Selasa, 15 Maret 2011

Buletin - Maret 2011

"PERBUATAN BAIK BERDASARKAN IMAN"


Minggu, 13 Maret 2011

II. KEADILAN

Kita patut bersyukur kepada Bapa di sorga yang telah memberikan firman-Nya yang membentuk kita menjadi sidang mempelai perempuan-Nya, yang dijadikan sebagai anak-anak terang yang tidak ditetapkan untuk ditimpa murka. Oleh karena kasih-Nya yang besar keselamatan itu telah menjadi milik kita yang pasti. Karena itu berkali-kali telah ditekankan dalam penyampaian firman Tuhan supaya kita semua hidup sebagai anak-anak terang yang hidup dalam kebenaran. Sikap hidup sebagai anak-anak terang berbuahkan: kebaikan, keadilan dan kebenaran.
Saudara-saudara, hidup manusia itu sebenarnya begitu singkat umurnya, firman Tuhan mengatakan hanya sampai tujuh puluh tahun dan kalau kuat paling bisa sampai umur delapan puluh tahun (Mazmur 90 : 10). Jadi sudah selayaknya kita serius baik dalam beribadah, dalam melayani maupun dalam melakukan firman Tuhan. Lihat dunia yang sudah semakin sukar, banyak kejadian-kejadian terjadi di luar kehendak manusia dan tidak ada yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi.
Setelah kita melihat perbuatan-perbuatan baik, sekarang kita akan masuk ke poin yang kedua, yaitu KEADILAN. Firman Tuhan dalam Mazmur 89 : 15 mengatakan: “Keadilan dan hukum adalah tumpuan kaki-Mu, kasih dan kesetiaan berjalan di depan-Mu.”
Jika demikian halnya mengapa firman Tuhan begitu menekankan supaya anak-anak terang itu berbuah-kan keadilan? Tujuannya adalah supaya Allah bertahta dalam hati kita dan menguasai hidup kita sepenuhnya.
Kalau Tuhan itu bertahta dalam hidup kita itu berari Tuhan mau menguasai seluruh hidup kita, Ia mau memimpin dan membawa kita kepada seluruh kehendak-Nya. Tuhan mau supaya kita menjadi gereja Tuhan yang selalu berkemenangan. Sebab kalau Tuhan tidak bertahta, maka ada yang berusaha ingin menguasai hidupmu, yang pertama iblis kemudian antikristus yang akan menguasai dunia ini dalam tiga hal: politik, ekonomi dan agama, pada akhirnya antikristus itu akan menguasai seluruh pemerintahan dunia, seluruh ekonomi dunia bahkan seluruh agama di dunia ini. Semua orang akan dipaksa untuk menyembah patung yang didirikan oleh antikristus, dan yang tidak mau menyembah akan dianiaya. Wahyu 13 : 4 mengatakan bahwa mereka akan menyembah naga itu karena iblis telah memberikan kekuasaan kepada antikristus untuk menguasai dunia ini.
Karena itu sebagai jemaat Tuhan, kita harus memperhatikan firman Tuhan ini dengan baik-baik, jangan main-main lagi, tetapi mari kita lebih serius baik dalam beribadah maupun dalam melayani Tuhan. Sebab jika kita telah melakukan semua itu dengan baik, maka Tuhan akan mengangkat kita supaya jangan masuk ke dalam aniaya antikristus tersebut. Jika ekonomi dunia ini sudah dipegang oleh antikristus, maka tidak ada seorangpun yang dapat bertahan. Sebab dalam Wahyu 13 : 7 menjelaskan kepada kita bahwa antikristus itu diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkannya.
Yang dimaksud orang-orang kudus di sini adalah orang-orang yang sudah dikuduskan oleh darah Yesus tetapi tidak sempat menjadi sempurna. Kalau tidak masuk ke dalam kesempurnaan, maka sekali pun sudah kudus tetapi masih diserahkan ke tangan antikristus dan antikristus akan mengalahkan mereka. Puncaknya Wahyu 13 : 16 - 17 antikristus itu menyebabkan sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu bilangan binatang itu atau bilangan namanya. Jadi antikristus ini akan segera menguasai dunia, menguasai ekonomi, menguasai ibadah/agama dan seluruh pemerintahan dunia. Disatu sisi memang lebih baik kalau mati sekarang dari pada masuk ke dalam aniaya antikristus, sebab kalau mati sekarang di dalam Tuhan pasti akan masuk ke dalam sorga dan tidak akan masuk ke dalam aniaya antikristus.
Tetapi kalau Saudara mau hidup menjadi anak-anak terang, kalau Saudara mau menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan, maka Saudara akan dikuduskan dan semakin dikuduskan sampai menjadi sempurna sama seperti Kristus.
Kuncinya: taat dan setialah baik dalam beribadah maupun dalam penggembalaan yang benar.
Yang perlu dihindari: jangan hidup hanya untuk diri sendiri, jangan mementingkan kepentingan diri sendiri, tetapi lebih mengutamakan kebenaran.

Saudara-saudara dalam Tabernakel tumpuan tahta Tuhan itu di Ruangan Maha Kudus, tepatnya di dalam Peti Perjanjian yang menggambarkan gereja Tuhan yang telah menjadi sempurna dan yang berisikan:

1). Buli-buli emas berisi manna = iman yang yang telah disempurnakan.
2). Tongkat Harun yang bertunas = pengharapan yang sempurna.
3). Dua loh batu berisi hukum Allah = kasih yang telah disempurnakan.

Jadi gereja Tuhan itu disebut sempurna kalau di dalam hidupnya sudah ada iman, pengharapan dan kasih, sebab iman, harap dan kasih inilah yang bisa membawa kita sampai kepada kesempurnaan.
Tetapi untuk membuat Peti Perjanjian itu tidak mudah, membutuhkan waktu yang panjang, dibutuhkan kerelaan untuk dibentuk sampai sesuai dengan kehendak Allah, bagaikan kayu yang dipotong dan dibentuk sesuai dengan ukuran Tuhan sendiri. Kayu penaga itu warnanya kehitam-hitaman, tetapi kalau sudah dibentuk sesuai dengan ukuran Tuhan, maka kayu itu akan dilapisi dengan emas sehingga tidak nampak lagi kayunya. Gereja Tuhan yang mau dibentuk sesuai dengan kehendak Tuhan itu yang nampak bukan lagi dirinya, bukan lagi sifatnya, tetapi sifat Kristus. Sebab jika kita mau hidup sebagai anak-anak terang, maka Tuhan akan menutupbungkus kita dengan sifat-ilahi-Nya, Ia mau memasukkan firman dan Roh Kudus-Nya ke dalam hidup kita.
Karena Tuhan itu adil, maka Tuhan mau memasukkan keadilan itu ke dalam hidup kita supaya kita bisa memiliki sifat yang sama dengan Kristus. Mikha 6 : 8 firman Tuhan mengatakan yang dituntut Tuhan dari kita adalah: berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah. Karena Allah itu adalah adil, maka Ia menghukum orang yang berdosa dan membinasakan mereka di api neraka, sedangkan orang yang mau hidup dalam kebenaran sekali pun pernah hidup dalam dosa tetapi kalau mau mengakuinya kepada Allah, maka Allah yang adil itu akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yohanes 1 : 9 ). Jika sudah demikian maka kita akan layak disebut sebagai anak-anak terang yang hidup dalam kebenaran, kita akan bagaikan Peti Perjanjian sebagai tempat Allah bertahta, Ia mau tinggal di dalam hidup kita.
Firman Tuhan dalam Roma 8 menekankan supaya kita hidup dalam Roh, sebab jika kita sudah hidup di dalam Roh maka kita akan dimerdekakan dari hukum dosa dan hukum maut, keinginan Roh itu adalah hidup dan damai sejahtera. Dan kalau kita sudah hidup oleh Roh, maka Roh itu akan memimpin hidup kita untuk melakukan apa yang baik dan berkenan kepada Allah, kita akan mampu hidup dalam kebenaran dan berlaku adil terhadap Tuhan. Bukti berlaku adil: setia beribadah, setia melayani, setia berkorban, setia melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Sebaliknya kalau tetap hidup menurut daging, keinginan daging itu adalah perseteruan terhadap Allah, ia tidak takluk kepada hukum Allah. Maka setiap orang yang tetap menuruti keinginan dagingnya, tidak mungkin bisa berkenan kepada Allah, tidak mungkin bisa berlaku adil. Justru dalam 1 Korintus 6 : 9 - 10 firman Tuhan telah menegaskan bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah, sebab orang yang melakukan hal-hal yang demikian disejajar dengan cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu. Karena itu hiduplah dalam kebenaran dan dalam keadilan.
Haleluya.........!!!



“PERBUATAN BAIK BERDASARKAN IMAN”


Minggu - 20 Maret 2011


III. KEBENARAN.

Pada minggu yang lalu kita sudah melihat bahwa buah terang itu ada tiga (3), yaitu: kebaikan, keadilan dan kebenaran. Dan kita sudah mempelajari buah kebaikan dan keadilan yang sanggup membawa kita lebih dekat kepada Tuhan. Maka saat ini kita akan mempelajari buah yang ketiga, yaitu buah kebenaran.
Pada dasarnya manusia itu sudah punya sifat dan karakter yang sebenarnya tidak mudah diubah, seperti kemabukan, perzinahan, kemarahan, sombong, perjudian, dll. Dan tidak ada seorangpun yang bisa mengubah sifat dan karakternya itu dengan cara atau dengan kekuatan diri sendiri. Misalnya saja kalau seseorang itu sudah terikat dengan dosa kemabukan atau dosa judi, maka hati dan pikirannya akan terikat sehingga seluruh hidupnya akan dikendalikan oleh dosa tersebut. Ia tidak akan puas sebelum melakukan dosa-dosa tersebut. Sekalipun ia datang beribadah dan mendengarkan firman Tuhan, bahkan sekalipun ia masih melayani Tuhan, rohani nya tidak akan bertumbuh dan pelayanannya tidak akan pernah berkenan kepada Allah.
Karena itu supaya kita bisa mengalahkan dan membuang segala sifat dan karakter tersebut, langkah selanjutnya yang harus kita lakukan adalah: HIDUP DALAM KEBENARAN, maksudnya hiduplah sesuai dengan firman Tuhan. Setiap orang yang hidup dalam kebenaran, maka hidupnya akan dikendalikan oleh firman Tuhan, ia akan dibawa untuk melakukan seluruh kehendak Allah.

1 Tesalonika 5 : 9 - 10 yang dijamin selamat adalah gereja Tuhan yang sudah hidup sebagai anak-anak terang, inilah yang ditetapkan tidak ditimpa oleh malapetaka-malapetaka, kalau dunia ini akan hancur malapetaka dari Tuhan tetapi anak-anak terang dijamin selamat sebab Tuhan akan tampil sebagai pembela dan pemelihara.
Karena itu firman Tuhan dalam Roma 8 : 6 - 8 menegaskan bahwa setiap orang yang hidup menurut daging akan menuai maut, ia sendiri yang membuat dirinya bermusuhan dengan Allah. Dan kalau tetap hidup menurut daging, maka tidak mungkin ia bisa berkenan kepada Allah.

SAUL
= adalah contoh orang yang tidak tinggal dalam kebenaran. Sebenarnya pada awalnya Saul itu sangat mantap kehidupannya, ia diangkat dari suku yang terkecil menjadi raja bagi bangsa Israel, yaitu dari suku Benyamin.
- Saul dipilih dengan undi dan diurapi menjadi raja untuk memimpin bangsa Israel.
- Saul pernah mengalami kepenuhan Roh Allah sama seperti nabi.
Tetapi ada satu kesalahan Saul yang sangat fatal, yaitu tidak dengar-dengaran kepada firman Allah dan tidak melakukan firman Allah itu dengan sepenuh hati. Akibatnya karena seijin Allah, Saul diganggu oleh roh jahat yang membuat hidupnya tidak tenang. Roh jahat itu selalu menggangu Saul dan membuat hidupnya penuh dengan ketakutan, penuh dengan iri hati/dengki, sehingga Saul tidak bisa mengatasi segala masalah dalam hidupnya.
Karena ketidakdengar-dengarannya kepada firman Tuhan, maka Saul dipecat jadi raja Israel dan digantikan dengan orang yang hidup dalam kebenaran, yaitu Daud. Dan yang dialami oleh Saul tidak cukup sampai disitu saja, Saul harus mengakhiri hidupnya dengan tidak wajar, Saul mengambil pedangnya dan menjatuhkan dirinya ke atasnya (1 Samuel 31). Jadi sangat jelas setiap orang yang tetap hidup menurut daging, ia akan menuai maut, tidak mungkin berkenan kepada Allah.

Yeremia 13 : 23 firman Tuhan mempertanyakan:
- dapatkan orang Etiopia mengganti kulitnya?
- dapatkah macan tutul mengubah belangnya?
Mengapa firman Tuhan mempertanyakan hal yang demikian? Sebab kalau orang sudah terbiasa berbuat jahat, kalau sudah terbiasa berbuat dosa, maka sangat sukar mengalami tanda keubahan, sulit diajak untuk berbuat kebenaran, bahkan tidak mungkin mau melakukan kebenaran. Jadi pertanyaan ini ditujukan khusus kepada orang-orang yang selalu membiasakan dirinya berbuat jahat, inilah yang tidak memperhatikan firman Tuhan.

Sebagai jemaat Tuhan, kita harus tetap mengingat bahwa Allah mau menjadikan umat-Nya itu menjadi istri-Nya dalam keadilan, dalam kebenaran, dalam kasih sayang dan dalam kasih setia (Hosea 2 : 18 - 19). Inilah sifat Allah yang akan dimasukkan ke dalam hidup kita supaya kita semua menjadi satu sifat dengan Allah. Sebab jika kita sudah menjadi satu sifat dengan Allah, itu berarti kita sudah menjadi sama dengan Allah.
Saudara-saudara, pada akhir zaman ini khusunya dalam menghadapi masa-masa yang sukar atau malapetaka-malapetaka yang sedang menimpa dunia ini, yang paling kita butuhkan adalah KEBENARAN, sebab dengan hidup dalam kebenaranlah maka kita akan diselamatkan dari murka Allah ini. Amsal 11 : 4 firman Tuhan mengatakan dengan tegas bahwa pada hari kemurkaan harta tidak berguna, artinya kalau Tuhan sudah mendatangkan malapetaka harta itu tidak dapat menyelamatkan manusia dari maut. Seperti halnya gempa bumi dan tsunami yang telah terjadi di Jepang tidak ada seorang pun yang bisa mencegah nya, banyak nyawa yang hilang, dan harta yang banyakpun tidak bisa memberi pertolongan.
Tetapi kebenaranlah yang bisa melepaskan orang dari maut, artinya satu-satunya yang bisa melepaskan manusia dari segala malapetaka yang sedang mengancam dunia ini adalah kebenaran. Caranya: hiduplah dalam kebenaran, dengar firman Tuhan dengan baik-baik dan lakukan maka Tuhan Allah sendiri yang menjamin kita selamat. Kalau gereja Tuhan itu hidup dalam kebenaran, mau melakukan apa yang menjadi kehendak Allah dan menjauhi larangan-Nya, maka Tuhan sendiri yang menjamin hidup kita.
Roma 5 : 8 - 10 firman Tuhan menegaskan: Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita oleh kematian Yesus Kristus di kayu salib supaya kita dibenarkan oleh darah-Nya. Dan kalau kita sudah dibenarkan oleh darah Kristus itu berarti kita sudah diperdamaikan dengan Allah, dengan demikian maka kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sekalipun di dunia ini sedang banyak terjadi kejadian-kejadian yang mengerikan, malapetaka bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, tetapi gereja Tuhan yang hidup dalam kebenaran itu dijamin hidupnya. Kebenaran yang ada di dalam hidupnya itu menjadi jaminan.
Itu sebabnya firman Tuhan sendiri telah mengangkat Abraham sebagai contoh dan sebagai bapa bagi orang percaya, sebab lewat Abrahamlah Yesus Kristus lahir sebagai kegenapan janji Allah sehingga lewat Abraham ini juga maka berkat Allah sampai kepada bangsa-bangsa lain (Galatia 3 : 14, 16). Maksudnya supaya berkat Abraham itu bisa turun kepada kita maka :
- kita harus hidup dalam iman sama seperti Abraham yang hidup dalam iman.
- kita harus hidup dalam kebenaran sama seperti Abraham hidup dalam kebenaran.

1 Yohanes 2 : 15 - 17 supaya kita bisa hidup dalam kebenaran: “Jangan mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya” yaitu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Setiap orang yang lebih mengasihi dunia maka kasih akan Bapa tidak akan ada di dalam dirinya, justru ia akan lenyap dengan segala keinginan nya tersebut. Tetapi kalau kita mau memperhatikan kebenaran dan hidup di dalamnya, maka kita akan tetap hidup selama-lamanya. Sekalipun dunia dan segala yang ada di dalamnya termasuk kemegahannya akan lenyap, hanya ada satu yang tidak akan lenyap yaitu firman Tuhan (Matius 24 : 36). Jadi kebenaran itu adalah jaminan supaya kita selamat dari malapetaka.



“PERBUATAN BAIK BERDASARKAN IMAN”


Minggu - 27 Maret 2011


Saudara-saudara tidak ada seorangpun yang tahu kapan Tuhan Yesus datang kali yang kedua, bulan berapa dan tahun berapa tidak ada seorangpun yang tahu. Justru dalam Matius 24 : 42 - 44 Tuhan Yesus telah mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang tahu pada hari mana Tuhan datang, sebab Ia datang pada saat yang tidak kita duga. Namun demikian sebagai jemaat Tuhan, kita harus tetap siap sedia dengan hidup dalam kebenaran, tetap setia baik dalam beribadah maupun dalam melayani Tuhan. Supaya jika Tuhan datang kali yang kedua, Ia mendapati kita dalam keadaan siap sedia dan dibawa masuk ke dalam kemuliaan-Nya.
Dalam Tabernakel, kalau kita sudah masuk ke Halaman pertama-tama pandangan mata kita sudah dibatasi oleh tiang-tiang Tabernakel yang tingginya 5 hasta = 2, 25 meter (1 hasta = 45 cm), memang masih bisa melihat ke atas tetapi tidak bisa melihat ke kiri atau ke kanan. Apalagi kalau sudah masuk ke dalam Ruangan Suci lebih dibatasi lagi, tidak bisa lagi melihat ke atas apalagi kalau melihat ke kiri atau ke kanan, sebab Ruangan Suci itu benar-benar tertutup oleh keempat tudung Tabernakel. Bahkan Ruangan Kudus ini juga kedap suara sehingga tidak bisa mendengar suara yang dari luar demikian juga suara dari dalam tidak bisa di dengar di luar. Itu sebabnya pada zaman Musa tidak sembarangan orang yang bisa masuk ke dalam Ruangan Suci ini kecuali imam-imam yang melayani, apalagi ke dalam Ruangan Maha Suci hanya imam besar saja yang bisa masuk itupun hanya satu kali saja dalam satu tahun.

Bagi kita sekarang hal ini mengandung arti yang sangat besar dan perlu kita pahami dengan baik-baik supaya kita dapat mengerti sampai dimana kepengikutan kita kepada Tuhan. Setelah kita dipanggil menjadi orang percaya, kemudian bertobat dan dibabtis dengan air dengan Roh Kudus berarti kita sudah masuk ke dalam suasana Halaman, maka pertama-tama yang akan kita alami adalah pandangan kita sudah dipersempit/ dibatasi sebab firman Tuhan telah mengarahkan kita supaya mata rohani tetap tertuju kepada Tuhan Yesus saja, kita harus tetap fokus hanya kepada perkara-perkara rohani saja. Sikap kita sebagai jemaat Tuhan: kita harus lebih memikirkan dan mencari perkara-perkara yang di atas, yaitu Sorga.
Terlebih lagi setelah rohani kita semakin bertumbuh menjadi dewasa dan masuk ke dalam susana Ruangan Suci maka firman Tuhan itu lebih membatasi pandangan mata kita supaya jangan sampai terpengaruh dengan perkara-perkara yang duniawi atau tabiat daging. Setelah kita masuk ke dalam suasana Ruangan Suci Firman Tuhan sedang mengarahkan kita supaya tetap memandang kepada firman Tuhan (=Meja Roti), memandang kepada persekutuan/pelayanan (=Pelita) dan supaya kita tetap hidup dalam doa dan penyembahan yang benar (=Mezbah Dupa). Tiga alat ini menunjuk ketiga persekutuan yang bisa membawa kita lebih dekat lagi kepada Allah. Sekarang ini Tuhan Allah sedang bekerja untuk memperbaharui hidup kita melalui firman-Nya supaya kita bisa hidup kudus dan berkenan kepada-Nya.

Sama seperti imam-imam yang masuk dan melayani di Bait Allah, demikian juga kita akan diangkat menjadi imam-imam untuk melayani Tuhan dengan apa yang ada pada kita. Jadi kita semua harus memiliki pertumbuhan rohani yang benar dan memiliki pengenalan yang benar supaya jangan sampai terseret oleh keinginan-keinginan yang duniawi maupun oleh pengajaran palsu. Tidak boleh lemah tetapi harus tetap fokus kepada Allah.

Firman Tuhan dalam 1 Yohanes 2 : 17 memberi satu pernyataan bahwa dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya. Dunia yang dimaksud bukan dunia secara hurufiah tetapi yang dimaksud adalah orang-orang yang selalu menuruti hawa nafsunya, yang selalu hidup dalam dosa dan pelanggaran. Sebagaimana telah kita lihat pada minggu yang lalu, firman Tuhan sendiri yang mempertanyakan tidak mungkin orang Etiopia bisa mengganti kulitnya atau macan tutul mengganti belangnya (Yeremia 13 : 23). Mengapa? sebab itulah warna dasarnya yang tidak bisa diubah lagi. Maka setiap orang yang selalu membiasakan dirinya berbuat jahat, yang selalu membiasakan dirinya tidak datang beribadah kepada Tuhan, tidak mau melakukan firman Tuhan tidak mungkin bisa melakukan apa yang baik. Seperti orang Etiopia yang tidak bisa mengganti kulitnya atau seperti macan tutul yang tidak bisa mengubah belangnya, demikianlah orang sudah terbiasa melakukan yang jahat tidak mungkin bisa lagi hidup dalam kebenaran. Sekalipun datang beribadah bahkan sekalipun masih dalam pelayanan, tetapi semua itu dilakukan hanya sebagai rutinitas saja, tanpa di dasari dengan kasih kepada ALlah. Maka kalau tetap seperti ini, ketika Tuhan Yesus datang kali yang kedua mereka akan masuk ke dalam penghukuman yang kekal sampai selama-lamanya sebab akan dilemparkan ke dalam api neraka, kematian yang kekal.

Tetapi setiap orang yang melakukan kehendak Allah dan yang selalu berfokus kepada kebenaran akan tetap hidup selama-lamanya. Walaupun dunia ini sedang ditimpa oleh malapetaka-malapetaka yang besar, tetapi orang-orang yang hidup dalam kebenaran akan tetap selamat dan tidak akan ditimpa oleh murka Allah (Amsal 11 : 4). Inilah janji Allah yang besar yang akan diberikan kepada semua orang yang mau hidup dalam kebenaran.

DAUD = adalah contoh orang yang selalu sungguh-sungguh hidup dalam kebenaran, sungguh-sungguh melakukan kehendak Allah. Hal ini dijelaskan dalam Kisah Para Rasul 2 : 25 - 28 bukti Daud selalu berfokus kepada Allah:
- senantiasa memandang kepada Tuhan
artinya: setiap hari dan setiap saat bahkan dalam setiap tindakannya selalu mengingat dan mengan-dalkan Tuhan, hidup Daud selalu fokus kepada firman Tuhan.
- menempatkan Kristus disebelah kanan
artinya: menempatkan dan membuat Tuhan ditempat yang terutama, yang terutama bukan hartanya, bukan kedudukannya dan bukan pula istrinya, tetapi Tuhanlah yang pertama dan yang terutama dalam hidupnya sehingga Daud itu menjadi orang yang paling berkenan kepada Tuhan.
Karena sikap Daud benar dimata Tuhan maka Daud pun tidak goyah, hatinya bisa bersukacita, jiwanya bersorak-sorak, tubuhnya diam dengan tenteram, dan Tuhan tidak menyerahkan Daud kepada maut tetapi memberikan jalan kehidupan dan melimpahinya dengan sukacita di hadapan Tuhan.

Saudara-saudara, sebagai jemaat Tuhan kita harus selalu berfokus kepada Tuhan dan menempatkan Kristus lebih utama dari segala sesuatu, Kristus itu harus lebih utama dari harta kita, Kristus itu harus lebih utama dari usaha atau pekerjaan kita, caranya:
- hiduplah dalam ibadah dan penggembalaan yang benar dan layani Tuhan dengan apa yang ada padamu.
- hiduplah dalam persekutuan yang benar dengan Tuhan, baik dengan firman-Nya maupun dengan Roh Kudus-Nya dan disertai dalam doa dan penyembahan yang berdasakan kasih akan Allah.
Dan kalau kita sudah berfokus kepada Allah sama seperti Daud selalu berfokus hanya kepada Allah, maka apa yang dialami Daud akan kita alami juga, apa yang telah diterima Daud dari Allah akan kita terima juga. Allah akan melimpahi kita dengan sukacita, dengan kekuatan dan dengan damai sejahtera.
Selain Daud, kita juga bisa melihat kehidupan RAHAB, seorang perempuan sundal yang diselamatkan dari Yerikho pada detik-detik terakhir sebelum Yerikho dihancurkan. Mengapa Rahab diselamatkan? karena Rahab juga mau berfokus kepada Tuhan,
caranya Yosua 2 : 18 =
1. Tali dari benang kirmizi harus diikatkan pada jendela rumahnya = lambang salib/korban Kristus.
2. Ayah dan ibunya dan semua keluarganya harus berkumpul bersama di dalam rumah = tetap dalam ibadah dan persekutuan.
Walaupun Rahab tidak tahu kapan orang Israel akan menyerang Yerikho, bahkan sekalipun Rahab itu tinggal di tembok Yerikho, tetapi karena Rahab mau melakukan tepat seperti yang dikatakan pengintai itu, maka Rahab dan seisi rumahnya diselamatkan, tidak turut binasa bersama dengan orang-orang Yerikho.
Cerita tentang Rahab ini merupakan satu pelajaran penting bagi kita bahwa keselamatan itu didapat tidak begitu saja, keselamatan itu bersyarat, yaitu: kita harus tetap percaya kepada Tuhan, tetap taat melakukan kehendak Tuhan dan jangan hidup dalam hawa nafsu (baca: Yudas 1 : 5 - 7). Kita harus mengerjakan keselamatan itu dengan takut dan gentar disertai dengan perbuatan-perbuatan baik yang berdasarkan iman. Maka apabila Tuhan Yesus datang kali yang kedua, maka Ia akan mendapati kita dalam keadaan layak, dalam keadaan hidup kudus tak bercela. Keselamatan itu kita peroleh harus disertai dengan sikap dan perbuatan yang benar. H A L E L U Y A ......!!!!