“TANDA DARAH”
minggu 4 Oktober 2009
Saudara-saudara, dahulu kita tidak mengenal dan tidak dikenal Allah, dahulu kita tidak layak disebut umat Allah dan tidak layak menerima janji-janji Allah. Kita disebut orang kafir, yang tidak layak menerima kerajaan Allah. Firman Tuhan yang mengatakan demikian dalam Efesus 2 : 11 - 12 “Karena itu ingat lah - sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya “sunat”, yaitu sunat lahiriah, bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia." Tetapi syukur kepada Allah, oleh karena kasih-Nya dan kemurahan-Nya yang begitu besar, Ia telah berkenan mengangkat kita untuk menjadi umat-Nya yaitu oleh “darah Kristus” yang telah mati di atas kayu salib. Oleh kematian Kristus di kayu salib, kita telah beroleh kesempatan untuk dipersekutukan dengan Allah sebab dosa-dosa kita telah ditebus. Firman Tuhan dalam Efesus 1 : 7 mengatakan: “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaaan kasih karunia-Nya.” Jadi jelas oleh darah Kristus, kita telah beroleh penebusan dan pengampunan dari segala dosa-dosa kita. Kuncinya: terima darah Yesus dan hargai korban Kristus yang telah mati untuk menebus dosa-dosa kita. Oleh darah Kristus, kita akan dibebaskan dari 2 (dua) hal, yaitu:
1). 1 Petrus 1 : 18 - 19 dibebaskan dari “kutuk dosa.”2). Galatia 3 : 13 ditebus dari “kutuk hukum Taurat.”
Ibrani 5 : 8 -9 firman Tuhan menjelaskan sebelum Yesus menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang, Ia telah menunjukkan sikap yang baik, yaitu “Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritanya.” Ketaatan inilah yang membuat sehingga Kristus itu disebut menjadi “pokok keselamatan” bagi semua orang yang taat kepada-Nya. Jadi dari ayat ini dapat kita ketahui bahwa Kristus menjadi pokok keselamatan tidak kepada semua orang, tetapi hanya kepada mereka yang taat sama seperti Kristus, artinya yang taat beribadah, taat berkorban, taat melakukan segala kehendak Allah dalam firman-Nya. Saudara-saudara, firman Tuhan dalam Galatia 3 : 11 mengatakan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan dihadapan Allah karena melakukan hukum Taurat, baik orang Israel apalagi orang kafir. Galatia 3 : 10 justru mengatakan: Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat berada di bawah kutuk. Untuk itulah Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, yaitu lewat kematian-Nya di atas kayu salib (ayat 13). Bagi kita gereja Tuhan yang hidup di akhir zaman ini kematian Kristus di kayu salib mengandung arti yang sangat besar bagi kita, bukan hanya untuk mengampuni kita dari dosa dan pelanggaran, tetapi terlebih dari pada itu kematian Kristus di kayu salib adalah juga untuk menebus kita dari cara hidup yang sia-sia yang telah kita warisi dari nenek moyang, termasuk dari adat istiadat/tradisi-tradisi.Karena itu sebagai jemaat Tuhan, kita harus tetap hati-hati supaya jangan sampai ada orang yang menggagalkan iman kita terhadap Yesus Kristus. Sebab dalam Kolose 2 : 16 - 17 firman Tuhan mengingatkan supaya jangan kita biarkan orang menghukum kita mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat, sebab semua ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus. Jadi hukum Taurat itu adalah bayangan dari apa yang akan datang sampai Kristus mati di kayu salib untuk menebus kita dari kutuk hukum Taurat. Roma 7 : 14 sebenarnya hukum Taurat itu sifatnya memang rohani, tetapi kalau tidak dapat melakukan hukum Taurat dengan baik, maka sebaliknya akan terjual di bawah kuasa dosa.
Sifat orang yang melakukan hukum Taurat :- suka melihat kesalahan orang lain
- suka menyimpan kesalahan orang lain
- suka menghakimi orang lain
Contoh : Lukas 7 : 36 - 40.
Dalam ayat ini diceritakan : Ada seorang Farisi (=yang hidup menurut hukum taurat, demikian juga dalam beribadah maupun melayani juga menurut hukum Taurat) mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya, lalu Yesus datang ke rumah orang Farisi itu lalu duduk makan. Kemudian di kota itu juga ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika Yesus sedang makan di rumah orang Farisi tersebut, orang Farisi itu tidak dapat menunjukkan sikap yang baik, ia tidak sujud di bawah kaki Tuhan Yesus untuk menyembah, ia tidak merendahkan diri di hadapan Tuhan Yesus. Tetapi yang dilakukan justru sebaliknya:
- dalam hati ia menghakimi perempuan berdosa- ia menganggap diri lebih benar dari orang lain
- ia menganggap Yesus tidak tahu dan tidak mengenal siapa perempuan itu.
Dimata Tuhan, sikap seperti ini adalah salah. Mengapa orang Farisi tersebut mempunyai sikap yang demikian? Jawabannya adalah: karena ia melakukan segala sesuatu hanya menurut hukum Taurat, sehingga ia tidak dapat melakukan dengan tulus ikhlas, ia memang mengundang Yesus tetapi bukan untuk menunjukkan kasihnya kepada Yesus.Setelah perempuan berdosa itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, ia datang dengan sikap yang baik dan benar.
- membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi- sambil menangis mendekat ke kaki Yesus
- membasahi kaki Yesus dengan air matanya
- menyekanya dengan rambutnya
- mencium kaki Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi
*Orang Farisi itu mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya, tetapi yang mendapat pengampunan dosa adalah perempuan berdosa.
**Orang Farisi itu mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya, tetapi yang berhasil mendapat berkat adalah perempuan berdosa.
Galatia 1 : 12 Paulus dahulu sebelum diangkat menjadi rasul, dalam agama Yahudi pekerjaannya adalah: tanpa batas menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya, sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyang. Tetapi setelah Paulus dipanggil dan dipilih menjadi rasul, dan setelah Allah menyatakan diri-Nya kepada Paulus, yang dikerjakan adalah: *memberitakan Kristus di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, **tidak meminta pertimbangan kepada manusia. Inilah bukti betapa besar kuasa korban/darah Kristus yang sanggup mengubah hidup manusia dan menjadikannya menjadi berguna bagi pekerjaan Allah. Efesus 2 : 14 firman Tuhan mengatakan Kristus telah merobohkan tembok pemisah, yaitu perseteruan. Tujuannya: untuk mempersatukan semua orang, baik orang Israel maupun orang kafir dengan Allah di sorga. Efesus 2 : 15 kematian Kristus di kayu salib telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya. Sekalipun pada awalnya keadaan orang kafir itu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel, tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa Allah dan tanpa pengharapan (ayat 11 - 12), tetapi oleh “darah Kristus” kita yang dahulu “jauh” sekarang sudah menjadi “dekat” (ayat 17). Bahkan oleh kuasa darah Kristus, sekarang kita telah beroleh jalan masuk kepada Bapa sehingga kita bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan sudah menjadi anggota-anggota keluarga Allah, jemaat Allah. HALELUYA...!!
"TANDA DARAH"
Minggu - 11 Oktober 2009
Saudara-saudara, perjuangan kita pada akhir zaman ini bukan hanya dalam hal kebutuhan jasmani saja, seperti dalam hal makanan dan minuman, tetapi kita sedang berjuang supaya berhasil menjadi orang yang berkenan kepada Tuhan yang benar-benar bebas dari kuasa iblis. Sama seperti bangsa Israel ketika mereka masih di Mesir, karena Firaun memaksa mereka bekerja keras, mereka berjuang dengan cara berseru kepada Tuhan supaya bebas dari tangan Firaun. Dan memang Tuhan mendengarkan mereka dan melepaskan mereka dari tangan Firaun dan membawa mereka ke tanah Kanaan. Tetapi perjuangan mereka tidak cukup sampai di situ saja, selama dalam perjalanan di padang gurun mereka juga harus berjuang untuk mengalahkan segala keinginan dan segala sungut-sungut mereka baik kepada Musa maupun kepada Allah.
Kalau kita lihat generasi yang dipimpin oleh Musa, yang berumur dua puluh tahun ke atas, hampir semua ditewaskan di padang gurun, hanya Kaleb dan Yosua saja yang sampai ke tanah Kanaan. Dalam Bilangan 32 : 11 - 12 firman Tuhan mengatakan bahwa orang-orang Israel yang telah berjalan dari Mesir menuju tanah Kanaan, tidak akan melihat tanah Kanaan. Penyebabnya: Akibatnya Firman Tuhan menyebut mereka sebagai karena mereka tidak mengikut Tuhan dengan sepenuh hati. Mereka disebut sebagai “angkatan yang berbuat jahat” (ayat 13).
Apa kejahatan mereka?
Apa kejahatan mereka?
Dalam 1 Korintus 10 : 1 - 10 firman Tuhan menjelaskan kepada kita ada beberapa hal kejahatan bangsa Israel yang membuat sehingga banyak di antara mereka yang ditewaskan di tengah jalan, yaitu:
- menyembah berhala
- melakukan percabulan
- mencobai Tuhan dan
- bersungut-sungut.
- menyembah berhala
- melakukan percabulan
- mencobai Tuhan dan
- bersungut-sungut.
Khusus ayat 6 & 11 firman Tuhan mengingatkan semua itu telah terjadi menimpa bangsa Israel, tujuannya adalah: “Untuk memperingatkan” supaya kita jangan sampai menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat dan supaya kita jangan meniru sikap dan perbuatan yang telah mereka lakukan.
Inilah generasi lama yang dipimpin oleh Musa, generasi yang tidak mengalami tanda pembaharuan, mereka memang sudah keluar dari Mesir dan sedang berada dalam perjalanan menuju tanah Kanaan, tetapi sayang mereka tidak masuk ke tanah Kanaan sebab di tengah jalan mereka dibinasakan oleh Allah. Hanya Kaleb dan Yosua saja yang sampai ke tanah Kanaan, selebihnya adalah mereka yang lahir di tengah jalan. Inilah yang disebut generasi yang telah mengalami tanda pembaharuan, generasi yang berada dalam pimpinan Yosua.
Sebagai jemaat Tuhan yang sudah ditebus dengan darah yang mahal, yaitu dengan darah Kristus, setelah kita diselamatkan atau dilepaskan dari kutuk dosa sikap selanjutnya yang harus kita miliki adalah: “mengikut Tuhan dengan sepenuh hati” artinya setia beribadah dan melakukan segala perintah Allah. Untuk itu kita juga harus mengalami tanda pembaharuan, harus ada kerelaan meninggalkan/membuang segala cara-cara hidup yang lama, termasuk dari cara hidup yang sia-sia yang telah kita warisi dari nenek moyang termasuk dari tradisi-tradisi atau adat istiadat dari nenek moyang. Sebab jika masih terikat dengan tradisi-tradisi atau adat istiadat dari nenek moyang, itu berarti ia sedang ditawan dan percuma saja ia beribadah kepada Tuhan (Kosose 2 : 8; Matius 15 : 1 - 20). Tuhan Yesus menyebut setiap orang yang masih terikat dengan adat istiadat sebagai "orang munafik" (ayat 7), dan adat istiadat ini bukan Tuhan yang menanamkannya melainkan nenek moyang. Kedatangan Tuhan Yesus Kristus sudah dekat, supaya kita berhasil menyambut Dia sebagai Mempelai Pria Sorga, tidak ada jalan lain selain mengikut Kristus dengan sepenuh hati serta melakukan perintah-Nya dengan taat dan setia.
Saudara-saudara, perjalanan kita sekarang harus sama seperti perjalanan bangsa Israel dalam pimpinan Yosua, sudah dekat ke tanah Kanaan, tinggal menyeberangi sungai Yordan saja kemudian berperang untuk menghalau bangsa-bangsa yang tinggal di tanah Kanaan tersebut. Maka supaya kita berhasil masuk ke dalam sorga sikap yang harus kita miliki juga harus sama seperti sikap generasi bangsa Israel dalam pimpinan Yosua, yaitu “memiliki semangat yang berkobar-kobar.” Inilah yang dimaksud mengikut Tuhan dengan sepenuh hati. Itu sebabnya kalau kita lihat generasi dalam pimpinan Yosua, merekalah yang berhasil masuk ke tanah Kanaan sebab mereka semua sudah memiliki tanda pembaharuan dan sudah mempunyai semangat yang berkobar-kobar.
Pada zaman akhir ini banyak gereja yang lebih menonjolkan pemberitaan tantang berkat-berkat jasmani kepada jemaat-jemaat sehingga tanpa sadar mereka telah menutup-nutupi berita tentang keselamatan yang diperoleh dengan tanda pembaharuan. Maka tidak heran kalau berita tentang kekudusan dan kesempurnaan ini tidak begitu dibuka secara gamblang, sebaliknya mereka memberitakan dongeng-dongeng untuk menyenangkan telinga. Sebagai jemaat Tuhan, kita jangan mau terlena dengan pemberitaan yang tidak sesuai dengan firman kebenaran, sebab bisa mengakibatkan iman tidak bertumbuh dengan baik dan gagal masuk ke dalam sorga.
Lihat bencana-bencana yang telah terjadi di mana-mana, kita jangan tutup mata sebab ini merupakan peringatan dari Tuhan supaya kita lebih sungguh-sungguh mengikut Tuhan baik dalam beribadah maupun dalam melakukan firman Tuhan. Dan bencana ini akan semakin dahsyat terjadi untuk menghukum dunia maupun orang-orang yang tidak bertobat.
Yesaya 40 : 27 ada dua (2) sikap yang perlu kita buang yaitu:- jangan merasa tersembunyi dari Tuhan
- jangan merasa tidak diperhatikan Tuhan
Kita harus tetap ingat, Tuhan itu adalah Allah yang kekal yang telah menciptakan bumi dari ujung ke ujung dan tidak terduga pengertian-Nya. Jika kita mau sungguh-sungguh mengikut Tuhan dan melakukan segala perintah-Nya dengan taat dan setia, maka Tuhan akan :
- memberi kekuatan kepada yang lemah
- menambah semangat kepada yang tidak berdaya.
- menambah semangat kepada yang tidak berdaya.
Setiap orang yang mau mengikut Tuhan dengan sungguh-sungguh, ia seumpama “rajawali” yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya, sehingga sekalipun berlari tetapi tidak menjadi lesu dan berjalan tetapi tidak menjadi lelah (Yesaya 40 : 31).
Keistimewaan rajawali:
1. Membuat sarangnya di tempat yang tinggi, di puncak bukit batu yang sulit didatangi (Ayub 39 : 30 - 33). Dan dari puncak bukit itulah rajawali itu mengintai mencari mangsa baik untuk dirinya sendiri maupun untuk anak-anaknya. Makanannya pun istimewa, yaitu "tubuh" dan "darah." Tubuh dan darah ini menunjuk kepada tubuh dan darah Kristus yang kita terima setiap kali dalam perjamuan Kudus. Lewat tubuh dan darah Kristus inilah kita semakin dikuatkan, diteguhkan supaya tidak menjadi lesu dan tidak menjadi lelah seperti rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya.
2. Hidupnya sudah terlatih, Ulangan 32 : 11 induk rajawali menggoyangbalikkan isi sarangnya dan melayang-layang di atas anak-anaknya, tujuannya adalah untuk melatih anak-anaknya supaya bisa terbang dengan baik. Ini juga menunjuk penampilan Tuhan kepada umat-Nya, Ia melatih kita dengan berbagai-bagai pencobaan supaya kita kuat dan Ia juga mendukung kita di atas sayap rajawali. Jadi rajawali itu adalah menunjuk kepada pribadi Allah sendiri yang mau melatih kita dan mendukung kita dengan kekuatan firman dan Roh Kudus-Nya.
Sesuai dengan firman Tuhan dalam Efesus 5 : 25, untuk membuktikan kasih Allah kepada manusia, Yesus Kristus telah menyerahkan diri-Nya dan mati di atas kayu salib. Oleh darah Kristus, kita telah ditebus dari kutuk dosa dan dibebaskan untuk memperoleh keselamatan. Karena itu semua orang sangat membutuhkan darah Kristus, baik orang benar, orang baik, besar atau kecil, kaya atau miskin, semua membutuhkan korban Kristus. Sebab tanpa korban Kristus tidak mungkin terjadi pengampunan dan keselamatan itu akan jauh dari hidup kita. Karena itu sebagai umat yang percaya kepada Tuhan supaya keselamatan itu menjadi milik kita, kita harus mempunyai sikap yang benar, yaitu: ada kerelaan meninggalkan/menanggalkan cara hidup yang lama dan harus mau mengalami tanda pembaharuan.
Wahyu 12 : 14 puncak rencana Tuhan bagi gereja-Nya adalah untuk menjadikannya menjadi sidang mempelai perempuan Kristus, yang dikuduskan dan disempurnakan. Maka gereja Tuhan yang berhasil menjadi mempelai perempuan Kristus, kepadanya diberikan kedua sayap burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, tempat yang telah disediakan oleh Tuhan untuk memelihara mempelai perempuan itu baik dari tangan iblis maupun dari tangan antikris. Jaminan pemeliharaan itu ditujukan hanya kepada mempelai perempuan Kristus. HALELUYA....!!!
Minggu - 18 Oktober 2009
Maka untuk menangkal supaya dosa yang ditimbulkan arus duniawi ini jangan menguasai semua orang, Tuhan punya cara yang indah, yaitu firman Tuhan harus dikumandangkan, pertama-tama kepada para nabi/para hamba-hamba Tuhan untuk disampaikan kepada jemaat-jemaat. Sejak dalam kitab Perjanjian Lama, untuk berbicara dengan bangsa Israel, Tuhan selalu memakai para pemimpin baik pada zaman Musa, pada zaman nabi Yeremia, pada zaman nabi Yesaya sampai kepada zaman sekarang ini. Tujuannya: untuk memberitakan firman Tuhan kepada umat Allah. Maka sekalipun arus sungai Yordan itu sangat deras tetapi harus tetap dilewati, bangsa Israel tidak boleh berhenti sampai di situ saja apalagi mundur. Yosua 3 : 14 - 17 supaya bangsa Israel bisa melewati sungai Yordan, Tuhan Allah berfirman kepada Yosua supaya imam-imam pengangkat tabut perjanjian berjalan di depan. Dan ketika para imam pengangkat tabut perjanjian itu mencelupkan kakinya ke dalam air sungai Yordan, maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan sehingga bangsa Israel dapat menyeberangi sungai Yordan di tanah yang kering.
“Imam pengangkat tabut perjanjian” = menunjuk hamba-hamba Tuhan yang menjunjung tinggi firman pengajaran, sedangkan “kaki” itu berbicara pendirian. Maka imam pengangkat tabut perjanjian yang mencelupkan kakinya ke dalam air = adalah berbicara tentang pendirian seorang pemimpin terhadap firman pengajaran. Maka sebagai seorang pemimpin, baik sebagai pemimpin jemaat maupun pemimpin dalam keluarga, harus mempunyai pendirian yang teguh terhadap firman pengajaran. Supaya sekalipun arus duniawi ini sangat deras dan dosa semakin memuncak, tetapi kita harus tetap berjalan dan tidak boleh berhenti apalagi mundur. Sebab seberapapun derasnya arus dunia ini, kita pasti dapat kalahkan dengan kuasa firman pengajaran. Syaratnya: miliki pendirian yang teguh terhadap firman Tuhan. Sekalipun arus dunia ini begitu deras, kalau kita sudah punya pendirian yang teguh terhadap firman Tuhan, kita bagaikan berjalan di tanah yang kering, tidak akan hanyut dengan arus dunia ini. Maka sebagai seorang hamba Tuhan maupun sebagai jemaat harus punya pendirian yang teguh terhadap firman Tuhan.
Cara Tuhan memimpin/menyelamatkan jemaat dari derasnya arus dunia = Tuhan memilih hamba-hamba Tuhan yang sudah punya pendirian, yang sudah punya komitmen terhadap firman pengajaran. Inilah model hamba Tuhan yang dapat menyeberangkan jemaat dari derasnya arus duniawi. Maka jelas hamba Tuhan yang sudah punya pendirian terhadap firman pengajaran sangat berbeda dengan hamba Tuhan yang masih terikat dengan arus duniawi, seperti adat istiadat. Sebab salah satu arus duniawi yang banyak menghanyutkan baik hamba-hamba Tuhan maupun jemaat adalah ajaran turun temurun nenek moyang. Itulah adat istiadat/tradisi-tradisi yang masuk ke dalam gereja dan merusak iman atau pendirian seseorang terhadap firman Tuhan. Kalau Saudara benar-benar rindu masuk ke dalam kerajaan sorga, Saudara harus sudah terlepas dari adat istiadat tersebut.
Saudara-saudara, dalam Yesaya 40 : 31 firman Tuhan menunjukkan bagaimana cara Tuhan menye-lamatkan umat-Nya:
Lukas 3 : 7 orang-orang Yahudi adalah orang yang sangat bertekun dalam hal agama, tetapi tidak bertekun dalam melakukan firman Tuhan, mereka menganggap bisa melepaskan diri dari murka yang akan datang. Maka Yohanes pembabtis menyebut mereka sebagai “keturunan ular beludak” dan sebagai "orang munafik." Dari kitab Lukas psl 3 ini dapat kita ambil pelajaran, supaya kita dapat melarikan diri dari murka Allah yang akan datang, maka kita harus:
- menghasilkan buah-buah yang sesuai dengan pertobatan (ayat 8).
- tidak hanya memikirkan untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain/menjadi berkat (ayat 10 - 11).
- jangan mempersulit orang lain, tetapi kita harus belajar jujur, sopan dan teratur.
“PEMIMPIN YANG DIPILIH TUHAN”
Minggu - 18 Oktober 2009
Saudara-saudara, pada Buletin minggu yang lalu, kita sudah melihat bagaimana nasib generasi bangsa Israel yang dipimpin oleh Musa bahwa semua ditewaskan selama dalam perjalanan di padang gurun. Penyebabnya: karena mengikut Tuhan tidak dengan sepenuh hati/tidak sungguh-sungguh. Kecuali Kaleb dan Yosua, karena mereka mengikut Tuhan dengan sepenuh hati, merekalah yang dibawa masuk ke tanah Kanaan. Kalau tidak sungguh-sungguh mengikut Tuhan dengan sepenuh hati, jangankan untuk masuk ke dalam sorga, melihat sajapun tidak diijinkan Tuhan. Sebab kekristenan itu bukan hanya sekedar agama saja, tetapi harus tahu apa tujuan dan kemana sasaran kepengikutan kepada Tuhan. Generasi bangsa Israel dalam pimpinan Yosua supaya bisa masuk ke tanah Kanaan, mereka harus menyeberangi sungai Yordan yang menjadi batas akhir untuk memasuki tanah Kanaan. Untuk menye-berangi sungai Yordan ini tidak gampang, sebab arus nya sangat deras apalagi pada musim menuai. Sebab khusus pada musim menuai air sungai Yordan ini meluap sampai ke tepi, jadi kalau tanpa pertolongan Tuhan arus sungai Yordan ini bisa menghanyutkan orang sampai ke laut mati.
Saudara-saudara, perjalanan bangsa Israel dalam pimpinan Yosua ini merupakan gambaran perjalanan gereja Tuhan yang hidup di akhir zaman ini. Sebelum Tuhan membawa gereja-Nya masuk ke dalam sorga, kita juga punya satu musuh yang bisa menghanyutkan, yaitu arus duniawi. Sekarang kita juga sedang diperhadapkan dengan derasnya arus duniawi sama seperti sungai Yordan bisa menghanyutkan banyak orang. Arus duniawi ini bukan hanya menghanyutkan kalangan jemaat-jemaat, tetapi hamba-hamba Tuhan pun banyak yang terseret oleh derasnya arus dunia ini, yang menjebak untuk berbuat dosa. Dan tidak perlu heran kalau pada zaman akhir ini sepertinya dosa itu sudah sangat-sangat sulit dibendung sebab sudah mempengaruhi cara hidup manusia. Dosa itu masuk bukan hanya di kalangan tertentu tetapi sudah kepada semua golongan, baik jemaat mau pun hamba Tuhan, baik orang kaya maupun orang miskin, baik orang besar maupun kecil, dosa yang ditimbulkan oleh arus duniawi ini sudah masuk ke mana-mana.Maka untuk menangkal supaya dosa yang ditimbulkan arus duniawi ini jangan menguasai semua orang, Tuhan punya cara yang indah, yaitu firman Tuhan harus dikumandangkan, pertama-tama kepada para nabi/para hamba-hamba Tuhan untuk disampaikan kepada jemaat-jemaat. Sejak dalam kitab Perjanjian Lama, untuk berbicara dengan bangsa Israel, Tuhan selalu memakai para pemimpin baik pada zaman Musa, pada zaman nabi Yeremia, pada zaman nabi Yesaya sampai kepada zaman sekarang ini. Tujuannya: untuk memberitakan firman Tuhan kepada umat Allah. Maka sekalipun arus sungai Yordan itu sangat deras tetapi harus tetap dilewati, bangsa Israel tidak boleh berhenti sampai di situ saja apalagi mundur. Yosua 3 : 14 - 17 supaya bangsa Israel bisa melewati sungai Yordan, Tuhan Allah berfirman kepada Yosua supaya imam-imam pengangkat tabut perjanjian berjalan di depan. Dan ketika para imam pengangkat tabut perjanjian itu mencelupkan kakinya ke dalam air sungai Yordan, maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan sehingga bangsa Israel dapat menyeberangi sungai Yordan di tanah yang kering.
“Imam pengangkat tabut perjanjian” = menunjuk hamba-hamba Tuhan yang menjunjung tinggi firman pengajaran, sedangkan “kaki” itu berbicara pendirian. Maka imam pengangkat tabut perjanjian yang mencelupkan kakinya ke dalam air = adalah berbicara tentang pendirian seorang pemimpin terhadap firman pengajaran. Maka sebagai seorang pemimpin, baik sebagai pemimpin jemaat maupun pemimpin dalam keluarga, harus mempunyai pendirian yang teguh terhadap firman pengajaran. Supaya sekalipun arus duniawi ini sangat deras dan dosa semakin memuncak, tetapi kita harus tetap berjalan dan tidak boleh berhenti apalagi mundur. Sebab seberapapun derasnya arus dunia ini, kita pasti dapat kalahkan dengan kuasa firman pengajaran. Syaratnya: miliki pendirian yang teguh terhadap firman Tuhan. Sekalipun arus dunia ini begitu deras, kalau kita sudah punya pendirian yang teguh terhadap firman Tuhan, kita bagaikan berjalan di tanah yang kering, tidak akan hanyut dengan arus dunia ini. Maka sebagai seorang hamba Tuhan maupun sebagai jemaat harus punya pendirian yang teguh terhadap firman Tuhan.
Cara Tuhan memimpin/menyelamatkan jemaat dari derasnya arus dunia = Tuhan memilih hamba-hamba Tuhan yang sudah punya pendirian, yang sudah punya komitmen terhadap firman pengajaran. Inilah model hamba Tuhan yang dapat menyeberangkan jemaat dari derasnya arus duniawi. Maka jelas hamba Tuhan yang sudah punya pendirian terhadap firman pengajaran sangat berbeda dengan hamba Tuhan yang masih terikat dengan arus duniawi, seperti adat istiadat. Sebab salah satu arus duniawi yang banyak menghanyutkan baik hamba-hamba Tuhan maupun jemaat adalah ajaran turun temurun nenek moyang. Itulah adat istiadat/tradisi-tradisi yang masuk ke dalam gereja dan merusak iman atau pendirian seseorang terhadap firman Tuhan. Kalau Saudara benar-benar rindu masuk ke dalam kerajaan sorga, Saudara harus sudah terlepas dari adat istiadat tersebut.
Saudara-saudara, dalam Yesaya 40 : 31 firman Tuhan menunjukkan bagaimana cara Tuhan menye-lamatkan umat-Nya:
- bagaikan rajawali yang naik terbang.
Tuhan Allah mengangkat rajawali menjadi contoh sebab rajawali itu memang bisa terbang tinggi dengan kekuatan sayapnya, menaruh sarangnya di tempat yang tinggi yang sulit dijangkau dan makanannya pun istimewa, yaitu tubuh dan darah. Tubuh dan darah ini menunjuk kepada tubuh dan darah Kristus yang kita terima setiap kali dalam perjamuan kudus. Jadi perjamuan kudus merupakan sarana yang diberikan Tuhan supaya kita mampu terbang seperti rajawali. - berlari tetapi tidak menjadi lesu, berjalan tetapi tidak menjadi lelah
Artinya tetap ada semangat, ada gairah yang berkobar-kobar supaya bisa melarikan diri dari murka Allah yang akan datang. Mazmur 55 : 5 - 9 pemazmur menjelaskan hatinya gelisah sebab kengerian maut telah menimpa. Supaya luput: harus terbang dan berlari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun. Wahyu 12 : 6 padang gurun itu adalah tempat yang disediakan Tuhan untuk memelihara gereja Tuhan yang sudah jadi mempelai. Kesanalah kita akan dilarikan, tentunya dengan kekuatan sayap burung rajawali, yaitu firman dan Roh Kudus. Maka supaya bisa lari dan terbang, milikilah semangat yang berkobar-kobar oleh dorongan firman pengajaran dan milikilah semangat mempelai sebab gairah mempelai inilah yang paling besar dari gairah yang lain.Lukas 3 : 7 orang-orang Yahudi adalah orang yang sangat bertekun dalam hal agama, tetapi tidak bertekun dalam melakukan firman Tuhan, mereka menganggap bisa melepaskan diri dari murka yang akan datang. Maka Yohanes pembabtis menyebut mereka sebagai “keturunan ular beludak” dan sebagai "orang munafik." Dari kitab Lukas psl 3 ini dapat kita ambil pelajaran, supaya kita dapat melarikan diri dari murka Allah yang akan datang, maka kita harus:
- menghasilkan buah-buah yang sesuai dengan pertobatan (ayat 8).
- tidak hanya memikirkan untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain/menjadi berkat (ayat 10 - 11).
- jangan mempersulit orang lain, tetapi kita harus belajar jujur, sopan dan teratur.
“PEMIMPIN YANG DIPILIH TUHAN”
Minggu - 25 Oktober 2009
Arti menang = taat dan setia sampai kepada akhirnya. Supaya bisa menang, merupakan suatu perjuangan, sebab yang disebut taat dan setia tidak cukup hanya satu tahun saja, sepuluh tahun, dua puluh tahun, dst, tetapi harus sampai kepada akhirnya. Maka dalam mengikut Tuhan: Tidak ada kata berhenti atau mundur, tetapi bergerak maju sampai kepada akhirnya, menang! Pada hari-hari yang lalu, kita sudah melihat salah satu kelebihan “rajawali”: makanannya daging dan penghisap darah, itu sebabnya rajawali ini bisa naik terbang dengan kekuatan sayapnya. Bagi kita sekarang, ini mengandung arti yang sangat besar, rajawali itu menunjuk kepada pribadi Allah dan kita adalah anak-anak-Nya. Maka sebagai anak-anak Tuhan atau sebagai jemaat Tuhan, supaya kita bisa naik terbang seperti burung rajawali makanan kita juga harus sama, yaitu daging/tubuh dan darah. Daging dan darah ini menunjuk kepada tubuh dan darah Yesus yang dapat kita terima setiap kali dalam Perjamuan Kudus. Maka bagi kita Perjamuan Kudus itu sangat besar fungsinya, kita dipersekutukan dengan Kristus oleh tubuh dan darah-Nya. Tetapi untuk melakukan Perjamuan Kudus ini tidak sembarangan dan tidak kepada semua orang.
- Perjamuan Kudus tidak boleh dibawa pulang untuk diberikan kepada keluarga atau saudara-saudara yang sedang berara di rumah, terlebih tidak boleh dijadikan sebagai jimat.
- Perjamuan Kudus tidak boleh diberikan kepada anak-anak, sebab pada dasarnya anak-anak itu belum tahu apa arti korban Kristus.
-Untuk melaksanakan Perjamuan Kudus tidak boleh main lempar untuk diperebutkan, tetapi harus dengan penuh hormat.
Dalam 1 Korintus 11 : 23 - 32 firman Tuhan menjelaskan bagaimana proses dalam melaksanakan Perjamuan Kudus, makan tubuh Kristus dan minum darah Kristus menjadi peringatan akan Kristus. Artinya kita mengingat akan korban Kristus yang telah mati di atas kayu salib untuk memperdamaikan kita dengan Allah. Itu sebabnya setiap kali kita makan tubuh dan minum darah Kristus, kita memberitakan kematian Kristus sampai Ia datang. Maka barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti dan minum darah Kristus, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Maka jelas Perjamuan Kudus itu dilakukan tidak sembarangan dan tidak kepada semua orang. Syaratnya: harus bisa menguji diri sendiri.
Saudara-saudara, dalam mengikut Tuhan harus tahu ke mana tujuannya supaya bisa dengan sungguh-sungguh, sebab kalau tanpa tujuan yang jelas, pasti tidak serius, mudah lemah. Tujuan kita adalah supaya masuk ke dalam sorga. Pada hari-hari yang lalu, sudah beberapa kali kita melihat tentang perjalanan bangsa Israel dalam pimpinan Yosua, tidak ada yang pasif, tidak ada yang bersungut-sungut, tetapi dengan semangat semua bergerak maju sebab tanah Kanaan sudah dekat. Yosua 3 : 3 Yosua memberi perintah kepada seluruh bangsa Israel supaya semua berangkat dari tempat masing-masing dan mengikuti imam-imam pengangakat Tabut Perjanjian, tidak boleh tinggal. Tetapi syaratnya supaya bisa mengikuti imam-imam pengangkat Tabut Perjanjian: harus menguduskan diri.
Ada dua (2) hal penting tugas yang diberikan Allah kepada Yosua: 1. Untuk membawa bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan.
2. Berperang untuk mengalahkan bangsa-bangsa yang diam di tanah Kanaan.
Untuk menyeberangi sungai Yordan, Allah memberi perintah supaya Yosua memerintahkan imam pengangkat Tabut Perjanjian berjalan di depan. Bagi umat Tuhan, arus sungai Yordan ini tidak begitu jadi masalah sebab Tuhan sanggup membuat sungai Yordan menjadi kering sehingga mereka dapat berjalan di tanah yang kering. Dan memang benar, setelah imam-imam pengangkat Tabut Perjanjian berjalan di depan dan mencelupkan kakinya ke dalam sungai Yordan, maka berhentilah air itu mengalir.
Arus sungai Yordan = arus duniawi/kenajisan.= pengajaran palsu.
Kedua hal ini harus kita perhatikan dengan baik-baik supaya jangan sampai hanyut, baik oleh arus duniawi maupun oleh pengajaran-pengajaran palsu. Dalam Ibrani 2 : 1 firman Tuhan mengingatkan supaya jangan hanyut dibawa arus harus lebih teliti memperhatikan apa yang telah kita dengar. Maka sebagai hamba Tuhan harus punya pendirian yang teguh terhadap firman Tuhan, harus menjunjung tinggi firman pengajaran supaya ada modal untuk disampaikan kepada jemaat. Demikian juga sebagai jemaat Tuhan, harus punya pendirian yang teguh akan firman Tuhan supaya jangan hanyut oleh arus duniawi dan oleh pengajaran palsu.
Matius 24 : 4 ketika Tuhan Yesus memberitahukan kepada murid-murid-Nya tentang akhir zaman, salah satu yang paling ditekankan adalah tentang adanya pengajaran palsu yang menyesatkan dengan memakai nama Yesus. Ayat 5 = praktek pengajaran palsu itu memakai nama Yesus bahkan mereka juga mengaku sebagai Mesias. Mengapa mereka memakai nama Yesus? tujuannya untuk menyesatkan supaya banyak orang salah arah dalam mengikut Tuhan. Praktek penyesatan ini juga bisa masuk lewat “dukun/paranormal” yang bisa menyembuhkan dan yang selalu menekankan supaya berdoa lebih dahulu.
Dukun/paranormal, walaupun nampaknya baik, bisa menyembuhkan orang, nampaknya bisa memberi jalan keluar, tetapi tetap saja prakteknya bertentangan dengan firman Tuhan. Sebagai jemaat Tuhan, kita harus bisa membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sudah seharusnya kita berpegang teguh terhadap firman pengajaran supaya jangan mencoba mencari pertolongan kepada dukun.
Maka sebelum bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan, ada dua (2) hal yang harus mereka persiapkan, yaitu:
1. Yosua 1 : 10 - 11 para pengatur pasukan supaya mempersiapkan “bekal” sebagai persiapan dalam memasuki tanah Kanaan sebab dalam tiga hari mereka akan menyeberangi sungai Yordan. BEKAL = menunjuk firman Tuhan, TIGA HARI = mengalami proses kematian dan kebangkitan. Orang Kristen yang rindu masuk sorga harus punya bekal, yaitu firman Tuhan, tidak ada jalannya bisa masuk ke dalam sorga kalau di dalam seseorang itu tidak ada firman Tuhan. Maka sebagai hamba-hamba Tuhan supaya berhasil membawa jemaatnya masuk ke dalam sorga, ia juga harus punya modal, yaitu firman Tuhan. Firman Tuhan inilah yang akan membawa supaya kita mampu mengalami proses kematian dan kebangkitan, sama seperti Yesus telah mati dan bangkit mengalahkan maut demikian juga kita akan bangkit untuk memperoleh kemenangan.
2. Yosua 1 : 12 - 18 harus mempersiapkan senjata, dengan kata lain mempersenjatai diri supaya punya kekuatan mengalahkan musuh. Walaupun orang Ruben, orang Gad dan suku Manasye yang setengah itu sudah memperoleh warisan dan banyak ternak, tetapi mereka juga harus tetap menyeberangi sungai Yordan di depan saudara-saudara mereka dengan “bersenjata” untuk menolong suku yang lainnya. Ini berbicara tidak ada lagi ikatan dengan perkara-perkara yang duniawi, baik dengan harta maupun dengan ikatan batin. Ternak = harta, anak-anak = ikatan batin.
Maka sebagai jemaat Tuhan, walaupun sudah diberkati, sudah diberi keamanan, diberi kesembuhan dan kesehatan, sudah diberi keturunan, dll, tetapi kita juga harus tetap mempersenjatai diri dengan firman Tuhan. Efesus 6 : 10 - 20 supaya kita bisa kuat di dalam Tuhan dan supaya kita bisa mengadakan perlawanan pada hari-hari yang jahat ini, kita harus mengambil seluruh “perlengkapan senjata Allah” dan semua ini kita temukan hanya di dalam firman pengajaran-Nya.