Rabu, 03 Agustus 2011

Buleting - Agustus 2011

“TINGGAL DALAM KEMURAHAN TUHAN”


Puji Tuhan! Pada minggu yang lalu kita sudah melihat firman Tuhan kesiapan sebagai mempelai perempuan Kristus harus tetap memper-hatikan firman Tuhan dan tetap dalam pimpinan Roh Kudus. Tidak ada seorangpun bisa berkenan kepada Tuhan apalagi menjadi mempelai perempuan kalau tidak mau memperhatikan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh serta melakukannya dengan taat dan setia.
Karena itu kesiapan gereja Tuhan dalam menyambut kedatangan Tuhan Yesus sebagai Mempelai Laki-laki sorga: kita harus tetap tinggal di dalam kemurahan Tuhan yang ditandai dengan sikap tetap setia mengikut Tuhan dalam beribadah maupun melayani Tuhan. Roma 11 : 22 firman Tuhan menekankan ada dua (2) hal yang harus kita perhatikan dengan baik-baik, yaitu: kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya.

Tuhan akan menunjukkan kekerasan-Nya kepada orang-orang yang telah jatuh, yaitu kepada orang-orang yang tidak mau beribadah dan yang tidak mau melakukan firman Tuhan. Ibrani 6 : 4 - 6 menjelaskan orang-orang yang jatuh itu adalah mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus dan yang mengecap firman yang baik namun murtad lagi, orang-orang yang seperti ini tidak mungkin bisa dibaharui lagi. Kepada merekalah Allah akan menunjukkan kekerasan-Nya. Manusia yang tidak tinggal di dalam Tuhan tidak beda dengan ranting-ranting yang telah dipotong dan tinggal menunggu di bakar di dalam api.
Itu sebabnya dalam Yohanes 15 : 1 Tuhan Yesus menjelaskan setiap orang yang tetap tinggal di dalam kemurahan Tuhan itu digambarkan seperti ranting yang tetap melekat pada pokok. Yesus adalah pokok anggur yang benar, jemaat - jemaat yang tetap dalam kemurahan itu rantingnya sedangkan pengusahanya adalah Bapa sendiri. Maka setiap orang yang tetap tinggal dalam kemurahan Tuhan itu pasti dibela, dipelihara, diberkati, diberi kesembuhan, selalu dihirburkan dan segala masalah pasti akan diselesaikan oleh Tuhan. Bagi setiap orang yang tetap dalam kemurahan Tuhan pasti mendapat perhatian khusus dari Tuhan Yesus Kristus, Mempelai Laki-laki Sorga. Karena itu perlu kita sadari kalau kita bisa di dalam kemurahan Tuhan, itu terjadi karena Tuhan sendiri yang telah memasukkan kita ke dalam diri-Nya.

Mazmur 91 : 1 - 5 setiap orang yang tetap dalam kemurahan Tuhan:
- ia berada dalam lindungan Allah, ia sedang bermalam dalam naungan Allah yang maha kuasa. Mengapa? sebab Ia yang akan melepaskan kita dari jerat penangkap burung bahkan dari penyakit sampar.
- kita tidak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap atau terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.
Sebaliknya kalau tidak berada dalam kemurahan Tuhan, ia tidak akan mendapat pemeliharaan dan akan mengalami semua hal di atas.
Ranting-ranting yang berbuah itu menunjuk kepada orang-orang yang tetap tinggal dalam kemurahan Tuhan, yaitu orang-orang yang selalu menghargai kasih karunia Tuhan.

Tiga (3) poin tentang kasih karunia Tuhan:
1. kasih karunia Tuhan yang menyelamatkan
2. kasih karunia Tuhan yang mempergunakan
3. kasih karunia Tuhan yang memelihara

Karena itu supaya kita bisa tetap tinggal di dalam kemurahan Tuhan ada hal yang harus kita lakukan, yaitu jangan mengeraskan hati pada saat mendengarkan firman Tuhan. Sebab kalau tetap mengeraskan hati maka Tuhan akan lebih hebat lagi mengeraskan hatinya sampai masuk ke dalam api neraka.
Inilah persoalan besar yang sering terjadi di tengah-tengah kehidupan umat Tuhan, terlebih dalam perjalanan bangsa Israel menuju tanah Kanaan. Mazmur 95 : 7b - 9 firman Tuhan menjelaskan keadaan orang Israel seperti di Meriba dan di padang gurun yang sering mengeraskan hati pada waktu mendengarkan firman Tuhan. Selama empat puluh tahun di perjalanan mereka sudah melihat perbuatan tangan Tuhan yang luar biasa tetapi mereka masih juga menguji Tuhan. Sehingga Tuhan sendiri berkata tentang mereka: “Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku.”
Akibatnya: mereka takkan masuk ke tempat perhentian Tuhan.

Demikian juga dalam Ibrani 3 : 7, 15; 4 : 7 firman Tuhan ini diulang kembali untuk memperingatkan gereja Tuhan di akhir zaman ini supaya jangan meniru sikap bangsa Israel tersebut. Dari sini dapat kita lihat Tuhan itu sangat benci dengan orang-orang yang suka mengeraskan hatinya, Tuhan itu tidak akan berkenan kepada orang-orang yang tidak memperhatikan firman Tuhan. Ibrani 3 : 12 menghimbau supaya kita tetap waspada, maksudnya supaya diantara kita jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Maksudnya ialah supaya kita mau memperhatikan firman Tuhan dan jangan mengeraskan hati ketika ditegur Allah.
Matius 19 : 7 - 8 ketika orang Farisi bertanya kepada Yesus apakah diperbolehkan menceraikan istrinya dengan alasan apa saja, Tuhan Yesus menjelaskan apa yang telah dipersatukan tidak boleh diceraikan. Lalu Yesus menjelaskan lagi kepada mereka apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai ketika orang menceraikan istrinya, penyebabnya: karena ketegaran hati orang Israel itu sendirilah maka Musa mengijinkan mereka menceraikan istrinya, padahal sejak semula tidaklah demikian. Jadi kalau ada orang Kristen mau menceraikan istrinya berarti ia sedang mengeraskan hatinya dan tidak segan-segan melanggar perintah Tuhan.

Markus 6 : 52 firman Tuhan juga menjelaskan baik orang banyak maupun murid-murid belum juga mengerti tentang mujizat besar yang telah diadakan Yesus, mereka semua hanya tercengang-cengang dan bingung. Padahal dari lima roti dan dua ikan saja Tuhan Yesus mengadakan mujizat yang besar sehingga lima ribu orang bisa makan dengan kenyang, bahkan sampai ada sisanya dua belas bakul penuh. Kemudian setelah Yesus berjalan di atas air dan menenangkan angin, mereka belum juga mengerti tentang peristiwa-peristiwa tersebut. Penyebabnya juga sama, yaitu karena hati mereka tetap degil (=keras hati).
Jadi dari contoh-contoh di atas dapat kita ketahui bahwa kekerasan hati itu membuat orang tidak mengerti kehendak Tuhan, tidak bisa melihat perbuatan Tuhan yang begitu ajaib, dan tidak mengetahui apa rencana Tuhan dalam hidupnya.

Karena itu sebagai jemaat Tuhan mari kita belajar dari contoh-contoh di atas, jangan mengeraskan hati ketika mendengarkan firman Tuhan dan jangan menolak ketika ada teguran dari firman Tuhan. Ingat firman Tuhan dalam Yeremia 29 : 11 - 14 rancangan Tuhan dalam hidup kita bukanlah rancangan kecelakaan, tetapi rancangan damai sejahtera, untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan, yaitu tentang janji-janji Allah bagi setiap orang yang mengasihi-Nya dan yang mau beribadah dengan sungguh-sungguh (Keluaran 23 : 25 - 27).
Kalau kita tetap dalam kemurahan Allah dan memperhatikan firman-Nya:
- ketika kita berseru dan datang untuk berdoa, Tuhan akan mendengarkan doa kita.
- ketika kita mencari dan menanyakan Tuhan, kita akan menemukan-Nya.


Bahkan Tuhan juga akan memulihkan keadaan kita dan akan mengumpulkan kita bersama-sama dengan Dia di dalam kemuliaan-Nya yang besar, di Sorga. Jadi kalau Tuhan mau memasukkan kita dalam kemurahan-Nya, berarti Ia sedang bekerja untuk membawa kita masuk ke dalam rencana-Nya yang begitu besar dan mulia. Kemurahan Tuhan itu akan membawa kita lebih dekat dengan pribadi-Nya. Haleluya.....!!!




“TINGGAL DALAM KEMURAHAN TUHAN”


Minggu, 07 Agustus


Cara yang benar menghargai kemurahan Tuhan: tetap tinggal dalam ibadah dan penggembalaan yang benar, dengarkan firman Tuhan dengan sikap yang baik dan jangan mengeraskan hati terhadap firman Tuhan. Roma 11 : 22 kalau kita tetap dalam kemurahan Tuhan maka Tuhan juga akan menunjukka kemurahan-Nya, yaitu Ia akan membela dan memelihara hidup kita, Ia sendiri yang menjamin masa depan kita.
Sebagai jemaat maupun sebagai hamba Tuhan, kita harus mewaspadai persoalan yang sering membuat banyak rumah tangga hancur, yang membuat orang undur dari Tuhan dan tidak mengerti akan kehendak Tuhan adalah karena kekerasan hati. Sama seperti bangsa Israel yang mengeraskan hati dalam perjalanan di padang gurun membuat mereka tidak mengerti kehendak Tuhan dan tidak bisa merasakan kemurahan Tuhan yang telah menuntun mereka. Mereka justru mencobai Tuhan dan membuat allah yang lain sebagai sesembahan, ini terjadi karena mereka mengeraskan hati. Demikian juga pada zaman akhir ini persoalan kekerasan hati ini akan muncul kembali kalau tidak diwaspadai. Akan banyak orang tidak menghargai ibadah, tidak memberi telinga untuk mendengarkan firman Tuhan dan selalu mengeraskan hati apabila dosanya dikoreksi. Inilah yang membuat sehingga rohaninya tidak bisa bertumbuh dengan baik, pengenalannya kepada Kristus tidak jelas dan selalu berbantah dengan firman Tuhan. Kalau tetap seperti ini maka Tuhan tidak akan menunjukkan kemurahan-Nya.

Firman Tuhan dalam Wahyu 11 : 1 - 3 menjelaskan kepada kita yang diukur dengan tongkat pengukur adalah Bait Suci Allah dan mezbah dan orang-orang yang beribadah di dalamnya, tetapi pelataran (=halaman) Bait Suci yang di sebelah luar dikecualikan dan tidak turut diukur karena telah diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan akan menginjak-injak Kota Suci itu selama empat puluh dua bulan lamanya (= 3 ½ tahun).
Bait Suci = menunjuk pribadi kita sendiri sebagai bait Allah dan tempat Roh Kudus (1 Korintus 3 : 16). Mezbah = bukan hanya berbicara mezbah doa tetapi yang dengan sungguh-sungguh memiliki doa dan penyembahan yang hidup. Orang-orang yang seperti inilah yang masuk ke dalam ukuran Tuhan, dengan kata lain menjadi orang yang berkenan kepada Allah. Mengapa? sebab mereka mau tetap tinggal dalam kemurahan Tuhan.

Orang-orang yang masuk dalam ukuran Tuhan: masuk ke dalam kerajaan sorga.

Tetapi Pelataran tidak termasuk yang diukur melainkan dikecualikan karena akan diberikan kepada antikristus dan menganiaya mereka selama 3 ½ tahun. Pelataran ini menunjuk kepada orang-orang yang sudah percaya kepada Tuhan, sudah bertobat dari cara hidup yang lama, sudah dibabtis dengan air, tetapi tidak masuk ke dalam ukuran Tuhan. Mengapa? karena sikapnya yang tidak mau tinggal dalam kemurahan Tuhan membuat rohaninya tidak bertumbuh menjadi dewasa. Akan masuk ke dalam aniaya antikristus 3 ½ tahun.
Kalau kita lihat dalam skema Tabernakel, yang dimaksud Bait Suci Allah dan Mezbah itu letaknya di Ruangan Suci, yang dipagari dengan tiang-tiang Tabernakel dan yang ditudungi dengan empat tudung. Sehingga kalau kita lihat Bait Suci Allah itu benar-benar terlindungi baik dari bawah, dari samping maupun dari atas. Makanya setiap orang yang sudah masuk ke dalam ukuran Tuhan, yaitu yang sudah menjadi bait Allah yang kudus, mereka berhak mendapatkan pembelaan, pemeliharaan dan perlindungan dari Tuhan secara permanen. Tuhan tidak akan mengijinkan bangsa-bangsa yang lain menginjak-injak mereka, tidak akan diserahkan ke tangan antikristus.
Sedangkan Pelataran/Halaman itu letaknya masih di luar, memang sudah ada pagar tenda disekelilingnya tetapi tidak ada tudung yang menudungi dari atas. Ini menunjuk kepada kehidupan orang-orang Kristen yang belum berada dalam perlindungan Allah sehingga tidak mendapat kemurahan. Sementara kalau kita lihat pada zaman akhir ini musuh rohani yang paling berat itu berasal dari atas, yaitu roh-roh jahat di udara. Efesus 6 : 12 menjelaskan peperangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini dan melawan roh-roh jahat di udara. Maka kalau tidak masuk ke dalam Bait Allah, jelas tidak ada perlindungan dari Tuhan, tidak akan ada kuasa untuk melawan roh-roh jahat tersebut, maka ia pasti akan dikalahkan. Kalau tetap di Halaman berarti imannya tidak bertumbuh dan ia tidak akan bisa tinggal dalam kemurahan Tuhan.
Perlu kita ketahui sikap yang paling ditentang oleh Tuhan adalah kesombongan atau kecongkakan. Yakobus 4 : 6 firman Tuhan mengatakan: “Allah menentang orang-orang yang congkak (=sombong), tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” Dikatakan congkak atau sombong karena merasa mampu hidup tanpa Tuhan, merasa ibadah dan penggembalaan itu tidak ada gunanya dan tidak membuka hati untuk mendengarkan firman Tuhan. Di mata Tuhan, orang-orang yang tidak berada dalam ibadah dan penggembalaan itu adalah orang yang congkak.
Maka dalam Ibrani 10 : 23 - 25 firman Tuhan menghimbau supaya kita “teguh berpegang pada pengharapan” dan saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan yang baik. Sebab kalau kita sudah berpegang teguh pada pengharapan maka dengan sendirinya kita sedang berada dalam kemurahan Tuhan dan pengharapan itu akan mendorong kita dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Walaupun banyak orang selalu membiasakan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah, tetapi kita justru semakin giat melakukannya menjelang hati Tuhan yang mendekat, bisa saling mendorong dan saling menasihati.

Ibrani 10 : 29 praktek kesombongan:
- menginjak-injak Anak Domba = tidak bisa mempercayai Kristus dengan benar
- menganggap najis darah perjanjian = tidak menghargai korban Kristus
- menghina Roh Kasih Karunia = menghina Roh Kudus dan pekerjaan-Nya.

Saudara-saudara, kalau lihat latar belakang mengapa Allah melepaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir: karena di Mesir mereka tidak bisa beribadah kepada Allah, mereka selalu dipaksa bekerja dengan keras membangun Pitom dan Raamses. Memang selama di Mesir bangsa Israel bisa berkembang menjadi banyak dan bisa diberkati, tetapi ada yang tidak bisa mereka lakukan yaitu beribadah. Maka dalam Keluaran 3 : 12 Allah mengutus Musa ke Mesir untuk membawa bangsa Israel ke luar dari Mesir dengan tujuan supaya mereka bisa beribadah kepada Allah dengan benar, tanpa intimidasi dari orang Mesir dan tanpa perbudakan. Tuhan mau supaya mereka benar-benar bebas beribadah dan membawa korban persembahan untuk dipersembahkan kepada Allah.
Demikian juga dalam Roma 12 : 1 - 2 firman Tuhan juga menerangkan kepada kita bagaimana beribadah yang benar, yaitu ”mempersembahkan tubuh.” Setiap orang yang tetap dalam kemurahan Allah tahu mempersem-bahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Firman Tuhan menegaskan mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada adalah sebagai ibadah yang sejati. Dikatakan hidup karena di dalamnya ada Roh Allah, yaitu Roh Kudus yang memberi kehidupan sehingga rohani kita bisa bertumbuh dengan baik sampai mengenal Kristus sebagai Mempelai Laki-laki Sorga.



“TINGGAL DALAM KEMURAHAN TUHAN”


Minggu, 14 - Agustus '11


Saudara-saudara, taman Eden yang pertama telah hilang kemuliaannya setelah manusia pertama itu jatuh ke dalam dosa, bahkan dosa itu juga membuat manusia itu kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3 : 23). Akibat dosa itu membuat manusia kehilangan pemeliharaan dan perlindungan dari Allah.
Untuk itulah firman Tuhan menghimbau supaya kita semua tinggal di dalam kemurahan Tuhan, tinggal di dalam kasih karunia Allah. Orang yang hidup dalam kemurahan Tuhan itu akan seperti ranting yang tetap melekat pada pokok anggur: tetap dibela, dipelihara, kalau sakit pasti diberi kesembuhan, dan terlindungi dari segala malapetaka. Dan yang lebih lagi dengan tinggal dalam kemurahan Tuhan: kita akan dapat bertahan sampai Tuhan Yesus datang kembali.
Devenisi tinggal dalam kemurahan Tuhan bukan hanya sekedar berada dalam ibadah saja, bukan hanya sekedar disebut sebagai orang Kristen saja, tetapi benar-benar tinggal dalam firman Tuhan dan firman Tuhan tinggal dalam hidup kita. Maksudnya kita harus menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan dengan taat dan setia.

Demikian juga devenisi dari kasih karunia Tuhan bukan hanya sekedar menerima berkat-berkat dari Tuhan, misalnya kesembuhan mujizat, dll, tetapi mendapatkan jaminan keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus. Maka kalau kita lihat dalam firman Tuhan, devenisi kasih karunia Tuhan adalah: “Ada kuasa yang diberikan Tuhan supaya kita dapat menanggung beban yang berat.” Yang dimaksud beban yang berat itu bukan hanya karena seseorang itu sedang menderita sakit penyakit ataupun kekuarangan dalam hal makanan, melainkan beban yang diakibatkan oleh dosa.
Dunia sekarang yang sedang kita tempati ini sudah semakin sukar dan semakin berat tekanan yang dialami oleh anak-anak Tuhan. Dan beban yang paling berat itu adalah beban yang diakibatkan oleh dosa, sebab sekecil apapun dosa itu maka dosa itu akan menjadi beban yang harus dipikul/ ditanggung. Tidak ada dosa yang bebas dari maut, sekalipun dosa itu nampaknya sepele tetapi dosa itu akan mengikat dan akan membawa orang itu ke dalam maut. Bahkan pada zaman akhir ini dosa itu akan semakin nyata dan kebanyakan orang tidak segan-segan lagi melakukan hal-hal yang lebih buruk.
Yang dimaksud dengan dosa bukan hanya dosa yang sudah dilakukan, demikian juga dosa yang menjadi beban bukan hanya dosa yang telah dilakukan saja misalnya percabulan, perzinahan, pencurian, keserakahan, kemabukan, dll, tetapi setiap dosa yang belum dilakukanpun akan menjadi beban yang berat. Misalnya dosa dalam pikiran yaitu dosa yang sedang diangan-angankan, walau belum dilakukan tetapi sudah menjadi dosa. Misalnya saja: percabulan, pikiran najis atau rencana-rencana jahat yang tersimpan dalam pikiran, ini juga sudah menjadi dosa dan menjadi beban yang berat.
Untuk itulah Tuhan menghimbau supaya kita tetap tinggal dalam kemurahan Tuhan, kita harus tetap melekat kepada Tuhan sama seperti ranting yang tetap melekat pada pokoknya. Setelah kita diselamatkan, langkah selanjutnya yang harus kita lakukan adalah : kita harus tetap setia berada dalam ibadah dan penggembalaan yang benar. Jika kita sudah tinggal dalam kemurahan Tuhan maka kita juga pasti akan mendapatkan kasih karunia dari Tuhan, yaitu Ia akan memberi kuasa yang besar supaya kita dapat menanggung beban yang berat tersebut. Kasih karunia Tuhan itu sanggup memulihkan dan mengangkat kita dari maut dan akan membawa kita masuk ke dalam rencana-Nya yang besar dan mulia. Yaitu menjadikan kita sebagai mempelai perempuan Kristus, yang dikuduskan dan disempurnakan.

Kita bisa melihat contoh orang-orang yang berhasil mendapatkan kasih karunia Tuhan:

1. Rasul Paulus, 1 Korintus 15 : 10 sebagai rasul Kristus, Paulus sadar hanya oleh kasih karunia Tuhan saja ia ada sebagaimana ada sekarang, dan lewat kasih karunia itu juga Tuhan selalu menyertai hidupnya sampai berhasil menjadi rasul Kristus yang bekerja keras untuk memberitakan Injil tentang keselamatan. Kasih karunia yang dianugerahkan kepada Paulus itu tidak menjadi sia-sia, justu mengandung kuasa yang besar yang mengubah hidupnya dari seorang penganiaya jemaat menjadi seorang rasul Kristus.

2. NUH, juga menjadi orang yang berhasil mendapat kasih karunia di mata Tuhan di tengah-tengah keadaan manusia yang penuh dengan dosa. Kejadian 6 : 1 - 7 firman Tuhan menjelaskan kepada kita bagaimana keadaan manusia pada zaman Nuh, manusia sudah rusak karena dosa: kejahatan manusia besar di bumi dan kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Tetapi di tengah-tengah keadaan dunia yang penuh dengan dosa itulah Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan sehingga ia diselamatkan. Nuh berhasil mendapat kasih karunia di mata Tuhan karena Nuh itu adalah seorang yang benar, tidak bercela di antara orang-orang sezamannya dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.

3. Abraham, juga mendapat kasih karunia dari Tuhan dan Allah menjadikan Abraham sebagai bapa orang beriman. Abraham berhasil disebut sebagai bapa orang beriman karena ia tetap tinggal dalam kemurahan Tuhan, imannya tidak menjadi lemah walaupun umurnya sudah tua.
Roma 4 : 17 - 21 firman Tuhan menjelaskan kepada kita tentang perbuatan-perbuatan yang dilakukan Abraham ketika imannya sedang digoncang. Terhadap firman Tuhan dan terhadap janji-janji Allah, Abraham tidak pernah ragu. Ketika imannya sedang diuji Abraham percaya bahwa Allah sanggup menghidup kan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada. Bahkan sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa.
Berbeda dengan Sarah, karena ia tidak berpegang kepada firman Tuhan maka ia juga tidak percaya kepada janji-janji Allah. Maka ia pun memberikan Hagar pembantunya kepada Abraham supaya dihampiri. Sarah melakukan ini dengan harapan supaya ia cepat-cepat mempunyai anak, tetapi Sarah tidak sadar bahwa perbuatannya ini sudah menyimpang dari kebenaran. Maka sekalipun Hagar melahirkan, anak yang dilahirkan ini menjadi masalah besar di kemudian hari, mendatangkan cela dan penderitaan yang berat. Demikianlah setiap istri yang tidak percaya kepada firman Tuhan akan menjadi beban dalam rumah tangganya dan bisa saja menjadi batu sandungan bagi suaminya sendiri.
Maka sebagai jemaat dan sebagai hamba Tuhan, kita semua harus tetap tinggal dalam kemurahan Tuhan supaya kita juga mendapatkan kasih karunia dari Tuhan. Walaupun dunia ini sedang gelap karena dosa bahkan sekalipun keadaan manusia sudah sama seperti pada zaman Nuh, tetapi jemaat yang mendapat kasih karunia di mata Tuhan pasti mendapat kekuatan supaya dapat menanggung beban yang berat. Ditengah-tengah kegelapan dosa, Tuhan akan menganugerahkan kuasa yang besar supaya kita tidak terpengaruh bahkan tidak terbawa arus. Sebaliknya kita akan hidup dalam iman sama seperti Abraham yang hidup dalam iman, dan kita juga bisa mempercayai setiap janji Tuhan dalam firman-Nya.
Karena itu supaya kita semua berhak mendapat kasih karunia Tuhan, ada sikap dan perbuatan yang harus kita lakukan, yaitu kita harus mengasihi Tuhan dan melakukan firman-Nya dengan taat dan setia, sampai Tuhan Yesus datang kembali. Mengasihi Tuhan tidak hanya lewat mulut saja, tetapi sampai berhasil melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita.