Senin, 10 November 2008

November 2008 (Minggu)

Buletin Minggu I November 2008

LAHIR DARI FIRMAN PENGAJARAN Seri - 3
Saudara-saudara, sebagai jemaat Tuhan, kita harus di dalam kekuatan Allah supaya dapat menerima bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kita. Kita telah dipanggil dan dipilih Allah untuk dikuduskan oleh Roh Allah supaya taat kepada Yesus Kristus dan dengan demikian maka kita akan dipelihara dalam kekuatan Allah (1 Petrus 1 : 2 - 5). Syarat utama supaya dapat menerima bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu ini, kita harus mengalami “TANDA KELAHIRAN BARU”, dilahirkan kembali oleh firman Allah, oleh Roh Allah dan oleh kasih Allah. Kalau manusia itu belum mengalami tanda kelahiran baru, nasibnya sama seperti binatang (Pengkhotbah 3 : 18 - 20), segala kemuliaannya sama seperti bunga rumput yang menjadi kering dan gugur (1 Petrus 1 : 24 - 25). Bunga dan rumput itu memang mempunyai kemuliaan tetapi sifatnya hanya sementara saja, tidak dapat bertahan lama. Bunga memang bisa ditempatkan diistana raja, di hotel berbintang lima, atau di tempat-tempat yang terhormat di dunia ini, tetapi lihat kalau bunga itu mekar pada pagi hari akan segera layu pada sore hari. Demikian juga dengan manusia yang belum menga-lami tanda kelahiran baru, bisa saja mereka disejajarkan dengan tokoh-tokoh besar, pejabat tinggi, punya pangkat yang tinggi, sangat kaya, dll, tetapi nasibnya sama saja seperti bunga rumput dan kemuliaannya hanya sebentar saja seperti bunga rumput. Karena itu firman Tuhan bukan hanya teori saja, bukan pula cerita-cerita biasa, tetapi benar-benar pekerjaan Tuhan. Dikatakan pekerjaan Tuhan karena di dalamnya ada kuasa yang mengalir untuk menyelamatkan setiap orang yang mau menerima dan melakukannya. Setiap orang yang sudah mengalami tanda kelahiran baru berhak mendapatkan pemeliharaan dari Allah. Kita perlu dipelihara supaya dapat bertahan, supaya tahan goncangan dan supaya jangan terus menerus dikuasai dosa. Ayub 14 : 1 - 2 manusia yang lahir dari perempuan itu singkat umurnya dan penuh kegelisahan, kalau tidak dipelihara nasibnya sama seperti rumput dan seperi bayang-bayang yang tidak dapat bertahan. Tetapi kalau kita sudah mengalami pembaharuan, mengalami tanda kelahiran baru, maka yang lama sudah berlalu (yaitu sifat-sifat manusia) dan yang baru sudah datang (2 Korintus 5 : 17). Kalau kita kembali ke Markus 10 : 32 - 34 yang menjadi penyebab mengapa Yakobus dan Yohanes memohon kepada Yesus supaya diperkenankan duduk di sebelah kanan dan di sebelah kiri adalah : karena mereka semua sudah dilanda kecemasan dan ketakutan. Mengapa mereka cemas dan takut ? karena memandang Yesus hanya sebatas kematian-Nya saja, inilah yang membuat mereka cemas dan takut. Tetapi dengan tegas Tuhan Yesus berkata kan tidak kepada satu orang saja, tetapi kepada semua orang. Janji Tuhan kepada setiap orang yang setia mengikut Yesus dapat kita lihat dalam Matius 19 : 27 - 29, : akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Saudara-saudara, mengalami proses tanda kematian itu memang perlu, tetapi harus dilanjutkan mengalami tanda kebangkitan. Sebab sekarang ini kita hidup bukan dalam suasana kematian tetapi sudah dalam suasana kebangkitan. Yesus mati hanya tiga hari saja, Ia sudah bangkit mengalahkan kematian supaya kita hidup oleh kebangkitan-Nya. Kita dapat melihat pengalaman murid-murid setelah Yesus bangkit, diantara mereka tidak ada lagi yang cemas dan takut, justru mereka dengan berani memberitakan firman Tuhan baik tentang kematian-Nya maupun tentang kebangkitan-Nya. Demikian juga orang yang sudah mengalami tanda kebangkitan, rasa cemas dan takut tidak ada lagi. Sebab lewat mengalami proses tanda kebangkitan, Tuhan akan memberikan kuasa-Nya kepada kita semua. Kuncinya : bangunlah dirimu di atas dasar yang benar. Lukas 6 : 46 - 49 cara membangun yang benar adalah menggali dalam-dalam dan meletakkan dasar di atas batu.
Menggali dalam-dalam = menggali firman Tuhan dengan cara mendengar dan melakukannya dengan sungguh-sungguh. Jauhkan sikap seperti bangsa Israel yang berdosa kepada Allah. Keluaran 32 : 33 penyebab nama dihapus dari kitab kehidupan : memberontak kepada firman Tuhan dengan cara membangun patung anak lembu emas. Tetapi kalau sudah dibangun di atas dasar yang benar, Yesus berkata : “Alam mautpun tidak akan menguasainya lagi”
Contoh kehidupan yang sesuai dengan firman Tuhan : ABRAHAM. Dalam Kejadian 12 sejak pertama kali Abraham dipanggil Tuhan, ia langsung menuruti firman Tuhan, pergi meninggal kan kampung halamannya, dari sanak saudaranya dan pergi kesuatu negeri yang belum pernah diketahuinya. Demikian juga tentang kelahiran Ishak, semua sesuai dengan firman Tuhan, bukan karena direkayasa oleh manusia. Ishak lahir tepat seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya.Dapat kita dengan jelas dalam Kejadian 21, Sara mengandung benar-benar sesuai dengan firman Tuhan. Ayat 1 : “Tuhan memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya.” Ini membuktikan Sara mengandung benar-benar sesuai dengan firman Tuhan. Walaupun pada waktu mengandung usia Sara sudah 75 tahun dan secara biologis tidak mungkin lagi bisa mengandung, tetapi karena sesuai dengan firman Tuhan yang tidak mungkinpun bisa menjadi mungkin. Mengapa bisa demikian? Karena Abraham selalu menurut firman Tuhan, hasilnya Sara dapat mengandung pada masa tuanya.
Demikian juga tentang kelahiran Ishak, Ishak lahir pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Tuhan (ayat 2). Berbeda dengan Ismael, walaupun Ismael itu adalah anak Abraham, tetapi Ismael lahir tidak sesuai dengan firman Tuhan. Akibatnya Ismael harus diusir, tidak berhak mendapat warisan dari Abraham, ayahnya. Ismael ini gambaran kepada orang-orang Kristen yang lahirnya tidak sesuai dengan firman Tuhan, mereka tidak akan berhak masuk ke dalam kerajaan sorga.
Kemudian dalam ayat 6 = hasil karena firman Tuhan itu sangat indah. Setelah semua firman Tuhan digenapi di dalam diri Abraham, Sara melahirkan seorang anak laki-laki baginya pada masa tuanya. Setelah Ishak lahir, Sara berkata: “Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku.” Arti tertawa = ada sukacita, orang lainpun tertawa setelah melihat Sara melahirkan pada masa tuanya = hidup di dalam firman Tuhan bisa menjadi berkat kepada orang lain.
Itu sebabnya firman Tuhan sangat tegas menekankan supaya kita benar-benar memiliki tanda kelahiran baru. Tujuannya supaya kita juga bisa menjadi berkat kepada orang lain, sama seperti Sara bisa menyalurkan sukacita kepada perempuan-perempuan lain.
Supaya kita bisa taat kepada firman pengajaran, 1 Petrus 1 : 2 = kita harus dikuduskan oleh Roh, dan supaya kita bisa mengalami kuasa kebangkitan kita harus dilahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan. Pengharapan kita : menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang sekarang tersimpan di dalam sorga. HALELUYA…!!!

Bulettin Minggu II November 2008

MENGIKUT KRISTUS SEBAGAI KEPALA

Mengikut Tuhan Yesus Kristus sebagai “KEPALA” tidaklah mudah, tidak semudah yang dipikirkan manusia. Sebab mengikut Tuhan sebagai Kepala pasti akan mengahadapi banyak pencobaan maupun penderitaan. Kalau kita lihat dalam Alkitab, mengikut Tuhan sebagai Kepala sama seperti seorang istri mengikut suaminya, siap menghadapi tantangan dan rintangan apapun yang terjadi.
Maka kalau kita lihat dalam Matius 8 : 18 - 22, ada dua (2) kategori orang yang ingin mengikut Yesus, yaitu : Ahli Taurat dan Seorang murid, dua-duanya ingin mengikut Yesus sebagai Kepala. Kalau seorang ahli Taurat ingin mengikut Yesus bukanlah hal yang biasa tetapi sudah hal yang luar biasa. Mengapa demikian? Karena pada umumnya baik ahli Taurat maupun orang Farisi sangat sukar diajak untuk mengikut Yesus. Karena itu Yesus tahu bagaimana resiko mengikut Yesus, maka Yesus mencoba menjelaskan kepada ahli Taurat apa yang menjadi tantangan dan rintangan. Mengikut Yesus sebagai Kepala kepada ahli Taurat tantangannya berbeda dengan tantangan yang dihadapi murid-murid :
Tantangan yang dihadapi ahli Taurat :
- Serigala mempunyai liang = berbicara tentang kekerasan hati, banyak orang Kristen yang mengikut Yesus tetapi dengan keras hati.
- Burung mempunyai sarang = berbicara tentang kenajisan, mengikut Yesus tetapi tetap hidup di dalam kenajisan. Kekerasan hati dan kenajisan ini penghalang dalam mengikut Yesus.Tantangan kepada murid :
- Menguburkan orang-orang mati/kuburan = berbicara tentang pemikiran yang sempit, mengikut Tuhan tetapi pikirannya sempit, pikirannya hanya kepada kuburan atau lebih memikirkan orang mati dari pada hidup. Keluaran 14 : 1 - 12, pengalaman dalam perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan, salah satu sungut-sungut mereka adalah dalam hal kuburan. Mereka sudah keluar dari Mesir tetapi pikiran mereka masih terikat kepada kuburan. Kepengikutan seperti ini adalah kepengikutan tanpa iman, mengikut Tuhan tetapi tidak percaya kepada firman Tuhan. Dan perjalanan bangsa Israel ini merupakan gambaran perjalanan kepengikutan orang Kristen pada zaman akhir, banyak orang mengaku pengikut Yesus, tetapi tidak tanpa iman, tidak percaya kepada firman Tuhan. Akibatnya pikirannya tetap terikat kepada kuburan = mati rohani. Kepengikutan yang benar = mengikut Kristus sebagai Kepala, seperti seorang istri yang setia mengikut suami walaupun harus menghadapi banyak tantangan. Bagaikan kepala dengan tubuh yang tidak bisa dipisahkan, dimana ada kepala disitu juga ada tubuh, demikian sebaliknya dimana ada tubuh disitu ada kepala. Dengan demikian iman kita akan bertumbuh, dan kita bisa mengikut Kristus sebagai Kepala dengan benar. Kepada ahli Taurat tantangannya adalah “Serigala punya liang” = berbicara tentang kekerasan hati, sebab memang ahli Taurat itu adalah orang-orang yang paling keras hatinya. Yohanes pembabtis menyebut ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi sebagai: keturunan ular beludak (Matius 3 : 7). Disebut keras hati = karena merasa bisa melarikan diri dari murka yang akan datang. Kalau tetap keras hati tidak akan bisa menyatu dengan Kristus sebagai Kepala. Supaya bisa mengikut Kristus sebagai Kepala = buang segala kekerasan dari dalam hati. Sebab kalau tidak mau membuang kekerasan hati, maka dosa-dosa akan bersembunyi di dalamnya, hati menjadi timbunan dosa. Berbicara hati yang keras ada kaitannya dengan benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, benih itu memang tumbuh tetapi tidak sampai berbuah. Akibat kekerasan hati banyak diantara bangsa Israel yang mati di padang gurun, ditewaskan Allah. Sebenarnya Tuhan Allah tidak pernah punya rencana membawa manusia itu kepada kematian, sebaliknya rancangan adalah rancangan damai sejahtera bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29 : 11).
Mengikut Kristus sebagai Kepala, Tuhan sengaja mengijinkan rintangan datang dengan maksud :
1. Supaya kita belajar punya iman yang teguh.
2. Supaya dapat mempercayakan diri secara sepenuh kepada Tuhan.
3. Supaya dpt mengasihi Tuhan dgn benar.
Salah satu yang paling berat dihadapi manusia adalah apabila sedang berhadapan dengan kematian. Contoh : LAZARUS, ia diijinkan sakit bahkan sampai mengalami kematian, bukan karena Tuhan Yesus tidak mengasihinya (Yohanes 11). Tetapi Tuhan Yesus sengaja mengijinkan hal itu terjadi untuk menguji supaya Marta, Maria dan Lazarus, orang-orang yang dikasihi Yesus, punya iman yang teguh. Dan memang terbukti Marta sendiripun masih kurang percaya bahkan belum memiliki iman. Maria sendiri, yang selama ini sudah mengasihi Tuhan, masih diijinkan mengalaminya, tujuannya supaya Maria semakin mengasihi Tuhan Allah dengan sempurna.
Kelemahan Marta :
1. Suka bersungut-sungut (lukas 10 : 40).
Saat Yesus sedang berada di rumahnya, Marta masih bersungut-sungut, merasa dibiarkan bekerja atau melayani sendiri. Hal ini sering terjadi di tengah-tengah orang Kristen sekarang, Tuhan sudah memberikan pertolonganpun masih tetap saja bersungut-sungut. Kita semua sudah menjadi tempat Yesus berhadirat, Ia sudah hadir di tengah-tengah kita, karena itu jauhkan diri dari sungut-sungut, buang jauh-jauh sikap Marta yang merasa bekerja sendiri dan melayani sendiri. Demikian juga dengan Pengalaman bangsa Israel ketika dalam perjalanan di padang gurun, bersungut-sungut kepada Allah. Walaupun Allah sudah sudah melepaskan mereka dari tangan Firaun, dan membuat mereka berbeda dengan orang Mesir, tetapi di tengah jalan mereka selalu bersungut-sungut kepada Allah. Perbedaan orang Mesir dengan orang Israel : Tanda darah, menjadi tanda penyelamatan bagi bangsa Israel tetapi hukuman kepada orang-orang Mesir. Sekalipun mereka telah melihat perbuatan Allah tersebut, bangsa Israel masih juga bersungut-sungut kepada Allah. Marta adalah gambaran orang-orang Kristen yang suka bersungut-sungut kepada Allah.
2. Marta ingin menjadi kepala bagi saudara-saudaranya.
Karena ingin menjadi kepala bagi saudara-saudaranya, Marta berani memerintah Tuhan Yesus supaya Maria membantunya. Seharusnya Marta harus membuat Yesus sebagai Kepala bukan malah memerintah Tuhan Yesus. Jadi Marta ingin menjadi kepala bukan hanya bagi saudara-saudaranya saja, tetapi juga bagi Yesus. Karena itu, sebagai jemaat Tuhan, kita harus lebih mempercayakan diri kepada Tuhan supaya Ia turut bekerja memberikan pertolongan sebab bagi Tuhan tidak sulit melakukan perkara yang besar. Lazarus yang sudah mati diberi kesempatan dihidupkan kembali, Marta yang suka bersungut-sungut diberi kesempatan untuk dipulihkan, demikian juga dengan Maria yang sudah menempatkan Yesus sebagai Kepala, masih harus dibaharui supaya menjadi sempurna. Kolose 1 : 18 = Kristuslah Kepala tubuh, yaitu jemaat, Ia lebih utama dalam segala sesuatu. Puncak pekerjaan Kristus sebagai Kepala : untuk menempatkan dengan cemerlang, tanpa cacat atau kerut, supaya jemaat menjadi kudus dan tak bercela (Efesus 5 : 27).

Buletin Minggu III November 2008

MENGIKUT KRISTUS SEBAGAI KEPALA Seri-2

PUJI TUHAN! Pada Minggu yang lalu kita sudah melihat firman Tuhan dalam thema : “MENGIKUT KRISTUS SEBAGAI KEPALA”, Kristus adalah Kepala/Suami, dan jemaat adalah tubuh-Nya. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas dalam Efesus 5 : 23 : “Karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah Kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.”
Kepala itu ditempatkan tidak disembarang tempat, tempatnya hanya di atas tubuh, menyatu dengan tubuh. Ini menunjuk hubungan antara Kristus sebagai Kepala dengan jemaat sebagai tubuh-Nya tidak dapat dipisahkan, harus tetap menyatu di dalam persekutuan yang benar. Pada zaman akhir ini, gereja bisa tertolong dari segala malapetaka apabila gereja itu mau dipersatukan dengan Kristus dan menempatkan Kristus sebagai Kepala. Pada minggu yang lalu kita sudah melihat dalam Yesaya 4 : 1 ada tujuh perempuan memegang seorang laki-laki, mereka rela menanggung makanan dan pakaian mereka sendiri asalkan nama laki-laki itu dilekatkan kepada mereka. Ketujuh perempuan itu berbicara ketujuh gereja Tuhan yang ada dalam Wahyu psl 2 & 3, perempuan yang belum memiliki suami = gereja yang belum menerima dan mengenal Kristus sebagai Kepala/Suami, memiliki aib. Wahyu pasal 2 & 3, dari ketujuh jemaat tersebut, diantaranya ada lima jemaat yang sangat dicela oleh Allah, yaitu jemaat di Efesus, jemaat di Pergamus, jemaat di Tiatira, jemaat di Sardis dan yang terakhir jemaat di Laodikia.Hanya dua jemaat saja yang dipuji Tuhan, yaitu jemaat di Smirna dan jemaat di Filadelfia. Jemaat di Smirna adalah jemaat yang susah dan sangat miskin tetapi dipuji Tuhan karena sekalipun miskin, mereka tetap berpegang kepada firman Tuhan. Kemudian jemaat di Filadelfia, Tuhan sendiri mengakui bahwa kekuatan mereka sebenarnya tidak seberapa, tetapi mereka tetap menurut akan firman Tuhan dan tidak menyangkal nama Tuhan. Salah satu jemaat yang sangat dikoreksi oleh Tuhan adalah jemaat di Efesus, jemaat yang telah meninggalkan kasih yang mula-mula. Walaupun mereka tekun beribadah dan tidak kenal lelah , namun sangat dicela oleh Tuhan, penyebabnya : karena mereka telah meninggalkan kasih yang semula. Setiap orang yang sudah meninggalkan kasih yang mula-mula walaupun masih beribadah kepada Tuhan, nasibnya lebih parah dari orang-orang yang jatuh karena dosa jinah, mencuri, merampok, dll. Kepada orang yang telah mening-galkan kasih yang mula-mula, Tuhan sendiri yang mengatakan : “Betapa dalamnya engkau telah jatuh.”, jadi setiap orang yang telah meninggalkan kasih yang mula-mula dimata Tuhan kejatuhannya sangat dalam, itu sebabnya dikatakan lebih parah dari pada pencuri, penzinah, dll. Meninggalkan kasih mula-mula sama artinya dengan tidak memperhatikan firman Tuhan, ataupun sudah melupakan Tuhan. Daud memang punya kelemahan dan pernah berdosa kepada Tuhan, tetapi Daud itu masihdapat dipulihkan kembali. Salah satu kelebihan yang dimiliki Daud : cintanya kepada Tuhan sangat besar dan punya komitmen yang begitu kuat kepada Tuhan. Mazmur 132 : 1 - 5 kelebihan Daud dapat kita lihat dalam kerinduannya yang paling besar untuk membangun tempat kediaman untuk yang Mahakuat dari Yakub. Karena cintanya yang begitu kuat kepada Tuhan Allah, Daud telah bersumpah dan bernazar kepada Tuhan : tidak akan masuk ke dalam rumahnya, tidak akan berbaring di ranjang petidurannya, tidak akan membiarkan kelopak matanya terlelap, sampai ia mendapat tempat kediaman untuk Tuhan, Yang Mahakuat dari Yakub. Saudara-saudara, Yohanes 11 = berita tentang Lazarus yang sakit sudah sampai kepada Yesus, tetapi Yesus sengaja berlama-lama datang ke rumah Marta. Bukan karena Yesus tidak mengasihi Marta, Maria dan Lazarus, tetapi ada yang diinginkan Tuhan, yaitu supaya mereka percaya bahwa di dalam Yesus ada kuasa kebangkitan. Bahkan dalam ayat 40 : Lazarus sengaja diijinkan mengalami kematian supaya Maria dan Marta dapat melihat kemuliaan Tuhan. Bahkan lewat kematian Lazarus ini juga, Tuhan mau supaya orang banyak yang mengelilingi mereka percaya bahwa Yesus adalah yang diutus Allah (ayat 42). Karena itu kalau kita lihat kembali dalam hal mengikut Kristus sebagai Kepala, daerah pertama yang harus dilalui adalah daerah kematian. Matius 8 : 23 - 27 ketika angin ribut datang murid-murid berkata : “Tuhan, tolonglah, kita binasa” arti perkataan “kita binasa” = mati. Jadi karena angin ribut murid-murid merasa akan mati binasa.
Kemudian daerah yang kedua yang harus dilalui adalah “daerah dosa”, Matius 9 : 9 : 1 - 8 seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya diakui Yesus sebagai “anak-Ku”, berarti ia juga adalah orang percaya. Penyebab mengapa ia lumpuh adalah dosa, jadi dosa itu sifatnya melumpuhkan, membuat orang tidak punya aktivitas dalam pelayanan. Maka untuk menyembuhkannya Yesus berkata : “Dosamu sudah diampuni”, jadi setiap orang yang tetap hidup di dalam dosa, berarti ia lumpuh, tidak punya aktivitas, baik dalam melayani Tuhan Demikian juga pada zaman sekarang ini, banyak orang percaya kepada Tuhan, tetapi secara rohani lumpuh. Yang lumpuh bukan jasmaninya tetapi rohaninya, tidak ada lagi aktivitasnya. Dan yang membuat banyak orang Kristen lumpuh rohaninya adalah dosa-dosanya. Yang disebut berdosa kepada Tuhan itu banyak hal, salah satu adalah berdosa terhadap Roh Kudus. Beberapa dosa yang bisa membuat orang Kristen lumpuh rohani :
1. Berdosa terhadap Roh Kudus.
Kalau berdosa terhadap Roh Kudus maka Roh Kudus tidak akan tinggal di dalam manusia (Kejadian 6 : 3). Karena manusia itu adalah daging, maka Roh Tuhan tidak selamanya lagi tinggal di dalam manusia. Disebut manusia daging karena selalu menuruti hawa nafsu dari pada menuruti firman Tuhan. Demikian juga dalam Yudas 1 : 18 - 19, firman Tuhan menjelaskan kepada kita bagaimana cara hidup orang-orang yang hidup tanpa Roh Kudus, pekerjaannya : menjadi pengejek-pengejek, hidup menuruti hawa nafsu kefasikan, menjadi pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini. Jadi setiap orang yang hidup tanpa Roh Kudus, yang telah berdosa terhadap Roh Kudus, rohaninya akan lumpuh. Untuk menyembuhkan orang yang lumpuh rohani : “Dosanya harus diampuni lebih dahulu”, kepada orang yang lumpuh ini tidak dikatakan “berjalanlah” melainkan dosamu telah diampuni. Ulangan 10 : 12 - 13 ada empat (4) hal yang dimintakan oleh Tuhan dari kita, yaitu : *Takut akan Tuhan, **Hidup menurut jalan Tuhan, ***Mengasihi Tuhan dan ****Beribadah kepada Tuhan Allah dengan segenap hati dan segenap jiwa. Kalau kita mau menuruti apa yang dimintakan Tuhan ini, maka Roh Kudus akan diam di tengah-tengah kita dan kita akan menjadi kediaman Allah.
2. Dosa dalam pikiran,
Matius 9 : 4 Tuhan Yesus paling tahu pikiran manusia, termasuk pikiran orang Farisi. Dalam Efesus 4 : 17 firman Tuhan menegaskan supaya kita jangan hidup seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikiran yang sia-sia.
3. Kedegilan dalam hati
juga menjadi salah satu dosa yang bisa membuat orang lumpuh rohaninya, dapat kita lihat dalam Efesus 4 : 18 akibat kedegilan hati : pengertian akan gelap dan membuat orang jauh dari persekutuan dengan Allah.

Bulletin Minggu IV November 2008

MENGIKUT KRISTUS SEBAGAI KEPALA Seri-3

Mengikut Kristus sebagai Kepala, ada tiga (3) rintangan yang harus kita lewati, yaitu :
1. Menghadapi kematian (sudah dijelaskan pada minggu yang lalu), merupakan rintangan yang paling ditakuti oleh setiap orang, termasuk Martha dan Maria setelah Lazarus mati.
2. Menghadapi dosa.
3. Menghadapi dunia.
Rintangan kedua yang harus kita lewati ialah : “DOSA”, khusus dalam Matius psl 9 ada tiga penyakit yang diakibatkan oleh dosa, yaitu :
Lumpuh (Matius 9 : 1 - 8),
Buta (Matius 9 : 27 - 31)

Bisu (Matius 9 : 32 - 34).
Setiap orang yang mengaku dan percaya kepada Tuhan Yesus tetapi tetap hidup di dalam dosa-dosa, maka dosa itulah yang membuat orang menjadi lumpuh, buta dan bisu. Dikatakan lumpuh, buta dan bisu karena kedua kakinya tidak berfungsi lagi, mata tidak dapat melihat dan mulutnya tidak dapat berkata-kata. Ketiga penyakit ini masih dapat disembuhkan atau dipulihkan apabila masih memiliki telinga yang mau dengar-dengaran akan firman Tuhan. Amsal 4 : 20 - 22 firman Tuhan menghimbau supaya kita mau memperhatikan firman dan mengarahkan telinga kepada ucapan Tuhan. Sebab jika kita mau mendengar dengan baik, maka firman itu akan menjadi kehidupan dan menjadi kesembuhan bagi seluruh tubuh. Telinga yang mau mendengar dengan baik akan mendatangkan kesembuhan bagi tubuh.Karena itu dalam setiap ibadah, yang menjadi fokus utama adalah mendengarkan firman Tuhan dengan baik. Puji-pujian itu memang baik, melompat itu tidak salah, tetapi dalam setiap ibadah yang menjadi pokok adalah mendengar firman Tuhan. Ibadah yang bagaimanapun bentuknya, kalau tidak mau mendengar firman Tuhan dengan baik-baik, maka ibadahnya itu adalah sia-sia saja tidak memberikan faedah. Karena itu dalam setiap ibadah, arahkan telingamu untuk mendengar firman Tuhan dengan baik bukan kepada pribadi hamba Tuhannya. Sebab dengan demikian kita akan bisa mendengar dengan baik. Kalau kita lihat Amsal 4 : 2- 22, Tuhan sendiri yang memberikan jaminan bahwa mendengar firman Tuhan menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan menjadi kesembuhan bagi seluruh tubuh. Kuncinya : simpanlah firman Tuhan itu di dalam lubuk hatimu. Sebab di dalam setiap firman yang kita dengar pasti ada kuasa Allah yang mampu menyembuhkan bahkan menghidupkan saudara-saudara. Karena itu jangan tertipu oleh setan yang sering mengalihkan perhatian manusia supaya tidak mendengar dan melakukan firman Tuhan. Di teman Eden, manusia pertama saja masih bisa tergoda karena memalingkan telinga untuk mendengar perkataan ular, akibatnya mereka harus diusir dari taman Eden. Apalagi saudara-saudara yang sudah sejak dari kecil sudah berdosa, tidak ada alasan untuk tidak mendengarkan firman Tuhan.Karena itu supaya orang lumpuh bisa berjalan dengan baik, orang lumpuh itu harus dibawa kepada Yesus supaya mendengar perkataan-Nya. Matius 9 : 1 - 8 setelah Yesus sampai ke kota-Nya sendiri, ada seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya dibawa kepada Yesus. Lumpuh bukan hanya badannya saja tetapi juga rohaninya, iman atau kepercayaannya kepada Tuhan juga lumpuh. Tetapi sekalipun demikian, orang yang lumpuh ini juga masih mendapat kasih karunia dari Yesus. Untuk menyembuhkan kelumpuhannya, Yesus berkata : “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Untuk menolong orang yang lumpuh perlu diyakinkan dahulu supaya percaya kepada firman Tuhan dan supaya yakin bahwa dosanya telah diampuni. Mengapa demikian? Sebab dosa itu membuat orang menjadi lumpuh secara rohani, iman menjadi lemah sehingga sulit sekali percaya kepada firman Tuhan. Karena itu perlu kita ketahui bahwa ada tiga (3) hal yang paling dihalangi iblis, yaitu :
1. Supaya manusia itu jangan mendengarkan firman Tuhan, iblis tahu apabila manusia itu dengar firmanTuhan, ia tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
2. Supaya manusia itu jangan sampai mengakui dosanya, iblis tahu apabila setiap orang mengaku dosa maka Tuhan akan mengampuninya.
3. Supaya manusia itu lalai dan mengabaikan firman Tuhan, iblis tahu apabila manusia itu melalaikan firman Tuhan maka imannya tidak ada.
Sehingga dengan demikian iblis sangat berusaha sekali supaya jangan ada seorangpun yang mende-ngarkan firman Tuhan, yang mengakui dosanya dan yang melakukan kehendak Allah. Amos 3 : 12 keruntuhan Israel itu digambarkan seperti seorang gembala melepaskan dari mulut singa DUA TULANG BETIS atau POTONGAN TELINGA. Kalau tulang betis dan telinga sudah dimulut singa berarti imannya sudah lumpuh dan tidak mungkin lagi mendengar firman Tuhan. Itu sebabnya kalau ada orang yang lumpuh rohaninya harus dibawa ke dalam penggembalaan supaya imannya dibangkitkan oleh Tuhan Yesus. Matius 9 : 27 - 31 untuk menyembuhkan orang yang buta dibutuhkan iman yang percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan. Kepada orang buta Yesus berkata : “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?”, Yesus mencoba membangkitkan kepercayaan mereka. Karena orang buta ini percaya, maka Yesus berkata kepada mereka : “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” Mengapa mereka bisa percaya? tentu karena mereka mau mengarahkan telinga untuk mendengar perkataan Yesus, sehingga mereka percaya bahwa Yesus benar-benar sanggup menyembuhkannya. Demikian juga supaya orang yang buta rohani bisa melihat kemuliaan Allah, harus dibawa kepada Tuhan, digembalakan supaya mendengar firman Tuhan. Wahyu 2 : 8 - 11 firman Tuhan kepada jemaat di Smirna, diperingatkan supaya jangan takut terhadap apa yang harus di derita. Sebab memang pada dasarnya banyak orang yang takut ketika sedang mengalami penderitaan, imannya bisa menjadi goyah. Dalam diri manusia ada dua (2) bagian, yaitu manusia rohaniah dan manusia jasmaniah (1 Korintus 15 : 44). Kalau dalam diri seseorang yang menonjol adalah manusia jasmaniah, ketika menghadapi penderitaan ia pasti takut. Mengapa Takut? karena di dalam diri manusia jasmaniah tidak ada kasih. Tetapi kalau yang menonjol adalah manusia rohaniah, maka ia tidak akan takut walaupun penderitaan datang. Mengapa? karena di dalamnya ada kasih, kasihlah yang dapat melenyapkan ketakutan (1 Yohanes 4 : 18). Dikatakan manusia rohaniah karena hidup di dalam kasih Allah, lebih mengutamakan hidup di dalam kebenaran daripada hidup menurut daging. Sedangkan Wahyu 2 : 12 - 17 supaya iman jangan gugur ada dua (2) hal yang harus diwaspadai, yaitu ajaran BILEAM yang menawarkan Mammon (kemakmuran, iming-iming kekayaan/jabatan/kedudukan, jodoh, dll) dan ajaran NIKOLAUS yang tampil dengan kekerasan atau dengan kekuatannya untuk memaksa orang supaya mengikuti ajarannya. Hanya manusia rohaniah saja yang tidak akan terjerat kedalamnya.
Matius 9 : 32 - 34 disebut bisu karena mulutnya tidak dapat berkata-kata, bisu karena ada setan yang merasukinya. Demikian juga banyak orang Kristen yang bisu rohani, supaya dapat berkata-kata tentang kebenaran dan tentang kemuliaan Tuhan, setan yang merasukinya harus diusir dahulu.

Oktober 2008 (Minggu)

MINGGU I OKTOBER 2008

DOA YANG DIJAWAB TUHAN SERI 4

2. MENCARI, sikap kita dalam berdoa supaya dijawab oleh Tuhan meminta, mencari dan mengetok pintu. Pada minggu-minggu yang lalu sudah dijelaskan bagaimana sikap kita dalam meminta kepada Tuhan, dan sekarang kita akan melihat bagaimana sikap kita dalam mencari. Sebab firman Tuhan dalam Roma 3 : 10 - 11 menjelaskan kepada kita bahwa dasarnya manusia itu tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak seorangpun yang mencari Tuhan. Kalau saudara-saudara pada saat ini sudah berada dalam posisi yang benar sebagai anak-anak Tuhan, yang mencari Tuhan, ini suatu kasih karunia yang harus kita hargai. Mencari itu adalah suatu pekerjaan yang wajar, kita harus mau mencari apa yang kita butuhkan dalam hidup ini, mungkin itu pekerjaan, jodoh, dll, kita harus mencarinya di dalam kebenaran.Manusia pertama saja berusaha mencari pasangannya, hanya sayangnya ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas dalam Kejadian 2 : 20, ketika manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, dalam konteks ayat ini dapat kita lihat bahwa sebenarnya manusia pertama itu sendiri berusaha mencari pasangannya. Tetapi dari semua binatang-binatang itu tidak ada satupun yang cocok dan tidak ada yang tepat menjadi pasangannya. Untuk itulah Tuhan membangun seorang perempuan yang diambil dari tulang rusuknya sebagai pasangan hidup yang sepadan dengan dia. Yesaya 55 : 6 - 7 = Waktu yang tepat untuk mencari Tuhan adalah : pada saat Tuhan masih berkenan ditemui dan pada saat Tuhan masih dekat. Cara mencari Tuhan yang benar : *orang fasik harus meninggalkan jalannya, dan **orang jahat harus meninggalkan rancangannya. Sebab kalau kita mau mencari Tuhan dengan benar, maka Tuhan akan mengasihani kita dan akan memberi pengampunan dengan limpahnya.

Apakah yang perlu kita cari ?

Yang perlu kita cari adalah : “FIRMAN PENGA-JARAN & KESAKSIAN.” Sebagaimana telah dikatakan firman Tuhan dalam Yesaya 8 : 20 - 22 “Carilah pengajaran dan kesaksian!” Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar. Kalau tidak ada firman pengajaran dan kesaksian, baginya tidak terbit fajar, artinya tidak ada terang firman Tuhan yang menerangi hatinya. Dan kalau tidak ada terang firman Tuhan, akibatnya : mereka akan lalu lalang, melarat dan lapar. Sebagai akibat kalau lapar adalah mereka akan gusar dan pekerjaannya mengutuki rajanya dan Allahnya.
Lalu lalang = artinya tidak ada tujuan, tidak ada arah yang pasti, jadi kalau tidak ada firman pengajaran hidup seseorang itu tidak punya tujuan yang pasti. Beribadah tetapi tidak punya arah yang pasti, berkorbanpun tanpa tujuan yang pasti. Kalau tetap seperti ini, maka perjalanan hidupnya akan tetap bagaikan orang yang lalu lalang.Melarat dan lapar = ini berbicara miskin rohani, karena tidak ada firman Tuhan maka hidupnya diibaratkan bagaikan orang yang melarat dan lapar. Kalau lapar rohaninya, tanda-tandanya selalu gusar, artinya tidak ada ketenangan dalam hidupnya, dan setiap orang yang tidak tenang pekerjaannya adalah mengutuk rajanya, dan juga Allahnya. Dan yang lebih parah lagi, dalam Yesaya 5 : 24 firman Tuhan sangat tegas mengatakan bahwa setiap orang yang selalu menolak pengajaran Tuhan semesta alam dan menista firman Yang Mahakudus, mereka diumpamakan seperti jerami dan seperti rumput kering, yang habis lenyap dalam nyala api, akar-akar mereka akan menjadi busuk dan kuntumnya akan beterbangan seperti abu. Bagi orang yang tidak mencari firman pengajaran, baginya langit akan lenyap, bumi akan memburuk seperti pakaian yang sudah usang dan penduduknya akan mati seperti nyamuk, sama sekali tidak ada lagi arti hidupnya. Demikian juga dalam Yesaya 57 : 20 - 21, orang-orang fasik yang tidak mau mencari firman pengajaran, nasibnya akan sama seperti laut yang berombak-ombak sebab tidak dapat tenang, arusnya menimbulkan sampah dan lumpur. Jadi tidak ada ketenangan dan pengenalan yang benar bagi orang-orang yang tidak mencari firman pengajaran. Tetapi khusus bagi orang-orang yang mau mencari firman pengajaran, firman Tuhan menganjurkan supaya memandang gunung batu yang dari padanya kamu terpahat dan kepada lobang penggalian batu yang daripadanya kamu tergali. Juga dianjurkan untuk memandang Abraham, bapa leluhur dan Sara yang melahirkan kita (Yesaya 51 : 1 - 5). Memandang kepada gunung batu sama dengan memandang Kristus, menuju kepada peningkatan rohani, sedangkan memandang kepada Abraham, tujuannnya adalah supaya kita semua punya iman yang besar, sama seperti Abraham yang disebut sebagai bapa orang beriman. Kepada setiap orang yang mau mencari Tuhan dalam firman pengajaran, baginya akan terbit terang yang menerangi hatinya, dan dalam sekejap mata keselamatan yang dari pada Tuhan sudah dekat dan kelepasan yang diberikan Tuhan akan tiba. Sebab pengajaran itu datang dari pada Tuhan dan hukum-Nya akan berguna sebagai terang untuk bangsa-bangsa. Setiap orang yang mencari firman pengajaran pasti akan diberkati oleh Tuhan. HALELUYA…!!

MINGGU II OKTOBER 2008

LAHIR DARI FIRMAN PENGAJARAN SERI1

Memiliki tanda kelahiran yang benar itu sangat penting, sebab sangat erat kaitannya dengan nama yang terdaftar di dalam kitab kehidupan Anak Domba. Sebagaimana telah kita lihat pada Buletin minggu yang lalu, bahwa yang layak disebut sebagai anak-anak Allah adalah mereka yang sudah memiliki tanda penebusan dan memiliki tanda kelahiran, lahir bukan dari darah dan daging, tetapi lahir dari benih firman Tuhan. Supaya kita bisa memiliki tanda kelahiran yang benar, sebagai jemaat Tuhan, kita harus tahu dari mana kita dilahirkan, kita harus lahir dari perempuan yang merdeka. Dalam Galatia 4 : 26 - 28 firman Tuhan menjelaskan yang disebut anak-anak janji itu adalah anak yang lahir dari perempuan merdeka, lahir dari rahim perempuan merdeka bukan dari perempuan hamba. Dalam ayat ini dijelaskan bahwa yang layak disebut sebagai anak-anak Allah adalah mereka yang sudah dilahirkan dari perempuan yang merdeka. Mengapa kita harus lahir dari perempuan merdeka? Ayub 14 : 1 -2, sebab setiap orang yang dilahirkan dari perempuan, artinya yang belum memiliki tanda kelahiran yang benar, umurnya singkat dan penuh kegelisahan. Mazmur 87 : 5 - 6 tanda kelahiran yang benar, harus lahir di Sion, dan cara kelahirannyapun “Seorang demi seorang”, artinya lahir karena firman Tuhan. Yang disebut lahir di Sion : lahir karena mendengar dan menerima firman pengajaran (Yesaya 2 : 1 - 3), kalau sudah lahir dari firman pengajaran barulah kita diakui Tuhan:”Ini dilahirkan disana”.Dan kalau kita sudah dilahirkan dari firman pengajaran : *Tuhan akan menegakkan kita, artinya kita memiliki pendirian yang kuat terhadap firman Tuhan dan tidak mudah goyah. **Pada waktu pencatatan bangsa-bangsa, nama kita diakui sebagai orang yang berkenan kepada Allah, sehingga dengan demikian kita dapat menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai karena sukacita yang dikerjakan Allah dalam hidup kita lewat firman pengajaran tersebut. Sebagaimana telah dikatakan juga dalam Ibrani 12 : 22 - 23, kalau kita sudah datang ke bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi, berarti kita sudah termasuk kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga. Sebab setiap orang yang namanya tidak terdaftar di dalam kitab kehidupan Anak Domba, ia tidak termasuk kepada jemaat yang telah diperbaharui, mereka akan dilemparkan ke dalam lautan api, dicampakkan ke dalam api neraka (Wahyu 20 : 15).
Menjadi jemaat anak-anak sulung atau yang diakui Allah sebagai milik-Nya dapat kita lihat dalam Yohanes 6 : 44 - 45, Tuhan Yesus sendiri yang telah mengatakan bahwa yang bisa datang kepada Bapa adalah mereka yang sudah diajar, yaitu mereka yang sudah mendengar dan menerima firman pengajaran. Ayat 45 : “Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi : Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan mererima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.” Jadi jelas, bahwa yang bisa masuk kategori sebagai jemaat anak-anak sulung adalah mereka yang sudah mendengar dan menerima firman pengajaran. Kalau sudah mau mendengar dan menerima firman pengajaran, berarti ia sudah datang kepada Bapa, masuk menjadi kumpulan jemaat-jemaat yang berkenan kepada Allah. Sebaliknya kalau kita lihat ayat firman Tuhan ini, setiap orang yang tidak mau mendengar dan menerima firman pengajaran berarti ia belum datang kepada Bapa. Jadi jalan satu-satunya supaya kita layak disebut sebagai sidang mempelai perempuan Kristus adalah : dengar dan terima firman pengajaran. Jangan seperti kebanyakan orang, jangankan merima, mendengar firman pengajaran saja tidak mau, bagaimana mungkin bisa menjadi sidang mempelai perempuan Kristus. Jadi jalan satu-satunya supaya kita bisa disebut sebagai sidang mempelai perempuan Kristus adalah dengar dan terimalah firman pengajaran dan lakukan dengan sungguh-sungguh.
Mazmur 125 : 1 - 2, orang-orang yang sudah lahir di Sion punya pendirian yang kokoh, tidak tergoyahkan, tetap untuk selama-lamanya sebab Tuhan ada disekeliling umat-Nya. Dan kalau ada orang yang bertanya : “Mengapa kita harus di lahirkan di Sion?” tujuannya adalah supaya Tuhan tinggal di tengah-tengah kita, supaya Tuhan benar-benar hadir di tengah-tengah kehidupan kita. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas dalam Mazmur 132 : 13 - 14, Tuhan telah memilih Sion dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, sebagai tempat perhentian selama-lamanya. Tuhan menyatakan didi-Nya tidak kepada semua orang apalagi untuk menjadi tempat kediaman-Nya tidak segampang yang dikatakan orang. Kalau kita lihat dalam Yesaya 62 : 5, supaya kita bisa disebut sebagai tempat kedudukan Tuhan, kita harus lebih dahulu dibangun sebagai Bait Allah, tempat Roh Allah berdiam. Dalam Yesaya 62 : 5 ini yang dimaksud dengan mempelai perempuan itu seperti seorang anak dara yagn dibangun menjadi istriseorang muda belia, demikianlah Tuhan yang membangun kita akan menjadi Suami, atau yang sering kita sebut sebagai Mempelai Pria Sorga, Dialah Kepala Jemaat.Demikian juga dalam Efesus 1 : 22 - 23, firman Tuhan telah menjelaskan kepada kita bahwa Kristus telah diberikan kita sebagai Kepala dari segala yang ada, jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu. Supaya ini bisa terwujut, kita harus dibangun lebih dahulu lewat mendengar dan menerima firman pengajaran. Kita di bangun menjadi Bait Allah, yaitu tempat Allah berhadirat. 1 Korintus 3 : 16 mengatakan : “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah Bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” Ketika kita setia beribadah kepada Tuhan dan mau melakukan segala perintah Allah dengan setia, maka saat itulah Allah sedang membangun kita menjadi Bait-Nya yang kudus. Jadi berikanlah dirimu di bangun menjadi Bait Allah supaya Allah benar-benar hadir dalam hidupmu. Saudara-saudara, firman Tuhan dalam 2 Raja-raja 19 : 29 - 31 merupakan suatu nubuatan firman Tuhan tentang Sion yang telah diberitahukan Allah kepada raja Hizkia. Orang-orang yang terluput di antara kaum Yehuda, yaitu orang-orang yang masih tertinggal akan berakar pula ke bawah dan menghasilkan buah ke atas. Ini suatu nubuatan tentang SION, yaitu gereja Tuhan yang menjadi mempelai perempuan Kristus, pertumbuhannya baik dan benar. BERAKAR KE BAWAH artinya : memiliki pendirian yang kuat akan firman pengajaran, tidak goyah untuk selama-lamanya, MENGHASILKAN BUAH KE ATAS artinya : bisa menjadi saksi kepada semua orang, bisa menghasilkan buah-buah yang dapat dinikmati orang lain dan berkenan kepada Allah. Karena begitu berharganya Sion itu dimata Tuhan, firman Tuhan sendiri berkata : “Giat cemburu Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini.” Demi terbentuknya tubuh Kristus yang sempurna, yaitu gereja Tuhan yang menjadi mempelai perempuan Kristus, usaha Tuhan sangat besar untuk Sion. Karena itu kalau kita sudah berada di Sion, Tuhan akan diam di tengah-tengah kita dan Ia akan memberikan perlindungan-Nya kepada kita. Mazmur 76 : 3 - 4 kalaupun datang panah yang berkilat, perisai dan alat-alat perang akan dipatahkan oleh Tuhan. Berkat bagi orang-orang yagn sudah menerima firman pengajaran itu sangat besar segala senjata apapun tidak mempan sebab Tuhan sendiri yang memberikan perlindungan. Karena itu marilah kita dengan sungguh-sungguh beribadah dan menerima firman pengajaran. Haleluya!

MINGGU III OKTOBER 2008

LAHIR DARI FIRMAN PENGAJARAN SERI 2

Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah (Roma 3 : 10 - 11). Firman Tuhan yang begitu tegas menyatakan tentang keadaan manusia yang sebenarnya, bahwa tidak ada seorangpun yang benar dan tidak ada seorangpun yang mencari Tuhan. Tidak ada seorangpun yang memungkiri ayat ini. Kalau kita bisa seperti sekarang ini dilepaskan dari dosa dan hidup di dalam ibadah, ini semua bukan karena perbuatan kita, melainkan kasih karunia Allah yang talah melepaskan kita dari ikatan dosa. Tuhan Allah sendirilah yang telah mencari kita, bukan dengan ututsan, tetapi Dia sendirilah yang telah turun menjadi manusia dan mati di atas kayu salib sebagai korban untuk memperdamaikan kita dengan Allah. Yesus turun mencari manusia yang selama ini tidak mencari Allah supaya mencari Allah dan hidup di dalam kebenaran. Yohanes 1 : 1 Firman itu adalah Allah sendiri, kemudian dalam ayat 14 dijelaskan firman itu telah menjadi manusia dan diam ditengah-tengah kita. Firman yang telah menjadi manusia itu adalah pribadi Allah sendiri yang mengambil rupa sebagai seorang manusia, tujuannya : untuk mencari kita. Kristus mati di kayu salib dn bangkit : tujuannya adalah supaya kita menjadi milik Kristus dan menjadi sidang mempelai perempuan Kristus. Sebab dalam Roma 7 : 4 dikatakan, jika kita sudah terima firman Tuhan, berarti kita telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, spy kita menjadi milik Kristus.Maka kalau kita lihat dalam Yohanes 5 : 24, Tuhan Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.” Dalam ayat ini ditegaskan, yang bisa lepas dari maut adalah apabila sudah mendengar dan menerima firman Tuhan. Yang disebut milik Tuhan itu tidaklah semua orang tetapi hanya mereka yang sudah mendengar dan menerima firman Tuhan. Inilah yang disebut sebagai milik Kristus sebab sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup dan tidak turut dihukum lagi. Yesaya 43 : 1 - 2, kalau kita sudah disebut “MILIK ALLAH”, bukti bahwa kita sudah kepunyaan Allah : *Tuhan menyertai ketika kita menyeberang melalui air dan sungai-sungai tidak akan menghanyutkan kita, **berjalan melalui api tetapi nyala api tidak akan membakar. Sebaliknya kalau belum menjadi milik Allah, akan ada air sebesar sungai yang disemburkan ular untuk menghanyut-kan (Wahyu 12 : 15). Gereja Tuhan yang sudah memiliki tanda sebagai milik Allah tidak dapat di-hanyutkan oleh air sebesar sungai tersebut, hanya mereka yang belum menjadi milik Allah yaitu mereka yang belum memiliki tanda kelahiran yang benar. Gereja Tuhan yang jadi mempelai tidak akan mempan terhadap air tersebut sebab ada kuasa Allah yang menaungi dan melindunginya. Saudara-saudara, dalam 1 Petrus 1 : 2 - 5 dapat kita ketahui dengan pasti bagaimana rencana Tuhan yang sesungguhnya di dalam hidup kita. Kita bisa menjadi orang yang berkenan kepada Allah setelah mengalami proses : KELAHIRAN KEMBALI, oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada satu hidup yang penuh pengharapan. Disamping itu kita juga dikuduskan lebih dahulu oleh Roh Kudus supaya kita bisa taat kepada Yesus Kristus. Sebab tidak ada seorangpun yang bisa taat kepada Kristus kalau tidak dikudus-kan lebih dahulu oleh Roh Kudus. Karena itu kalau kita lihat ayat firman Tuhan ini, sasaran kepengikutan kita kepada Tuhan mengapa kita harus dilahirkan kembali, tujuannya adalah :
Untuk menerima bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar, yang tidak dapat layu, yang tersimpan disorga.
Semua ini berbicara tentang kerajaan sorga yang disediakan Allah bagi orang-orang yang berhasil memposisikan diri sebagai anak-anak Allah. Tuhan menyediakan kemuliaan yang tidak ada bandingannya dengan apa yang ada di dunia ini. Untuk mendapatkan kemuliaan itu kita harus lahir dahulu dari Allah dan melayani Tuhan. Tuhan menyediakan kemuliaan itu bukan hanya kepada satu orang/pribadi, bukan hanya kepada murid-murid, tetapi untuk semua orang.
Tidak seperti murid-murid, Yakobus dan Yohanes yang meminta kepada Yesus supaya hanya mereka berdua saja yang menerima kemuliaan dari Allah. Kepada Yakobus dan Yohanes, Yesus memberitahukan syarat yang harus dilakukan supaya dapat menerima kemuliaan dari Allah :
1. Meminum cawan yang harus diminum Yesus, artinya : dipersekutukan dengan darah Yesus Kristus, sebagai jemaat Tuhan, kita harus mampu bersekutu dengan Yesus dalam penderitaan-Nya, ini juga menunjuk perjamuan kudus. Sebab kalau tidak mau meminum cawan yang diminum Tuhan Yesus, maka akan meminum cawan yang lain, yaitu cawan yang penuh kegeraman murka dari Allah (Wahyu 16). Untuk itulah Tuhan Yesus mengatakan supaya minum dari cawan Tuhan supaya kita jangan sampai kena kepada cawan murka Allah . 2. Dibabtis dengan babtisan yang diterima Tuhan Yesus, artinya : babptisan kita harus sama seperti babtisan yang telah diterima Tuhan Yesus, tidak beoleh berbeda. Kalau Yesus dibabtis dengan babtisan selam atau ditenggelamkan, maka kita juga harus ditenggelamkan. Maksudnya supaya kita bisa menjadi sama dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya. Sebab kalau babtisan kita saja belum sama dengan babtisan yang diterima Tuhan Yesus, maka sudah jelas, tidak mungkin bisa bersama dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya, tidak mungkin bisa menerima bagian yang tidak dapat binasa, tidak akan menerima bagian yang tidak dapat cemar, tidak akan menerima bagian yang tidak dapat layu dan tidak mungkin bisa menerima bagian yang tersimpan di sorga.
Karena itu, kalau kita tidak turun ke Markus 10 : 32 - 34, penyebab mengapa Yakobus dan Yohanes berkata kepada Yesus : “Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi disebelah kanan-Mu dan yang seorang disebelah kiri-Mu.” karena mereka semua sudah merasa cemas dan takut setelah mereka mendengar bahwa sebentar lagi Yesus akan ditangkap, diolok-olok, diludahi, disesah dan dibunuh. Pandangan murid-murid hanya melihat kepada kematian Tuhan Yesus saja, terbukti pada waktu Yesus ditangkap, mereka semua melarikan diri dan mening-galkan Tuhan Yesus. Dalam kitab Lukas 21 : 25 - 28, cemas dan takut itu sangat fatal akibatnya, yaitu banyak orang akan mati karena ketakutan ketika mereka melihat tanda-tanda pada matahari, bulan dan bintang-bintang. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya, tetapi mereka sendiri tidak akan menerima kemuliaan dari Allah. Mengapa bisa terjadi demikian? Penyebabnya : karena mereka tidak mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk hidup dalam kebenaran dan tidak memperhati-kan tanda kelahirannya. Karena itu, sebagai jemaat Tuhan, berita yang kita terima jangan hanya sebatas berita tentang kemataan-Nya saja, tetapi harus dilanjutkan dengan menerima berita tentang kebangkitan-Nya bahkan berita tentang kedatangan-Nya dalam segala kemuliaan-Nya. HALELUYA…!!