Minggu, 20 Juni 2010

Buletin - J U N I 2010

"HARI PENTAKOSTA"

Minggu - 06 Juni 2010


Saudara-saudara, Roh Kudus dicurahkan setelah Yesus ditinggikan, yaitu setelah Ia naik ke sorga. Proses Yesus ditinggikan dimulai sejak Ia mati di kayu salib, kemudian dibangkitkan pada hari yang ketiga dan setelah itu barulah Ia nai kembali ke sorga.
Andaikata Yesus tidak mati, berarti Ia juga tidak akan pernah bangkit, dan andaikata Yesus tidak bangkit berarti Ia juga tidak akan pernah naik. Dan seandainya Yesus tidak naik ke sorga, maka Roh Kudus tidak akan pernah dicurahkan kepada murid-murid-Nya, sehingga keselamatan itu akan menjasi sia-sia saja. Yesus itu menjadi berarti bagi kita, baik sebagai Juruselamat, baik sebagai Tuhan mau pun sebagai Mempelai Pria Sorga, setelah Ia ditinggikan dengan cara naik ke sorga.

MEngapa manusia itu harus menerima Roh Kudus?

1. Supaya manusia jasmani yang mudah rapuh dan yang mudah lemah ini mendapatkan kekuatan.
Manusia itu sebenarnya terlalu rapuh dan terlalu lemath. Walau pun badannya nampak sehat, gemuk, tidak kekurangan sesuatupun, tetapi ketika diperhadapkan kepada masalah, saat itulah akan nampak bagaimana kekuatannya yang sebenarnya, benar-benar rapuh, mudah putus asa, mudah lemah.
Firman Tuhan dalam 2 Korintus 4 : 7 memperlihatkan kepada kita bagaimana keadaan manusia yang sebenarnya, tidak ubahnya seperti "bejana tanah liat" yang mudah pecah/hancur. Kalau tidak diisi dengan kekuatan yang dari Tuhan, yaitu dengan firman dan Roh Kudus, maka manusia itu lemah, mudah hancur bahkan akan putus asa.
Maka firman Tuhan dalam Zakharia 4 : 6 berkata: "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman Tuhan semesta alam." Tuhan mau supaya hidup manusia itu diisi dengan dengan kuasa Tuhan lewat firman dan Roh Kudus.
Mengapa manusia itu mudah jatuh ke dalam dosa?
jawabannya: karena manusia itu dibentuk dan diciptakan dari debu tanah (Kejadian 2 : 7).
Ketika Tuhan menciptakan di taman Eden, manusia itu memang segambar dan serupa dengan ALlah, bahkan dibentuk langsung dengan tangan-Nya. Namun walaupun manusia itu segambar dengan Tuhan ALlah, tetapi karena berasal dari debu tanah, manusia itu terlalu mudah jatuh ke dalam dosa. Perempuan itu terlalu mudah digoda oleh ular, mereka tidak mengingat firman yang telah dikatakan Tuhan ALlah.
Untuk itulah firman Tuhan datang kepada kita dan mengatakan bahwa bukan karena keperkasaan dan bukan pula karena kekuatan secara manusia, tetapi harus dengan Roh Tuhan. Sekali pun manusia itu sama seperti bejana tanah liat yang mudah pecah dan mudah hancur, tetapi jika hidup kita sudah diisi dengan harta rohani, yaitu dengan firman dan Roh Kudus, maka hidup kita akan menerima kuasa, diberi kekuatan untuk menolak dosa, diberi kekuatan untuk mengatasi segala masalah, dan diberi kuasa supaya tetap bersama dengan Tuhan. Manusia yang rapuh dan lemah kalau sudah diisi dengan firman dan Roh Kudus, akan menjadi kuat, tidak mudah goyah dan tidak akan meninggalkan Tuhan walau sedang dalam penderitaan.
Buktinya 2 Korintus 4 : 8 - 9:
- walau ditindas, namun tidak terjepit
- walau habis akal, namun tidak putus asa
- walau dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian
- walau dihempaskan, namun tidak binasa


Saudara-saudara, pada zaman akhir ini, yaitu menjelang kedatangan Tuhan Yesu yang kedua kali, akan datang masa-masa yang sukar (lihat 2 Timotius 3 : 1 - 4). Manusia akan mengalami banyak pencobaan atau penderitaan bagaikan beban yang menindas hidup manusia sehingga manusia itu bisa putus asa dan habis akal. Tetapi kalau hidup kita ini sudah diisi dengan firman Tuhan dan dengan Roh Kudus, tidak akan putus asa dan tidak akan habis akal, selalu ada pertolongan dari Tuhan. Bahkan sekali pun sedang mengalami penganiayaan, tetap merasa tidak ditinggalkan sendirian, dan sekalipun dihempaskan namun tidak akan binasa. Biasanya kalau bejana tanah liat dihempaskan ke tanah, pasti akan pecah dan hancur, tetapi kalau hidup kita sudah diisi dengan harta rohani yang berasal dari Tuhan, sekalipun masalah itu datang bertubi-tubi, hidup kita tidak akan pernah hancur. Mengapa? sebab sudah diisi dengan kuasa Tuhan. Haleluya

2. Supaya kita tahu apa yagn telah dikaruniakan Tuhan kepada kita.

Firman Tuhan dalam 1 Korintus 2 : 10 - 12 berkata: "Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari ALlah, supaya kita tahu, apa yagn dikaruniakan ALlah kepada kita."
Jadi Roh Kudus yang dicurahkan di dalam hidup kita bekerja supaya kita tahu apa yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita, supaya kita bisa mengerti akan janji Tuhan, bukan hanya tentang berkat-berkat jasmani saja tetapi terlebih lagi tentang keselamatan. Roh Kudus yang berasal dari ALlah itu bekerja untuk menyatakan betapa besarnya dan betapa mahalnya keselamatan itu.
Pada zaman sekarang ini banyak orang tidak menyadari akan kasih karunia Tuhan yang begitu besar ini. Efesus 5 : 17 firman Tuhan mengingatkan supaya kita jangan menjadi bodoh, sebagai jemaat Tuhan, kita harus mengerti apa yang sudah menjadi kehendak Tuhan supaya kita dapat melakukannya dengan baik. Misalnya: tidak boleh mabuk oleh anggur, sebab anggur (=minuman keras) itu menimbulkan hawa nafsu yang membawa manusia itu terjebak ke dalam dosa. Hanya zaman sekarang ini banyak orang Kristen menganggap sepele akan hal ini, mereka merasa tidak apa-apa kalau mabuk dengan minuman keras, bahkan mereka merasa tidak dosa sekali pun mabuk oleh minuman keras yang memabukkan. Mengapa? sebab mereka tidak mengerti akan firman Tuhan. Karena itu orang yang bodoh tidak mungkin bisa mengerti apa yang telah dikaruniakan Tuhan kepadanya. Bahkan mereka tidak akan sadar bahwa tanpa Tuhan hidup manusia itu tidak ada bedanya dengan bejana tanah liat yang mudah hancur dan mudah pecah. Manusia itu bisa menjadi berguna dan berharga dimata Tuhan hanya apabila sudah diisi dengan kuasa Tuhan lewat firman dan Roh Kudus-Nya.

3. Roh Kudus itu membuat supaya kita mengerti nubuat firman Tuhan yang telah dinubuatkan dalam Alkitab.
Nubuat-nubuat dalam kitab suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak diri sendiri, tidak boleh ditafsir dengan ilmu pengetahuan, tetapi harus oleh Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus, biasanya manusia itu akan memakai akal dan pikirannya sendiri untuk menanggapi firman Tuhan, orang yang seperti ini tidak mungkin bisa mengerti nubuat firman Tuhan, justru mereka akan tersesat dan mengikuti kehendak diri sendiri.
Saudara-saudara, dalam Matius 24 ada empat (4) nubuat besar yang telah dikatakan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya, yaitu: tanda tentang keagamaan (=munculnya nabi-nabi palsu yang menyesatkan), tentang politik dunia (yang semakin kacau, tidak terkendali), tentang bencana alam (yang akan terjadi menimpa dunia ini) dan tentang keadaan masyarakat dunia menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.
Dan khusus dalam Matius 24 : 1 - 2 Tuhan Yesus telah menubuatjkan tentang bangunan-bangunan Bait ALlah yang di Yerusalem bahwa "tidak ada satu batupun yang dibiarkan terletak diatas batu yang lain." Ini adalah satu nubuatan penting yang harus kita ketahui, yang akan digenapi menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Memang pada tahun 70 sesudah Masehi, Bait ALlah yang di Yerusalem itu sudah pernah dihancurkan oleh Jenderal Titus, tetapi ini belum puncak penggenapan friman nubuat tersebut, sebab pada tahun 300 sesudah Masehi ratu Helena yang bertobat kepada Tuhan membangun kembali bait ALlah tersebut. Dan sampai sekarang Bait ALlah yang di Yerusalem itu sedang diusahakan supaya dibangun kembali dan mata dunia sedang tertuju kesana.
Tetapi sebagai jemaat Tuhan apalagi sebagai hamba Tuhan, kita harus tahu bahwa puncak penggenapan firman nubuat itu akan terjadi menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, yaitu pada saat antikristus diijinkan untuk sesaat lamanya berkuasa di bumi, saat itulah Bait Allah yang di Yerusalem akan dihancurkan, sampai tidak ada satu batu pun yang dibiarkan berdiri di atas batu yang lain. Dan bangsa Israel sendiri akan dikelilingi oleh musuh-musuh dan akan mengalahkan bangsa mereka. Tetapi pada saat mereka kalah itu, mereka akan berseru-seru kepada Tuhan dan memanggil Mesias supaya turun memberikan pertolongan, dan Tuhan Yesus sendiri yang adalah Mesias yang sedang dinanti-nantikan, akan turun untuk memberikan pertolongan kepada umat-Nya. Sehingga tergenapilah firman Tuhan dalam Roma 11 : 26 yang mengatakan: "Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan." mengapa? sebab mereka adalah umat kepunyaan Tuhan, bangsa pilihan Tuhan yang mau berseru-seru kembali memanggil nama Yesus dan mengakui bahwa Yesus itulah Mesias yang sanggup memberi pertolongan.

Firman Tuhan itu harus kita mengerti dan harus menjadi praktek hidup sehari-hari.



“PEKERJAAN ROH KUDUS”

Minggu - 13 Juni 2010


Puji Tuhan!
Oleh karena kemurahan Tuhan yang telah memberikan kesempatan bagi kita untuk mendengar dan menikmati firman pengajaran-Nya. Saat ini kita masih dalam suasana Pentakosta, saat di mana Roh Kudus pernah dicurahkan ketengah-tengah dunia ini untuk menyertai umat-Nya. Dan oleh Roh Tuhan itulah kita beroleh kesempatan dipersekutukan dengan Tuhan supaya berhak mendapatkan segala janji Tuhan. Sebab sesungguhnya sebelum Roh Kristus Kristus , yaitu Roh Kudus diam di dalam diri manusia, maka sebenarnya manusia itu masih hidup tanpa Tuhan dan tanpa keselamatan, bahkan ia tidak layak disebut sebagai milik Kristus.

Efesus 2 : 11 - 13
menjelaskan keadaan kita yang sebenarnya sebelum Kristus tinggal di dalam kita:

-tidak termasuk kewargaan Israel

- tidak mendapat bagian dalam ketentuan-
ketentuan yang dijanjikan.
- tanpa pengharapan dan tanpa Allah


Itu sebabnya pusat keselamatan kita adalah Kristus.
Karena itu ada satu pertanyaan penting yang harus kita ketahui: siapakah yang dapat membawa kita masuk ke dalam Kristus? Jawabannya adalah Roh Kudus. Dijelaskan dalam Efesus 2 : 17 - 18 lewat korban Kristus dan oleh satu Roh kita telah beroleh jalan masuk kepada Bapa. Jadi Roh Kudus itulah yang menggiring supaya kita bisa masuk ke dalam Kristus sehingga kita bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan menjadi kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.
Namun pertama-tama yang membuka jalan bagi kita supaya bisa masuk ke dalam Kristus adalah lewat salib, yaitu lewat kematian dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Sebab setelah Yesus bangkit, Ia telah naik ke sorga supaya Roh Kudus itu dicurahkan. Jadi sebenarnya kalau Tuhan memberikan Roh Kudus-Nya kepada kita ada maksud dan tujuannya, yaitu supaya berkat Abraham bisa turun kepada kita. Galatia 3 : 14 firman Tuhan berkata: “Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.”
Banyak orang menafsirkan berkat Abraham itu hanya berfokus kepada berkat-berkat lahiriah saja, sebenarnya bukan. Kita harus tahu, fokus berkat Abraham itu bukan hanya berkat-berkat jasmani saja, tetapi lebih lagi kepada perkara-perkara yang Rohani, yaitu keselamatan yang sampai kepada bangsa kafir. Jadi berkat yang dijanjikan Tuhan lewat Abraham supaya sampai kepada bangsa-bangsa lain adalah berkat rohani, termasuk Roh Kudus yang akan dicurahkan kepada setiap orang yang mau menerima Tuhan Yesus dengan benar dan percaya bahwa hanya lewat Yesus saja ada keselamatan.
Maka jelas yang bisa membawa kita supaya berhak mendapat berkat Abraham ini hanya lewat Kristus, yaitu oleh Roh Kudus-Nya yang mampu memberikan iman kepada kita semua.
Galatia 3 : 1 - 5 menjelaskan tanpa Injil tidak ada seorang pun yang bisa menerima Roh Kudus. Dan kalau kita lihat dalam Galatia 3 : 1 - 5 ini ada dua (2) hal penting yang harus kita ketahui, bahwa :

1. untuk menerima Roh Kudus, harus di dasari oleh pemberitaan Injil.
2. untuk mengalami mujizat, juga harus di dasari oleh pemberitaan Injil.


Maka tidak heran di mana saja Injil diberitakan, di situ juga Tuhan menyatakan kuasa dan mujizat-Nya yang luar biasa. Sedangkan pemberitaan Injil itu sendiri intinya adalah pemberitaan tentang keselamatan yang dikerjakan Yesus lewat kematian dan kebangkitan-Nya. Kita diperdamaikan dengan Bapa hanya oleh korban Kristus di kayu salib.
Karena itu sebagai jemaat Tuhan, kalau datang kepada Tuhan jangan hanya mencari kuasa atau mujizat, tetapi fokuskan dirimu untuk menerima firman Tuhan. Kita bisa melihat Abraham sebagai contoh, setelah ia dipanggil Allah ada tiga (3) tindakan yang dilakukan Abraham, yaitu mau mendengar dengan baik, ia percaya kepada Allah dan mau melakukan kehendak Allah itu dengan taat dan setia. Maka kalau kita lihat dalam Kejadian 12 ada tiga hal yang ditinggalkan Abraham, yaitu negerinya, rumah bapanya dan sanak saudaranya. Ini semua berbicara perkara-perkara yang lahiriah yang harus ditinggalkan untuk memperoleh janji Allah.
Demikian juga berlaku kepada kita sekarang, supaya kita layak menerima berkat Abraham, kita juga harus memiliki sikap seperti Abraham:
- kita harus mendengar firman Tuhan
- kita harus percaya akan janji Tuhan
- kita harus melakukan kehendak Tuhan

Tetapi ingat, kalau percaya kepada Tuhan hanya dalam perkara-perkara yang lahiriah saja, dan kalau mengukur seseorang hanya dengan berkat-berkat jasmani, ini adalah prinsip yang salah. Semua hal-hal yang jasmani stu sifatnya hanya sementara saja dan ini hanya berbciara yang kelihatan saja, suatu saat akan diserahkan kepada Iblis dan kepada antikris. Perjalanan rohani kita sekarang sedang diarahkan bukan kepada perkara-perkara yang duniawi, tetapi untuk memperoleh perkara-perkara yang rohani. Filipi 3 : 3 - 9 Rasul Paulus setelah dipanggil menjadi rasul Kristus, pengenalan akan Kristus itu lebih tinggi nilainya dan lebih mulia dari segala yang ada di dunia ini, bahkan ia menganggapnya sampah. Prinsip Paulus: apa yang dahulu merupakan keuntungan sekarang dianggap rugi karena Kristus.”
Jadi arti iman yang sesungguhnya adalah ada kerelaan meninggalkan perkara-perkara yang lahiriah untuk mengerjar perkara-perkara yang rohani. Sebab Tuhan itu adalah Tuhannya orang-orang yang mau mencari perkara-perkara yang rohani, bukan Tuhannya orang-orang yang hanya mencari perkara-perkara lahiriah saja. Sebab kalau kita sudah mencari perkara-perkara yang rohani, maka Tuhan tidak akan malu kita sebut sebagai Tuhan. Sebaliknya Tuhan itu akan malu kalau orang-orang yang berfokus kepada perkara-perkara yang lahiriah itu menyebutkan nama Tuhan.
Ibrani 11 : 16
menjelaskan orang-orang yang hidup di dalam iman itu merindukan tanah air yang lebih baik yaitu tanah air sorgawi. Tanah air sorgawi itu adalah kota yang mempunyai dasar, yang dirancang dan direncanakan oleh Allah sendiri.
2 Korintus 4 : 18 firman Tuhan menjelaskan perkara-perkara yang lahiriah itu adalah yang kelihatan, sedangkan perkara yang rohani itu tidak kelihatan tetapi sifat nya kekal. Makanya Tuhan tidak mau kalau umat Tuhan itu percaya kepada tetapi hanya dalam perkara-perkara yang lahiriah saja. Tuhan mau membawa kita supaya mempunyai iman, mampu percaya kepada Tuhan walau pun belum kelihatan.
Roma 1 : 21 - 23 bangsa Israel pernah menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat. Mengapa? sebab mereka sudah tidak percaya lagi kepada Tuhan, mereka tidak lagi berharap kepada Tuhan.
Maka supaya kita layak masuk ke dalam sorga yaitu ke rumah Bapa, layak disebut warga kerajaan sorga, lebih dahulu kita harus mau meneladani sikap Abraham, yang rela meninggalkan negerinya, rumah bapanya dan sanak saudaranya. Kita harus tahu ke mana arah gerak kepengikutan kita, kepada Tuhankah atau kepada dunia? Kalau kepada Tuhan, maka hati kita kita akan terikat kepada Tuhan, sebaliknya kalau kepada dunia maka hati kita juga akan terikat dunia. 1 Korintus 15 : 50 mengatakan bahwa darah daging tidak mendapat bagian dalam kerajaan sorga, dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak dapat binasa. Jadi supaya hati kita condong kepada Tuhan: harus ada kerelaan untuk berkorban dengan sukarela dan tulus ikhlas (1 Tawarikh 29 : 19). Sebab yang telah kita korbankan itu mengikat hati kita kepada Tuhan.



“MEMANDANG SALIB KRISTUS”

Minggu - 20 Juni 2010


Saudara-saudara, bangsa Israel ketika diperbudak di Mesir selama empat ratus tiga puluh tahun, tidak ada seorang pun yang bisa keluar dari tangan Firaun dan tidak ada seorang pun yang bisa melepaskan diri dari perbudakan. Kecuali karena dipaksa dengan tangan yang kuat, Tuhan Allah menghukum Mesir dengan sepuluh tulah, setelah itu barulah bangsa Israel bisa bebas dari perbudakan.
Maka kalau kita lihat dalam Keluaran 15 : 1 - 21 setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, barulah mereka bisa mengekspresikan sukacita mereka dengan nyanyian sebagai tanda kelepasan. Musa dan bangsa Israel menyanyikan bahwa Tuhan itu tinggi luhur, penuh kuasa sehingga kuda dan penunggang-penungganya dilemparkan ke laut.
Perjalanan bangsa Israel ini merupakan gambaran perjalanan gereja Tuhan di akhir zaman, yang telah dibebaskan dari perbudakan dosa oleh karena korban Kristus. Sama seperti bangsa Israel tidak ada seorang pun yang bisa melepaskan diri dari perbudakan, demikian juga tidak ada seorang pun yang bisa melepaskan dirinya dari perbudakan dosa mau pun dari cengkraman iblis kecuali oleh korban Kristus yang telah mati di kayu salib. Bagi kita sekarang, tanda kelepasan itu dimulai dari sejak kita menerima korban Kristus yang menebus dan yang memperdamaikan kita dengan Bapa di sorga. Seperti bangsa Israel yang bebas dari perbudakan Mesir oleh tanda darah, demikian juga kita telah dibebaskan baik dari dosa mau pun dari cengkraman Iblis, juga oleh tanda darah, yaitu darah Kristus.

Dan setelah kita dibebaskan dari perbudakan dosa, langkah selanjutnya yang harus kita lakukan adalah kita harus:
- percaya yang benar, artinya percaya harus karena didorong oleh firman Tuhan
- bertobat yang benar, artinya harus karena kesadaran setelah menerima firman Tuhan
- dibabtis yang benar yaitu dengan air dan Roh bukan karena paksaan dan bukan karena
aturan dan peraturan.


Tetapi sebenarnya perjalanan kita tidak cukup sampai di sini saja, harus ditingkatkan lagi sampai dikuduskan dan disempurnakan supaya sama seperti Yesus. Sebab sekali pun kita sudah dibebaskan dari kutuk dosa dan dari cengkraman iblis, perjalanan kita tidak boleh terhenti sampai di sini saja, tetapi harus terus dilanjutkan, kita harus tetap setia mengikuti dan melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Mengapa kita harus tetap setia?
Sebab kalau kita lihat kembali perjalanan bangsa Israel, setelah mereka berjalan selama tiga hari dari Mesir ke padang gurun sambil menyanyikan nyanyian pujian kepada Tuhan, dalam Keluaran 15 : 22 - 26 sampailah mereka ke Mara. Tetapi ketika mereka haus akan air, mereka tidak dapat meminum air karena pahit rasanya. Kalau dalam ayat sebelumnya mereka yang tadinya mengatakan: “Tuhan itu tinggi luhur” sekarang sudah berubah mereka mengatakan: “Apakah yang harus kami minum?” mereka mengatakannya sambil bersungut-sungut kepada Musa.
Jadi kepahitan itu menjadi masalah besar sebab banyak dari antara mereka yang tidak tahan sehingga mendatangkan sungut-sungut. Mereka yang tadinya bersukacita dan memuji Tuhan, kepahitan hidup merubah nyanyian itu menjadi sungut-sungut.
Berbeda dengan Musa, sekali pun seluruh bangsa Israel itu bersungut-sungut kepada Musa, Musa tidak terpengaruh, yang dilakukan Musa justru berseru-seru kepada Tuhan memohon petunjuk (Keluaran 15 : 25). Maka Tuhan menunjukkan kepadanya “sepotong kayu” supaya melemparkan kayu itu ke dalam air yang pahit rasanya, lalu air itu pun menjadi manis rasanya sehingga seluruh bangsa Israel dapat meminum air yang di Mara tersebut.
Perjalanan bangsa Israel selama “tiga hari” ini menggambarkan perjalanan kepengikutan kita kepada Tuhan Yesus yang disertai dengan “memikul salib”, artinya harus ada kerelaan walau menderita tetapi harus tetap setia mengikut Yesus.
Sedangkan SEPOTONG KAYU = menggambarkan SALIP KRISTUS yang dikerjakan lewat kematian dan kebangkitan-Nya.
Mengikut Yesus ada harga yang harus dibayar, yaitu harus mau menderita. Setiap orang yang mau memandang kepada salib Kristus dan percaya bahwa salib itu adalah sumber pengharapan, maka sepahit apapun penderitaannya, separah apapun penyakitnya, Tuhan Yesus pasti akan memberi pertolongan. Oleh salib Kristus penderitaan yang pahit pun bisa menjadi manis. Mengapa? sebab bagi kita salib Kristus itu adalah sumber pengharapan dan sumber pertolongan. Ingat Filipi 1 : 29 firman Tuhan telah mengatakan bahwa kepada kita dikaruniakan bukan hanya untuk percaya saja, tetapi juga untuk menderita untuk Kristus. Menderita = memikul salib, tetap memandang kepada salib Kristus yang menjadi sumber pertolongan.
Untuk itu dalam Lukas 9 : 23 Tuhan Yesus mengatakan: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Kalau Tuhan Yesus memikul salib hanya satu kali saja, tetapi kita memikul salib tidak cukup hanya satu kali saja tetapi harus setiap hari. Itu sebabnya di atas telah dikatakan, bahwa orang Kristen yang benar itu tidak cukup kalau hanya percaya, bertobat dan dibabtis, harus ditingkatkan terus dengan cara mengikuti dan melakukan segala kehendak Tuhan dengan taat dan setia sampai berhasil memperoleh segala janji-janji Tuhan.
Memandang salib Kristus = ini juga berbicara ada sikap menyalibkan daging dengan segala keinginannya. Hal ini bisa kita lihat dengan jelas dalam Galatia 5 : 24 firman Tuhan menjelaskan bahwa setiap orang yang ingin menjadi milik Kristus Yesus, ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu: ia harus mampu menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Bagaimana caranya supaya kita mampu menyalibkan segala keinginan daging? Galatia 5 : 25 firman Tuhan memberi solusi, yaitu: kita harus hidup oleh Roh Kudus dan juga harus dipimpin oleh Roh Kudus.

Kolose 3 : 5 - 9 praktek menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya:

1. Mematikan segala sesuatu yang duniawi, seperti percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan (ayat 5 - 6).
2. Membuang marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulut (ayat 8).
3. Menanggalkan manusia lama & kelakuannya (ayat 9).


Setelah kita berhasil mematikan segala sesuatu yang duniawi, membuang yang ada di dalam hati dan menanggalkan manusia lama, barulah kita layak “mengenakan manusia baru” yang terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya (ayat 11 ).
Karena itu sebagai jemaat Tuhan, kita harus meneladani sikap rasul Paulus: kemegahan kita tidak ada selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus. Mengapa? sebab oleh salib itu dunia telah disalibkan bagi kita dan kita bagi dunia (Galatia 6 : 14). Maka sekali pun penderitaan itu pahit rasanya dan sekali pun engkau sedang memikul salib, tetaplah pandang salib Kristus yang sanggup memberi jalan keluar. Tuhan sanggup mengubah perjalanan hidupmu yang pahit menjadi manis, sehingga dapat mengucap syukur kepada Tuhan. Kalau orang lain bersungut-sungut tetapi kita tidak, kalau orang lain putus asa tetapi kita tetap punya pengharapan, bahkan kalau pun orang lain rela meninggalkan Tuhan tetapi kita tetap setia kepada Tuhan. Roma 8 : 10 - 11 jika Kristus ada di dalam kita, kita akan dihidupkan kembali oleh Roh. Sama seperti Yesus yang dibangkitkan dari antara orang mati oleh Roh, demikian juga kita akan dibangkitkan, kita akan mengalami seperti yang dialami oleh Tuhan Yesus. HALELUYA...........!!!!!!!!!!!!



“MEMANDANG SALIB KRISTUS”

Minggu - 27 Juni 2010


Saudara-saudara, menjadi orang percaya tidak sulit, menjadi orang yang bertobat tidak begitu sulit, demikian juga untuk dibabtis tidaklah begitu sulit, sebab semua itu telah dikerjakan oleh kasih karunia Tuhan.
Tetapi yang menjadi masalah adalah bagaimana kita sebagai jemaat menanggapi dan mengerjakan kasih karunia dan keselamatan yang telah dikerjakan Tuhan ditengah-tengah kehidupan kita. Sebagai jemaat Tuhan, kita harus menghargai dan mengerjakan kasih karunia itu dengan cara: TAAT & SETIA melakukan apa yang telah menjadi kehendak Tuhan, yaitu dengan beribadah dan melayani dengan sungguh-sungguh.

Dan salah satu kehendak Tuhan dalam hidup kita adalah: kita harus mampu menyangkal diri dan menyalibkan segala keinginan daging. Sebagaimana telah dikatakan dalam Galatia 5 : 24: “Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.”
Dari ayat firman Tuhan ini dapat kita lihat bahwa yang layak disebut sebagai milik Kristus Yesus adalah mereka yang sudah berhasil menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Yaitu: yang tidak lagi menuruti keinginan diri sendiri, tidak mengikuti keinginan hati, melainkan menuruti kebenaran firman Tuhan, seluruh hidupnya benar-benar dipimpim dan dikuasi oleh Tuhan. Kehendak Tuhan dalam hidup kita bukan hanya percaya percaya begitu saja, bukan hanya sekedar beribadah atau melayani begitu saja, tetapi harus karena didorong oleh kasih.
Dan pada minggu yang lalu kita juga sudah melihat, bahwa arti menyalibkan segala keinginan daging itu sama dengan memandang kepada salib Kristus, dimana Kristus telah mati dan dibangkitkan untuk menghapus segala dosa-dosa manusia. Sama seperti Kristus telah disalibkan karena dosa manusia, demikian juga daging dengan segala keinginannya harus disalibkan.
Tetapi yang dimaksud "disalibkan" disini bukan tubuh secara jasmani disalibkan dikayu salib melainkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, itulah yang harus disalibkan = dimatikan keinginannya
Mengapa harus disalibkan?
supaya segala keinginan daging ini bisa dimatikan. Karena kalau keinginan daging ini tidak disalibkan, maka keinginan daging ini akan terus menggoda supaya berbuat dosa sehingga manusia tidak lagi memperhatikan firman Tuhan.
Kalau Kristus disalibkan karena dosa manusia, demikian juga kita menyalibkan daging dengan segala hawa nafsunya supaya kita jangan lagi dikuasai oleh dosa.
Kalau kita lihat kembali perjalanan bangsa Israel setelah mereka keluar dari Mesir, mereka memang sudah lepas dari tangan Firaun yang selama ini memperbudak mereka, tetapi di tengah jalan timbul masalah-masalah besar yang membuat Tuhan Allah murka dan banyak dari antara mereka yang ditewaskan ditengah jalan. Apa penyebabnya? karena mereka tidak mampu menyalibkan hawa nafsu dan keinginan mereka.

1 Korintus 10 : 1 - 11 firman Tuhan mengangkat perjalanan bangsa Israel itu sebagai contoh untuk memperingatkan gereja di akhir zaman. Sekali pun sudah melihat perbuatan tangan Tuhan yang luar biasa bahkan sekali pun sudah mengalami mujizat-mujizat, tetapi di tengah jalan mereka tidak setia kepada Tuhan Allah.
- Mereka menjadi penyembah-penyembah berhala,
- mereka melakukan percabulan,
- mereka mencobai Tuhan
- bahkan mereka juga bersungut-sungut kepada Tuhan.
Inilah yang membuat sehingga Tuhan mengijinkan mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Jadi hal ini sengaja dituliskan kembali sebagai contoh untuk memperingatkan kita supaya kita jangan sampai meniru perbuatan-perbuatan yang telah mereka lakukan. Firman Tuhan dalam 1 Korintus 15 : 19 menerangkan kalau kita percaya kepada Kristus hanya dalam hal-hal lahiriah saja, firman Tuhan mengatakan akan menjadi orang yang paling malang dari antara semua manusia. Dikatakan disini menjadi orang “yang paling malang dari antara semua manusia”, jadi sekali pun engkau orang yang paling kaya, punya jabatan atau pangkat yang tinggi, dan sekali pun engkau paling dihormat oleh manusia, tetapi kalau percaya kepada Tuhan hanya dalam hal-hal pahiriah saja, firman Tuhan mengatakan engkau adalah orang yang paling malang dari antara semua manusia.

Mengapa kita harus tetap memandang kepada salib Kristus?
Sebab “TANDA SALIB” ini adalah tanda yang tidak pernah hilang dari diri Tuhan Yesus, tanda salib ini masih tetap menjadi tanda sampai Ia naik ke sorga, bahkan sampai kepada pesta kawin Anak Domba. Yesus sendiri setelah naik ke sorga tidak melepaskan tanda salib tersebut, Ia disebut sebagai “Anak Domba yang telah disembelih” = ini menunjuk kepada tanda salib dimana Yesus pernah disalibkan di bukit Golgota sebagai korban untuk menghapus segala dosa-dosa kita. (Wahyu 5 : 6, 9).
Itulah sebabnya, kita sebagai jemaat Tuhan, kita juga harus tetap memandang kepada salib Kristus supaya kita mampu menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Apalagi untuk menjadi mempelai perempuan Kristus, tanda salib itu harus ada pada kita supaya layak masuk ke dalam pesta kawin Anak Domba. Jika Kristus sebagai Mempelai Pria sorga masih memiliki tanda salib, demikian juga kita sebagai mempelai perempuan Kristus harus memiliki tanda salib.
Roma 8 : 6 mengatakan bahwa keinginan daging adalah maut, setiap orang yang masih tetap mengikuti keinginan dagingnya masih tetap menjadi seteru Allah. Mengapa? karena keinginan dagingnya itu ia tidak takluk kepada hukum Allah. Jadi statusnya jelas: selama manusia itu tidak menyalibkan keinginan dagingnya, ia masih menjadi musuh Tuhan dan tidak mungkin bisa berkenan. Sehingga walau pun diberi firman, walau pun diberkati, walau pun badannya sehat, tetapi tetap saja hidupnya menjadi musuh Tuhan.

Karena itu firman Tuhan telah mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang melepaskan diri dari dosa kecuali oleh oleh kuasa Tuhan lewat darah, oleh firman dan Roh Kudus-Nya.

Firman Tuhan memberi jalan keluar supaya kita mampu menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya: kita harus hidup oleh Roh. Firman Tuhan dalam Roma 8 : 13 “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.” Jadi jelas jika kita sudah hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh, barulah kita bisa dimerdekakan dari hukum dosa, kita akan hidup. Atau dengan kata lain: “kita akan mampu memandang salib Kristus.”
Kalau kita sudah hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh, barulah kita layak disebut sebagai “anak-anak Allah” yang memiliki cara hidup yang benar. Dan karena kita sudah hidup oleh Roh Kudus, maka kita tidak akan menerima roh perbudakan yang membuat orang menjadi takut. Roh perbudakan itulah yang sering menyeret orang ke dalam dosa, roh perbudakan itulah yang membuat hidup manusia jauh dari Tuhan.

Cara hidup orang yang tetap menurut daging:
- tetap berseteru dengan Allah
- tidak takluk kepada hukum Allah
- tidak berkenan kepada Allah
- akan mati (masuk ke dalam api neraka)


Tetapi jika kita sudah hidup menurut Roh:
-sudah bebas/dimerdekakan dari hukum maut
- beroleh hidup dan damai sejahtera.
- kita menjadi milik Kristus yang berhak menerima janji-janji Allah.
- kita akan dipermuliakan bersama dengan Kristus.


Roma 8 : 16 - 17
menjelaskan jika kita sudah dipimpin oleh Roh Kudus, Roh itulah yang akan bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah “anak-anak Allah” yang menjadi ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerima nya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita telah menderita bersama-sama dengan Kristus, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya yang kekal.
Janji Allah kepada bangsa Israel: akan masuk ke tanah Kanaan yang menjadi milik pusaka yang limpah dengan susu dan madunya.
Sedangkan janji Tuhan kepada kita: akan masuk ke dalam sorga bersama-sama dengan Kristus selama-lamanya.
Bahkan khusus gereja Tuhan yang telah dikuduskan dan disempurnakan akan dijadi kan menjadi sidang mempelai perempuan Kristus, akan dibawa masuk ke dalam pesta kawin Anak Domba. Haleluya......!!!!!!!!!!1