Kamis, 12 Agustus 2010

BULETIN AGUSTUS

“BERJALAN DALAM SALIB KRISTUS”

Minggu, 01 Agustus '10


Supaya kita bisa berjalan di jalan salib:

- harus mampu menyangkal diri dengan cara mematikan segala keinginan/tabiat daging ataupun keinginan diri sendiri
- kita harus tetap memandang kepada Kristus sebagai teladan yang lebih dahulu memikul salib.

Saudara-saudara, dalam Alkitab berita tentang “jalan salib” adalah berita yang paling penting, jauh sebelum Yesus datang ke dunia ini berita tentang kematian Yesus sudah dinubuatkan. Kalau bukan berita yang paling penting, maka tidak mungkin semua nabi bernubuat tentang kematian Yesus. Jalan salib adalah jalan yang telah ditentukan Allah sebagai sarana untuk membebaskan kita dari dosa dan untuk menyelamatkan kita dari maut.

Maka bagi kita yang mau berjalan dalam jalan salib, salib itu bukan hanya lambang saja, bukan hanya cerita dongeng saja, tetapi berbicara tantang pengalaman hidup dan perjalanan hidup.

Tuhan Yesus sendiri telah berkata: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Lukas 9 : 23). Jadi jelas, salib itu bukan hanya lambang tetapi berbicara perjalanan hidup, mau berbuat dan melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Walau pun dalam jalan salib itu harus mengalami banyak penderitaan, kita tidak boleh mundur.
INGAT....!! mundur dari jalan salib berarti:

- sudah mundur dari Tuhan
- sudah lepas dari pemeliharaan Tuhan
- tidak layak memperoleh keselamatan


Walau pun masih beribadah bahkan masih melayani Tuhan, mungkin masih berpredikat pendeta, tetapi kalau tidak mau berjalan dalam jalan salib, sesungguhnya ia sudah keluar dari kehendak Tuhan, bagaikan ranting yang telah menjadi kering. Setiap orang yang tidak mau berjalan dalam jalan salib, ia belum bisa disebut sebagai milik Kristus.
1 Korintus 15 : 1 - 4 firman Tuhan begitu tegas mengatakan: berita yang sangat penting telah disampaikan kepada banyak orang, yaitu bahwa Kristus telah mati di kayu salib karena dosa-dosa kita, bukan karena dosa-Nya. Karena itu dikatakan bahwa berita tentang kematian Tuhan Yesus ini disebut sebagai berita yang sangat penting yang sesuai dengan kitab suci.
Kalau dikatakan berita tentang salib itu sesuai dengan kitab suci, itu berarti bahwa berita tentang kematian Tuhan Yesus itu tidak perlu diragukan lagi, Tuhan Yesus telah mati di kayu salib, telah dikuburkan dan telah dibangkitkan pada hari yang ketiga. Semua berita tentang kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus adalah benar adanya.

Karena itu sebagai jemaat Tuhan mau pun sebagai hamba Tuhan, kita tidak perlu meragukan tentang kematian Tuhan Yesus, dan jangan sampai menolak apabila engkau sedang dalam penderitaan. Kalau itu datangnya dari Tuhan dan bukan karena dosa atau pelanggaranmu, terimalah dengan sukacita dan jangan mengelak. Jalani semua dengan baik, dengan penuh kasih, maka Tuhan akan turut serta dalam kehidupanmu, Ia tidak akan meninggalkan engkau tetapi akan menyertai hidupmu.

Galatia 2 : 19 - 20 Paulus sebagai rasul Kristus mengaku telah disalibkan dengan Kristus, caranya: mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat. Setelah itu: sekarang ia hidup tidak lagi karena dirinya sendiri, bukan lagi karena kekuatannya sendiri, bukan lagi karena kepintarannya sendiri, tetapi benar-benar Kristus telah hidup di dalam dirinya. Ini suatu pengakuan yang sangat luar biasa, sebab tidak banyak orang mau disalibkan dengan Kristus, tidak banyak orang yang mau menderita karena mengikut Kristus, justru kebanyakan orang ingin diberkati, ingin kaya, ingin sukses, ingin dikatakan orang hebat, mereka lupa mereka tidak mampu berbuat apa-apa tanpa seijin Tuhan. Tetapi Paulus dengan rendah hati mengatakan: aku telah disalibkan dengan Kristus.
Setiap orang yang mau berjalan dalam jalan salib, hidupnya sudah tersembunyi di dalam Allah, bukan ia sendiri lagi yang nampak tetapi Kristus yang nampak. Jika kita mau berjalan dalam jalan salib, maka Kristuslah yang bekerja untuk memberikan kekuatan. Sehingga sekali pun penderitaan itu berat, tetapi kita dapat menjalaninya dengan baik.

Seperti dikatakan dalam Filipi 1 : 21 “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Jika Kristus sudah hidup di dalam kita, maka:

- Yesus yang di dalam kita itulah yang akan mencukupkan segala keperluan kita.
- Yesus yang ada di dalam kita itulah yang akan menyelesaikan segala masalah kita, yang menyembuhkan segala sakit.
- Yesus yang di dalam kita itulah yang akan memberi kekuatan supaya kita mampu mengalahkan segala dosa dan segala tabiat daging.


Dan jika Kristus sudah hidup di dalam kita, firman Tuhan mengatakan mati pun adalah keuntungan. Mengapa? sebab sudah jelas masuk dalam sorga, dianggap layak masuk ke dalam kerajaan Allah.
Jadi kalau ada orang yang bertanya ”Mengapa Tuhan sengaja membawa kita berjalan dalam jalan salib?” jawabannya supaya kita tetap sadar bahwa:

- tanpa Tuhan tidak ada jalan untuk mendapat keselamatan,
- tanpa jalan salib tidak ada pengampunan dosa,
- tanpa salib tidak tidak ada seorang pun yang bisa mendekatkan diri kepada Tuhan.

Sama seperti rasul Paulus, karena Kristus sudah hidup di dalam dirinya, ia rela menyerahkan nyawanya kepada Tuhan, ia tidak menghiraukan nyawanya sedikit pun sebab tujuan pelayanannya adalah untuk mencapai “garis akhir” dan “menyelesaikan pelayanan” yang telah ditugaskan kepadanya untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. Hal ini dijelaskan dalam Kisah Para Rasul 20 : 22 - 24 ketika rasul Paulus sebagai tawanan Roh tidak tahu apa yang akan terjadi atas dirinya walau pun sebenarnya penjara dan sengsara telah menunggu. Tetapi karena berita Injil, ia tidak menghiraukan nyawanya sedikitpun asalkan ia dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanannya. Karena itu sebagai jemaat Tuhan maupun sebagai hamba Tuhan, supaya kita berhasil berjalan dalam jalan salib ini yang paling kita butuhkan adalah “KETEKUNAN.” Ketekunan ini menjadi kunci supaya kita juga bisa sama seperti Paulus yang berhasil mencapai garis akhir dan berhasil menyelesaikan pelayanan. Firman Tuhan dalam Ibrani 10 : 32 - 36 menjelaskan setelah menerima terang, kita banyak menderita dalam perjuangan yang berat, ketika dijadikan tontonan, karena nama Tuhan harus diejek, dihina bahkan sampai dikucilkan dari keluarga, bahkan sekali pun harta habis dirampas, semua itu harus kita terima dengan sukacita. Sebab jika kita bertekun dalam Tuhan, maka kita akan tahu bahwa kita memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya, yaitu hidup yang kekal di dalam kerajaan sorga.

Untuk itu firman Tuhan dengan tegas mengatakan: “Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercaanmu, karena besar upah yang menantinya.” Untuk mendapatkan semua itu, intinya kita memerlukan ketekunan, supaya sesudah berhasil melakukan kehendak Allah, kita berhak memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan tersebut.
Roma 11 : 22 ada dua hal yang perlu kita perhatikan yaitu: kemurahan dan kekerasan hati Tuhan. Tidak cukup kalau hanya memperhatikan kemurahan Tuhan saja tetapi juga harus memperhatikan kekerasan hati Tuhan supaya rasa takut akan Tuhan ada dalam hidup kita. Banyak orang hanya memperhatikan kemurahan Tuhan saja sehingga mereka tidak mau sungguh-sungguh datang kepada Tuhan, tidak sungguh-sungguh melayani Tuhan. Sebagai jemaat Tuhan, kita juga harus memperhatikan kekerasan hati Tuhan supaya di dalam diri kita ada rasa takut, yaitu takut kalau tidak beribadah, takut kalau tidak berkorban, takut kalau tidak melayani, dll. Setiap orang yang tetap memperhatikan kemurahan Tuhan, maka Tuhan akan mengampuni segala dosa kita dan Tuhan juga akan mempercayakan pelayanan kepada kita. Titus 3 : 4 - 5 kemurahan Tuhan itu nyata ketika Tuhan telah menyelamatkan kita yang dikerjakan lewat permandian kembali, kita dibaharui oleh Tuhan.
Permandian kelahiran kembali = ini murni pekerjaan Tuhan di dalam hidup kita yang mau berjalan dalam jalan salib walau harus mengalami pemderitaan. Ini juga berbicara pekerjaan Tuhan yang membaharui kita dari hari ke hari sampai kita sesuai dengan kehendak Tuhan, diampuni dosa kita, dikuduskan/disucikan dan puncaknya kita akan disempurnakan menjadi sidang mempelai perempuan-Nya.



“HIDUP ADALAH KRISTUS”


Minggu, 08 Agustus 2010


Kematian adalah resiko yang paling pahit, yang paling berat, bahkan yang paling mengerikan yang pernah dihadapi manusia. Tetapi sekali pun yang paling berat bahkan yang paling pahit sekalipun, jika Kristus sudah diam di dalam hidup kita, kematian itu bisa menjadi keuntungan, yang paling pahit sekali pun bisa menjadi manis. Ini berbicara jalan salib, dalam mengikut Tuhan sering sekali kita diperhadapkan kepada banyak penderitaan, bahkan sepertinya dengan sengaja Tuhan sedang membawa kita berjalan dalam jalan salib. Maksud Tuhan dalam semua itu ialah supaya di tengah-tengah penderitaan itu kuasa Tuhan menjadi nyata, pembelaan dan pemeliharaan Tuhan itu dapat kita alami dalam hidup sehari-hari.

Dalam kitab Perjanjian Lama, ada dua orang yang mengalami pencobaan dan penderitaan yang sangat berat, yaitu AYUB dan ABRAHAM.

Penderitaan atau ujian yang dialami Ayub:
- semua anak-anaknya mati karena bencana
- hartanya habis
- sahabat-sahabatnya menjauh
- mengalami penyakit yang sangat parah
- istrinya mengejek/menghinanya

Tetapi Ayub bisa menjalani semua itu dengan baik dan Ayub menang, karena yang ada di dalam hatinya adalah Tuhan.

Ujian yang dialami Abraham:
- lama menunggu janji Allah tentang keturunannya
- ia harus membawa anaknya yang tunggal ke gunung Moria untuk
dipersembahkan sebagai
korban persembahan kepada Allah.

Kalau kita lihat dan kalau kita bandingkan antara Ayub dan Abraham ini, ujian dan penderitaan yang mereka alami itu memang sangat jauh berbeda. Tetapi kalau kita bandingkan, sebenarnya ujian yang dialami Abraham itu jauh lebih berat dari pada yang dialami Ayub. Kalau penderitaan yang dialami Ayub mengarah kepada fisik, tetapi ujian yang dialami Abraham itu mengarah kepada perasaan hatinya.
Ketika Abraham harus membawa anaknya yang paling dikasihi untuk dipersembahkan kepada Allah, ia harus berjuang supaya ia mampu mengalahkan perasaannya sendidi, dan ia harus mampu menguasai hatinya. Kalau tidak, maka ia tidak akan pernah bisa membawa anaknya kepada Tuhan.
Perlu kita ketahui kalau Tuhan menguji :
- tidak diberitahukan lebih dahulu apa materi ujiannya.
- tidak diberitahukan kapan ujian itu akan dimulai.
Sangat berbeda dengan ujian-ujian yang diadakan di dunia ini, misalnya ujian di sekolah, ketika guru akan mengadakan ujian biasanya guru akan memberitahukan kapan ujiannya dan apa materi ujiannya juga akan diberitahukan lebih dahulu.

Bagi kita sebagai jemaat Tuhan, jika Kristus sudah tinggal di dalam kita, kapan pun ujian itu datang kita akan siap menghadapinya, bahkan apa pun bentuk ujian itu, kita sudah siap menghadapinya. Sebab Kristus yang diam di dalam kita itu pasti akan menyertai kita dan akan memberi kekuatan supaya kita bisa menang terhadap ujian. Sepahit apa pun penderitaan itu akan menjadi manis bagi kita.
PETRUS adalah contoh orang yang tidak tahan menghadapi ujian. Pada waktu Yesus memberitahu kan kepada murid-murid tentang kematian-Nya, Petrus mengaku sanggup memikul penderitaan, mengaku siap mati untuk Tuhan. Tetapi kenyataan nya, setelah Tuhan Yesus ditangkap, Petrus langsung mengandalkan kekuatannya, ia melarikan diri, dan ketika Tuhan Yesus diadili untuk disalibkan, Petrus menyangkal Tuhan Yesus sebanyak tiga kali.
Petrus adalah murid yang terkenal pemberani, murid yang selalu mengikut Yesus, yang dulu mengaku siap mati untuk Tuhan Yesus, tetapi ketika ujian itu datang, sekarang Petrus rela menyangkal Tuhan Yesus, bahkan sampai mengaku tidak pernah mengenal Tuhan Yesus.

Sebagai jemaat maupun sebagai hamba Tuhan, kita harus selalu siap sedia diuji kapan pun, dan apapun bentuk ujian itu, kita harus siap menghadapinya. Bahkan sepahit apa pun dan seburuk apa pun penderitaan itu, kita harus dengan rela hati menghadapinya. Ingat! penderitaan yang pahit bisa menjadi manis jika kita dengan rela menghadapi nya.
Maka kalau kita lihat Yohanes 15 : 1 - 27 kalau Kristus sudah diam di dalam kita, ada tiga (3) praktek hidup sebagai jemaat Tuhan, yaitu:
1. ayat 1 - 8 = hubungan ranting dengan pokok, ini berbicara hubungan Kristus sebagai
Kepala dengan jemaat sebagai tubuh Kristus.
2. ayat 9 - 17 = hubungan ranting dengan ranting ini berbicara hubungan jemaat dengan
jemaat.
3. ayat 18 - 27 = hubungan ranting dengan dunia ini berbicara hubungan jemaat dengan
dunia.

Tanda kalau kita sudah menyatu dengan Kristus bagaikan ranting dengan pokok yang tidak boleh dipisahkan, jemaat sebagai ranting harus tetap menyatu dengan Kristus. Tuhan Yesus adalah pokok anggur yang benar, kita sebagai jemaat harus tinggal di dalam Kristus supaya dipelihara dengan baik.

Ada dua (2) bentuk pemeliharaan dari Tuhan:
1. pemeliharaan secara biasa, misalnya ketika kita tidak punya apa-apa, tetapi karena ada hubungan dengan sesama jemaat, maka orang lain bisa dipakai untuk memberi kepada kita.
2. Pemeliharaan yang ajaib, misalnya ketika kita sedang tidak punya apa-apa lagi di rumah atau ketika sedang mengalami sakit penyakit, tetapi tanpa sepengetahuan kita dan diluar kemampuan kita, Tuhan melakukannya dengan ajaib, Ia menyediakan dengan ajaib dan menyembuhkan sakit kita.

Contoh: ketika kepercayaan Abraham diuji, sebenarnya ia tidak punya domba untuk dipersembahkan kepada Tuhan, tetapi karena Abraham cinta kepada Tuhan dan karena Tuhan diam di dalam hidupnya, Tuhan sendiri yang menyediakan domba baginya untuk dipersembah kan kepada Allah. Kejadian 22 : 7 - 8 ketika Ishak bertanya: “Dimanakah domba untuk korban bakaran itu?” Abraham menjawab: “Allah yang menyediakan ...........” Ayat 9 - 10 = tindakan/perbuatan Abraham yang berkenan kepada Tuhan. Maka dalam ayat 11 - 14 setelah Tuhan melihat hati Abraham yang tidak segan-segan menyerahkan anaknya yang tunggal kepada Allah, Abraham lulus ujian.

Ini juga berbicara tentang jalan salib, Abraham telah berhasil menyangkal diri sehingga ia berhasil membawa anaknya untuk dipersembahkan kepada Allah. Abraham berhasil karena Kristus sudah tinggal di dalam hidupnya.

Karena Abraham berhasil berjalan dalam jalan salib, maka ia berhak mendapatkan pemeliharaan Tuhan yang ajaib. Ketika Abraham menoleh, maka ia melihat seekor domba jantan di belakangnya yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Domba jantan inilah yang disembelih lalu dipersembahkan kepada Allah, sebagai ganti anaknya Ishak. Apa yang tidak pernah ada dalam pikirannya, Tuhan adakan dengan ajaib.
Supaya kita bisa punya hubungan dengan Kristus sebagai Kepala jemaat, kita harus kudus dan setia. Yohanes 15 : 2 firman Tuhan menggambarkan hubungan yang baik itu bagaikan ranting-ranting yang berbuah lalu dibersihkan. Ini berbicara kehidupan jemaat-jemaat Tuhan yang sudah memiliki persekutuan dengan Kristus, setia beribadah dan melayani, akibatnya: dibersihkan (=dikuduskan). Kita bisa hidup kudus sepenuhnya karena pekerjaan firman Tuhan, lewat firman pengajaran yang ditampilkan di dalam hidup kita. Demikian juga kita bisa setia sepenuhnya juga karena pekerjaan Tuhan yang memberi kekuatan dan kuasa supaya kita mampu menolak dosa.
Tetapi setiap ranting yang tidak berbuah akan dipotong.
Ini berbicara kehidupan jemaat-jemaat yang tidak setia digembalakan dan yang tidak suci hidupnya. Akibatnya akan sama seperti ranting yang menjadi kering, yang dikumpulkan, lalu dicampakkan ke dalam api untuk dibakar.




“HIDUP ADALAH KRISTUS”


Minggu, 15 Agustus 2010


Puji Tuhan!
Kita patut bersyukur kepada Tuhan jika Kristus sudah hidup di dalam kita dan kita hidup di dalam Kristus. Sebab jika kita sudah hidup di dalam Kristus, kita akan layak diberkati, layak dibela dan dipelihara. Namun walau pun kita sudah hidup di dalam Kristus bukan berarti hidup kita sudah bebas dari penderitaan, tetapi masih berada dalam pergumulan-pergumulan yang harus kita lewati dan harus kita menangkan.
Kalau kita lihat dalam Yosua 18 : 1 - 10 setelah bangsa Israel sampai ke tanah Kanaan dan menaklukkan negeri itu, lalu mereka berkumpul di Silo dan menempatkan kemah pertemuan di sana. Dari kedua belas suku Israel, masih tinggal tujuh suku yang belum mendapat bagian milik pusaka, sementara yang sudah mendapat milik pusaka masih lima suku saja. Jadi tidak sebanding banyaknya antara yang sudah mendapat milik pusaka dengan yang belum mendapat, mayoritas dari antara mereka masih harus berjuang. Bahkan kalau kita lihat dalam kitab Yosua pasal 18 ini Yosua sendiri pun sebagai pemimpin belum mendapatkan milik pusaka, sebab nanti pada pasal 19 : 49 - 50 barulah Yosua mendapatkan milik pusaka di tengah-tengah bangsa Israel. Dan milik pusaka yang diberikan kepada Yosua itu sesuai dengan titah Tuhan, mereka memberikan kepadanya kota yang dimintanya, yakni Timnat-Serah di pegunungan Efraim.

Ini menggambarkan perjalanan kita sekarang, gereja Tuhan yang masih hidup diakhir zaman ini masih harus berjuang supaya berhasil mendapat bagian yang terbaik dari Tuhan, yaitu untuk masuk ke dalam kerajaan sorga dan menjadi sidang mempelai perempuan Kristus. Walau pun kita sudah percaya kepada Yesus Kristus, sudah diselamatkan, tetapi kita masih harus terus berjuang dan bergumul sampai berhasil menjadi orang yang berkenan kepada Tuhan. Seperti bangsa Israel, walau pun mereka sudah sudah sampai ke tanah Kanaan dan sudah berhasil mengalahkan penduduk negeri itu, tetapi mereka masih harus berjuang terus.

Yakub mempunyai anak-anak dua belas orang banyaknya dan semua tercatat dalam kitab Kejadian 49 : 1 - 28 untuk mendapat berkat dari Yakub. Kemudian kalau kita lihat dalam kitab Yosua pasal 13 sampai pasal 19 nama Yusuf tidak tercatat untuk mendapat bagian milik pusaka sedangkan yang lain mendapat. Tetapi kalau kita lihat dalam Wahyu 7 : 1 - 8 nama Yusuf sudah tercatat kembali, sebaliknya ada dua suku dari keturunan Israel yang tidak tercatat namanya, yaitu suku Dan dan suku Efraim. Padahal diwaktu-waktu sebelumnya kedua nama ini selalu tercatat namanya.
Kalau kita lihat dari kedua belas nama anak atau suku Israel tersebut, diawal semua nama-nama mereka tercatat namanya, tetapi ditengah perjalanan ada yang tidak tercatat, dilanjutkan dalam kitab Wahyu sebagai kitab terakhir dari semua kitab ada dua nama yang tidak tercatat namanya, yaitu suku Dan dan Efraim.

Bagi kita sekarang nama-nama yang tercatat seperti tersebut di atas mengandung arti yang sangat besar, sebagai jemaat Tuhan, kita harus berjuang supaya menang. Perjalanan suku-suku Israel ini menggambarkan perjalanan gereja Tuhan diakhir zaman ini, kita semua harus berjuang supaya nama kita benar-benar tercatat dalam kitab kehidupan Anak Domba. Kita harus dengan sungguh-sungguh baik beribadah mau pun melayani Tuhan.
Mungkin Saudara bertanya: “Mengapa harus ada daftar nama-nama yang berhak mendapat milik pusaka, tetapi mengapa pula ada nama-nama yang tidak tercacat?” maksud semua itu adalah:

- Tuhan mau tunjukkan mana yang pada awal-awalnya tidak
diperhitungkan

- Tuhan mau tunjukkan mana yang gugur di tengah jalan
- Tuhan mau tunjukkan mana yang menang sampai kepada akhirnya


Jadi dalam perjalanan gereja Tuhan, perjalanan bangsa Israel ini sebenarnya menggambarkan perjalanan kita supaya kita berjuang sampai kepada akhirnya. Berbicara kitab Wahyu ini adalah berbicara kitab terakhir, jadi kalau nama kita tidak tercatat dalam kitab Wahyu berarti tamatlah riwayat kita, sudah pasti tidak akan masuk ke dalam kerajaan sorga. Kalau seandainya dalam kitab Kejadian belum tercatat, masih ada kesempatan dalam kitab Yosua, dan kalau pun seandainya dalam kitab Yosua belum tercatat juga, masih ada kesempatan dicatat dalam kitab Wahyu. Tetapi jika dalam kitab Wahyu belum juga tercatat, tamatlah perjalanan kerohaniannya, dengan kata lain tertutuplah kesempatan untuk selama-lamanya, namanya tidak akan tercatat dalam kitab kehidupan Anak Domba. Langsung tidak berhak mendapat apa-apa dari apa yang telah dijanjikan Tuhan.

Itu sebabnya Tuhan sangat harapkan supaya persekutuan kita dengan Tuhan itu harus tetap. Mengapa suku Dan tidak tercatat dalam kitab Wahyu? Dalam kitab Kejadian suku Dan itu perjalanannya digambarkan seperti ular, jalannya tidak pernah lurus, hidupnya tidak pernah sungguh-sungguh mengikut Tuhan. Seperti ular yang tidak berjalan lurus demikianlah suku Dan tidak pernah sungguh-sungguh melakukan firman Tuhan.

Kita patut kagum melihat Paulus, seorang rasul yang sangat luar biasa dipakai Tuhan untuk memberita kan Injil tentang keselamatan kepada banyak bangsa. Paulus mengaku: “aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.” Maka kalau kita lihat dalam Roma 7 : 14 - 20 firman Tuhan menjelaskan kepada kita, bahwa tanpa Tuhan tidak ada seorang pun yang bisa melakukan kehendak Tuhan, sebab justru apa yang tidak diinginkan, itulah yang dilakukan.
Firman Tuhan menegaskan: di dalam diri kita sebagai manusia tidak ada yang baik. Sering sekali kita melakukan apa yang kita benci yang sebenarnya tidak ingin kita perbuat, tetapi kita perbuat. Mengapa demikian? sebab di dalam diri kita sebagai manusia benar-benar tidak ada yang baik. Inilah yang membuat sehingga sekali pun kita ingin berbuat yang baik, tetapi justru yang tidak baiklah yang kita lakukan.

Disinilah kita melihat betapa besarnya kasih Kristus itu telah dinyatakan di tengah-tengah kita, Ia telah mati di kayu salib untuk memberikan penebusan kepada kita. Tidak ada kasih selebar atau sehebat kasih Kristus. Kematian-Nya di kayu salib adalah untuk menebus segala dosa yang telah kita lakukan dan juga untuk melepaskan kita dari segala perbuatan yang jahat.
Untuk itulah kita harus membuat Yesus itu sebagai yang paling berharga dari semua yang ada di dalam dunia ini. Kita harus membuat firman Tuhan lebih utama dari segala sesuatunya. Jika kita sadar sebagai manusia berdosa, kita harus sama seperti Paulus yang mengatakan: “Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah.” Inilah yang membuat sehingga sekali pun selama ini kita sedang berada dalam tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuh, tetapi oleh Yesus Kristus dan oleh firman-Nya, kita telah dilepaskan. Tuhan tahu tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa melepaskan dirinya dari hukum dosa, kecuali oleh kuasa Tuhan saja.
Karena itu sebagai jemaat kita harus tahu, Tuhan tidak mau tubuh yang berdosa ini masuk ke dalam sorga, Tuhan tidak mau tubuh yang berdosa ini mengotori sorga. Karena itu Tuhan mau lebih dahulu menyucikan tubuh yang berdosa ini dengan darah dan dengan firman-Nya. Tubuh kita yang sekarang ini terlalu banyak kelemahan nya, bisa mengalami sakit penyakit yang sangat tidak diinginkan. Namun demikian, kita harus mau menerima semua itu dengan ucapan syukur, kita harus tetap berjuang sampai kepada akhirnya sampai nama kita benar-benar terdaftar dalam kitab kehidupan Anak Domba. Jika Kristus sudah diam di dalam kita dan kita tinggal di dalam Kristus, seberat apa pun kelemahan yang ada pada tubuh kita ini, ada kuasa Tuhan yang sanggup menyucikannya. Pada zaman akhir ini, marilah kita lebih sungguh-sungguh lagi beribadah dan melayani Tuhan sampai kepada akhirnya supaya nama kita benar-benar telah tercatat dalam kitab kehidupan Anak Domba.
HALELUYA......!!!!!!



“HIDUP ADALAH KRISTUS”

Minggu - 22 Agustus 2010


Saudara-saudara, bagi kita, gereja Tuhan yang berasal dari bangsa kafir, kematian Yesus di atas kayu salib adalah untuk “membuka jalan” supaya:

- pelanggaran-pelanggaran diampuni
- segala dosa ditutupi
- kesalahan tidak diperhitungkan lagi


Sebab sebelum manusia itu menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, sesungguhnya manusia itu sedang berada di dalam maut (Roma 6 : 23). Itu sebabnya setiap orang yang hidup tanpa Yesus, tidak memiliki pengharapan dan tidak ada keselamatan dalam hidupnya.

Untuk itulah Yesus rela mati di kayu salib supaya kita bisa memiliki pengharapan pasti akan adanya keselamatan yang telah dikerjakan Yesus. Inilah yang disebut dengan “kekayaan kasih karunia” yang akan dilimpahkan Tuhan kepada kita, sebab oleh darah Yesus kita telah beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa (Efesus 1 : 7 - 8).
Kalau ada orang mencari keselamatan dengan kekuatan diri sendiri atau dengan hikmatnya sendiri, maka ia tidak akan pernah menemukannya. Sebab keselamatan itu hanya ada pada Tuhan Yesus Kristus saja, maka setiap orang yang ingin diselamatkan, ia harus datang kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, bukan dengan kekuatan diri sendiri.

Karena itu kalau Saudara datang dan masuk ke dalam gereja untuk beribadah:
- jangan merasa diri sebagai orang yang benar
- jangan merasa diri sebagai orang yang suci
- jangan merasa lebih baik dari pada orang lain


Tetapi datanglah kepada Tuhan dengan rendah hati dan dengan hati yang tulus supaya Tuhan berkenan akan hidupmu. Firman Tuhan telah mengatakan bahwa keselamatan itu datangnya hanya dari Tuhan Yesus saja, karena itu kita harus datang dengan sikap yang benar, menganggap semua itu hanya karena kasih karunia Tuhan saja. Tuhan mau supaya jangan ada seorang pun yang memegahkan diri dihadapan Tuhan.
Maka kalau kita lihat dalam 1 Korintus 1 : 30 firman Tuhan menegaskan: jika kita sudah hidup di dalam Kristus dan Kristus hidup di dalam kita, maka kita akan memperoleh hikmat. Hikmat itu sangat penting kita miliki, sebab dengan hikmat Tuhan lah kita dapat mengetahui segala rencana Tuhan, dan dengan hikmatlah kita dapat mengetahui bahwa Kristus telah diam di dalam kita. Kalau kita sudah memiliki hikmat, maka kita juga akan mengetahui bahwa Kristus telah membenarkan, menguduskan dan menebus kita dari segala dosa dan pelanggaran yang telah kita lakukan.
Sehingga kalau kita datang kepada Tuhan, yang kita megahkan bukan lagi diri sendiri, yang kita megahkan bukan lagi harta kekayaan yang ada di dalam dunia ini, melainkan Kristus Yesus. Kita bisa melihatnya dalam 1 Korintus 1 : 31 “Barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.”

Jadi yang kita megahkan itu ialah pribadi Tuhan kita, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang telah mati di kayu salib untuk dosa-dosa kita, lewat kematian-Nya, Ia telah mengangkat kita dari dalam maut.

Saudara-saudara, dalam 1 Korintus 2 : 2 Paulus sebagai rasul Kristus telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa, selain Yesus Kristus yang telah disalibkan. Ini adalah berbicara prinsip atau pendirian yang teguh akan Kristus. Paulus sebagai rasul Kristus, telah mengambil keputusan yang tepat dan benar untuk membuat Kristus yang lebih dominan dalam hidupnya.
Kita juga sebagai jemaat Tuhan, kita harus mau meneladani sikap Paulus ini, membuat Tuhan lebih dominan dalam hidup kita. Kalau dikatakan “telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa selain Yesus Kristus”, bukan berarti kita tidak lagi memerlukan uang atau harta yang banyak, bukan berarti tidak boleh berusaha, bekerja, atau yang lain-lain. Kita semua sangat memerlukan semua itu, butuh uang, butuh pekerjaan, butuh usaha yang semakin maju, dll, hanya dalam semua kegiatan itu kita harus membuat Kristus yang lebih dominan dalam hidup kita. Kristus harus diam di dalam kita dan kita di dalam Kristus, inilah yang disebut hidup adalah Kristus.

Mengapa kita harus mengerti bahwa hidup adalah Kristus? tujuannya adalah :

- supaya Kristus yang lebih dominan dalam hidup kita, baik dalam usaha, dalam pekerjaan atau
pun dalam rumah tangga kita.
- supaya kemegahan kita tidak ada lagi selain di dalam Kristus Yesus.

Selama manusia itu tidak membuat Tuhan yang lebih dominan dalam hidupnya, maka manusia itu tidak akan pernah menemukan Kristus dan Kristus pun tidak akan tinggal di dalam hidupnya.
Selama manusia itu lebih mengidolakan dirinya, kekuatannya, kekayaannya atau pun kepintarannya lebih dari pada Tuhan Yesus, maka ia tidak akan pernah membuat Kristus Yesus sebagai kebanggaan nya. Jadi kalau rasul Paulus berkata: “aku tidak mau tahu selain Yesus Kristus” tujuannya:
- ia mau membuat pribadi Tuhan Yesus lebih dominan dalam hidupnya, lebih mengidolakan
Yesus dari pada dirinya sendiri.
- ia mau lebih mengutamakan pemberitaan Injil keselamatan kepada bangsa-bangsa dari pada
segala sesuatu yang ada di dunia ini.
Untuk inilah Paulus rela meninggalkan semuanya.

MUSA, setelah lari dari hadapan Firaun, selama empat puluh tahun ia dididik oleh Allah sebelum diutus ke Mesir untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan. Sekali pun sudah sekian lama Musa belum juga berhasil, masih harus diuji lagi supaya ia mengerti akan panggilan Tuhan kepadanya. Maka dalam Keluaran psl 4 ketika Tuhan Allah bertemu dengan Musa dan berfirman, Tuhan lebih dahulu mengubah pola pikirannya dan pendiriannya, supaya ia membuat Allah yang lebih dominan bukan dirinya sendiri. Maka ketika Allah menyuruh supaya Musa melemparkan tongkatnya ke tanah, tongkat itu berubah menjadi ular, sehingga Musa sendiri lari meninggalkannya (ayat 3). Tongkat itu adalah milik kepunyaan Musa sendiri, tetapi kalau sudah berubah menjadi ular, Musa sendiri pun menjadi takut.
Cerita tentang Musa ini adalah satu pelajaran penting yang harus kita ketahui. Sebab hal seperti ini sering sekali terjadi ditengah-tengah kehidupan jemaat mau pun hamba Tuhan. Segala sesuatu yang dimiliki, seperti halnya kekayaan, jabatan, pekerjaan, atau apa pun yang kita miliki di dunia ini, semua itu bisa berubah menjadi sangat menakutkan, termasuk pelayanan sekali pun. Kalau tidak hidup di dalam Kristus, nikah itu bisa menakutkan, istri takut melihat suami yang tidak bertobat demikian juga sebaliknya. Kalau tidak membuat Tuhan lebih dominan dalam hidup, segala usaha atau pekerjaan bahkan kekayaan bisa menakut kan bahkan membahayakan hidup manusia.
Tetapi dalam Keluaran 4 : 3 - 5 setelah tongkat itu berubah menjadi ular, Allah memerintahkan supaya Musa memegang ekornya, bukan kepalanya, maka ular itu pun kembali menjadi tongkat. Dalam hal ini Tuhan mau mendidik kita semua, supaya kita mau membuat Tuhan itu lebih dominan dalam hidup kita, jangan hanya berpatokan kepada apa yang ada pada kita. Sebab jika Tuhan sudah lebih dominan, maka apa yang ada pada kita yang selama ini bisa menakutkan atau pun membahayakan, akan dipakai oleh Tuhan sebagai alat. Keluaran 4 : 17 tongkat Musa itu dipakai untuk membuat tanda-tanda dan mujizat, kemudian dalam ayat 20 tongkat yang tadinya milik Musa sekarang sudah berubah menjadi “tongkat Allah” yang dipakai untuk membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir. Jika hidup adalah Kristus, maka Tuhan akan bersedia mempergunakan kita menjadi alat ditangan-Nya, seperti bersaksi kepada sesama, berkorban, melayani, mengadakan mujizat, dll.



“HIDUP ADALAH KRISTUS”


Minggu - 29 Agustus 2010


Hidup adalah Kristus, itu berarti:

- Kristus Yesus dalam firman-Nya telah memenuhi hidup kita
- Dalam setiap sikap dan perbuatan kita harus mencerminkan Kristus yang ada dalam kita


Maka supaya kita bisa hidup dalam Kristus, firman Tuhan harus tinggal dan memenuhi hidup kita. Karena segala sesuatu dimulai dengan firman Tuhan maka kita wajib hidup sesuai dengan firman Tuhan, yang hidup dan yang berkuasa membaharui hidup kita.

1 Yohanes 1 : 1 - 4 rasul Yohanes memberikan suatu kesaksian tentang firman Tuhan yang hidup:
- yang dapat didengar
- yang dapat dilihat
- yang dapat disaksikan
- yang dapat diraba
Selama rasul Yohanes mendampingi Tuhan Yesus melayani, terlebih setelah Yesus naik ke sorga, Yohanes sudah melihat dan sudah merasakan pengalaman pelayanan bersama dengan Yesus. Karena rasul Yohanes telah menyaksikan tentang firman hidup itu, maka ia menyampaikannya kepada kita sampai sekarang ini.

Tujuannya: supaya kita juga dapat mengalami seperti yang telah dialami rasul Yohanes, dan supaya kita juga dapat merasakan kehebatan kuasa Tuhan dalam firman-Nya.

Maka dalam Kolose 2 : 6 firman Tuhan menjelaskan apa yang kita lakukan setelah kita menerima dan percaya kepada Tuhan Yesus, selanjutnya yang harus kita kerjakan adalah kita harus tetap tinggal di dalam Kristus. Yang dimaksud tinggal di dalam Kristus bukan hanya sekedar percaya begitu saja, tidak cukup hanya datang ke gereja saja, tetapi harus dibarengi dengan sikap dan perbuatan yang benar yaitu yang sesuai dengan firman Tuhan. Kita tinggal di dalam Tuhan dan firman-Nya di dalam kita inilah yang disebut tinggal di dalam Tuhan yang benar.
Kemudian Kolose 2 : 7 Kalau sudah hidup di dalam Kristus ada dua (2) hal penting yang harus tetap kita lakukan, prakteknya:
1. Kita harus berakar di dalam Kristus.
2. Kita harus dibangun di atas Kristus.

Kata “berakar” biasanya ditujukan kepada pohon yang hidup, yang mempunyai akar, pohon itu bisa menjadi besar dan berbuah tentu karena ada akarnya. Pohon yang tidak berakar tidak mungkin bisa bertumbuh dengan baik dan tidak mungkin bisa bertahan menghadapi goncangan angin. Itu sebabnya kalau kita melihat dan memperhatikan sebatang, akar pohon itu selalu dibawah, yaitu di dalam tanah jadi tidak kelihatan, tetapi sekali pun tidak kelihatan fungsinya sangat besar dan nyata, yaitu untuk mencari makanan supaya pohon itu bisa menjadi besar dan berbuah-buah. Akar itu jugalah yang berfungsi menahan supaya pohon itu tidak tumbang walau harus diterpa oleh angin yang kencang.
Maka setiap orang yang sudah berakar di dalam Kristus, rohaninya pasti hidup dan akan bertumbuh dengan baik, ia akan menjadi orang Kristen yang kuat, tidak tergoncangkan oleh apa pun, baik oleh penyakit, oleh penderitaan, kesusahan, atau apa pun yang mencoba menggoncang imannya pasti akan tetap teguh.

Sedangkan kata “dibangun” sering dipakai untuk sebuah bangunan, misalnya rumah, gedung gereja, ruko, dll. Untuk membangun sebuah rumah, seorang ahli tukang biasanya yang pertama-tama dipersiapkan adalah pondasi atau dasarnya, sesudah itu barulah rumah itu mulai dibangun tahap demi tahap, tiangnya, dindingnya, atapnya, plafonnya dan seterusnya sampai bangunan itu selesai dibangun dan siap ditempati.
Untuk itu firman Tuhan dalam 1 Korintus 3 : 9 - 17 menjelas kan jemaat itu sebagai :
- Bangunan Allah
- Rumah Allah/Bait Allah
Yang secara keseluruhan disebut sebagai Tabernakel Allah, yaitu tempat Allah menyatakan kehadiran-Nya ditengah-tengah umat-Nya. Jadi kalau dibangun menjadi rumah atau Bait Allah, tujuannya adalah supaya Allah diam di dalam hidup kita dan kita di dalam Allah.
1 Korintus 3 : 16 satu pernyataan dari firman Tuhan yang harus tetap kita ingat: “Kamu adalah bait Alllah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu.” Ayat firman Tuhan ini harus tetap kita yakini bahwa kita sudah dibangun menjadi baik Allah dan bahwa Roh Allah sudah diam diam di dalam kita. Karena itu setelah percaya kepada Yesus atau setelah diperdamaikan dengan Allah oleh korban Kristus, selanjutnya kita harus mau dibangun supaya menjadi bait Allah yang kudus.
Untuk membangun kita, 1 Korintus 3 : 10 - 11 Paulus sebagai rasul Kristus adalah seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, yaitu Kristus sebagai teladan yang sempurna. Tidak ada seorang pun yang bisa meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Ini berbicara: kita harus mau hidup dan tinggal di dalam ibadah dan penggembalaan yang benar supaya kita memiliki persekutuan yang erat dengan Kristus sebagai Kepala atau sebagai Mempelai Pria sorga, bagaikan ranting yang tetap melekat pada pokok supaya tetap dibersihkan dan mendapat perhatian dari pemilik anggur tersebut (Yohanes 15).

Inti dari semua itu supaya kita berhasil dibangun menjadi bait Allah yang kudus, harus dibangun di atas dasar firman Tuhan. Mengapa? sebab Yesus itu adalah firman Tuhan yang telah menjadi manusia dan yang mau diam ditengah-tengah kita. Kalau dibangun diluar dasar firman Tuhan, maka sudah pasti Allah tidak akan mau diam di dalamnya, dan bangunan itu tidak bisa disebut sebagai bait Allah. Tetapi karena sudah dibangun di atas dasar yang benar, yaitu berdasarkan firman Tuhan, maka kita akan layak disebut sebagai bait Allah yang dikuduskan, yang dipandang layak untuk dijadikan sebagai umat kepunyaan Tuhan sendiri.
Tetapi perlu kita perhatikan dengan baik-baik, sekali pun sudah dibangun menjadi bait Allah, perlu kita ketahui bahwa bangunan itu juga masih akan diuji lagi. Dijelaskan dalam 1 Korintus 3 : 12 ada dua (2) bentuk bangunan, yaitu:
- yang dibangun di atas dasar emas, perak dan batu permata
- yang dibangun di atas dasar kayu, rumput kering dan jerami
Kedua bentuk bangunan ini sama-sama akan diuji dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. Bangunan yang sudah dibangun di atas dasar yang benar, yaitu yang berdasarkan korban Kristus dan yang dibangun di atas firman Tuhan “akan tahan uji.” Bagaikan emas, perak dan batu permata yang tahan dibakar, demikian juga kita akan tahan walau pun ujian itu datangnya seperti api (ayat 14). Dan setiap orang yang sudah tahan uji, ia akan mendapat upah yang besar, yaitu: berhak mendapatkan hidup yang kekal di dalam kerajaan sorga bersama-sama dengan Kristus.
Sebaliknya kalau bangunan itu tidak dibangun di atas dasar yang benar, maka bangunan itu akan hangus terbakar. Seperti kayu, rumput kering dan jerami yang mudah terbakar, demikianlah setiap orang yang tidak mau membangun rohaninya di atas dasar kebenaran, suatu saat akan hangus sebab tidak tahan uji (ayat 15). Dengan sendirinya ia akan meninggalkan Tuhan, meninggalkan pelayanan, bahkan akan merusak dirinya sendiri, merusak rumah tangganya sebab tidak ada firman Tuhan dalam hatinya. Seseorang yang tidak tahan uji, ia akan menderita kerugian yang sangat besar, pertama-tama hidupnya jauh dari pemeliharaan Tuhan selanjutnya kalau tidak bertobat, ia tidak akan layak masuk ke dalam kerajaan sorga. Kalau mau bertobat, ia masih bisa diselamatkan, tetapi seperti sesuatu yang dirampas dari dalam api.
Sejak dalam Keluaran 25 : 8 - 9 firman Tuhan sudah datang kepada bangsa Israel supaya membangun “tempat kudus” supaya Tuhan diam di tengah-tengah mereka. Tempat kudus itu dibangun harus sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan Tuhan sendiri, termasuk segala perabotan yang diperlukan untuk membangun, seluruhnya harus sesuai dengan ketentuan Tuhan sendiri.

Karena itu kalau kita dibangun menjadi bait Allah yang kudus tentu ada maksud dan tujuannya, yaitu:

1. Supaya menjadi tempat Allah menyatakan kehadiran-Nya, yaitu supaya persiapkan menjadi tubuh Kristus. Gereja Tuhan yang jadi tubuh Kristus inilah nantinya yang mendapat perhatian dari Tuhan secara sepenuh, dari hari kehari dibentuk sampai sesuai dengan kehendak Tuhan sendiri.
2. Supaya kita mengetahui sampai di mana tingkat kerohanaian kita dalam mengikut Tuhan. Ini sangat perlu, sebab pada zaman sekarang ini banyak orang merasa sudah benar, merasa sudah kudus, merasa sudah jadi mempelai perempuan, padahal hidupnya jauh dari kebenaran, masih jauh dari kehendak Tuhan.
3. Supaya kita dipenuhi dengan kemuliaan Allah. Kemuliaan itu ditempatkan tidak disembarang tempat, tidak kepada semua orang, tidak di dalam gedung gereja tetapi di dalam diri gereja Tuhan yang sudah dibangun menjadi bait Allah yang kudus.

Jadi kalau kita mau dibangun menjadi bait Allah yang kudus, kita juga akan dibangun menjadi tubuh Kristus, yaitu menjadi sidang mempelai perempuan Kristus yang dikuduskan dan disempurnakan. HALELUYA ....... !!!!!