi tidak berdosa. Yohanes 6 : 55 Yesus berkata: “Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.” Jadi Tuhan Yesus sudah menyediakan daging dan darah-Nya sebagai sarana untuk membaharui dan menyucikan darah dan daging kita supaya beroleh kesempatan tinggal di dalam Kristus. Setiap orang yang makan daging dan minum darah Yesus akan hidup (ayat 56 - 58). Efesus 4 : 20 - 21, cara Tuhan mengubah hidup kita yaitu lewat mendengar dan menerima/melakukan firman pengajaran. Karena itu dalam setiap ibadah yang menjadi fokus utama harus ada kesediaan untuk menerima firman pengajaran. Sebab lewat mendengar dan menerima firman pengajaran kita akan dibaharui dalam roh dan pikiran supaya dapat mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah, menjadi mempelai perempuan Kristus.



Minggu IV Maret 2009

“KRISTUS ADALAH KEPALA JEMAAT”

Kristus sebagai Kepala jemaat adalah rahasia Allah yang terbesar, yang telah diungkap bukakan khususnya kepada jemaat-jemaat yang mau menguduskan dirinya. Kolose 1 : 25 - 27 rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan keturunan, sekarang telah dibukakan kepada orang-orang kudus-Nya. Itu sebabnya perjalanan untuk menempatkan Kristus sebagai Kepala jemaat sangat panjang, membutuhkan waktu dan pengorbanan yang sangat besar. Ibrani 3 : 6 Kristus sebagai Kepala jemaat, harus setia dahulu sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya. Sebelum Kristus ditempat kan sebagai Kepala, terlebih dahulu Ia harus setia sebagai Anak atau sebagai Hamba. Dan dalam proses Kristus sebagai Anak, Ia harus rela lahir sebagai manusia dan menjadi seorang hamba. Puncaknya: Ia harus mati di atas kayu salib sebagai korban pendamaian untuk memperdamaikan kita dengan Allah. Ini bukti Kristus setia sebagai Anak. Saudara-saudara, kalau kita lihat Matius 25 : 1 - 11 yang sanggup menyambut kedatangan Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga adalah lima gadis yang bijaksana. Dari ayat ini dapat kita ketahui ada tiga (3) sikap yang harus kita miliki, yaitu:
1. Harus bijaksana.
2. Punya pelita yang menyala dan minyak dalam buli-buli.
3. Mempunyai sumbu.
Supaya pelita tetap menyala: minyak harus cukup dan harus ada sumbu yang siap untuk dibakar, yaitu rela menderita karena melakukan firman Tuhan.1 Petrus 4 : 12 - 13 supaya pelita kita tetap menyala, harus ada kerelaan menderita bersama-sama dengan Kristus walaupun penderitaan itu seperti nyala api siksaan yang datang sebagai ujian. Namun sebagai jemaat Tuhan, kita harus tetap bersukacita sesuai dengan bagian yang telah ditentukan oleh Kristus dalam penderitaan-Nya. Ujian itu sifatnya seperti nyala api siksaan, jadi sangat bertentangan dengan keinginan daging. Tetapi sekalipun demi-kian jika kita tetap setia dan tetap hidup di dalam kebenaran, kita akan bergembira dan bersukacita pada waktu Kristus menyatakan diri dalam segala kemuliaan-Nya. Salah satu kelengkapan yang harus kita miliki adalah minyak yang cukup. MINYAK adalah lambang Roh Kudus, supaya minyak bisa tetap melimpah kita harus banyak berdoa. Kita bisa melihat salah satu contoh supaya jangan sampai kehabisan minyak. 2 Raja-raja 4 : 1 - 7 ketika penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua anaknya menjadi budak orang lain, ada dua (2) sikap yang harus dilakukan, yaitu:
*masuk ke dalam rumah dan tutup pintu **sediakan bejana-bejana.
Maka perempuan itu melakukan tepat seperti yang dikatakan Elisa kepadanya maka penuhlah seluruh bejana yang telah disediakan tersebut. Kemudian Elisa berkata kepadanya: “Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu” (ayat 7). Pertama-tama fungsi minyak: dapat membereskan segala hutang.HUTANG = berbicara hutang dosa, supaya dosa kita dibereskan harus menerima pekerjaan Roh Kudus. Minyak itu juga berbicara urapan dari Roh Kudus, kalau urapan Roh Kudus sudah turun, Ia sanggup melakukan perkara yang besar dan ajaib. Demikian juga dalam ibadah, kalau Roh Kudus sudah turun maka kita dapat merasakan kuasa Allah dinyatakan di dalam kita. Kalau kita lihat dalam ayat ini, fungsi minyak/urapan Roh Kudus itu adalah untuk membayar hutang dosa, untuk menutupi segala kekurangan dan juga untuk memelihara hidup kita. Maka supaya bejana bisa penuh dengan minyak sikap yang harus kita lakukan : masuk ke dalam kamar dan tutup pintu. Matius 6 : 6 Yesus juga mengajar murid-murid-Nya bagaimana berdoa yang benar. Yesus berkata: “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” TUTUP PINTU = berbicara “berdoa & menyembah Tuhan”, tujuannya supaya jangan terpengaruh dengan perkara-perkara yang duniawi atau keinginan-keinginan daging dan supaya jangan terpengaruh dengan dosa. Sebab kalau kita lihat Yakobus 4 : 3 ada doa yang tidak dijawab oleh Tuhan, tidak dijawab karena yang diminta (yang didoakan) itu hendak dipakai hanya untuk memuaskan hawa nafsunya sendiri. Hal ini perlu kita perhatikan dengan baik-baik supaya doa kita dijawab oleh Tuhan.
SEDIAKAN BEJANA= berbicara siapkan diri atau buka hati supaya Roh Kudus masuk dan memenuhi hidup kita. Sebab kalau Roh Kudus sudah masuk, 2 Korintus 4 : 7 firman Tuhan mengatakan kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal bukan dari diri kita lagi tetapi dari Allah. Paulus sebagai rasul Kristus, mensejajarkan dirinya seperti bejana tanah liat yang di dalamnya sudah tersimpan harta rohani, yaitu firman Tuhan dan Roh Kudus. Karena itu sekalipun ditindas, namun tidak terjepit, habis akal, namun tidak putus asa, dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, dihempaskan, namun tidak binasa (ayat 8). Inilah pekerjaan Roh Kudus di dalam hidup kita.Karena itu kalau kita lihat khusus Yohanes psl 2, ada dua (2) penampilan Kristus sebagai Kepala, yaitu:
1. Yohanes 2 : 1 - 11 = Kristus tampil sebagai Kepala dalam rumah tangga.
2. Yohanes 2 : 13 - 25 = Kristus tampil sebagai Kepala dalam bait Allah.
Ad. 1. Ketika terjadi perkawinan di Kana, ada yang disebut mempelai laki-laki, ada pemimpin pesta dan juga pelayan-pelayan. Tetapi ketika terjadi kekurangan anggur, mereka semua tidak dapat mengatasinya. Baik pemimpin pesta maupun mempelai laki-laki itu tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut. Tetapi karena Yesus ada di pesta itu, Dialah yang sanggup mengatasi masalah kehabisan anggur tersebut. Kuncinya lakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus. Karena pelayan-pelayan itu mau melakukan tepat seperti yang diperintahkan Yesus, maka Tuhan mengadakan muji-zat air menjadi anggur. Inilah mujizat pertama dan yang terbesar yang dilakukan Tuhan Yesus, dilakukan dalam rumah tangga. Anggur itu menunjuk sukacita karena Tuhan, ini modal dalam membentuk rumah tangga supaya rumah tangga itu dapat bertahan. Tidak ada seorangpun yang sanggup membuat rumah tangga nya berjalah dengan manis, kecuali Kristus. Karena itu sudah selayaknya Kristus kita tempatkan sebagai Kepala dalam rumah tangga kita.
Ad. 2. Sebagai Kepala dalam Bait Allah, Kristus yang berkuasa merombak dan membangun-nya kembali dalam tiga hari. Intinya: membawa tanda pembaharuan supaya Bait Allah itu benar-benar pada fungsinya sebagai rumah doa. Itu sebabnya ketika Tuhan Yesus melihat Bait Allah sudah berubah fungsi menjadi, Tuhan Yesus membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci. Tuhan Yesus tidak mau Bait Allah itu dijadikan sebagai tempat berdagang atau untuk mencari keuntungan. Pada zaman sekarang ini, gereja juga sudah banyak yang berubah fungsi, memang masih beribadah dan melayani tetapi tujuannya hanya untuk mencari keuntungan. Hal seperti ini tidak boleh terjadi dalam pembangunan tubuh Kristus, ibadah dan pelayanan itu harus berpusat hanya kepada Kristus. Apalagi pada saat-saat paskah, perhatian Tuhan Yesus sangat tertuju kepada Bait Suci, Ia rindu supaya kita benar-benar menempatkan Kristus sebagai Kepala jemaat.