Kamis, 18 November 2010

Buletin November 2010

“MEMILIH MENDERITA KARENA BENAR
DARI PADA BERSENANG-SENANG KARENA DOSA”

Minggu, 14 November 2010


Saudara-saudara, Firman Tuhan mengatakan bahwa hidup ini hanya seperti uap yang sebentar saja, yang berlalu begitu cepat. Namun walaupun demikian kita harus tetap mempunyai pengharapan untuk memperoleh hidup yang kekal. Sebab jika kita mempunyai pengharapan untuk memperoleh hidup yang kekal, maka kita akan dibuat menjadi semangat dan bergairah menjalani semuanya. Baik ketika sedang diberkati, ketika sedang sakit, maupun dalam penderitaan sekalipun.
Pada minggu-minggu yang lalu kita sudah melihat bahwa bagaimana firman Tuhan yang menekankan bahwa kita harus mampu membuat penderitaan itu menjadi pilihan dalam hidup, yang harus kita tetap jalani sampai Tuhan Yesus datang kembali. Dan kita juga sudah melihat bahwa penderitaan itu adalah sarana yang dipakai Tuhan untuk membentuk dan mempersiapkan kita menjadi sidang mempelai perempuan Kristus yang layak dan berkenan kepada-Nya. Karena Kristus itu sempurna, maka kita juga harus sempurna sama seperti Bapa (Matius 5 : 48).
Firman Tuhan dalam Ibrani 2 : 10 mengatakan: “....... juga menyempurnakan Yesus yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.” Tuhan Yesus itu adalah sempurna adanya, namun demikian ketika Yesus mengambil rupa dan menjadi manusia, IA juga harus mengalami banyak penderitaan yang bertujuan untuk memberi teladan bagi kita. Maksudnya supaya gereja yang hidup diakhir zaman ini mau membuat penderitaan Kristus itu menjadi teladan, menjadi pilihan yang tidak perlu disesali.
Saudara-saudara, sampai dengan hari ini bangsa Israel belum percaya kepada Kristus sebab mereka masih mengeraskan hati terhadap firman Tuhan. Karena itu Tuhan akan menghajar bangsa Israel dengan cara-Nya supaya lewat hajaran itu mereka mau mengaku kepada Yesus dan supaya mereka mau mengakui bahwa keselamatan itu hanya ada di dalam Yesus Kristus. Tuhan akan menghajar mereka dengan cara mengijinkan mereka dikuasai antikristus sehingga mereka benar-benar mengalami penderitaan yang begitu hebat.

Penyempurnaan yang dikerjakan Tuhan di dalam kita ada dua (2) hal:
- disempurnakan secara alami
- disempurnakan secara fakta


Kalau Saudara mau disempurnakan secara alami: harus mau menderita. Manusia itu pada dasarnya tidak mau menderita, jangankan untuk menderita, untuk percaya kepada firman Tuhan saja manusia itu sangat sulit. Maka salah satu cara Tuhan untuk menyempurnakan gereja Tuhan diakhir zaman ini adalah lewat penderitaan.
Maka kalaupun kita sedang melihat dunia ini mengalami goncangan yang hebat lewat bencana alam seperti gempa bumi dan meletusnya gunung merapi, ini semua merupakan cara Tuhan untuk membawa manusia itu kepada penderitaan, cara Tuhan untuk membentuk manusia itu supaya serupa dan segambar dengan Tuhan Allah. Mungkin saat ini Saudara tidak mengalami gempa bumi, Tsunami ataupun gunung merapi.
Namun Tuhan tidak kehilangan cara mendatangkan penderitaan sampai ke tengah-tengahmu, mungkin berbeda dengan Saudara-saudara kita yang sedang dilanda bencana alam, namun ingatlah penderitaan itu pasti bisa datang menimpa semua orang.
Saudara-saudara, kalau kita lihat dalam Alkitab rangkaian firman Tuhan menjelaskan bahwa di dunia ini terdiri dari beberapa kerajaan. Sejak manusia pertama diciptakan, Tuhan Allah telah memberikan kuasa kepada mereka, Tuhan telah mendelegasikan kerajaan-Nya di tengah-tengah manusia. Namun kita lihat, setelah manusia itu jatuh ke dalam dosa, Iblis juga sedang membangun kerajaannya di bumi ini. Iblis juga memakai manusia untuk mendelegasikan kerajaannya di tengah-tengah dunia ini. Pembangunan kerajaan iblis di dunia ini tidak terlepas dari manusia berdosa yang selalu hidup dalam kejahatan.
Maka kalau kita lihat dalam Kejadian 4 : 17 - 24 Iblis memakai keturunan Kain untuk membangun kota-kota untuk mendelegasikan kerajaannya, keturunan yang tidak mengenal Tuhan. Dan kota-kota inilah yang nantinya yang dipakai Iblis untuk membangun kerajaannya, Iblis akan mendudukkan antikris sebagai penguasa. Setiap kota yang telah dibangun Iblis maka Iblis juga akan mendudukkan orang-orang berdosa untuk menguasai kota itu.
Kalau kita lihat dalam ayat 18, setelah keturunan Kain itu berhasil membangun kota, mereka juga langsung melakukan perkawinan poligami. Kemudian mereka juga berhasil menjadi peternak, menjadi ahli musik, menjadi tukang tembaga dan tukang besi, jadi secara duniawi manusia itu berhasil berkembang (ayat 19 - 22).
Tidak cukup sampai di situ saja, setelah Allah membinasakan manusia pada zaman Nuh, Iblis juga masih memakai keturunan Nuh untuk mendelega-sikan kerajaannya. Manusia boleh mati tetapi Iblisnya belum mati, ia masih mencari manusia lain untuk membangun kerajaannya sampai kepada akhir zaman ini. Puncaknya Iblis akan menyerahkan kuasanya kepada antikris, yaitu manusia binatang yang tidak hidup dalam kebenaran. Mazmur 49 : 21 firman Tuhan menjelaskan yang dimaksud dengan “manusia binatang” itu adalah manusia yang tidak mempunyai pengertian akan firman Tuhan.
Manusia binatang inilah nantinya yang akan dipakai Iblis untuk membangun kerajaannya, ia akan menyerahkan kuasanya kepada antikristus untuk mewujudkan keinginannya. Namun sekalipun manusia itu berhasil membangun kota-kota, pada akhirnya semua itu akan berlalu, semua akan dihancurkan oleh Allah. Wahyu 21 : 1 firman Tuhan telah menubuatkan bahwa langit yang lama dan bumi yang lama ini akan dilenyapkan, dan tempatnya pun tidak ada lagi.
Karena itu sebagai jemaat Tuhan, kita harus membuat firman Tuhan menjadi pedoman dalam hidup supaya jangan dipakai Iblis untuk mewujudkan kehendaknya. Kita harus tetap waspada supaya jangan terjebak kepada generasi yang tidak mengenal Allah. Sebab sekalipun Allah pernah membinasakan manusia pada zaman Nuh, tetapi Iblisnya masih hidup dan mencari keturunan Nuh yang bisa dipakai untuk mendelegasi kan rencananya. Sekalipun nenek moyang kita tidak ada lagi, tetapi Iblis masih tetap bekerja untuk mencari orang-orang yang bisa dipakainya untuk mendirikan kerajaannya di bumi ini.
Maka kita harus memilih satu dari dua kerajaan tersebut, yaitu kita harus dibangun di dalam kerajaan Allah. Kolose 1 : 12 firman Tuhan mengatakan bahwa Tuhan telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan “memindahkan” kita kepada kerajaan Allah untuk mendapatkan bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerjaan terang. Itu sebabnya setiap orang yang menyebut dirinya sebagai orang Kristen, sudah seharusnya hidup dalam terang firman Tuhan, sudah seharusnya melepaskan diri dari cara-cara hidup nenek moyang yang dulunya dikuasai kegelapan. Jangan lagi ada yang mempunyai hubungan dengan ritual-ritual, jangan lagi ada yang terikat dengan dukun-dukun, jangan lagi terikat dengan adat istiadat nenek moyang yang tidak berguna. Tetapi kita harus membuat Kristus menjadi Kepala, yang memimpin dan mengatur hidup kita kepada seluruh terang firman Tuhan.

Mengapa kita harus dipindahkan ke dalam kerajaan Tuhan?
2 Petrus 3 : 10 sebab bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap pada kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Kita dipindahkan supaya kita dipersiapkan hidup kudus, supaya kita siap masuk ke dalam langit yang baru dan bumi yang baru, yaitu masuk ke dalam kerajaan sorga. Haleluya........!!!!!!

Selasa, 09 November 2010

Buletin Oktober 2010

“MEMILIH MENDERITA KARENA BENAR
DARI PADA BERSENANG-SENANG KARENA DOSA”

Minggu - 07 November 2010


Saudara-saudara, sekarang saatnya bagi kita untuk memperbaiki dan membersihkan diri dari dosa-dosa dan dari segala sifat dan karakter yang bertentangan dengan firman Tuhan. Kita perlu melihat beberapa kejadian yang telah menimpa bangsa dan negara kita, seperti gempa bumi yang disetai dengan Tsunami dan juga meletusnya gunung merapi di Yokyakarta. Tidak sedikit nyawa manusia yang melayang belum lagi kerugian harta benda serta penderitaan demi penderitaan yang sedang mereka alami setelah terjadinya tragedi tersebut.
Semua yang terjadi ini merupakan penggenapan firman Tuhan yang telah dinubuatkan dalam Alkitab. Kita sebagai jemaat Tuhan harus punya sikap: lebih teliti memperhatikan firman Tuhan supaya kita juga bisa mempersiapkan diri dalam segala waktu. Kita tidak boleh bersantai-santai lagi, jangan merasa aman dan jangan menganggap gempa atau Tsunami itu tidak mungkin terjadi di tengah-tengah kita. Kalau Tuhan Allah sudah mengijinkan, kapan saja dan di mana pun melapetaka itu bisa datang dengan tiba-tiba menimpa semua orang.
Firman Tuhan dalam Zepanya 1 : 14 - 16 menjelaskan jika hari Tuhan itu sudah datang, pahlawan pun menangis. Mengapa? sebab tidak ada seorang pun yang dapat tahan menghadapi hari Tuhan itu dengan kekuatan diri sendiri. Walau pun selama ini merasa kuat, selalu menang, tidak pernah mengalami sakit penyakit, tetapi jika hari Tuhan itu telah datang semua orang yang tidak berada dalam perlindungan Tuhan akan mengalami kesusahan besar.
Hari Tuhan itu dikatakan “pahit” karena Tuhan telah datang dengan “Kegemasan-Nya” untuk menghukum semua orang yang tidak hidup sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Tidak ada ceritanya orang yang tidak bertobat itu mendapat pembelaan dari Tuhan, bahkan tidak ada ceritanya Tuhan membawa mereka masuk ke dalam kerajaan sorga. Justru Tuhan akan menghukum dunia ini dengan berbagai-bagai malapetaka dengan maksud mendatangkan kesusahan dan penderitaan. Karena Tuhan itu datang dengan kegemasan sehingga hari Tuhan itu disebut:

- hari kesusahan dan kesulitan
- hari kemusnahan dan pemusnahan
- hari kegelapan dan kesuraman
- hari berawan dan kelam
- hari peniupan sangkakala dan pekik tempur terhadap kota-kota yang berkubu dan terhadap menara penjuru yang tinggi.


Tuhan Allah sengaja mengijinkan semua itu terjadi supaya gereja Tuhan yang hidup di akhir zaman ini benar-benar tahu mempergunakan waktu dan kesempatan yang ada ini dengan sebaik-baiknya. Hal ini telah dikatakan firman Tuhan dalam 2 Petrus 3 : 9 bahwa Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, justru Ia sedang menunjukkan kesabaran-Nya karena Ia menghendaki supaya jangan ada seorangpun yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Tuhan Allah mau supaya gereja yang hidup di akhir zaman ini tahu mempergunakan waktu untuk memperbaiki diri dan kelakuannya.
Saudara-saudara, firman Tuhan dalam 1 Korintus 15 : 43 menjelaskan : ADAM sebagai manusia pertama yang telah diciptakan Allah menjadi makhluk yang hidup. Tetapi ADAM YANG AKHIR menjadi roh yang menghidupkan.
Adam sebagai manusia pertama: mewarisi sifat dan tabiat daging yang mudah jatuh ke dalam dosa, mudah lemah, mudah putus asa, mudah sakit, dll. Tetapi “manusia yang akhir”, yaitu Tuhan Yesus Kristus adalah roh yang menghidupkan mewarisi sifat-sifat Allah yang sesungguhnya: kudus dan sempurna adanya. Tujuannya supaya semua orang yang telah mati karena dosa-dosa itu diberi kesempatan menjadi anak-anak Allah. Dengan cara: semua orang yang percaya kepada nama Yesus “diberi kuasa” supaya menjadi anak-anak Allah (lihat Yohanes 1 : 12). Inilah yang orang-orang yang telah beroleh kesempatan untuk dihidupkan kembali oleh Yesus Kristus yang adalah Adam yang akhir. Maksudnya segala dosa-dosa yang telah diwarisi dari nenek moyang telah dilepaskan/dibebaskan oleh korban penebusan dalam darah Kristus sehingga bisa hidup di dalam Kristus.
Karena itu sebagai jemaat maupun sebagai hamba Tuhan, sekaranglah saatnya kita harus bisa membuat pilihan yang tepat: “lebih baik menderita karena kebenaran daripada bersenang-senang karena dosa.” Ini adalah pilihan yang paling tepat dan benar, sehingga tidak perlu disesali apabila penderitaan itu datang. Pada minggu yang lalu kita sudah melihat supaya bisa membuat pilihan yang tepat kita harus memiliki dua (2) sikap, yaitu:

- pikiran yang dewasa
- tunduk kepada otoritas Allah


2 Tesalonika 1 : 5 menderita karena kebenaran disebut pilihan yang tepat dan benar karena lewat penderitaan itu Tuhan akan menyatakanan bahwa: kita layak menjadi warga kerajaan Allah. Jadi jelas bagi kita sekarang bahwa penderitaan yang kita alami itu menjadi sarana yang dipakai Tuhan untuk memper-siapkan kita supaya layak menjadi warga kerajaan Allah. Luar biasa bukan?
Karena itu supaya kita bisa membuat pilihan yang tepat dan benar itu, kalau memilih jangan dengan perasasan atau pikiran sebab kalau memilih dengan perasaan atau dengan pikiran bisa menjadi salah.
Contoh yang memilih dengan perasaan dan pikiran: Hawa. Dalam Kejadian 3 : 6 Hawa memakai pikiran dan perasaannya maka iapun jatuhlah ke dalam dosa. Sebab ketika ia melihat (=memakai pikiran/perasaan), bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian lalu iapun mengambil dari buahnya dan memakannya, kemudian ia juga memberikan buah itu kepada suaminya dan suaminya pun memakannya juga. Karena perempuan itu melihat dengan memakai perasaan dan pikirannya maka dengan sendirinya hatinyapun menjadi terpikat sehingga ia tidak lagi memperhatikan firman Tuhan. Setiap orang yang selalu memakai pikiran dan perasaan, ia juga tidak akan memperhatikan firman Tuhan.
Tetapi kita yang sudah menerima firman pengajaran sudah saatnya memilih bukan dengan perasaan atau pikiran lagi tetapi memilih dengan iman. Seperti Musa setelah dewasa (=dewasa dalam iman) mampu memilih lebih baik menderita karena kebenaran daripada harus bersenang-senang karena dosa.
Demikian juga dengan Paulus yang telah ditetapkan menjadi rasul Kristus, sebagai pemberita dan sebagai guru telah mengalami banyak penderitaan dengan tidak malu sebab ia tahu kepada siapa ia percaya. Ditengah-tengah penderitaan itu ia percaya bahwa Allah berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan Tuhan kepadanya hingga pada hari Tuhan (2 Timotius 1 : 11). Kisah Para Rasul 21 : 10 - 14 menceritakan pengalaman rasul Paulus yang telah memilih dengan iman walaupun harus mati di Yerusalem. Sebab pada waktu itu telah dinubuatkan bahwa Paulus akan diikat seperti ikat pinggang oleh orang Yahudi dan akan diserahkan ke dalam tangan bangsa-bangsa lain. Walaupun nubuat itu benar dan harus terjadi, Paulus tidak mundur, justru ia rela mati demi kebenaran dalam pemberitaan Injil kepada bangsa-bangsa lain. Paulus tidak terpengaruh dengan suara orang banyak, bahkan walaupun sebenarnya nasehat mereka itu baik tetapi Paulus tidak gentar dan tidak mundur. Dan akhirnya orang banyak itupun menyerah dan berkata: “Jadilah kehendak Tuhan.” Jadi penderitaan karena melakukan kebenaran itu adalah kehendak Tuhan. Jika kita mau memilih menderita karena kebenaran, tujuannya adalah supaya kita tidak bebas lagi menikmati hal-hal yang duniawi, tetapi sepenuhnya hidup dalam kebenaran firman Tuhan.