Selasa, 14 Juni 2011

Buletin Minggu - Juni 2011

“YESUS TERANGKAT KE SORGA”


Minggu - 12 Juni 2011


Saudara-saudara, di dunia ini banyak nikah atau keluarga yang hancur karena kehilangan kasih, suami tidak lagi mengasihi istri dengan baik demikian sebaliknya istri tidak lagi mengasihi suaminya dengan benar. Fakta telah menunjukkan bahwa apa yang dibangun oleh manusia tanpa didasari dengan firman Tuhan selalu diakhiri dengan kekecewaan. Nikah banyak yang diakhiri dengan perceraian, banyak orang rela berbuat jahat demi untuk memuaskan hawa nafsunya. Jadi apapun yang dibangun manusia kalau tidak didasari dengan firman Tuhan, maka semua akan diakhiri dengan kekecewaan.

Untuk itulah Tuhan Yesus membuat kegerakan baru, yaitu kegerakan yang digerakkan atau yang dikerjakan sepenuhnya oleh Roh Kudus. Yesus sangat tahu bahwa Roh Kudus itu sangat dibutuhkan oleh semua orang, sebagai Penghibur dan sebagai Penolong yang memberi kekuatan baru. Sebab Yesus telah melihat bahwa murid-murid-Nya sendiri telah gagal percaya akan kebangkitan Tuhan Yesus. Petrus, murid yang terkenal vokal dan pemberani tidak percaya bahwa Yesus telah bangkit, apalagi Tomas yang percaya kalau sudah melihat lebih dulu, bahkan Yakobus sendiri saudara kandung dari Tuhan Yesus juga tidak percaya akan kebangkitan Tuhan Yesus. Maka setelah Yesus bangkit, Ia tahu akan kebutuhan murid-murid-Nya, maka selama empat puluha hari Ia menampakkan diri-Nya dengan maksud: supaya murid-murid itu percaya bahwa Yesus telah bangkit dan supaya murid-murid itu juga dipulihkan kepengikutannya.

Untuk itulah sebelum Tuhan Yesus naik ke sorga, Ia memberi perintah dan melarang murid-murid-Nya supaya jangan meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ untuk menantikan janji Bapa, yaitu tentang babtisan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1 : 1 - 5). Tuhan Yesus menunggu waktu yang tepat kapan Roh Kudus itu akan dicurahkan ke atas murid-murid-Nya.
Dan waktu yang telah ditentukan Tuhan Yesus supaya Roh Kudus dicurahkan adalah “sepuluh hari” setelah Yesus terangkat ke sorga. Ini sekaligus untuk menggenapi bahwa “hari Pentakosta” itu tepatnya pada hari yang kelimapuluh setelah Yesus bangkit dari antara orang mati.
HARI PENTAKOSTA adalah hari di mana Roh Kudus dicurahkan ke atas murid-murid, hari yang telah ditentukan sendiri oleh Allah setelah semua murid-murid itu dipulihkan. Mengapa harus demikian? sebab tidak mungkin Allah mencurahkan Roh Kudus-Nya kalau kepercayaan nya belum sepenuhnya kepada Allah. Orang yang bimbang, orang yang selalu kuatir atau orang yang belum percaya sepenuhnya kepada firman Tuhan, tidak akan dipenuhi oleh Roh Kudus.
Kisah Para Rasul 1 : 12 - 14 menjelaskan kepada kita setelah Yesus naik ke sorga, murid-murid itu kembali ke Yerusalem untuk melakukan perintah Tuhan Yesus (ayat 4), mereka pergi ke Yerusalem untuk menantikan janji Bapa tentang pencurahan Roh Kudus, mereka pergi Ke Yerusalem tanpa dibarengi dengan sungut-sungut atau perbantahan.
Dan setelah murid-murid itu kembali ke Yerusalem, mereka naik ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka semua, baik rasul-rasul maupun perempuan-perempuan dan dengan saudara-saudara Yesus, bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, tidak ada lagi penonjolan diri, tidak ada lagi ego, tidak ada lagi keragu-raguan. Yang selama ini murid-murid sering sekali kurang percaya, juga sering terjadi kesalahpahaman, penonjolan diri, mempersalahkan yang lain, menganggap diri lebih benar atau lebih besar, tetapi sekarang mereka semua telah bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama untuk menantikan janji Bapa. Inilah yang dikerjakan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati, Ia mempergunakan waktu yang empat puluh hari itu untuk memulihkan semua murid-murid itu. Dan setelah Yesus terangkat ke sorga, diantara murid-murid itu barulah terjadi kesatuan dan kesungguh-sungguhan. Mereka semua telah percaya kepada semua perkataan Yesus tentang pekerjaan-Nya selama Ia bersama-sama dengan mereka.

Tujuan Tuhan Yesus naik ke sorga: supaya janji Bapa digenapi, yaitu supaya Roh Kudus dicurahkan ke atas semua orang yang percaya dengan sungguh-sungguh dan kepada orang-orang yang mau mengikuti segala perintah-Nya.

Roma 8 : 1 firman Tuhan mengatakan: tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Mengapa? sebab Roh Kudus telah memerdekakan kita dalam Kristus baik dari hukum dosa maupun dari hukum maut. Perlu kita ketahui bahwa tidak ada seorang pun yang bisa melepaskan dirinya sendiri dari dosa pikiran, dosa dalam hati, dosa percabulan, dll, sebab dosa itu sifatnya mengikat sampai mendatangkan maut. Tetapi jika kita sudah dipenuhi oleh Roh Kudus, maka Roh Kudus itu sendiri yang akan memerdekakan kita dan melepaskan kita dari ikatan dosa.
KAIN = contoh orang yang diperingatkan oleh Allah supaya ia jangan sampai jatuh ke dalam dosa. Ketika hatinya masih panas dan mukanya muram, Allah sudah berfirman supaya dosa itu jangan sampai berkuasa atas dirinya (Kejadian 4 : 6 - 7). Tetapi Kain tidak memperhatikan firman Allah, ia tidak mau tahu bahwa dosa itu mengintip di depan pintu, ia tetap dalam rencanya membunuh adiknya.

Sifat orang berdosa:
- hatinya panas, ia tidak bisa menguasai hatinya sendiri, suka menyimpan dosa, suka menyimpan kesalahan orang lain, sehingga timbul dendam. Kain, karena hatinya panas maka timbul keinginan dalam hatinya untuk membunuh adiknya sendiri. Ibrani 12 : 15 sikap yang harus kita lakukan supaya jangan sampai tumbuh akar yang pahit (= hati panas karena menyimpan dosa): jangan menjauhkan diri dari kasih karunia Allah. Artinya: jangan menjauhkan diri dari ibadah dan penggembalaan yang benar, tetapi tetaplah perhatikan firman Tuhan dan lakukan dengan sungguh-sungguh maka firman Tuhan akan memberi kekuatan dan akan membuang segala sifat yang bertentangan dengan kehendak Allah.

- mukanya muram, akibat kalau hati tetap panas maka akan nampak dari muka atau wajah yang muram, wajah yang tidak berseri-seri sebab tidak sanggup lagi melihat orang yang bersalah kepadanya.

Karena itu Tuhan tahu apa yang paling kita butuhkan, Ia mau mencurahkan Roh Kudus-Nya supaya Roh Kudus itu memerdekakan kita baik dari kutuk dosa maupun dari kutuk maut (Roma 8 : 2). Roh Kudus itu punya peranan penting dalam perjalanan kerohanian kita: Roh Kudus itu mau memberikan kuasa yang besar supaya kita mampu menolak segala bentuk dosa yang ditawarkan iblis. Roma 8 : 13 setelah kita dimerdekakan oleh Roh Kudus maka oleh Roh itu kita akan mematikan segala perbuatan tubuh yang berdosa, kita akan dijadikan sebagai anak-anak Allah, yang dipimpin oleh Roh Allah (ayat 14).

Karena itu kalau Roh Kudus sudah dicurahkan ke dalam hidup kita, maka ada tiga (3) hal yang akan dikerjakan oleh Roh Kudus itu dalam hidup kita:
1. Roh Kudus itu akan melepaskan kita dari perbudakan dosa (Roma 8 : 14 - 15).
2. Roh Kudus itu akan menjadikan kita sebagai anak-anak Allah yang telah dimeteraikan oleh
Roh Kudus (Efesus 1 : 13 - 14)
3. Roh Kudus itu akan menyatukan kita, yang satu dengan yang lain menjadi satu di dalam tubuh Kristus (1 Korintus 12 : 13).

Kalau kita sudah dipimpin Roh Kudus, maka kita tidak lagi menerima roh perbudakan yang membuat takut melainkan Roh Kudus itu akan memberi kekuatan supaya kita bisa melakukan seluruh kehendak Allah.



“PEKERJAAN ROH KUDUS”


Minggu - 19 Juni 2011


Saudara-saudara, Roh Kudus itu berkuasa melepaskan kita dari perbudakan dosa, melepaskan kita dari hukum dosa maupun dari hukum maut. Bahkan Roh Kudus itu juga berperanan penting untuk menjadikan kita sebagai anak-anak Allah, untuk menyatukan kita dengan Kristus. Sebagai jemaat Tuhan, tidak cukup kalau hanya percaya saja, tidak cukup hanya diselamatkan saja, tetapi Tuhan Allah juga mau menyatukan kita dengan diri-Nya, yaitu menjadi tubuh Kristus yang telah dikuduskan dan disempurnakan. Kesiapan gereja Tuhan diakhir zaman ini tidak cukup hanya percaya begitu saja, tetapi kita harus berhasil menjadi jemaat yang tidak bernoda dan tidak bercela.

Yang dimaksud "TIDAK BERCELA" adalah: tidak lagi terdapat kesalahan dalam dirinya, tidak ada noda, tetapi seluruh hidupnya benar-benar sudah dikuasai dan dipimpin sepenuhnya oleh Roh Kudus.

Maka dari itu tanpa Roh Kudus, tidak ada kemerdekaan dari dosa maupun dari maut, tanpa Roh Kudus tidak ada seorang pun yang bisa melepaskan dirinya dari perbudakan dosa. 2 Korintus 3 : 17 firman Tuhan mengatakan bahwa dengan tegas: Tuhan itu adalah Roh, dan di mana ada Roh Tuhan maka di situ akan ada kemerdekaan. Kalau kita sudah dimerdekakan dari dosa, maka seluruh hidup kita akan dipimpin dan dikuasai oleh Roh Kudus yang membawa kita menjadi milik kepunyaan Tuhan sendiri.
Sebaliknya setiap orang yang tidak dipenuhi Roh Kudus, ia belum dimerdekakan dari dosa dan dari maut, dosa masih menjadi tuan dalam hidupnya, sebab dosa itu akan memperbudak hidupnya sehingga tidak ada hari tanpa berbuat dosa.

Karena itu perlu kita ketahui, bahwa semua hari raya yang dikerjakan atau yang dirayakan oleh bangsa Israel adalah bayangan dari apa yang akan dikerjakan oleh Yesus. Mulai dari: hari raya Paskah, hari raya Roti tidak beragi, hari raya buah bungaran, Hari raya tujuh minggu yang dirayakan tepatnya pada hari yang kelima puluh, hari raya peniupan sangkakala, hari raya pendamaian dan hari raya pondok daun/pengumpulan segala hasil, semua ini menunjuk kepada pekerjaan Kristus ketika Ia menjadi manusia (Kolose 2 : 16). Semua hari raya ini telah di genapi satu persatu dan yang belum digenapi hanyalah hari raya pondok daun. Hari Raya Pondok Daun ini berbicara hari kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali sebagai Mempelai Pria Sorga. Sama seperti hari raya pondok daun semua hasil dikumpulkan dan dibawa ke dalam lumbung, demikian juga ketika Tuhan Yesus datang kedua kalinya Ia akan mengumpulkan semua orang percaya, yaitu yang hidupnya sesuai dengan firman Tuhan dan yang berkenan kepada-Nya. Khususnya Ia akan datang sebagai Mempelai Pria Sorga untuk mengangkat gereja-Nya yang telah siap sedia, dikumpulkan untuk masuk ke dalam pesta kawin Anak Domba.
Karena itu kalau kita lihat firman Tuhan khususnya dalam 1 Korintus 10 : 1 - 13 perjalanan bangsa Israel menuju tanah Kanaan merupakan contoh perjalanan gereja Tuhan di akhir zaman menuju sorga. Firman Tuhan mengangkat Israel itu sebagai suatu peringatan untuk memperingatkan kita.

Karena itu kalau kita lihat perjalanan bangsa Israel menuju tanah Kanaan:
- kalau Saudara ingin berhasil masuk ke dalam kerajaan sorga, rindu berhasil bertemu muka dengan muka dengan Kristus sudah ada contoh yang patut kita teladani, yaitu Kaleb dan Yosua: tetap setia mengikuti firman Allah dan melakukan segala perintah-Nya dengan taat. Firman Tuhan sudah menunjukkan apa yang harus kita kerjakan dan lakukan dalam mengikuti perjalanan menuju sorga.
- demikian juga kalau Saudara tidak mau berhasil masuk ke dalam kerajaan sorga, firman Tuhan juga sudah menunjukkan contoh-contoh yang gagal masuk ke tanah Kanaan. Orang-orang yang tidak berhasil masuk ke dalam kerajaan sorga adalah mereka yang selalu menginginkan hal-hal yang jahat, yang menjadi penyembah-penyembah berhala, yang melakukan percabulan, yang mencobai Tuhan Allah dan yang suka bersungut-sungut. Semua hal-hal jahat yang telah dilakukan oleh bangsa Israel ini harus kita jauhkan dari hidup kita, jangan sampai meniru cara hidup mereka.
Saudara-saudara, kalau kita lihat Imamat 23 : 15 - 18 firman Tuhan menjelaskan: pada hari raya tujuh minggu tepatnya sesudah Sabat yang ketujuh sesudah dihitung lima puluh hari mereka harus mempersembahkan korban sajian yang baru. Korban sajian yang baru ini menunjuk kepada hidup yang sudah mengalami tanda pembaharuan. Hidup yang sudah dibaharui inilah yang bisa dipersembahkan kepada Allah sebagai persembahan yang bisa menyenang kan hati Tuhan. Sebab jika hidup kita sudah dibaharui, maka Tuhan akan memelihara hidup kita, Ia akan peduli akan segala kebutuhan kita, bahkan Ia juga akan selalu siap sedia ketika kita perlukan. Hidup yang sudah dibaharui ini akan menyenangkan hati Tuhan, tahu mengucap syukur dan mau melayani Tuhan dengan setia.
Imamat 23 : 17 membawa dua buah roti unjukan yang dibuat dari dua persepuluh efa tepung yang terbaik dan yang dibakar sesudah dicampur dengan ragi sebagai hulu hasil bagi Tuhan. Dua buah roti unjukan menunjuk kepada orang Israel dan orang kafir, yang sama-sama dibakar untuk dipersembahkan kepada Allah, baik orang Israel maupun orang kafir bisa menjadi umat Allah.
Kalau kita lihat firman Tuhan, biasanya Tuhan Allah tidak suka dengan yang namanya ragi, setiap ragi itu biasanya harus disingkirkan dan tidak boleh dicampur dengan roti sajian. Misalnya dalam 1 Korintus 5 : 7 - 8 kalau kita rindu menjadi adonan yang baru, maka firman Tuhan memerintahkan supaya kita membuang ragi yang lama dan ragi keburukan yaitu segala bentuk kejahatan. Tetapi khusus pada hari raya kelima puluh, roti itu boleh dicampur dengan ragi. Maka dua buah roti unjukan yang telah dicampur dengan ragi itu selanjutnya harus dibakar.
Ini menunjuk kepada Hari Pentakosta yaitu hari yang kelimah puluh, hari di mana Roh Kudus dicurahkan ke atas orang-orang yang percaya kepada Yesus. Pada hari Pentakosta, yaitu saat Roh Kudus dicurahkan segala sifat dan karakter, segala dosa itu dibakar oleh Roh Kudus supaya kita layak menjadi adonan yang baru bagi Allah. Dua roti unjukan yang telah dicampur dengan ragi itu dibakar, ini menunjuk segala dosa itu telah dibakar oleh Roh Kudus, segala sifat dan karakter yang tidak berkenan kepada Allah itu akan dimatikan oleh Roh Kudus. Setelah semua dosa itu dibakar oleh Roh Kudus barulah kita bisa layak disebut sebagai umat Allah, kita menjadi orang-orang yang berkenan kepada Allah.
Saat kapan orang Israel dan orang kafir itu disatukan menjadi satu dalam tubuh Kristus? yaitu saat Yesus mati di kayu salib, sebab lewat kematian Yesus Kristus sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dan oleh kematian Yesus Kristus di kayu salib Ia telah mencipta kan kita baik orang Israel maupun orang kafir menjadi satu manusia baru di dalam Kristus sehingga terjadilah damai sejahtera (Efesus 2 : 15). Artinya tidak ada lagi perbedaan, tidak ada lagi batasan.
Efesus 2 : 17 - 19 firman Tuhan sudah menjelaskan bahwa kedatangan Tuhan Yesus yang pertama adalah untuk memberitakan damai sejahtera baik kepada mereka yang jauh (=orang kafir) maupun kepada mereka yang dekat (=orang Israel). Sebab oleh Kristus Yesus kedua belah pihak telah menjadi satu Roh supaya sama-sama beroleh jalan masuk kepada Bapa, bahkan akan disatukan menjadi satu di dalam tubuh Kristus. Firman Tuhan dalam 1 Korintus 12 : 13 - 14 menjelaskan kita semua, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka bisa menjadi satu setelah dibabtis menjadi satu tubuh. Jadi Roh Kudus itu berperanan untuk menyatukan kita dalam Kristus. Jadi setiap orang yang hidupnya sudah dipimpin dan dikuasai oleh Roh Kudus, ia akan menjadi milik ALlah, ia akan disebut sebagai anak-anak Allah dan yang akan dipersiapkan menjadi sidang mempelai perempuan Kristus. Haleluya....!




“PEKERJAAN ROH KUDUS”


Minggu - 26 Juni 2011


Saudara-saudara, tidak ada seorang pun yang bisa melepaskan dirinya dari hukum dosa maupun dari hukum maut, tidak ada seorang pun yang bisa mengubah cara hidupnya dari sifat dan karakternya yang lama, tidak ada seorang pun yang bisa melepaskan dirinya dari ikatan adat istiadat atau tradisi-tradisi nenek moyang. Agama apapun di dunia ini, bahkan agama yang terbaik sekalipun tidak akan mampu mengubah cara hidup manusia dan tidak ada yang mampu melepaskan dirinya dari ikatan dosa ataupun maut. Sekalipun adat istiadat itu baik tetapi tetap saja tidak ada kuasanya melepaskan manusia dari dosa-dosanya. Justru sebaliknya adat istiadat itu akan membawa orang jauh dari kebenaran firman Tuhan sebab mereka yang memelihara adat istiadat itu akan lebih mementingkan adatnya dari pada firman Tuhan.

Karena itu firman Tuhan dalam Galatia 5 : 19 - 21 dengan tegas mengatakan bahwa setiap orang yang tetap hidup menurut daging, tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah, dengan kata lain tidak layak masuk ke dalam kerajaan sorga.

Mengapa firman Tuhan begitu tegas kepada jemaat di Galatia ini?
sebab jemaat di Galatia ini adalah jemaat dengan latar belakang kafir, yaitu orang-orang yang mempunyai latar belakang yang tidak benar, selalu menuruti keinginan dagingnya, seperti: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan dan pesta pora.

Semua perbuatan daging ini sangat bertentangan dengan kehendak Allah, membuat manusia tidak berkenan kepada Allah.

Untuk itulah Allah mau mencurahkan Roh Kudus-Nya sebab Ia tahu bahwa tidak ada seorang pun yang bisa melepaskan manusia dari kutuk dosa maupun dari kutuk maut. Tetapi Allah mencurah kan Roh Kudus-Nya tidak kepada semua orang dan tidak kepada sembarang orang, Roh Kudus itu dicurahkan hanya ke atas orang-orang yang telah percaya kepada Yesus dan yang mau bertekun dengan sehati dalam doa.
Galatia 5 : 16 - 17 firman Tuhan menghimbau supaya kita hidup oleh Roh Kudus, sebab jika kita sudah hidup menurut Roh maka kita tidak lagi menuruti keinginan daging. Jika kita sudah hidup oleh Roh maka Roh itu akan memberi kekuatan bahkan kuasa supaya kita bisa mengalahkan segala keinginan daging. Bahkan jika kita sudah hidup menurut Roh maka kita tidak hidup lagi di bawah hukum Taurat. Walaupun keinginan daging itu selalu berlawanan dengan keinginan Roh, Roh Kudus itu akan memberi kekuatan supaya kita menang terhadap keinginan daging kita.

Perempuan Samaria, contoh orang yang telah dibebaskan dari segala ikatan kuasa dosa. Dalam Yohanes 4 : 23 kepada perempuan Samaria itu Yesus mengatakan bahwa penyembahan yang benar dan yang dikehendaki Allah adalah yang menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran, yaitu penyembahan yang diurapi oleh Roh Kudus.
Penyembahan itu tidak boleh rutinitas saja, tidak boleh hanya kebiasaan saja, sebab kalau menyembah Bapa hanya kebiasaan saja maka penyembahan itu tidak akan bisa menyenangkan hati Allah. Penyembahan yang benar harus disertai dengan sikap hidup yang benar, yaitu hidup yang sudah mengalami tanda pembaharuan.
Maka Yesus mengoreksi penyembahan perempuan Samaria yang selalu datang ke atas gunung. Mengapa Yesus mengoreksi penyembahan perempuan Samaria tersebut?
sebab penyembahannya tidak di dasari dengan kebenaran. Menyembah Allah di atas gunung adalah penyembahan yang rutinitas saja sebab ia menyembah yang tidak dikenalnya. Jadi kalau ada orang menyembah hanya sebagai rutinitas saja, maka penyembahannya tidak akan berkenan kepada Allah.
Yohanes 4 : 24 firman Tuhan menjelaskan: Allah itu adalah Roh, jadi setiap orang yang ingin menyembah Allah dengan benar harus menyembah-Nya dalam Roh dan Kebenaran.
Itu sebabnya pada hari Pentakosta, Allah mencurah kan Roh Kudus-Nya ke atas orang-orang percaya setelah mereka semua bertekun bersama-sama dalam doa. Kisah Para Rasul 2 : 5 - 13 menceritakan pada saat Roh Kudus dicurahkan, pada saat itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa. Mereka ini adalah orang-orang Yahudi yang saleh, yang dengan sengaja datang ke Yerusalem setiap tahun untuk merayakan Hari Raya Pentakosta. Setelah mereka bertekun bersama-sama dalam doa, tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras memenuhi seluruh rumah, tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
Pada saat itulah Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka sebagai tanda babtisan Roh Kudus yang pertama. Ketika Roh Kudus itu dicurahkan, murid-murid itupun bisa berkata-kata dalam bahasa-bahasa mereka, padahal mereka adalah orang-orang biasa, bukan orang terpelajar, pekerjaannyapun hanya sebagai penjala ikan saja. Tetapi setelah Roh Kudus itu dicurahkan ke atas mereka, maka Roh Kudus itu bekerja dengan dahsyat sehingga mereka semua bisa berkata-kata dalam bahasa-bahasa yang baru.
Roh Kudus itu bekerja mengubah cara hidup rasul-rasul, dari orang biasa menjadi orang yang luar biasa, dari penjala ikan menjadi orang yang berani memberitakan Injil tentang keselamatan. Roh Kudus itu bekerja dengan luar biasa mengubah cara hidup mereka, bahkan Roh Kudus itu juga bekerja dengan dahsyat memakai mereka berkata-kata dalam bahasa-bahasa yang baru. Sehingga banyak orang tercengang-cengang menyaksikan perbuatan Allah yang sangat luar biasa dan sangat ajaib.
Demikian juga jika kita sudah dibabtis dan dipenuhi dengan Roh Kudus, Roh Kudus itu akan bekerja di dalam hidup kita untuk mengubah sikap ataupun cara-cara hidup supaya berkenan kepada Allah. Roma 8 : 14 jika kita dipimpin Roh Kudus maka kita akan disebut sebagai anak-anak Allah yang telah dimerdekakan dari hukum dosa maupun dari hukum maut. Roh Kudus itu diberikan supaya kita tidak menjadi takut lagi, kita akan menjadi jemaat yang hidup dalam kebenaran, yang taat dan dengar-dengaran akan firman Tuhan.
Takut = suatu sikap yang dimiliki oleh orang-orang yang tidak hidup dalam pimpinan Roh Kudus, suatu sikap yang sering sekali membuat orang sehingga tidak percaya kepada firman Tuhan maupun kepada Tuhan sendiri. Memang dalam 2 Korintus 3 : 1 - 5 firman Tuhan sudah menjelaskan bahwa pada hari-hari terakhir akan terjadi masa yang sukar, masa yang membuat manusia lebih mencintai dirinya sendiri dari pada mencintai kebenaran, tidak mau menjadi hamba kebenaran tetapi menjadi hamba uang. Bahkan akibat masa yang sukar itu akan membuat manusia tidak tahu berterimakasih kepada Allah dan tidak lagi mempedulikan agama. Secara lahiriah mereka memang masih beribadah kepada Allah, masih memuji Tuhan, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya artinya tidak percaya lagi kepada Tuhan maupun kepada firman-Nya. Kalau orang sudah tidak lagi percaya kepada firman Tuhan, maka sebesar apapun janji Allah mereka tidak percaya lagi. Maka dengan tegas firman Tuhan mengatakan: “Jauhilah mereka itu!”
Mengapa firman Tuhan berkata demikian? sebab perbuatan-perbuatan seperti inilah yang membuat manusia menjadi takut bahkan menjadi sulit percaya kepada firman Tuhan. Tetapi setiap orang yang hidup oleh Roh, maka Roh itu akan memberi kekuatan bahkan kuasa untuk mengalahkan segala ketakutan.