Selasa, 17 April 2012

Buletin Minggu Mei 2012


“KEMATIAN DAN KEBANGKITAN KRISTUS”


Minggu, 08 April 2012



Hidup tanpa Kristus berada dalam perbudakan dosa, hidup di luar Kristus tidak ada jaminan keselamatan. Setiap orang yang tidak tetap tinggal di dalam Kristus berarti ia kehilangan pemeliharaan dari Kristus. Tetapi hidup di dalam Kristus, ia telah bebas dari dosa dan perbudakan iblis, berhak mendapatkan keselamatan dan perhatian dari Tuhan Yesus Kristus.
Keluaran 12 : 1 - 2 setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, Allah berfirman kepada Musa dan Harun supaya bangsa Israel mengadakan paskah bagi Tuhan. Mereka masing-masing harus mengambil seekor anak domba menurut kaum keluarga, anak domba itu harus jantan, tidak bercela dan berumur setahun. Setelah itu mereka harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas, lalu mereka berkumpul dan menyembelihnya pada waktu senja. Inilah paskah bagi Tuhan dan menjadi permulaan segala bulan, paskah itu menjadi bulan pertama tiap-tiap tahun.

Bagi kita sekarang: paskah itu menjadi tanda kelepasan dari perbudakan dosa, Allah telah memulai penyelamatan kepada semua orang dan kepada semua bangsa yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus Yesus. Allah sendirilah yang memulai penyelamatan dan yang dianugerahkan kepada semua orang yang mau percaya dengan sungguh-sungguh kepada Yesus. Hidup tanpa Kristus sebenarnya manusia itu masih tetap berada di dalam maut dan perbudakan dosa. Dan tidak ada seorang pun yang bisa melepas kan dirinya dari dosa ataupun dari tangan Iblis.

Tetapi atas sekehendak Allah sendiri, Yesus Kristus telah dijadikan sebagai Anak Domba Allah untuk disembelih dan mati di kayu salib. Yesus telah mati di kayu salib dan menyerahkan nyawa-Nya demi untuk penyelamatan kepada semua bangsa.
Korban Paskah : adalah inti sejarah penyelamatan, inti dari kasih karunia Allah yang dicurahkan kepada semua orang. Kejadian 3 : 15 Keturunan perempuan itu akan meremukkan kepala ular dan ular akan meremukkan tumitnya. Setelah manusia itu jatuh ke dalam dosa, Allah telah menjanjikan keselamatan dan kelepasan dari dosa. Dan keturunan perempuan itu sendiri bermuara kepada Yesus Kristus. Keselamatan dan kelepasan dari dosa yang telah dijanjikan Allah itu benar-benar telah digenapi di dalam pribadi Tuhan Yesus Kristus. Ia telah mati namun juga telah bangkit dari antara orang mati untuk mengalahkan maut, sehingga setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus beroleh jalan keselamatan.
Iblis tidak akan pernah takluk, pekerjaan Iblis tidak akan bisa dikalahkan, pengampunan dan kelepasan dari dosa tidak akan pernah terjadi kalau Yesus tidak mati di kayu salib. Maka penyelamatan yang dikerjakan Yesus Kristus itu telah dijanjikan sejak dalam kitab Kejadian untuk meremukkan kepala ular hanya dengan tanda korban Kristus.
Maka dalam 1 Korintus 15 : 1 - 5 firman Tuhan telah menyatakan berita yang sangat penting tentang pekerjaan Kristus telah disampaikan oleh rasul-rasul kepada semua orang dan semua bangsa.
- Kristus Yesus telah mati di kayu salib karena
 dosa-dosa manusia: sesuai dengan kitab suci.
- Ia telah dikuburkan tetapi bangkit pada hari
 yang ketiga juga sesuai dengan kitab suci.
Dari ayat tersebut dapat kita ketahui dengan pasti bahwa kematian Yesus Kristus itu bukan karena kebetulan, bukan karena paksaan dan bukan karena dosa atau kesalahan-Nya sendiri, tetapi murni karena rencana Tuhan tentang penyelamatan itu telah digenapi. Sebab untuk menyatakan atau mewujudkan rencana penyelamatan itu Yesus harus mati di kayu salib sebagai korban pendamaian.
Ini membuktikan betapa besarnya kasih Allah yang telah dinyatakan kepada semua orang dan kepada semua bangsa di dunia ini. Yesus merelakan diri-Nya mati di kayu salib sebagai wujud kasih Allah. Maka berita Injil ini benar-benar bisa mendatangkan keselamatan karena Yesus telah menjadi korban paskah. Dan sikap kita sebagai jemaat: harus menerima berita Injil itu dengan sungguh-sungguh, berpegang teguh dan berdiri teguh di dalam korban Kristus. Maka sebesar apapun dosa yang telah kita lakukan bahkan sebanyak apapun kesalahan yang telah kita perbuat, korban Kristus telah  bersedia untuk memperdamaikan kita dengan Allah. 
Roma 8 : 1 - 2 kalau kita sudah di dalam Kristus :
- tidak ada lagi penghukuman karena dosa
- kita telah dimerdekakan dari hukum dosa
          Saudara-saudara, umat Kristiani beribadah pada hari Minggu karena hari Minggu itu adalah hari kemenangan bagi orang-orang percaya.  Hari di mana Yesus telah bangkit dari antara orang mati mengalahkan maut, Ia bangkit untuk memberi kemenangan kepada semua orang yang percaya kepada-Nya. Bagi kita, hari Minggu adalah hari untuk beribadah kepada Tuhan Yesus, membawa dan menyerahkan seluruh hidup hanya kepada Tuhan Yesus. Maka orang-orang yang sudah dibebaskan dari dosa dan maut, tandanya: ia datang membawa hidupnya kepada Tuhan dengan cara beribadah pada hari Minggu. Orang yang beribadah dengan benar adalah orang yang sudah mengalami kemenangan bersama dengan Kristus, sebab orang yang menanglah yang bisa membawa hidupnya untuk dipersembahkan kepada Allah sebagai wujud mengasihi Allah dan menghargai kasih karunia-Nya.
Pada zaman akhir ini banyak orang meremehkan ibadah, tidak mau datang kepada Tuhan dengan membawa tubuhnya untuk memuliakan Allah. Kalau tetap seperti ini, ia tidak akan bisa mengasihi Allah dan tidak akan bisa mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan, ia akan hidup menurut kehendaknya.
Ketika Yesus menceitakan tentang penderitaan yang segera akan dialami-Nya, Petrus tidak mengerti perkataan Yesus tersebut sehingga ia tidak bisa menerima penderitaan tersebut. Penderitaan yang dialami Yesus itu bersumber dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, Yesus akan dibunuh dan disalibkan tetapi pada hari yang ketiga akan dibangkitkan (Matius 16 : 21 - 23). Kepada murid-murid, Yesus telah menyatakan apa yang segera akan dialami-Nya. Karena Petrus tidak mampu menerima penderitaan itu maka ia menarik Yesus ke samping dan menegor Yesus. Maka Yesus menyebut Petrus sebagai Iblis. Mengapa disebut Iblis? Karena Petrus hanya memikirkan apa yang dipikirkan manusia tanpa mau memikirkan apa yang akan dialami Tuhan Yesus tersebut.

Orang Kristen yang benar bukan hanya sekedar percaya saja, tetapi ia harus mengalami apa yang telah dialami Tuhan Yesus: menderita karena firman Tuhan, mengalami tanda kebangkitan dan kemenangan. 
Matius 16 : 24 dua (2) hal yang harus kita lakukan:
1. menyangkal diri = mampu menaklukkan segala keinginan diri sendiri/tabiat daging.
2. memikul salib = mau menderita karena kebenaran atau karena nama Yesus.
Kalau kita sudah mampu menyangkal diri dan memikul salib, barulah kita bisa mengikut Yesus dengan benar. Sama seperti Timotius seorang yang bisa sehati dan sepikir  dengan rasul Paulus dan yang bersungguh-sungguh memperhatikan ibadah dan pelayanan. Firman Tuhan menyatakan kesetiaannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong Paulus dalam pelayanan Injil (Filipi 2 : 19 - 24). 
Demikian juga Epafroditus yang telah dianggap rasul Paulus sebagai saudara dan teman sekerja serta teman seperjuangannya. Walau Epafroditus sedang sakit dan nyaris mati, tetapi hatinya tetap bisa mengikuti Tuhan dan memperhatikan pelayanan (Filipi 2 : 25 - 30). Setiap orang yang mengerti kehendak Tuhan, ia pasti bisa mengikut Yesus dan melayani dengan segenap hati. Haleluya ... !!!


“KUASA KEBANGKITAN KRISTUS” 


Minggu, 22 April 2012


 Puji Tuhan! Yesus Kristus telah mati dan bangkit pada hari yang ketiga untuk memberi kelepasan kepada orang yang mau percaya kepada-Nya. Roma 7 : 4 kematian dan kebangkitan Kristus adalah untuk membatalkan kutuk hukum Taurat supaya kita bisa menjadi milik Kristus dan berbuah bagi Allah. Artinya lewat kematian dan kebangkitan Kristus, Ia telah mengangkat hidup kita menjadi umat Allah, yang dahulu tidak layak disebut umat dan yang tidak dikasihani tetapi sekarang telah beroleh belas kasihan. Tanpa Kristus, manusia itu akan tetap hidup dalam daging atau dalam hawa nafsu dosa yang bekerja di dalam anggota-anggota tubuh. Tetapi setelah Kristus mengangkat hidup kita, oleh kuasa kebangkitan-Nya kita telah beroleh kuasa untuk mengalahkan maut termasuk mengalahkan segala keinginan atau hawa nafsu daging.
         -Kematian Tuhan Yesus di kayu salib adalah permulaan kehidupan kepada orang-orang kafir supaya bebas dari perbudakan dosa dan dari lingkaran Iblis. Lewat kematian Yesus di kayu salib terbukalah jalan keselamatan kepada orang-orang kafir yang selama ini tidak diakui sebagi umat Allah. 
         -Kebangkitan Tuhan Yesus dari antara orang mati adalah permulaan kemenangan kepada orang-orang kafir yang telah dilepaskan dari perbudakan dosa untuk dibawa menjadi sidang jemaat yang berkenan kepada Allah. Wahyu 1 : 5 Yesus disebut yang pertama bangkit dari antara orang mati karena Ia mau memberi kemenangan dan memberi kuasa kepada orang-orang yang telah menjadi jemaat-Nya. Kemudian kalau Yesus disebut “yang pertama bangkit” karena Ia adalah kegenapan hukum Taurat, ini juga berarti masih ada kebangkitan yang kedua yaitu kepada gereja Tuhan yang telah percaya dan hidup dalam kebenaran-Nya. Itu sebabnya di atas telah dikatakan bahwa kebangkitan Kristus adalah permulaan kemenangan kepada orang-orang kafir yang selama ini tidak disebut sebagai umat Allah. Tetapi lewat kebangkitan Kristus maka orang-orang kafir yang telah menerima Kristus itu juga akan mengalami kebangkitan yang kedua yaitu pada saat gereja Tuhan mengalami kebangkitan untuk menerima hidup yang kekal.

         Matius 28 : 1 Yesus telah bangkit pada hari pertama minggu itu, bagi kita hari pertama itu adalah hari Minggu. Inilah sejarahnya mengapa orang Kristen zaman sekarang ini beribadah pada hari minggu, bukan hari Sabat (=Sabtu). Sebab hari Minggu itu adalah hari kebangkitan Kristus sekaligus juga sebagai hari kemenangan bagi orang-orang yang mau percaya kepada Yesus Kristus. Dan hari Minggu itu telah ditetapkan sebagai hari untuk beribadah kepada Allah sebagai tanda kita telah ditebus dan dilepaskan dari perbudakan dosa. Maka kalau ada orang yang menyebut dirinya sebagai orang Kristen tetapi tidak mau beribadah, itu membuktikan ia masih hidup dalam ikatan dosa, ia belum mengalami tanda kelepasan. 
Dan kalau ada orang bertanya: mengapa kita tidak beribadah pada hari Sabat? Sabat itu hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, yaitu Kristus. Kolose 2 : 16 - 17 firman Tuhan memberi ketegasan mengenai hari Sabat: supaya kita jangan membiar kan orang menghukum kita mengenai makanan dan minuman, mengenai hari raya, bulan baru bahkan mengenai hari Sabat. Sebab semua ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, semua ini berlaku hanya kepada bangsa Israel yang hidup menurut hukum Taurat. Wujudnya ialah Kristus! Kematian dan kebangkitan Kristus itu adalah untuk membatalkan kutuk hukum Taurat, Tuhan mau membawa kita mengenal pribadi-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat, Kristuslah yang mampu melepaskan kutuk dosa dan membawa kita menjadi jemaat yang berkenan kepada Allah. Roma 10 : 1 - 3 kerinduan Paulus sebagai rasul Kristus adalah supaya bangsa Israel diselamatkan. Memang bangsa Israel itu adalah orang yang sungguh-sungguh giat untuk Allah, mereka sudah lama mengenal Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar, mereka selalu berusaha mendirikan kebenaran diri sendiri. Akibatnya sekalipun mereka sudah lama disebut sebagai umat Allah tetapi kenyataannya mereka tidak mengenal pekerjaan Yesus Kristusyang datang untuk membatalkan kutuk hukum Taurat. Itu sebabnya bangsa Israel selalu merasa diri lebih benar, merasa lebih kuat dari bangsa-bangsa lain, bahkan merasa tidak membutuhkan Kristus. Kalau tetap seperti ini maka keselamatan mereka perlu dipertanyakan. 
Yang disebut “tanpa pengertian yang benar”  :
         - tidak mengenal korban Kristus sebagai pembuka jalan keselamatan. 
       - tidak bisa beribadah dengan benar sebab selalu mempertahankan kebenaran diri sendiri. Matius 28 : 2 setelah Yesus bangkit dari antara orang mati maka terjadilah gempa bumi yang dahsyat sehingga semua orang menjadi takut dan gentar bahkan mereka menjadi seperti orang-orang mati. Ini membuktikan bahwa Yesus itu adalah benar-benar Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu, Ia mau membuktikan lewat kebangkitan-Nya ada kuasa yang besar untuk mengalahkan kematian/maut. Maka kalau zaman sekarang ini kita mendengar ada gempa bumi, ingatlah bahwa semua itu telah terjadi ketika Yesus bangkit untuk membuktikan kuasa-Nya yang begitu besar dan hebat.

Dan di mana banyak anak-anak Tuhan mengalami penganiayaan atau penyiksaan, maka di situ Tuhan Yesus akan menyatakan kuasa-Nya yang dahsyat dan mendatangkan gempa bumi sebagai peringatan dan penghukuman. Anak-anak Tuhan itu berharga di mata Tuhan maka Ia pasti memberi perhukuman kepada orang-orang yang menganiaya atau menindasnya. Matius 28 : 5 - 6; setelah Yesus bangkit yang pertama-tama melihat Yesus adalah Maria Magdalena dan perempuan-perempuan yang lain. 
 Maria Magdalena mendapat kesempatan pertama melihat Yesus. Mengapa Maria Magdalena menjadi orang prioritas di mata Yesus? karena Maria Magdalena itulah orang yang melihat di mana Yesus dibaringkan, ia menjadi saksi mata sampai Yesus dikuburkan, sedangkan murid-murid tidak bisa menyaksikan di mana Yesus dikuburkan, mereka semua telah kembali ke jalan masing-masing. Sekalipun Maria Magdalena itu pernah dimasuki oleh tujuh roh jahat, tetapi karena ia mau mengikut Yesus dengan benar maka iapun mengalami kuasa kematian dan kebangkitan Kristus. Tetapi karena Yesus sangat mengasihi murid-murid-Nya, Yesus sendiri yang datang kepada mereka dan menampakkan diri-Nya. Hanya kalau kepada Maria Magdalena Yesus menampakkan diri pada pagi hari tetapi kepada murid-murid, Yesus menampakkan diri pada malam hari itupun disertai dengan rasa takut. Ketika itu mereka berkumpul di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena takut kepada orang-orang Yahudi, maka datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” (Yohanes 20 : 19 - 23). 

Ciri-ciri murid yang belum mengalami kuasa kematian dan kebangkitan Kristus: menutup diri dan takut. Tomas adalah murid yang paling lama melihat Yesus setelah bangkit karena ia adalah murid yang paling sulit diajak percaya. Sifat Tomas: tidak percaya sebelum ia melihat dan mencucukkan jarinya kebekas paku dan ke dalam lambung Yesus. Karena ketidakpercayaannya itu maka tidak heran kalau Yesus menampakkan diri delapan hari kemudian, sungguh waktu yang cukup lama. Demikian juga kepada orang-orang yang sulit diajak percaya akan lama mengalami jamahan Tuhan, akan lama mendapat jawaban doa. Sebagai jemaat mari kita meniru sikap Maria Magdalena: setialah kepada Tuhan dan percaya bahwa di dalam Yesus ada keselamatan.



“MATI DAN BANGKIT BERSAMA KRISTUS”


Minggu, 29 April 2012


 Saudara-saudara untuk memahami kebenaran tidak boleh ada perbedaan pendapat, tetapi harus disesuaikan dengan firman Tuhan. Sebab kalau masih ada perbedaan dalam hal memahami kebenaran berarti ada yang tidak mau menyesuaikan diri dengan kebenaran dan cenderung mempertahankan kebenaran diri sendiri. Dalam politik perbedaan pendapat itu hal yang biasa tetapi kalau dalam hal memahami firman Tuhan tidak boleh ada perbedaan, semua orang harus mempunyai satu pendapat saja yaitu pendapat yang sesuai dengan firman Tuhan. Untuk itu semua orang harus mau menyesuaikan dirinya dengan firman Tuhan, sama-sama menerima firman Tuhan sebagai sumber pemahaman. Kalau sudah seperti ini sekalipun banyak orang, terdiri dari banyak kalangan semua pasti bisa menjadi satu pendapat. Untuk membuat supaya iman semakin bertumbuh ke arah Kristus sebagai Kepala, kita semua harus mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita, kita harus mengerti apa yang Tuhan inginkan untuk dilakukan. Dan yang paling dibutuhkan adalah kesiapan hati untuk menanggapi firman Tuhan supaya bisa mengerti segala kehendak Tuhan. Memang membutuhkan waktu, tenaga dan pengorbanan namun perlu kita ketahui bahwa apapun yang telah difirmankan Tuhan tidak akan ada yang gagal, semua pasti dilaksanakan. Abraham adalah contoh orang yang berhasil memiliki iman yang bertumbuh dan bertambah-tambah sebab ia selalu melakukan apa yang Tuhan perintahkan. 

Untuk menantikan janji-janji Allah yang akan memberikan anak kepadanya, ia menantikannya dengan waktu yang cukup lama sampai puluhan tahun. Tetapi Abraham tetap sabar menantikan janji Tuhan sebab ia percaya bahwa apapun yang telah dijanjikan Tuhan itu pasti akan dinyatakan kepadanya. Imannya tidak menjadi lemah dan kepercayaannya kepada Tuhan juga tidak luntur walau ia harus menantinya dengan waktu yang cukup lama. Karena kesabaran Abraham itu maka Allah pun memberikan anak yaitu Ishak sebagai wujud janji Allah selama ini. Abraham berhasil mendapatkan janji-janji Allah baik tentang anak maupun tentang berkat-berkat yang sudah dijanjikan Allah pada waktu Allah mulai memanggilnya. Kemudian setelah anaknya bertambah besar, Allah kembali menguji Abraham supaya ia membawa anaknya itu untuk dipersembahkan sebagai korban di atas gunung yang akan ditunjukkan Tuhan kepadanya. Karena ketaatannya kepada Allah, Abraham sendiri yang membawa anaknya ke atas gunung, ia sendiri yang mendirikan mezbah sebagai tempat untuk mempersembahkan Ishak, ia sendiri yang menyusun kayu di atasnya dan ia sendiri juga yang mengambil pisau untuk menyembelih anaknya di atas mezbah yang didirikannya itu. Abraham melakukan semua itu karena ia yakin bahwa semua janji-janji Allah itu tidak ada yang pernah gagal dan bahwa Allah itu sanggup membangkitkan orang yang sudah mati sekalipun. Kolose 3 : 1 - 4 rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Kolose menyatakan supaya jemaat itu mempunyai pengalaman yang sama dengan Kristus, yaitu mengalami proses mati dan bangkit bersama dengan Kristus. Ini adalah proses yang harus kita miliki kalau ingin bertemu dengan Kristus dalam segala kemuliaan-Nya yang besar. Maka kalau kita lihat dalam ayat ini setiap orang yang sudah mengalami proses mati dan bangkit bersama dengan Kristus :
                                       - ia akan mencari perkara yang di atas 
                                       - ia akan memikirkan perkara yang di atas. 

 Dan supaya kita bisa mencari dan memikirkan perkara-perkara yang di atas, ada satu sikap yang harus kita miliki, yaitu kita harus bisa menjadi nol, artinya bisa merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Tuhan maupun di hadapan sesama. Dalam Alkitab ada banyak nabi yang dipakai Tuhan dengan luar biasa, baik dalam menyampaikan firman Tuhan, baik dalam menegur bangsa Israel ataupun dalam hal melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib. Tetapi dari semua nabi itu hanya ada satu nabi yang diangkat Yesus untuk menggambarkan pribadi Tuhan Yesus maupun tentang pengalaman-Nya, yaitu nabi Yunus. Matius 12 : 40 Yesus sendiri yang mengangkat nabi Yunus sebagai gambaran pekerjaan atau pengalaman yang akan segera dialami oleh Yesus. Seperti Yunus pernah tinggal di dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal dalam rahim bumi juga tiga hari tiga malam. Ketika Yesus mengangkat nabi Yunus sebagai contoh sebenarnya Yesus sedang memberitahukan kepada orang Israel apa yang segera akan dialami-Nya. Yesus akan ditangkap, dianiaya, disalibkan, kemudian mati dan dikuburkan tetapi pada hari yang ketia Ia bangkit dari antara orang mati. Hanya sayang Yunus sendiri tidak menyadari akan pengalamannya yang begitu luar biasa, ia tidak bisa bersyukur kepada Allah bahkan ia sampai mempersalahkan Allah. Andaikata Yunus mengerti, Yunus pasti bisa bersyukur kepada Allah sebab Allah telah memberi pengalaman yang begitu besar kepadanya, ia hidup walau sudah tiga hari tiga malam di dalam perut ikan. Penyebabnya: karena Yunus tidak suka orang-orang di Niniwe itu selamatkan. Filipi 2 : 5 - 1 firman Tuhan menjelaskan tentang pengalaman Tuhan Yesus sejak Ia lahir sampai Ia mati dan naik ke sorga. Walaupun dalam rupa Allah, tetapi tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, tetapi Ia mengosong kan diri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Mengosongkan diri : menyembunyikan diri dengan jalan merendahkan diri sampai ketitik yang terendah, yaitu NOL. Pengalaman Yesus ini harus menjadi pengalaman kita, sebagaimana Yesus mau menyembunyikan diri sampai ketitik nol demikian juga kita harus mau merendahkan diri sampai serendah-rendahnya. 

Untuk itu sebagai jemaat maupun sebagai hamba Tuhan, kita semua harus mempunyai pengalaman yang sama seperti Kristus, kita harus mau menjadi satu dengan Kristus, yaitu mati dan bangkit bersama dengan Kristus. Mati terhadap keinginan diri sendiri atau terhadap segala tabiat daging, mati terhadap ego dan jangan mengandalkan kekuatan diri sendiri apalagi mengandalkan orang lain. Jika kita sudah sama dengan Kristus dalam kematian-Nya maka kita juga akan menjadi sama dengan Kristus dalam kebangkitan-Nya dan hidup kita akan tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Dan tidak cukup hanya di situ saja, jika kita sudah sama dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya, apabila Kristus menyatakan diri kelak, kitapun akan menyatakan diri besama dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya. Mencari perkara yang di atas dan memikirkan perkara yang di atas adalah cara hidup orang Kristen yang benar. Salib atau penderitaan itu memang sakit tetapi inilah cara Tuhan membuat supaya kita bisa merendah kan diri serendah-rendahnya. Sama seperti Yesus rela mati di kayu salib, Ia mau menderita bukan karena dosa-Nya demikian juga kita harus mau menderita bersama karena firman, penderitaan itu bagaikan salib bagi kita. Bahkan dengan adanya salib atau penderitaan Tuhan sedang membawa kita kepada penyucian hidup. Maka setiap orang yang sedang mengalami salib/ penderitaan jangan coba-coba keluar dari rencana Tuhan apalagi menyalahkan Tuhan. Kita harus mengambil sikap yang benar: masuk ke dalam ibadah dan penggembalaan yang benar dan terima firman Tuhan yang sanggup memberikan pengharapan. Lewat ibadah itulah kita akan merasakan pertolongan Tuhan. Haleluya..!!



“MENDERITA BERSAMA DENGAN KRISTUS” 

Minggu, 06 Mei 2012


Latar belakang sebutan “Kristen” di Antiokhia murid-murid atau orang-orang yang percaya kepada Yesus untuk pertama kali disebut Kristen yang artinya pengikut Kristus (Kisah Para Rasul 11 : 26). Sebenarnya sebutan Kristen ini adalah sebagai ejekan kepada orang-orang yang mengikut Kristus yang menganggap orang-orang Kristen itu sebagai budak dalam keluarga. Kalau di hadapan orang dunia orang Kristen itu menjadi ejekan tetapi di hadapan Tuhan orang-orang Kristen itu adalah orang-orang yang teristimewa, yang telah diangkat dan dijadikan sebagai jemaat Tuhan. Puncaknya: menjadi kepunyaan Tuhan sendiri. Dalam membangun iman, sikap dengar-dengaran menjadi kunci supaya rohani bisa hidup dan terbangun dan bertumbuh terus sampai menjadi dewasa rohani, menjadi jemaat yang dikuduskan dan disempurnakan supaya layak disebut sebagai sidang mempelai perempuan Kristus. Kita harus mengetahui bahwa kematian dan kebangkitan Kristus dari antara orang mati menjadi tolak ukur keselamatan kita. Sebab lewat kematian dan kebangkitan Kristus, kita bisa dibebaskan dan dimerdekakan dari perbudakan dosa. Bahkan Yesus yang telah mati dan bangkit itulah yang menjadi Pengantara supaya kita bisa diterima sebagai anak. Makanya tanpa Yesus tidak mungkin seseorang bisa diterima di hadapan Allah, tanpa Yesus seseorang tidak mungkin bisa diterima sebagai jemaat. Bagi kita: kematian dan kebangkitan Kristus adalah untuk membatal kan hukum Taurat supaya diterima sebagai anak Tuhan. Efesus 2 : 12 firman Tuhan menyatakan manusia yang hidup tanpa Kristus: - tidak termasuk kewargaan Israel - tidak mendapat janji-janji - hidup tanpa pengharapan - hidup tanpa Allah Karena itu kalau kita lihat dalam kitab Kejadian firman Tuhan sudah menyatakan sejarah tentang penyelamatan kepada manusia yang berdosa, sudah dimulai kepada orang-orang yang mau menangkap rencana Tuhan. 

HENOKH setelah berumur enam puluh lima tahun hidup bergaul dengan Allah karena mata rohaninya sangat terbuka kepada firman Allah. Henokh mau mendengarkan ajaran tentang Tuhan dari orang tua atau dari nenek moyangnya dan ia mau membangun kerohaniannya di dalam Tuhan. Dan ketika Henokh memperanakkan Metusalah, ia memberi nama Metusalah karena ia sangat mengerti apa yang akan terjadi kelak. Kalau kita lihat Yudas 1 : 14 - 15 arti nama Metusalah adalah: Tuhan Allah akan datang dengan penghakiman, sebab Allah akan datang dengan beribu-ribu orang-orang kudus-Nya hendak menghamiki semua orang dan menjaduhkan hukuman karena perbuatan kefasikan. Jadi karena Henokh itu hidup bergaul erat dengan Allah, Allah sendiri yang menyatakan suatu rahasia yang besar tentang kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Henokh tidak terpengaruh dengan keadaan orang disekitarnya, tidak terpengaruh dengan kefasikan bahkan dengan penderitaannya. Henokh berhasil membangun persekutuannya dengan Allah dan selalu mempercayai firman Allah walau di tengah-tengah kefasikan, firman Allah yang telah didengar dari nenek moyangnya itu dipegang dan dijadikan sebagai teladan hidup. Maka Allah menganggap Henokh itu layak di hadapan Allah, menjadi orang yang berkenan dan yang diangkat hidup-hidup tanpa mengalami kematian. Henokh berhasil membangun persekutuannya dengan Allah selama tiga ratus tahun. Sungguh waktu yang cukup lama. 

Sebab kalau kita lihat zaman sekarang ini banyak orang Kristen sudah undur dari Tuhan karena terpengaruh dengan keadaannya, terpengaruh dengan penderitaan atau dengan penyakitnya, mula-mula memang semangat mengikut Tuhan tetapi dalam waktu yang sebentar sudah undur kembali dan meninggalkan Tuhan. Sebagai jemaat maupun sebagai hamba-hamba Tuhan, kita harus tetap percaya kepada firman Tuhan walaupun sedang dalam keadaan yang menyakitkan. Dalam kesemua nya itu Tuhan sedang menguji kita dan Ia ingin melihat kesetiaan kita sampai Tuhan datang kembali. Kalau Henokh berhasil bersekutu atau bergaul dengan Alllah selama tiga ratus tahun, demikian juga kita harus berhasil memelihara persekutuan kita dengan Allah. Sebagaimana Henokh sempurna dan diangkat hidup-hidup, demikian juga Tuhan Allah akan mengangkat kita dan menyempurnakan kita sehingga layak menjadi sidang mempelai perempuan Kristus, yang akan dibawa masuk ke dalam pesta kawin Anak Domba. Ibrani 5 : 8 Yesus sebagai Anak: belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya. Ayat firman Tuhan ini sedang mengajak supaya kita sebagai jemaat Tuhan belajar menjadi taat dari segala bentuk penderitaan yang sedang kita alami. Kalau Yesus sebagai Anak bisa menjadi taat sampai Ia mati di kayu salib demi untuk keselamatan manusia, demikian juga kita harus taat sampai Tuhan datang kembali supaya kita diselamatkan dari murka Allah yang akan datang menimpa dunia ini. Jangan takut kalau Saudara sedang menghadapi penderitaan, jangan takut ketika Saudara sedang diperhadapkan kepada penyakit, kita harus tetap percaya kepada Tuhan dan kepada firman-Nya bahwa Ia pasti memberi pertolongan. Kita harus mampu menganggap penderitaan itu sebagai sarana yang diberikan Tuhan supaya kita bisa belajar taat dari apa yang harus kita alami. Bagi kita: penderitaan itu adalah guru yang paling besar supaya kita bisa belajar taat kepada Allah. Mengapa? sebab ketika Tuhan mengijinkan penderitaan itu datang, Tuhan pasti bersedia memberikan pertolongan tepat pada waktunya, Tuhan pasti bersedia memberikan jalan keluarnya. Sebagaimana telah dikatakan firman Tuhan dalam 1 Korintus 10 : 13 bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami itu ialah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia. Mengapa disebut pencobaan biasa? sebab pencobaan yang kita alami itu tidak akan melampaui kekuatan kita dan pada waktu kita sedang dicobai, Tuhan akan memberi jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya. Jadi pencobaan sebesar apapun disebut sebagai pencobaan biasa karena Tuhan bersedia memberikan jalan keluarnya. Jadi kalau Saudara sedang diperhadapkan kepada penderitaan jangan takut memandang penderitaan itu tetapi pandanglah Yesus Kristus sebagai teladan yang telah mengalahkan maut/kematian supaya kita juga bisa mengalami kemenangan demi kemenangan. 

HENOKH = menggambarkan pribadi Kristus yang mau taat sampai kepada akhirnya bahkan sampai mati di kayu salib dan berhasil menjaga hubungannya dengan Bapa. 
YESUS = teladan kita yang sempurna, yang telah memberikan teladan kepada semua orang supaya bisa belajar taat sampai kepada kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Yohanes 8 : 29 firman Tuhan membuktikan ketaatan Tuhan Yesus: Yesus senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada Bapa-Nya maka Yesus pun selalu disertai dan tidak membiarkan-Nya sendiri. Demikian juga setiap orang yang mau menjaga hubunggannya tetap baik dengan Allah, maka Allah pasti akan menyertainya dan tidak akan membiarkan nya berjalan sendiri. Sebagaimana Bapa menyertai Yesus demikian juga Bapa akan menyertai kita dan tidak akan membiarkan kita ditimpa kebinasaan. Bahkan sekalipun kita tertidur sama seperti lima gadis bijaksana, tetapi pelita kita akan tetap menyala dan siap menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Dalam suasana malam pun Tuhan Allah akan menunjukkan penyertaan-Nya bahkan di tengah-tengah keadaan yang sudah rusak pun Tuhan akan menyertai kita dan tidak akan membiarkan kita.

DALAM TINGGAL TENANG DAN TINGGAL DIAM”


Minggu, 13 Mei 2012

 
Puji Tuhan! Yesus Kristus telah mati dan bangkit dari antara orang mati untuk memberikan keselamatan kepada semua orang. Roma 6 : 23 memang upah dosa itu adalah maut tetapi oleh kasih karunia Allah lewat kematian dan kebangkitan Kristus, Ia telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada semua orang yang mau percaya kepada Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Bagi kita kematian Kristus itu adalah untuk membuka jalan keselamatan sebab lewat kematian-Nya, Ia telah memberikan tebusan ganti nyawa kita. Dan kebangkitan-Nya adalah jalan untuk memberi kemenangan yang gilang gemilang supaya dosa tidak lagi berkuasa dalam hidup kita. Karena itu sebagai jemaat Tuhan supaya keselamatan itu bisa menjadi milik yang pasti, kita harus mempunyai sikap yang baik dan benar menurut firman Tuhan: memperhatikan setiap perintah Tuhan yang telah ditetapkan untuk dilakukan. Yesaya 30 : 15 firman Tuhan telah menegaskan apa yang harus kita lakukan supaya kita diselamatkan: 

“Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Dari ayat ini dapat kita ketahui apa yang harus kita lakukan supaya kita diselamatkan, yaitu: dengan bertobat dan tinggal diam/tinggal tenang dan percaya bahwa Tuhan Yesus itu adalah benar-benar Juruselamat dunia yang mampu menyelamatkan setiap orang yang mau percaya kepada-Nya. Percaya yang dimaksud bukan sekedar percaya begitu saja tetapi percaya karena firman Tuhan. 
         - Yang dimaksud dengan ”bertobat” ada tanda keubahan dari cara hidup yang lama, mau meninggalkan segala perbuatan-perbuatan kefasikan.
             - Yang dimaksud dengan “tinggal diam/tinggal tenang
 bukan berarti diam seribu bahasa tetapi ada sikap membawa hidup ke dalam rumah Tuhan untuk beribadah dengan benar. Mazmur 27 : 4 frman Tuhan mengatakan: “Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: DIAM di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya.” Jadi yang dimaksud “diam & tenang” itu adalah datang ke dalam rumah Tuhan untuk beribadah dan digembalakan dengan firman Tuhan. Dan kalau kita sudah beribadah dan digembalakan yang benar, berkatnya: kita dapat menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya. 

Jadi kalau kita beribadah dengan benar, Tuhan akan menjamin hidup kita, dibela dan dipelihara dan akan mendapatkan pertolongan tepat pada waktunya. Bahkan ketika datang bahaya, Tuhan akan menyembunyikan kita dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia akan mengangkat kita ke atas gunung batu yang tinggi/ayat 6. Saudara-saudara, kalau kita lihat firman Tuhan sikap “tinggal tenang dan tinggal diam” tidak semua orang mau memiliki sikap seperti ini, banyak orang lebih sibuk memperhatikan kepentingannya sendiri, lebih mementingkan usaha atau pekerjaan nya dari pada memperhatikan ibadahnya. Namun demikian sikap “tinggal diam dan tinggal tenang” ini bisa kita lihat dalam kehidupan domba-domba yang suka digembalakan. Mazmur 23 : 1 - 6 firman Tuhan telah memberikan ketegasan kalau kita membuat Tuhan itu sebagai Gembala dan kita menenpatkan diri sebagai domba-domba-Nya, maka kita tidak akan kekurangan sesuatu apapun. 

Sebab Kristus sebagai Gembala yang baik akan: 
         - membaringkan kita di padang yang berumput hijau 
         - membimbing kita ke air yang tenang
         - menyegarkan jiwa kita 
         - menuntun kita di jalan yang benar Yohanes 10 : 2 - 4; 9, 11 Yesus sebagai Gembala yang baik telah membutikan kasih-Nya yang begitu besar untuk mempertahankan domba-domba-Nya. Walau pun domba-domba itu hanya binatang yang lemah, yang tidak punya senjata untuk mengalahkan binatang buas, tetapi domba-domba itu tahu ada gembalanya yang bertanggung jawab untuk melindunginya dari segala bahaya yang mengancam. Yesus sebagai Gembala yang baik telah memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya dengan cara mati di atas kayu salib sebagai tebusan dan sebagai jalan untuk melepaskan domba-domba itu dari hutang nyawa. Bahkan Yesus sebagai Gembala yang baik juga telah membuka pintu supaya barangsiapa masuk melalui Yesus akan selamat akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Sikap kita sebagai domba: kita harus mendengar suara Gembala yang berjalan di depan dan mengikuti setiap teladan yang telah ditinggalkan. Kemudian sikap “tinggal tenang dan tinggal diam” ini juga adalah sikap seorang anak yang suka tinggal di rumah bapanya. Amsal 4 : 1 - 6 firman Tuhan menjelaskan kepada kita sikap sebagai seorang anak yang suka tinggal di rumah bapanya: mau mendengar dan memperhatikan didikan dari kedua orang tuanya. Seorang anak yang benar hatinya selalu memegang perkataan ayahnya dan kepada semua petunjuk-petunjuknya. 

Walau pun sebenarnya anak itu adalah lemah, tetapi selagi dia tinggal di rumah bapanya, maka bapanya itu akan memperhatikan hidupnya dan bertanggung jawab sepenuhnya atas hidupnya. Seorang bapa ia pasti ingin berbuat yang terbaik kepada anak-anaknya. Demikian juga kalau kita sudah menempatkan diri sebagai seorang anak di hadapan Tuhan, yang mau memperhatikan setiap firman-Nya dan mau melakukan perintah-Nya dengan taat dan setia, maka Tuhan Allah akan tampil sebagai seorang Bapa, Ia akan memperhatikan hidup kita dan selalu bersedia memberi pertolongan tepat pada waktunya. Walaupun sebenarnya kita tidak mampu berbuat apa-apa, sebagai Bapa yang baik, Ia akan memberikan kuasa-Nya supaya kita kuat. Bahkan sebagai Bapa yang baik, Ia juga memperhatikan apa yang kita perlukan dan Ia akan tetap mempertahankan hidup kita.

Tetapi kalau kita lihat kembali Yesaya 30 : 16 - 17 banyak orang tidak mau memperhatikan firman Tuhan ini bahkan mereka mencoba mengandalkan kekuatannya sendiri dan mencoba menjauh dari kasih karunia Tuhan. Akibatnya: Tuhan Allah akan mengijinkan mereka lari dan lenyap. Bahkan Tuhan Allah juga mengijinkan mereka mengendarai kuda tangkas, tetapi Tuhan membuat para pengejar itu lebih tangkas lagi. Akibatnya: seribu orang akan lari melihat ancaman satu orang. Inilah yang pernah terjadi kepada bangsa Israel, karena mereka meninggalkan Tuhan Allah dan beribadah kepada allah yang lain, maka Tuhan Allah membuat mereka seperti tonggak isyarat di atas puncak gunung dan seperti panji-panji di atas bukit. Setiap orang yang tidak menempatkan dirinya di hadapan Tuhan sebagai domba atau sebagai seorang anak, Tuhan tidak akan mempertahankan hidupnya tetapi Tuhan akan mengijinkan mereka ditimpa kebinasaan sama seperti bangsa Israel yang mati dibinasakan selama di padang gurun. Kalau mereka tidak mau tinggal tenang dan tinggal diam di rumah Tuhan, maka pencuri akan datang untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan hidupnya/Yohanes 10 : 10a. Pencuri itu adalah Iblis yang akan merusak hubunganmu dengan Tuhan bahkan yang akan membawa hidupmu kepada kebinasaan. 

Karena itu Saudara-saudara, kita semua harus mau tinggal tenang dan tinggal diam di rumah Tuhan, kita harus tetap setia kepada Tuhan, beribadah dan digembalakan dalam ibadah dan penggembalaan yang benar. Maka Tuhan akan mempertahankan hidup kita dan menjamin keselamatan kita, bahkan Tuhan akan menjamin masa depan kita indah setiap saat.