Rabu, 09 Desember 2009

BULETIN DESEMBER 2009

“LEBIH DARI PEMENANG”

Minggu - 06 Desember 2009

KEGERAKAH HUJAN AKHIR.

Roma 8 : 37 Kita bisa menjadi lebih dari pada orang-orang yang telah menang karena:
- ada satu pribadi menjamin untuk menang, yaitu pribadi Tuhan Yesus Kristus. Dia telah menyerahkan diri-Nya bagi kita dengan cara mati di atas kayu salib sebagai korban untuk memperdamaikan kita dengan Allah.
- Allah ada dipihak kita, ini berbicara ada hubungannya dengan kasih Kristus, di mana kita tetap berada dan terikat di dalam kasih Kristus. Sebab jika kita tetap berada di dalam kasih Kristus, maka IA akan tampil sebagai “Pembela”.
Jika Allah sudah tampil sebagai Pembela berarti Ia sudah berada dipihak kita, maka:
- tidak akan ada yang dapat melawan kita
- tidak akan ada yang dapat menggugat kita
- tidak akan ada yang dapat memisahkan kita dari
kasih Kristus
Sehingga baik penindasan, atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan, atau ketelanjangan atau bahaya atau pedang, semua ini tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Justru sebaliknya kita akan disebut sebagai pemenang, yang bisa lebih dari orang-orang yang telah menang di dunia ini.
Saudara-saudara, kasih Kristus itu adalah kasih yang besar bahkan sangat besar, tidak terukur dan tidak terbatas, kasih Kristus itu bukan hanya sekedar untuk memberi berkat, bukan hanya untuk menyembuhkan, bukan hanya untuk menghiburkan, tetapi lebih dari pada itu kasih Kristus itu adalah kasih yang mampu menyelamatkan setiap orang yang telah percaya kepada-Nya, mulai dari kelahiran-Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya terhadap kematian bahkan sampai kepada kenaikan-Nya ke sorga.
Karena itu kalau kita kembali ke pemberitaan firman pada minggu-minggu yang lalu, YOSUA itu artinya: Tuhan adalah keselamatanku, artinya jika kita membuat Tuhan itu sebagai keselamatan, maka Tuhan akan memberi janji yang pasti bahwa kita pasti akan diselamatkan akan menjadi pemenang.Yosua 1 : 5 janji Tuhan kepada Yosua: “Seorang pun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau, Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” Inilah janji Tuhan yang sangat luar biasa kepada Yosua dan juga kepada setiap orang yang telah membuat Tuhan sebagai pokok keselamatannya, Tuhan akan memberikan kemenangan yang gilang gemilang dari semua musuh yang mencoba memisahkan kita dari kasih Kristus. Janji Tuhan itu adalah janji untuk menjadikan kita sebagai Pemenang.
Saudara-saudara, kemenangan itu pasti bisa kita peroleh jika kita mau memandang kepada Kristus sebagai “pemimpin” yang akan membawa kita kepada kemenangan., sama seperti bangsa Israel yang mau dipimpin oleh Yosua. Sebab siapa yang kita ikuti menjadi penentu menang atau tidak.
Dalam Wahyu 6 : 1 - 2 dalam pembukaan meterai yang pertama: tampil seekor “kuda putih” dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota, yang maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.Wahyu 6 : 1 - 2 ini berbicara penampilan Kristus yang tampil dengan segala kekuatan dan kuasa-Nya yang luar biasa dan ajaib, untuk merebut kemenangan yang gilang gemilang.

Pada zaman sekarang ini banyak orang, termasuk pendeta-pendeta yang salah menafsirkan penampilan kuda putih ini, mereka mengatakan bahwa penampilan kuda putih ini adalah antikristus yang akan tampil sebagai pemenang. Ini adalah penafsiran yang salah, sangat keliru. Sebab jika seandainya antikristus yang tampil sebagai pemenang, maka tidak ada lagi artinya kita mengikut Tuhan, tidak ada lagi gunanya kita beribadah maupun melayani Tuhan. Maka sebagai Jemaat Tuhan terlebih lagi sebagai hamba-hamba Tuhan, kita harus mengikuti kebenaran firman Tuhan dalam firman Pengajaran ini supaya jangan sampai terikut dengan penafsiran-penafsiran yang salah. Penafsiran yang salah ini sangat berbahaya sebab bisa membuat orang Kristen menjadi salah arah dalam mengikut Tuhan. Mereka menyangka bahwa mereka masih milik Kristus tetapi karena mengikuti penafsiran yang salah, ternyata mereka sudah mengikuti yang lain, akibatnya Tuhan tidak berkenan akan kehidupan mereka. Tetapi jika kita tetap mengikut Kristus dengan tepat dan benar, Kristus yang tampil dalam penampilan-Nya yang menunggangi seekor kuda putih itu akan mengaruniakan kemenangan kepada kita.
Maka semua bentuk pencobaan dan penderitaan yang ada dalam Roma 8 : 35 - 36, seperti penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya atau pedang, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. Bahkan sekalipun sekalipun kita berada dalam bahaya maut sepanjang hari, dan telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan, kita bisa lebih dari orang-orang yang telah menang sebab Kristus ada dipihak kita.
Yosua 3 : 1 - 4 Tuhan Allah telah menunjukkan kepada Yosua arah yang harus ditempuh, Tuhan juga sudah memberikan rencana-Nya yang harus dilakukan. Jadi arah perjalanan bangsa Israel dalam kepemimpinan Yosua sudah terencana dengan begitu teratur dan begitu baiknya. Mereka semua tidak ada yang boleh terlalu maju dan tidak boleh ada yang terlambat apalagi tertinggal. Tetapi semua mata harus tertuju untuk melihat Tabut Perjanjian yang diangkat para imam, yang berjalan di depan. Dan untuk menerima arahan dari ALlah, Yosua harus bangun pagi-pagi untuk menghadap ALlah. Bagi kita arti "bangun pagi-pagi" ini mengandung arti yang sangat besar. Yosua 3 : 1 Yosua bangun pagi-pagi, tujuannya:
- untuk mengatur pasukannya
- untuk memberi perintah tentang apa yang harus
mereka lakukan.
Maka seorang pemimpin rohani yang benar harus bisa memberi contoh atau teladan kepada yang dipimpin supaya tetap waspada dan tetap mempersiapkan diri dalam segala hal. Demikian juga sebagai jemaat Tuhan, kita harus tahu dan mengenal pemimpin rohani yang benar itu harus tetap tinggal di dalam kebenaran supaya dapat memimpin jemaat kepada arah dan tujuan yang benar.
Bagi kita, arti “bangun pagi-pagi” itu mengandung arti yang sangat besar. Dalam Mazmur 5 : 4 = bangun pada waktu pagi-pagi ada dua (2) sikap penting yang harus kita kerjakan, yaitu:
- mengatur persembahan, ada kaitannya dengan penyembahan,
hidup dalam penyembahan yang benar.
- menunggu-nunggu, ada kaitannya dengan sikap merendahkan
diri di hadapan Allah.
Jadi kalau kita bangun pagi-pagi, kita harus mengatur persembahan: supaya kita semua punya arah dan tujuan yang pasti, baik sebagai pemimpin rohani, sebagai kepala rumah tangga, sebagai istri ataupun sebagai jemaat. Semua ini bisa kita lakukan pada waktu pagi.
Sebagaimana telah kita lihat di atas, bahwa kuda putih dan orang yang menungganginya ini berbicara kegerakan rohani yang luar biasa. Kuda putih ini juga berbicara kegerakan “hujan akhir” dalam kuasa Firman Pengajaran Mempelai yang Alkitabiah, yaitu firman pengajaran yang sanggup membawa jemaat kepada kesempurnaan, mengenal Yesus Kristus sebagai Suami atau sebagai Mempelai Pria Sorga dan yang akan mempersiapkan gereja Tuhan menjadi sidang mempelai perempuan-Nya.
Kegerakan hujan akhir ini tidak lama dan datangnya pun begitu cepat, bagaikan kuda yang berjalan dengan cepat. Maka kita patut bersyukur karena Tuhan telah memberikan firman pengaran-Nya yang besar dan mulia ini dan kita harus menghargainya. Sebab Firman pengajaran inilah sarana yang diberikan Tuhan untuk mempersiapkan kita menjadi gereja Tuhan yang tampil sebagai pemenang.
Karena itu kita harus dapat membedakan lawatan maupun kegerakan.
“Lawatan” = sifatnya temporer, bisa saja hari ini satu daerah dilawat Tuhan, bisa saja daerah-daerah lain, tetapi bisa juga ditinggalkan apabila mereka sudah mengeraskan hati terhadap firman Tuhan.
Sedangkan “kegerakan” itu sifatnya cepat sekali sebab ada yang memimpin dan menungganginya dengan kuasa yang besar, maka setiap orang yang mau mengikuti kegerakan ini akan diberikan kemenangan yang besar lebih dari pemenang. Sikap kita dalam mengikuti kegerakan ini: mata harus tertuju kepada Tuhan jangan mau diombang-ambingkan oleh angin-angin pengajaran yang palsu dan kosong.
Itu sebabnya khusus dalam kitab Yosua pasal 3 dalam kegerakan akhir ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan dengan baik-baik:
1. 3 : 1 - 4 = Allah memberi petunjuk
2. 3 : 5 - 7 = diperlukan penyucian hidup
3. 3 : 8 - 17 = menyeberangi sungai Yordan
Setelah Allah memberi petunjuk lewat firman pengajaran-Nya dan supaya kita dapat mengikuti kegerakan hujan akhir ini, maka kita harus menyucikan hidup. Haleluya....!!


“LEBIH DARI PEMENANG”
Minggu - 13 Desember 2009

Manusia Yesus Kristus menjadi Pengantara

Saudara-saudara, pada bulan Desember ini biasanya banyak orang sedang sibuk merayakan Natal. Baik gereja-gereja, perusahaan, marga-marga, maupun STM semua berusaha supaya dapat merayakan Natal dengan sebaik-baiknya. Tetapi bagi kita, Natal itu bukan hanya sekedar perayaan begitu saja, tetapi kita harus menghargai Natal itu lebih dari sekedar perayaan.
Sebagaimana telah kita lihat pada minggu-minggu yang lalu, kita bisa disebut lebih dari pemenang karena Kristus telah mengasihi kita. Dan sebagai bukti Kristus mengasihi kita: Ia mau datang ke dunia ini dan menjadi manusia sama seperti kita, tujuannya untuk merasakan seperti yang kita rasakan. Jadi NATAL itu merupakan bukti kasih Allah kepada manusia, kado NATAL yang diberikan ALlah kepada manusia.
Lukas 1 : 35 firman Tuhan menjelaskan kepada kita Yesus Kristus lahir menjadi manusia bukan karena hasil perkawinan antara seorang laki-laki dengan perempuan, tetapi murni pribadi Allah yang turun menjelma menjadi manusia. Maka ketika Yesus dikandung, Roh Kudus yang turun dan kuasa Allah Yang Mahatinggi menaungi Maria, sehingga Anak yang lahir itu disebut Kudus, Anak Allah.
Mengapa Yesus harus lahir dan menjelma sebagai manusia dan sama seperti kita?
Jawabannya:
Supaya lewat kelahiran-Nya, Ia menjadi Juruselamat dan menjadi Imam Besar sebagai Pengantara untuk memperdamaikan kita dengan Allah di sorga.
Untuk itulah Yesus Kristus harus menjelma sebagai manusia supaya ada seorang manusia sebagai Pengantara untuk memperdamaikan kita dengan Allah. Kita dapat melihatnya dalam 1 Timotius 2 : 5, manusia Kristus itu benar-benar menjadi Pengantara antara Allah dengan manusia, Dialah satu-satunya yang dapat memperdamaikan manusia dengan Allah di sorga. Sebab jika seandainya tidak ada manusia Kristus Yesus yang menjadi Pengantara, maka tidak mungkin manusia itu bisa berdamai dengan Allah. Mengapa? sebab manusia itu pada dasarnya sudah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan ALlah (Roma 3 : 23).
Proses mengapa Tuhan Yesus bisa disebut sebagai manusia Kristus: Yohanes 1 : 14 sebab Yesus adalah firman yang telah menjadi manusia, kemudian dalam Yohanes 1 : 1, dijelaskan bahwa firman itu adalah Allah sendiri.
Manusia Yesus Kristus sebagai Pengantara:
  1. supaya manusia diselamatkan
  2. supaya Yesus memasukkan sifat-sifat Allah ke dalam diri manusia
Bukti Yesus sebagai Pengantara:
  • dalam doa, dalam doa selalu ditutup dengan kalimat: “Dalam nama Yesus kami berdoa.”
  • ketika mengusir setan, ketika berdoa untuk orang sakit, selalu mengatakan: “dalam nama Yesus.”
Jadi nama Tuhan Yesus itu bisa menjadi nama yang dapat kita andalkan dalam segala hal sebab di dalam nama-Nya memang ada kuasa yang besar. Seperti yang dikatakan firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 4 : 12 bahwa tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan selain di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Di atas telah dikatakan manusia Kristus menjadi Pengantara supaya Yesus memasukkan sifat-sifat Allah itu ke dalam diri manusia. Sebab jika sifat Allah telah dimasukkan ke dalam diri manusia, maka manusia itu akan disebut sebagai “manusia Allah.” Yohanes 1 : 12 mengatakan: “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” Yang disebut anak-anak Allah itu bukan karena diperanakkan dari darah dan daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Dan kalau kita sudah disebut sebagai anak-anak Allah, maka kita akan menerima kuasa.
Arti anak-anak Allah sama dengan manusia Allah. 1 Timotius 6 : 11, rasul Paulus juga menyebut Timotius sebagai manusia Allah. Maka jika kita sudah disebut sebagai manusia Allah, ada tandanya yaitu: mengejar keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Bahkan dalam Roma 8 : 26 kepada setiap orang yang sudah disebut sebagai manusia Allah, Roh Kudus akan turut membantu kita dalam segala kelemahan kita, dan Roh Kudus itu sendiri turut berdoa untuk kita kepada Allah. Ini juga menjadi tanda bahwa Yesus itu adalah benar-benar sebagai Pengantara.
Sebaliknya kalau tidak berhasil disebut sebagai manusia Allah, akan disebut anak-anak iblis, sebab iblis juga akan berusaha memasukkan sifat-sifatnya ke dalam diri manusia. Yohanes 8 : 37 - 47 firman Tuhan menjelaskan kepada kita bagaimana sifat manusia yang disebut sebagai anak-anak iblis. Ada beberapa sifat yang dimasukkan iblis ke dalam diri manusia:
  1. tidak dapat mengasihi
  2. tidak dapat menangkap firman Tuhan = tidak hidup dalam kebenaran
  3. pekerjaannya suka membunuh manusia
  4. suka berkata dusta
Maka sekalipun mereka menyebut diri sebagai keturunan Abraham, tetapi sebenarnya mereka tidak melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan oleh Abraham. Inilah yang membuat sehingga sekalipun Yesus selalu mengatakan kebenaran, tetapi mereka tidak dapat menangkapnya apa yang telah dikatakan oleh Tuhan Yesus, sebaliknya justru mereka selalu ingin membunuh Yesus. Maka dengan tegas, Yesus berkata kepada: “Iblislah yang menjadi bapamu” jika iblis sudah memasukkan sifat-sifatnya ke dalam diri manusia, maka sekalipun mereka masih mengaku sebagai orang Kristen atau sebagai pengikut Kristus, tetapi yang sebenarnya mereka adalah anak-anak iblis.
Karena itu sebagai jemaat Tuhan, sangat perlu kita ketahui ada tiga (3) kekuatan yang mencoba menggagalkan iman manusia supaya jangan setia mengikut Tuhan:
  1. keinginan daging
  2. keinginan dunia
  3. iblis/setan
Dan kalau kita lihat firman Tuhan dalam Wahyu 21 : 8 ada delapan (8) perbuatan-perbuatan yang membuat manusia itu mendapat bagian dalam lautan api yang bernyala-nyala oleh api dan belerang, yaitu: orang-orang penakut, yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta. Kedelapan perbuatan ini dapat dibagi menjadi tiga (3) bagian :

keinginan daging :
  1. orang-orng keji
  2. orang pembunuh
  3. orang-orang sundal

keinginan yang duniawi :
  1. orang-orang penakut
  2. orang-orang yang tidak percaya
  3. orang-orang pendusta

iblis/setan :
  1. tukang-tukang sihir
  2. penyembah-penyembah berhala

Terus terang saja, kalau hanya dengan kekuatan manusia secara jasmani saja tidak mungkin kita bisa mengalahkan ketiga kekuatan tersebut di atas. Tetapi Tuhan punya cara yang tepat supaya kita dapat mengalahkan ketiga kekuatan tersebut, yaitu dengan cara:
  • 2 Petrus 1 : 5 - 8 = kita harus memiliki peningkatan secara rohani, yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menambahkan kepada iman kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara dan kasih akan semua orang. Jika semua ini sudah ada pada kita, maka kita akan menjadi giat dan berhasil dalam pengenalan akan Yesus Kristus.
Ibrani 2 : 14 - 15 = oleh kuasa kematian Kristus di atas kayu salib, IA memusnahkan dia yaitu iblis, yang berkuasa atas maut. Jadi lewat kematian Kristus di atas kayu salib, Ia telah membebaskan kita yang selama ini berada dalam perhambaan dosa supaya menjadi hamba kebenaran, yaitu menjadi milik kepunyaan Tuhan sendiri, yang dibela dan dipelihara


“LEBIH DARI PEMENANG”


Minggu - 20 Desember 200


Manusia Kristus sebagai Pengantara

Saudara-saudara, tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa selamat baik dari dosa maupun dari kuasa kegelapan kalau bukan karena kasih karunia Tuhan. Mengapa? Sebab semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3 : 23). Inilah yang membuat sehingga Allah harus turun dengan cara : memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3 : 16).
Jadi jelas, satu-satunya yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa adalah Tuhan Yesus, satu-satunya yang bisa menjadi Juruselamat dunia hanyalah Tuhan Yesus sendiri. Firman Tuhan begitu jelas mengatakan dalam Kisah Para Rasul 4 : 12 bahwa keselamatan itu tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam nama Tuhan Yesus, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang olehnya kita bisa diselamatkan selain di dalam nama-Nya. Jadi satu-satunya yang bisa menjadi Juruselamat hanyalah pribadi Tuhan Yesus. Haleluya...!!

Yesus Kristus disebut sebagai “Anak Yang Tunggal” telah diberikan kepada dunia sebagai Juruselamat yang sanggup menghapus segala dosa dan yang sanggup melepaskan manusia dari maut. Karena itu Yesus sebagai Anak yang tunggal diberikan bukan hanya sekedar diberikan begitu saja, tetapi Ia juga telah menjadi korban perdamaian untuk memperdamaikan manusia dengan Allah di sorga, IA menjadi Pengantara antara kita dengan Allah. Maka pada NATAL yang pertama, Yesus Kristus sebagai Anak tunggal adalah “KADO” terbesar yang telah diberikan Allah kepada dunia ini.
  • Yohanes 1 : 29, = pada kedatangan Tuhan Yesus yang pertama, IA diperkenalkan sebagai “Anak Domba” yang menghapus dosa seisi dunia, IA lahir dan menjadi sama dengan manusia supaya kita diselamatkan. Puncaknya IA harus mati di atas kayu salib sebagai korban untuk memperdamaikan manusia dengan Allah.
  • Tetapi dalam Wahyu 19 : 6 - 10, = pada kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, IA juga akan tampil sebagai “Anak Domba”, tetapi bukan untuk menghapus dosa lagi, melainkan sebagai Anak Domba yang akan menikah dengan gereja yang telah menjadi mempelai-Nya, yang disebut dalam pesta perjamuan Anak Domba.
1 Petrus 2 : 24 = “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.”
Saudara-saudara, kalau kita lihat dari ayat tersebut di atas setelah Yesus mati di atas kayu salib sebagai korban penghapus dosa dan setelah Ia bangkit dari antara orang mati, ada tiga (3) poin penting yang perlu kita perhatikan supaya kita bisa disebut sebagai pemenang:
  • Kita juga harus mati terhadap dosa.
Artinya: 1). hidup kita ini tidak bisa lagi digerakkan olehdosa, tetapi sepenuhnya hidup kita sudah diatur dan dikuasai oleh Tuhan, 2). hidup kita ini tidak lagi menginginkan hal-hal yang berbau dosa sebab keinginan untukberbuat dosa itu sudah mati.

Dalam Matius 4 : 16 ketika Tuhan Yesus lahir ke dunia sebagai manusia, dunia ini sedang dinaungi/dikuasai oleh maut. Ini membuktikan betapa manusia itu sebenarnya sangat membutuhkan seorang Juruselamat yang bisa menjadi pengantara, seorang yang sanggup memperdamaikan manusia dengan Allah. Syukur kepada Allah, IA telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal yang datang sebagai manusia, supaya bangsa-bangsa yang selama ini berada dalam kegelapan beroleh kesempatan untuk melihat Terang yang besar. Bahkan bagi mereka yang selama ini diam di negeri yang sedang dinaungi maut, sekarang telah terbit Terang. Yaitu oleh Tuhan Yesus Kristus yang telah datang ke dunia ini, sekaligus menjadi terang bagi dunia, terutama bagi mereka yang mau percaya dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Kuncinya: terima terang firman Tuhan, dalam firman pengajaran mempelai yang Alkitabiah.
Saudara-saudara, pada hari-hari yang lalu, kita sudah melihat bahwa pekerjaan iblis itu mempunyai perkembangan yang sangat luar biasa pesatnya. Kalau dalam Kejadian psl 3 ketika menggoda perempuan yang pertama, iblis tampil lewat ular untuk menjatuhkan manusia pertama ke dalam dosa. Tetapi dalam Wahyu psl 12 iblis tampil tidak lagi seperti ular biasa, tetapi ia sudah disebut: naga besar, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan bukan seorang saja tetapi seluruh dunia. Jadi sejak dari semula iblis selalu berusaha merusak karya Allah yang ada di dalam diri manusia. Karena itu sebagai jemaat maupun sebagai hamba Tuhan, kita harus tetap waspada supaya jangan sampai gagal oleh karena tipu daya si iblis.
Cara supaya kita bisa berhenti berbuat dosa: kita harus menderita penderitaan badani (1 Petrus 4 : 1), supaya sekalipun ada tawaran untuk berbuat dosa, walaupun keingian kita sedang berjuang melawan jiwa, kita harus mampu meninggalkannya walaupun harus menderita.
  • Kita harus hidup untuk kebenaran. Artinya: menjadi hamba kebenaran, seluruh hidup kita diatur oleh Tuhan untuk melakukan apa yang berkenan kepada-Nya. Roma 6 : 17 - 18 cara supaya kita bisa menjadi hamba kebenaran: “mentaati pengajaran” yang telah kita terima. Sebab jika mau mentaati kebenaran, maka kebenaran itu akan memerdekakan kita dari dosa. Bahkan untuk menghentikan kita dari kutuk dosa keturunan, harus ada yang sungguh-sungguh hidup dalam kebenaran.
Contoh:
Abraham,
bisa tertolong dan dipanggil Allah supaya ke luar dari Ur-Kasdim ke negeri yang akan ditunjukkan Allah kepadanya, karena dari nenek moyangnya sudah ada lebih dahulu takut akan Tuhan, yang dimulai dari SET. Memang orangtua Abraham yang sebenarnya adalah penyembah berhala, tetapi karena sudah dimulai dari nenek moyang ada yang takut akan Tuhan, inilah yang membuat Abraham tertolong.
Timotius, bisa tertolong dan menjadi rasul Kristus juga karena ada orang-orang yang takut akan Tuhan, dimulai dari neneknya yang bernama Lois dan ibunya yang bernama Eunike (2 Timotius 1 : 5).
  • Oleh bilur-bilur-Nya kita sembuh. Artinya: sembuh bukan hanya dari sakit penyakit, tetapi lebih dari pada itu kita telah dipulihkan dari segala cacat cela. Sebagai jemaat Tuhan, kita sangat memerlukan pertolongan dari Roh Kudus supaya Tuhan memberi kan hati yang baru, yaitu hati nurani yang baik dan roh yang baru, yang sudah mengalami penyucian. Kalau sudah disucikan, barulah akan ada gairah baik untuk beribadah maupun melayani Tuhan.

Karena itu kalau kita lihat keadaan umat Tuhan pada zaman akhir ini, masih banyak dari kalangan yang menyebut dirinya sebagai orang Kristen tidak mengerti apa yang menjadi kerinduan Tuhan dalam hidupnya. Memang banyak orang bisa tahu akan firman Tuhan, tahu berdoa, tahu melayani bahkan sangat suka beribadah kepada Tuhan, tetapi yang menjadi masalah adalah mereka hanya sekedar tahu begitu saja, tetapi tidak melakukan seperti yang dikatakan oleh firman Tuhan tersebut.
Kalau kita lihat Lukas 10 : 25 - 28 menjadi contoh tentang orang yang tahu akan firman Tuhan tetapi ia tidak hidup sesuai dengan firman Tuhan yang diketahuinya tersebut. ketika seorang bertanya kepada Yesus: “Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Sebenarnya ini adalah suatu pertanyaan yang sangat baik dan sangat penting kita ketahui. Sebagai jemaat, kita memang harus tahu akan firman Tuhan supaya kita bisa melakukannya dan berhasil masuk ke dalam sorga. Tetapi yang dimaksud bukan hanya sekedar tahu begitu saja, tetapi harus menjadi praktek dalam hidup sehari-hari. Mengetahui firman Tuhan itu memang pekerjaan yang sangat mudah, semudah seperti orang mengatakan: “Amin” Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah: bagaimana dengan melakukannya?
Karena itu sebagai orang Kristen yang benar, kita harus mengetahui apa yang harus kita lakukan supaya kita layak menjadi orang yang berkenan kepada Allah.
Yang disebut sebagai orang Kristen yang benar:
  • firman Tuhan itu harus dilakukan
  • firman Tuhan itu harus dihidupi
Inilah yang menjadi kerinduan Tuhan dalam hidup kita, Tuhan mau supaya firman Tuhan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh dan menjadi praktek dalam hidup.



“Natal Menurut Injil Matius”

Minggu - 27 Desember 2009

Kasih karunia Allah yang tertinggi dan yang terbesar, yang telah diberikan kepada dunia adalah: Yesus. Dia adalah Raja di atas segala raja, yang berkuasa atas segala sesuatu. Allah telah memberikan diri-Nya sendiri kepada manusia dan menjadi sarana untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa mereka. Dan kalau kita lihat pada NATAL yang pertama, Allah memberikan diri-Nya kepada manusia bukan saat manusia itu sedang dalam keadaan baik-baik, bukan pula dalam keadaan rohani yang baik tetapi justru sebaliknya katika manusia itu sedang dinaungi maut yang disebabkan oleh dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan. Untuk itulah pada NATAL yang pertama, IA datang ke dalam dunia dan menjadi sama dengan manusia supaya IA menjadi Juruselamat yang dapat melepaskan manusia dari dosa-dosa mereka.
Maka bagi kita, NATAL yang benar bukanlah menurut selera masing-masing, bukan menurut aturan dan peraturan gereja maupun organisasi. Tetapi NATAl yang benar adalah jika NATAl itu kita lakukan dengan baik dan benar, yaitu ada kerelaan untuk menerima kehadiran-Nya dalam hidup kita. Jangan seperti kebanyakan orang merasa berhasil merayakan NATAL dengan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dengan kemeriahan, dengan acara-acara yang sepertinya bisa menghibur dan menyenangkan hati. Sebab jika NATAL itu diraya-kan hanya menurut selera manusia, belum tentu Allah hadir di dalamnya, Allah tidak pernah berke-nan jika NATAl itu hanya sekedar perayaan saja.

NATAL menurut Injil Matius menitikberatkan Yesus yang lahir di Betlehem disebut sebagai Anak Raja, yang berkuasa atas segala sesuatu dan yang patut disembah. Matius psl 2 orang-orang Majus dari Timur tahu bahwa seorang raja telah lahir dan karena itu mereka pergi ke Yerusalem untuk mencari sampai.
Mengapa kita harus mengenal Yesus sebagai Raja?
Karena Dialah yang sanggup memerintahkan/ memberikan kemenangan bagi umat-Nya.
Dapat kita lihat dengan jelas dalam Mazmur 44 : 2 - 9 penampilan Yesus sebagai Raja yang penuh dengan kuasa telah dinubuatkan jauh sebelum Yesus lahir, jika Yesus menjadi Raja dalam hidup kita, maka:
* dengan Tuhan kita dapat menanduk para
lawan (=menang terhadap musuh)
** dengan nama Tuhan, kita dapat menginjak-injak orang-orang
yang bangkit menyerang kita (=berhasil menjadi pemenang).
Bukti Yesus sebagai Raja: Matius 1 : 1 dalam silsilah dijelaskan tentang Yesus yang disebut: ANAK DAUD. Daud itu adalah raja Israel yang paling berkenan kepada Allah, jadi kalau disebut anak Daud ini menjelaskan bahwa Yesus itu adalah benar-benar Raja.
Sebenarnya Yesus lahir bukan karena hasil hubungan antara laki-laki dengan perempuan, tetapi sepenuhnya dari Roh Kudus (Matius 1 : 20), jadi sebenarnya tidak perlu ada silsilah. Tetapi untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja, maka silsilah itu juga perlu dipakai untuk menjelaskan kepada semua orang bahwa Yesus yang lahir itu adalah benar-benar sebagai Raja. Hal ini perlu supaya jangan ada orang yang ragu tentang Yesus. Tetapi yang dimaksud di sini bukan seperti raja yang ada di dunia ini, tetapi raja dalan arti yang sanggup memberikan kuasa maupun kemenangan kepada kita.
Karena itu NATAL menurut Injil Matius ini sangat perlu kita ketahui, Yesus itu adalah benar-benar seorang Raja yang penuh dengan kekuasaan. Sebagai bukti bahwa Yesus adalah Raja yang berkuasa, dalam silsilah Tuhan Yesus, sebelum IA lahir ke dunia ini ada lima (5) nama perempuan yang diangkat, yaitu TAMAR, RAHAB, RUT, BATSYEBA dan MARIA. Kelima nama ini mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, ada dari latar belakang yang jahat tetapi ada pula dari latar belakang orang yang baik-baik, kelima nama ini terangkat namanya pada saat NATAL yang pertama.

1. TAMAR, gambaran nikah yang hancur dan porak-poranda. Kejadian psl 38 menjelaskan bahwa Tamar itu adalah menantu Yehuda sendiri, yang diambil menjadi istri anaknya. Tetapi karena kedua anaknya itu jahat dimata Tuhan, maka Tuhan membunuh mereka. Lalu Yehuda berjanji akan memberikan Tamar kepada anaknya yang bernama Syela sampai anaknya itu menjadi besar. Tetapi karena Tamar melihat bahwa mertuanya itu tidak menepati janji, maka Tamar menyamar sebagai seorang perempuan dursila dan kemudian bersetubuh dengan mertuanya sendiri, lalu mengandung dan melahirkan.
Sebenarnya jika seorang menantu sampai bersetubuh dengan mertua, ini suatu perbuatan yang sangat memalukan, tidak dikenan oleh Tuhan. Tetapi sekalipun demikian bobroknya rumah tangga itu, pada NATAL yang pertama nama Tamar itu diangkat untuk mengingatkan kita bagaimana kasih Allah yang begitu besar. Allah rindu memperbaiki kembali nikah-nikah yang telah hancur. Karena itu sebobrok apapun rumah tanggamu, ijinkan Yesus lahir dalam rumah tanggamu, maka Ia akan membulihkan keadaanmu.

2. RAHAB, seorang perempuan pelacur di Yerikho, kafir dan tidak termasuk umat Allah, tetapi ia berbeda dengan semua orang yang ada di Yerikho. Kalau Yerikho menutup pintu-pintu gerbangnya terhadap umat Allah, tetapi Rahab mau membuka pintu rumahnya terhadap kedua pengintai Israel. Biasanya seorang pelacur yang paling penting baginya adalah uang, tetapi sekarang ia tahu apa yang paling penting dalam hirupnya, yaitu keselamatan. Setelah ia tahu bahwa Yerikho akan dihancurkan, maka ia mengikat perjanjian dengan kedua pengintai tersebut.
Kedua pengintai itu menunjuk kepada pekerjaan Tuhan dalam Firman dan Roh Kudus-Nya. Maka sekalipun semua penduduk Yerikho tewas oleh pedang, tetapi Rahab dan seisi rumahnya diselamatkan. Karena itu sebagai jemaat Tuhan, mari kita buka hati untuk firman Tuhan dan Roh Kudus, supaya Allah hadir di tengah-tengah kehidupan kita. Tuhan tidak melihat latar belakang kita yang jelek, tatapi yang paling dilihat Tuhan adalah hati yang terbuka terhadap firman.

3. RUT, perempuan Moab, tidak termasuk dari kalangan umat Tuhan. Nama Rut masuk dalam silsilah Tuhan Yesus karena perbuatannya: mau meninggalkan kampung halamannya dan meninggal kan allahnya dan pergi bersama Naomi ke Betlehem serta mengakui Allah Naomi sebagai Allahnya juga. Kalau mau meninggalkan kampung halaman, berarti ia juga telah meninggalkan adat istiadatnya, kebudayaan-nya maupun tradisi nenek moyangnya. Rut ini memang benar-benar memiliki sikap yang patut kita teladani. Puncaknya ia pergi ke pengirikan ke tempat di mana Boas berada dan mengakui keadaannya dan tidak mau menutup-nutupi latar belakangnya yang jelek.

4. BATSYEBA, gambaran perempuan yang tertindas tidak dapat berbuat apa-apa. Sebab karena kecantikannya, ia harus diambil oleh Daud dan menghampirinya. Bahkan ketika Uria mati, ia juga tidak dapat berbuat apa-apa, ia tertindas, ia tertekan, tidak ada yang membela. Tetapi pada Natal yang pertama, kehidupan seperti Batsyeba ini terangkat, dipulihkan kembali, sebab ada yang tampil sebagai Pembela.

5. MARIA, perempuan biasa dan sederhana. Tetapi ia punya sikap yang sangat baik: menempatkan diri sebagai hamba, yang mau taat kepada firman Tuhan (Lukas 1 : 38). Walaupun Maria itu hanya perempuan biasa dan yang sederhana, tetapi ia berhasil menempatkan dirinya sebagai hamba Tuhan (=hamba kebenaran) dan menjadi seorang perempuan yang berkenan di hati Allah. Untuk melahirkan Yesus, yang paling dibutuhkan adalah hati yang mau menempatkan diri sebagai hamba Tuhan. Inilah sikap yang dimiliki Maria, sehingga Elisabet mengakui bahwa Maria itu adalah perempuan yang paling berbahagia dari semua perempuan.