Senin, 05 April 2010

BULETIN - APRIL 2010

“Berpegang Kepada Firman Pengajaran”

Minggu - 28 Maret 2010


Saudara-saudara, yang disebut orang yang paling gagal, yang paling susah adalah mereka yang tidak tinggal di dalam Tuhan. Mengapa? sebab setiap orang yang tidak tinggal di dalam Tuhan, mereka tidak berada dalam kemurahan Tuhan dan tidak layak mendapat jaminan pemeliharaan dari Tuhan. Walaupun secara lahiriah mereka berhasil, limpah dengan harta dengan perusahaan yang besar, memiliki jabatan/pangkat yang tinggi, selalu sehat, dll, tetapi jika tidak tinggal di dalam Tuhan semua yang dimiliki itu tidak bisa memberi keselamatan.
Tetapi menurut firman Tuhan, orang yang paling berbahagia dan berhasil adalah mereka yang tetap tinggal di dalam Tuhan, yang hidup menurut kebenaran firman Tuhan. Sebab sebesar apapun persoalanmu, sehebat apapun penderitaanmu atau separah apapun penyakitmu, jika masih tinggal di dalam Tuhan pasti ada jalan ke luarnya. Tuhan pasti sanggup membuka jalan untuk memberikan pekerjaan, Tuhan sanggup membuat lancar usaha yang macet, Tuhan sanggup mengatasi persoalan dalam rumah tangga, bahkan Tuhan sanggup memberi kesembuhan bagi yang sakit.
Sama seperti bejana, bila bejana itu hancur ditangan pembuat, masih dapat dibentuk kembali menjadi bejana yang lain, tentunya sesuai dengan keinginan pembuatnya. Selagi hidup kita ini masih tetap di dalam Tuhan, masih ada kesempatan untuk diperbaiki sampai sesuai dengan kehendak Tuhan. Tetapi jika sudah ke luar dari kehendak Tuhan, maka sudah pasti ia tidak berhak mendapatkan jeminan pemeliharaan Tuhan.
Mazmur 105 : 37 - 45 firman Tuhan menjelaskan kepada kita tentang sejarah perjalanan bangsa Israel ketika mereka keluar dari Mesir. Tuhan menuntun mereka keluar dengan membawa perak dan emas dan tidak ada seorangpun yang tergelincir. Tuhan membentangkan awan menjadi tudung dan api untuk menerangi malam, Tuhan mencukupkan segala kebutuhan mereka burung puyuh didatangkan dan dengan roti dari langit dikenyangkannya mereka, bahkan Tuhan juga membuat air memancar dari gunung batu supaya mereka minum.
Setelah dipadang gurun perak dan emas yang dibawa keluar dari Mesir tersebut menjadi sangat berguna sebab perak dan emas ini menjadi perlengkapan yang dipakai oleh Musa untuk membangun Tabernakel, khususnya alat-alat yang ada di Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci.
Tuhan mengeluarkan bangsa Israel dari Mesir tentu ada maksud dan tujuannya,yaitu:
- supaya mengikuti ketetapan Tuhan dengan setia.
- supaya memegang segala pengajaran-Nya.
Demikian juga berlaku bagi kita sekarang. Tuhan Yesus telah mati di kayu salib sebagai korban penebusan untuk memperdamaikan kita dengan Bapa. Dan oleh korban tersebut, Tuhan Yesus telah melepaskan kita dari perbudakan dosa sama seperti bangsa Israel yang dilepaskan dari Mesir. Bahkan Tuhan Yesus juga bersedia memberkati, dari hari kehari Ia memelihara kita dan selalu menjaga supaya jangan ada seorangpun yang tergelincir. Pekerjaan Tuhan dalam memberikan keselamatan itu tidak tanggung-tanggung, sekali berkorban Ia mau memelihara kita terus sampai kepada kedatangannya-Nya, tentu dengan syarat kita juga harus tetap setia mengikuti Tuhan dengan cara beribadah dalam penggembalaan yang di dalamnya ada firman Tuhan yang hidup, yang dapat memberi kekuatan dan pertumbuhan rohani yang baik.
Saudara-saudara, kalau Tuhan sudah melakukan hal-hal yang sedemikian besar tentu ada maksud dan tujuan Tuhan dan sudah pasti ada yang diinginkan oleh Tuhan dari hidup kita, yaitu:
- supaya kita juga tetap setia mengikuti Tuhan,
setia melakukan segala ketetapan-Nya.
- supaya kita juga mau berpegang teguh kepada
firman pengajaran dan hidup sesuai rencana-Nya
yaitu menjadi kudus dan sempurna.
Dan puncak rencana Tuhan dalam hidup kita adalah supaya kita sama seperti Kristus, kudus dan sempurna adanya. Untuk itulah Yesus Kristus rela mati dikayu salib, Ia mau berkorban untuk kita dan menjagai kita siang dan malam supaya kita berhasil menjadi sidang mempelai perempuan Kristus, yang dikuduskan dan disempurnakan.
Biasanya kalaupun ada orang yang keluar dari rencana Tuhan, mencoba melupakan pengajaran-Nya, yang pertama-tama datang adalah teguran. Tetapi kalau masih tetap tidak mau kembali kepada Tuhan, maka Tuhan akan menghajar kita dengan cara-Nya sendiri. Semua ini dilakukan untuk membuktikan kasih setia dan perhatian-Nya kepada kita.
Ibrani 12 : 5 - 6 menjelaskan kasih Tuhan itu sama seperti seorang bapa terhadap anaknya. Kalau anak itu sudah mulai menyimpang, biasanya seorang bapa akan memperingatkan supaya sadar, tetapi kalau belum sadar-sadar juga maka ia akan menghajar anaknya bahkan tidak segan-segan menyesah anaknya demi untuk mendatangkan kebaikan. "Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." (Ibrani 12 : 5 - 6). Jadi kalaupun Tuhan memperingatkan kita, menghajar bahkan menyesah kita, ingat itu semua untuk membuktikan Kasih Kristus bagi kita yang besar, Ia tidak mau seorangpun yang tergelincir dan jatuh. Tuhan mau supaya hidup kita ini benar-benar hanya menjadi milik-Nya sendiri.
Maka kalau kita lihat dalam Yohanes 1 : 12 yang diakui sebagai anak-anak Allah itu tidak semua orang dan tidak sembarang orang. Yang bisa diakui sebagai "anak-anak Allah" adalah mereka yang lahir bukan dari darah dan daging tetapi mereka yang sudah lahir dari Allah. Disebut berasal dari Allah karena di dalam dirinya ada firman kebenaran.
Arti kata “menyesah” sedikit sudah mengarah kepada menyiksa. Sekalipun demikian, seorang bapa tahu kemampuan anaknya, semua dilakukan demi kebaikan anaknya supaya cepat-cepat bertobat dan berbalik. Sekalipun ia menyesah anaknya, tetapi ia tahu batas sampai dimana ia harus melakukannya, ia menyesah bukan karena menginginkan kematian anaknya. Untuk mengembalikan seorang yang telah jauh dari kebenaran, pertama-tama Tuhan akan memperi-ngatkannya, tetapi kalau tidak bertobat maka Tuhan akan menghajarnya. Tetapi kalau tidak bertobat juga maka Tuhan akan menyesahnya dengan cara Tuhan sendiri supaya kembali ke jalan yang benar. Mungkin lewat penyakit, usaha tumpur, atau dengan cari lain.
Jadi jika kita harus menanggung ganjaran, berarti Tuhan sedang memperlakukan kita sebagai anak. Wahyu 3 : 19 kalau Tuhan memberi tegoran bahkan menghajar kita, sikap kita: menerimanya dengan kerelaan dan mau bertobat dari cara-cara hidup yang tidak berkenan kepada Tuhan. Kalau Tuhan menghajar kita, Ia sedang membuktikan kasih-Nya yang mau bertanggung jawab atas keselamatan kita. Dan kalau Tuhan mau memberikan pengajaran-Nya, ini menjadi bukti Tuhan mau bertanggung jawab untuk memelihara kita dengan firman-Nya supaya kita bisa hidup kudus dan sempurna menjadi sidang mempelai perempuan Kristus.
Ulangan 33 : 12 dari kedua belas anak-anak Yakub ada satu orang yang sangat berbeda dengan yang lain, yaitu Benyamin yang bersaudara kandung dengan Yusuf, satu bapa dan satu ibu. Khusus tentang Benyamin, Yakub berkata: “Kekasih Tuhan yang diam pada-Nya dengan tenteram! Tuhan melindungi dia setiap waktu dan diam di antara lereng-lereng gunung.”
Tuhan sendiri yang mengakui Benyamin itu sebagai kekasih-Nya yang diam dengan tenteram , mengapa? sebab Tuhan melindungi dia setiap waktu.

Kelebihan Benyamin dari saudaranya yang lain:
- tidak turut serta dengan saudara-saudaranya yang
menyakiti dan yang menjual Yusuf
- tidak pernah punya kasus dengan Yusuf

Maka tidak heran yang diterima Benyamin “lima kali” lebih banyak dari saudaranya yang lain, bahkan kepada Benyamin, Yusuf memberikan lima potong pesalin sedangkan kepada yang lain hanya satu potong saja (Kejadian 43 : 29, 34; 45 : 22). Bahkan Yusuf sendiri mengakui Benyamin itu sebagai anaknya.
Yusuf itu adalah gambaran firman pengajaran, sedangkan Benyamin adalah gambaran gereja Tuhan yang jadi mempelai.
Jadi kalau Benyamin mendapat “lima potong pesalin”, angka “lima” disini mengandung arti: lima jabatan dari Roh Kudus yang berguna untuk memperlengkapi dan mempersiapkan gereja Tuhan menjadi sidang mempelai perempuan Kristus. Jadi setiap orang yang mau seperti Benyamin, yaitu yang mau menghargai firman pengajaran, yang tidak menganggap asing akan firman pengajaran, mereka inilah yang akan diperlengkapi oleh Roh Kudus untuk dipersiapkan menjadi mempelai perempuan Kristus, siap menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kali.
Karena itu jangan menganggap asing firman pengajaran, jangan tiru sikap kakak-kakak Yusuf yang iri melihat Yusuf, benci kepada Yusuf bahkan yang ingin membunuh Yusuf. Ingat jika engkau membenci firman pengajaran, berarti engkau sedang membuat dirimu sendiri berperkara dengan Tuhan, engkau sedang punya kasus dengan Tuhan. Kalau tetap seperti ini, maka Tuhan tidak akan pernah membuat engkau dan menyebut engkau sebagai kekasih-Nya.




“KASIH TUHAN LEBIH DARI HIDUP”

Minggu - 04 - April 2010


Puji Tuhan Saudara-saudara, kita patut bersyukur kepada Tuhan yang masih memberikan perpanjangan umur hingga pada saat ini. Ini semua tentu karena kemurahan Tuhan saja, Dia yang telah memberikan perpanjangan umur dan yang selalu memberikan firman-Nya supaya kita tetap waspada dan selalu berjaga-jaga dalam menantikan kedata-ngan Tuhan. Karena itu kita harus tetap berpegang kepada Firman Pengajaran Mempelai Alkitabiah yang sudah kita terima selama ini. Lewat firman pengajaran ini kita telah melihat bagaimana kebesaran kasih Tuhan yang sangat luar biasa, Ia telah memberikan firman-Nya untuk mempersiap kan dan memperlengkapi kita menjadi jemaat.
Menurut kitab Ibrani 5 ada dua (2) hal yang sangat perlu kita perhatikan: ada asas-asas pertama yang bisa membawa kita kepada keselamatan, kemudian kita harus beralih kepada perkembangannya yang penuh, yang bisa membawa kita kepada kedewasaan penuh, yaitu menjadi dewasa rohani.
Mazmur 36 : 6 - 7 kasih Tuhan itu sampai ke langit, setia Tuhan itu sampai ke awan, keadilan Tuhan itu seperti gunung-gunung. Dalam ayat ini bisa kita lihat betapa besar dan betapa berharganya kasih Tuhan tersebut, tidak ada kasih seperti kasih Tuhan kita. Di dunia ini tidak ada yang sanggup melepaskan manusia dari dosa-dosanya kalau bukan karena kasih Tuhan.Maka sebagai jemaat Tuhan, kita harus punya sikap: harus selalu haus akan kasih Tuhan, selalu haus akan firman Tuhan.
Jadi kalau datang ke gereja untuk beribadah yang pertama-tama kita rindukan adalah kasih Tuhan, jangan hanya mencari berkat jasmani.Kalau datang beribadah tanpa didasari dengan kasih, datang dengan kosong maka pulang juga pasti dengan kosong. Mengapa? sebab ia datang beribadah bukan untuk merebut kasih Tuhan.
Maka Mazmur 63 : 1 - 2 firman Tuhan menjelaskan sikap yang benar kalau datang kepada Tuhan: mencari Tuhan harus dengan jiwa yang haus. Sebab biasanya kalau seseorang itu haus pasti ada sikap mencari dengan serius, demikian juga kalau haus akan firman Tuhan , haus akan kasih Tuhan, datang ke gereja pasti dengan sikap yang benar yaitu beribadah untuk mendapatkan kasih Tuhan. Itu sebabnya Daud berkata: kasih setia Tuhan itu lebih baik dari pada hidup. Saudara-saudara perlu kita ketahui, mengikut Tuhan di dalam kekuatan kasih mempunyai kekuatan yang pasti, kokoh dan tidak akan tergoyahkan oleh apapun. Maka kalau ada hamba Tuhan yang tidak rela menderita, kalau ada jemaat Tuhan yang tidak tahan mengikuti Tuhan, perlu dikoreksi bagaimana kepengikutannya, mungkin kasihnya kepada Tuhan tidak ada lagi di dalam dirinya. Kalau ada hubungan yang mulai renggang, baik hubungan suami istri/dalam rumah tangga maupun dalam berjemaat, harus cepat-cepat disadari penyebabnya tentu karena di dalamnya tidak ada lagi kasih. Seorang suami kalau sudah kurang mengasihi istri demikian juga kalau seorang istri kurang mengasihi suaminya, sudah pasti hubungan dalam rumah tangga itu kurang harmonis, masing-masing akan mengambil jalannya. Dana kalau tetap seperti ini, maka rumah tangga itu sudah dekap kepada kahancuran.
Oleh sebab itu firman Tuhan dalam Kolose 3 : 14 menekankan supaya kita tetap “mengenakan kasih” ada tiga (3) tahap fungsi kasih kalau sudah kita kenakan dalam hidup kita baik dalam rumah tangga maupun dalam berjemaat :
- kasih itu sebagai pengikat
- kasih itu yang mempersatukan
- kasih itu juga yang menyempurnakan.

Pratek kasih itu memang berat dan besar harga yang harus dibayar. Tetapi kalau kita berhasil merebut kasih Tuhan, maka kasih inilah yang dapat mendorong kita dan membawa kita lebih dekat dengan Tuhan, kita diikat menjadi satu dengan Kristus. Mengapa? sebab kasih itulah yang dapat mengikat kita atau mempersekutukan kita dengan Tuhan dan yang menyempurnakan kita sehingga menjadi sama dengan Kristus, menjadi sidang mempelai perempuan-Nya.
Karena itu kalau kita sudah masuk ke dalam kasihnya Tuhan, maka ada tiga (3) poin penting yang akan kita alami, yaitu kita akan memiliki tiga keberanian percaya:

1). kita berani menghadapi hari penghakiman (1 Yohanes 4 : 17 - 18).

Walaupun inti dari hari penghakiman itu adalah penghukuman, tetapi jika kita sudah berada di dalam kasih, kita tidak perlu takut akan hari penghakiman. Mengapa Adam takut kepada Tuhan Allah? padahal pada waktu itu mereka masih berada di taman Eden dan tidak kekurangan akan sesuatu. Mereka takut kepada Allah karena pada waktu itu dosa mereka belum diselesaikan. Demikian juga kalau dosa kita belum diselesaikan, maka kitapun akan menjadi takut dan tidak akan berani menghadapi hari penghakiman. Seseorang yang dosanya atau pelanggarannya belum diselesaikan, biasanya takut masuk gererja, takut datang beribadah kepada Tuhan. Biasanya orang seperti ini selalu merasa tidak layak, meresa tidak layak itu memang perlu, tetapi jangan karena dosa. Tetapi syukur kepada Tuhan, setelah Kristus mati di kayu salib, oleh korban Kristus ini mari kita selesaikan segala dosa kita dan rebutlah kasih Tuhan supaya segala ketakutan itu lenyap dari dalam hidup kita. Sebab kalau segala dosa sudah diselesaikan maka kita akan beroleh keberanian percaya akan hari penghakiman. Jangan anggap enteng akan dosamu, jangan anggap remeh akan ibadah, dan jangan tunggu hari esok. Sekarang! setelah menerima firman Tuhan, cepat-cepat bertindak datanglah kepada Tuhan.

2. keberanian percaya untuk mendekati Allah (1 Yohanes 3 : 21 - 24).

Pada zaman sekarang ini banyak orang tidak berani meminta kepada Tuhan, atau meminta juga tetapi dibarengi dengan keragu-raguan. Kalau ada orang Kristen takut dan ragu meminta kepada Tuhan, tentu ada penyebabnya karena adanya dosa-dosa yang belum dibereskan. Biasanya orang seperti ini sering dituduh oleh hatinya sendiri sehingga tidak beroleh keberanian percaya mendekati ALlah (=tidak berani datang beribadah kepada Tuhan). Tetapi kalau kita sudah berada di dalam kasih Tuhan, apalagi kalau kita sudah menuruti segala perintah Tuhan dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya, kita tidak perlu lagi takut meminta kepada Tuhan. Jika kita sudah menuruti perintah Tuhan dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya, kita akan beroleh keberanian meminta kepada Tuhan dan Tuhan pasti akan memberikannya. Ini janji firman Tuhan yang dikatakaan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 14 : 15 jika kita mengasihi dan menuruti segala perintah Tuhan, Ia akan menyertai kita sampai selama-lamanya.Tetapi kalau kita lihat sekarang ini, banyak orang meminta dan berdoa kepada Tuhan tetapi tidak disertai dengan berbuat apa yang berkenan kepada Tuhan. Meminta tanpa didasari dengan menuruti firman Tuhan, doanya tidak akan dikenan oleh Tuhan.
Bagi kita keberanian untuk percaya dan meminta kepada Tuhan mungkin perkara yang besar dan sulit rasanya, tetapi ketika kita datang dengan kasih, ketika ada kerelaan menuruti segala perintah Tuhan dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya, maka keberanian percaya untuk mendekati Tuhan pasti ada dalam hidup kita. Sama seperti bangsa Israel, kalau Mezbah sudah dibangun dan kalau korban sudah dibakar diatasnya, tidak ada ceritanya Tuhan tidak hadir di tengah-tengah mereka. Asal datang kepada Tuhan dengan disertai dengan korbanyang benar, Tuhan pasti berkenan hadir. Kecuali mezbahnya Kain, memang Kain juga mendirikan mezbah bagi Tuhan dan membakar korban diatasnya, tetapi Tuhan tidak berkenan kepadanya, mengapa? sebab ia datang tidak disertai dengan kasih.
Matius 7 : 7 - 8 rahasia keberhasilan : meminta kepada Tuhan pasti akan diberikan.
Jadi kita tidak perlu takut meminta kepada Tuhan, Ibrani 4 : 16 firman Tuhan mengajar supaya kita berani meminta kepada Tuhan, tetapi berani yang dimaksud bukan tanpa arah, tetapi berani karena sudah mengasihi Tuhan lebih dahulu.

3. Kita beroleh keberanian percaya untuk menyambut
kedatangan Tuhan (1 Yohanes 2 : 28 - 29).

Bagaimana caranya supaya kita tidak takut menyambut kedatangan Tuhan?
1. Selesaikan dahulu segala dosa dan pelanggaran, 1 Yohanes 1 : 9 kalau mengaku maka Tuhan pasti akan mengampuni kita dari segala dosa dan menyucikan kita dair segala kejahatan.
2. Rebutlah kasih Tuhan, tinggallah di dalam kasih-Nya itu, maka Tuhan akan hadir dalam hidupmu dan akan memberikan keberanian untuk menyambut kedatangan-Nya yang kedua kali.
Maka sekalipun dahulu kita memang hidup di dalam dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran, asal kita mau datang kepada Tuhan dan dengan jujur mengakui segala dosa maka Ia pasti mengampuni segala dosa kita. Inilah yang membuat sehingga kita beroleh keberanian percaya untuk menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kali.
Untuk itu dalam Efesus 4 : 11 - 12 Tuhan Yesus sudah memberikan rasul-rasul, nabi-nabi, pemberita-pemberita Injil, gembala-gembala dan pengajar-pengajar (=lima jabatan dari Roh Kudus) yang berfungsi untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, yaitu bagi pembangunan tubuh Kristus. Tujuannya: supaya gereja Tuhan itu berhasil mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Yang berarti : sempurna. Karena itu kita harus tetap waspada persoalan berat yang dihadapi jemaat, bukan hanya persoalah kurang makan dan kurang minum, tetapi menghadapi pengajaran-pengajaran yang palsu. Karena itu hiduplah dalam ibadah dan penggembalaan yang benar, lakuna firman Tuhan dan jadikan kasih Tuhan itu lebih berharga dari segala sesuatu yang ada di dalam duni ini. Maka Tuhan pasti akan berkenan dalam hidupmu. H A L E L U Y A ............!!!!!!!!!!



“KUASA KEBANGKITAN KRISTUS”

Minggu - 11 April 2010


Puji Tuhan Saudara-saudara, Kristus telah mati dan bangkit bagi kita semua, kematian dan kebangkitan-Nya ini menjadi berkat bagi kita semua. Kita beribadah pada hari Minggu, sebab hari Minggu adalah hari yang pertama tiap-tiap minggu, yang juga menjadi “hari kebangkitan” Tuhan Yesus dari antara orang mati. Itu sebabnya bagi kita umat Tuhan, beribadah itu adalah “tanda” kebebasan atau kelepasan dari perbudakan dosa.
Sama seperti bangsa Israel selama 430 tahun di Mesir tidak bisa beribadah kepada Tuhan dengan bebas sebab Firaun tidak mengijinkan mereka beribadah kepada Tuhan Allah. Karena perbudakan yang berat itu maka berseru-serulah bangsa Israel kepada Tuhan memohon supaya diberi kelepasan, dan Tuhan Allah mendengar seruan mereka. Maka Tuhan berfirman kepada Musa supaya mengadakan PASKAH, sebab lewat PASKAH ini Tuhan mau melepaskan mereka dari tangan Firaun (Keluaran pasal 11 & 12).

- Bagi bangsa Israel PASKAH itu adalah tanda kelepasan dari perbudakan Mesir supaya mereka bisa beribadah kepada Tuhan dan pergi ke tanah Kanaan. Demikian juga kepada kita sekarang, PASKAH itu merupakan tanda bahwa kita telah bebas dari dosa, bebas dari ikatan kuasa-kuasa kegelapan.
- Sedangkan bagi orang Mesir, PASKAH itu adalah tanda penghukuman, sebab lewat PASKAH Tuhan membunuh semua anak sulung di Mesir, baik anak sulung manusia maupun anak sulung segala hewan.

Paulus sebagai rasul Kristus yang paling dikehendaki ialah: mengenal Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya. Keyakinan rasul Paulus: “supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.” (Filipi 3 : 10 - 11)
Mengapa demikian?
Sebab setelah Paulus mengenal Kristus dalam kuasa kematian dan kebangkitan-Nya:
- dapat mengubah pandangannya,
- dapat mengubah cara hidupnya,
- dapat mengubah cara beribadah melayani Tuhan ke arah yang tepat dan benar.
Bahkan yang lebih hebat lagi lewat pengenalannya itu : Paulus tidak lagi mempertahankan kebenaran diri sendiri.
Keadaan Paulus sebelum mengenal Kristus: disunat pada hari kedelapan, bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, orang Farisi, penganiaya jemaat dalam mentaati hukum Tuurat tidak bercacat (ayat 5 - 6). Tetapi setelah Paulus mengenal Kristus dalam kuasa kematian dan kebangkitan-Nya, sekarang semua kebanggaannya itu telah dianggapnya menjadi “sampah.” Sehingga apa yang dahulu merupakan keuntungan baginya, sekarang dianggap rugi karena Kristus yang lebih utama. Termasuk pelayanannya, jabatannya, bahkan kebenaran diri sendiri, semua itu sudah dianggapnya menjadi sampah.
Saudara-saudara, ada satu hal yang sangat perlu kita ketahui: setiap orang yang masih mempertahankan kebenaran diri sendiri, ia tidak mungkin bisa mengenal Kristus dalam kuasa kematian dan kebangkitan-Nya. Mengapa? sebab Kristus tidak akan menyatakan diri-Nya kepada mereka.
Walaupun beribadah, walaupun melayani Tuhan bahkan walaupun suka berkorban, tetapi kalau tetap mempertahankan kebenaran diri sendiri, semua itu menjadi tidak berguna. Sama seperti Paulus, sebelum mengenal Kristus, ia menjadi seorang penganiaya jemaat, suka membunuh orang-orang yang percaya kepada Kristus, ia menganggap pekerjaannya itu berkenan kepada Tuhan. Mengapa bisa demikian? Sebab ia melakukan semua itu karena kebenarannya sendiri, karena hukum Taurat bukan karena firman Tuhan.

Karena itu supaya kita bisa mengenal Kristus dalam kuasa kematian dan kebangkitan-Nya, kita harus diubah lebih dahulu, dari yang selama ini menaruh percaya kepada hal-hal yang lahiriah, yang selama ini suka mempertahankan kebenaran diri sendiri, sekarang kita harus menaruh percaya kepada firman Tuhan. Tanda keubahan itu wajib kita miliki jika ingin mengenal Kristus dengan tepat dan benar, sebab jika tidak maka tidak mungkin seseorang itu bisa mengenal Tuhan apalagi mengenal Dia dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Hal ini sulit baginya. Kita bisa melihat pada zaman sekarang ini masih banyak orang yang meragukan tentang kematian dan kebangkitan Yesus, akibatnya mereka tidak sungguh-sungguh beribadah maupun melayani dan mereka suka mempertahankan kebenaran diri sendiri.
Sebagai jemaat Tuhan, kita harus percaya bahwa Yesus telah mati dan bangkit dari antara orang mati. Kematian-Nya adalah untuk melepaskan kita dari dosa dan maut, supaya kita bisa beribadah dengan benar. Sedangkan kebangkitan-Nya adalah untuk memberikan kuasa dan kemenangan kepada kita, supaya kita bisa berjalan terus mengikuti gerak Tuhan dalam firman pengajaran-Nya. Bagi kita kuasa kematian dan kebangkitan Kristus dapat mengubah kita dari kebenaran diri sendiri.

Dalam Alkitab kita bisa melihat contoh orang yang suka mempertahankan kebenaran diri sendiri, yaitu AYUB. Sebenarnya Ayub ini adalah seorang yang saleh, jujur, takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan (Ayub 1 : 1). Tetapi sekalipun demikian dalam Ayub 10 : 1 - 7 firman Tuhan juga menjelaskan ternyata Ayub masih memiliki kelemahan. Saudara-saudara tidak usah heran kalau orang seperti Ayub masih punya kelemahan, ini membuktikan bahwa sesaleh-salehnya manusia kalau tidak tetap di dalam kebenaran, kesalehan manusia itu bisa menjadi tidak berarti. Apalagi kalau pengenalannya tidak sampai mengenal Kristus dalam kuasa kematian dan kebangkitan-Nya, kesalehan seseorang itu tidak berarti.

Kelemahan Ayub adalah:
- suka mempertahankan kebenaran diri sendiri
- menganggap dirinya lebih benar dari pada Tuhan

Ayub berkata kepada Tuhan: “Jangan mempersalahkan aku; beritahukanlah aku, mengapa Engkau berperkara dengan aku.” (ayat 2). Dari ayat ini dapat kita lihat Ayub suka mempertahankan kebenarannya sendiri. Karena Ayub suka mempertahankan kebenaran diri sendiri, kelemahannya ini berkembang terus sampai-sampai Ayub itu berani menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah. Saudara-saudara, sesaleh apapun manusia itu, kalau dibandingkan dengan Tuhan, kesalehan manusia itu belum ada apa-apanya. Karena itu sebagai jemaat Tuhan, jangan coba-coba mempertahankan kebenaran diri sendiri.

Akibat kalau mempertahan kebenaran diri sendiri:
- merasa bosan hidup
- ada kepahitan di dalam hati
Hal ini bisa kita lihat dalam Ayub 10 : 1, Ayub sendiri yang berkata: “Aku telah bosan hidup, aku hendak melampiaskan keluhanku, aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwaku.” Jadi jelas Ayub dalam kesalehannya pun bisa merasa bosan hidup, bahkan memiliki kepahitan dalam hatinya.

Maka bagi kita, lewat kematian dan kebangkitan Kristus dari antara orang mati menjadi bukti Ia mau melepaskan kita dari kebenaran diri sendiri dan mau memberikan kuasa kepada kita. Efesus 1 : 19 - 20; Kolose 1 : 18 Tuhan Yesus telah mati tetapi bangkit lagi, karena kebangkitan-Nya itu maka dikatakan hebat kuasa-Nya, tentu tidak kepada semua orang tetapi hanya bagi orang yang percaya kepada-Nya. Kepada setiap orang yang sudah mengenal Kristus dalam kuasa kematian dan kebangkitan-Nya, ia juga akan mengalami kebangkitan bersama-sama dengan Kristus, bahkan ia akan hidup walaupun ia sudah mati.
Itu sebabnya bagi kita PASKAH itu mengandung arti yang sangat besar dan membawa berkat yang besar pula :
- PASKAH itu memberi kelepasan
- PASKAH itu memberi kemenangan
- PASKAH itu membawa berkat yang besar
Puncaknya: lewat korban Kristus dalam PASKAH kita telah dibebaskan supaya bisa beribadah kepada Tuhan dan supaya kita jangan hanya menaruh percaya kepada hal-hal yang lahiriah saja. Kolose 1 : 18 Kristus telah bangkit dari antara orang mati menjadi kepala tubuh, yaitu jemaat, manjadi yang sulung sehingga Ia yang lebih utama dari segala sesuatu. Jadi dalam kuasa kebangkitan-Nya, Ia telah membuktikan bahwa Dialah kepala jemaat, Dialah Mempelai Pria Sorga yang sanggup membawa kita kepada kesempurnaan, yaitu menjadi sidang mempelai perempuan Kristus. Bagi Dialah segala kemuliaan, segala hormat, segala keagungan, kegala kekayaan dan segala kuasa sampai selama-lamanya. Amin.



“KUASA KEBANGKITAN KRISTUS”

Minggu - 18 April 2010

Puji Tuhan! Pada hari minggu yang lalu kita sudah melihat bagaimana kuasa kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus yang luar biasa. Firman Tuhan mengatakan: “Betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya , sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, yang dikerjakan-Nya di dalam kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga.” (Efesus 1 : 19 - 20). Jadi kematian dan kebangkitan Kristus dari antara orang mati menjadi bukti IA berkuasa atas maut, IA berkuasa atas kematian. Karena Yesus sudah mati dan bangkitlah, maka dikatakan “betapa hebat kuasa-Nya.” Sehingga lewat kematian dan kebangkitan-Nya ini, IA mau memberikan kelepasan kepada kita semua, yaitu kelepasan dari dosa dan maut.
Tujuannya: supaya kita bisa beribadah kepada Tuhan tanpa ada ikatan lagi.

Kalau sudah mengalami kuasa kematian dan kebangkitan Kristus, ada tiga (3) poin penting yang akan kita alami, yaitu:

1. Dapat mengubah seseorang supaya tidak lagi mempertahankan kebenaran diri sendiri.

Pada hari Minggu yang lalu sudah diterangkan bagaimana Paulus yang diubahkan setelah mengenal Kristus dalam kuasa kematian dan kebangkitan-Nya, sekarang berada dalam Kristus bukan lagi dengan kebenarannya sendiri karena mentaati hukum Taurat melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus. Paulus rela melepaskan apa yang dahulu merupakan kebanggaan baginya, sekarang dianggapnya menjadi sampah (Filipi 3 : 5 - 11).

2. Kuasa kematian dan kebangkitan Kristus telah melahirkan kita kembali.

Dapat kita lihat dalam 1 Petrus 1 : 3 “..........yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.” Jadi lewat kuasa kematian dan kebangkitan Kristus, IA telah melahirkan kita kita kembali supaya kita mempunyai pengharapan. Dan lewat kuasa kematian dan kebangkitan Kristus ini, kita telah diubahkan dari orang berdosa menjadi orang yang memiliki pengharapan baru. Sama seperti Paulus, yang dahulu seorang penganiaya jemaat, seorang yang ganas, tetapi setelah mengenal Kristus, sekarang ia rela menderita dalam pelayanan supaya berita Injil tentang keselamatan itu sampai kepada semua orang.

Pengharapan yang akan kita miliki itu ialah untuk menerima :
- bagian yang tidak dapat binasa
- bagian yang tidak dapat cemar
- bagian yang tidak dapat layu
Yang sekarang sedang tersimpan di sorga bagi kita yang telah mengalami kelahiran kembali oleh kuasa kematian dan kebangkitan Kristus.

Sebaliknya kalau seseorang itu belum mengalami kelahiran kembali, atau tanda keubahan hidup sesungguhnya ia disebut belum punya pengharapan. Walapun ia disebut orang Kristen yang beribadah ataupun melayani, tetapi kalau belum mengenal Kristus dalam kuasa kematian dan kebangkitan-Nya, ia belum memiliki pengharapan yang baru.
Contoh: NIKODEMUS, dalam Yohanes 3 : 1 - 6 Nikodemus adalah seorang pemimpin agama Yahudi yang datang kepada Yesus dan menunjukkan kekagumannya karena ia melihat Yesus dapat mengadakan tanda-tanda yang ajaib. Ia menyangka Yesus senang dengan perkataannya tersebut. Tetapi kepada orang seperti Nikodemus, Tuhan Yesus memberikan satu motifasi bahwa “lahir kembali” itu sangat penting.
Ketika Tuhan Yesus berkata: “Sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Lahir kembali = lahir dari air dan Roh. Tetapi sayang, orang seperti Nikodemus tidak dapat menanggapinya perkataan Tuhan Yesus dengan baik, ia tidak mengerti apa arti lahir kembali. Kepada Nikodemus, Tuhan Yesus memberikan satu motifasi bahwa kelahiran kembali itu adalah suatu keharusan kalau ingin masuk ke dalam kerajaan sorga. Inilah pengharapan baru tersebut, yang tidak dapat cemar, yang tidak layu dan yang tidak dapat binasa, yang disediakan Tuhan khusus kepada orang-orang yang sudah mengalami kelahiran kembali. Tentunya lewat mengalami proses mengenal Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya.
Sebaliknya setiap orang yang belum mengalami tanda kelahiran kembali, tidak mungkin bisa memiliki pengharapan, apalagi untuk berharap kepada perkara-perkara yang rohani.

3. kita dijadikan menjadi “suatu kerajaan” dan “imam-imam” bagi Allah.

Firman Tuhan dalam Wahyu 1 : 5 - 6 menjelaskan lewat kuasa kematian dan kebangkitan Kristus, kita akan dijadikan menjadi “suatu kerajaan” dan “imam-imam” bagi Allah. Disebut menjadi suatu kerajaan : karena sudah diberi kuasa untuk memerintah, diberi kuasa untuk mengalahkan segala tipu muslihat iblis. Gereja Tuhan yang sudah menjadi suatu kerajaan inilah yang akan dilindungi Tuhan dan yang akan dipeli-hara sampai Ia datang kembali.
Disebut menjadi imam-imam bagi Allah karena :

- sudah dipisahkan (=dikuduskan) dan dikeluarkan dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib supaya dapat melayani Tuhan (1 Petrus 2 : 9).

- sudah dipilih dan dikhususkan untuk memegang jabatan imam (Keluaran 28 : 1; 29 : 1).

- sudah ditetapkan untuk melayani karena sudah dikehendaki sendiri oleh Yesus supaya menjadi rasul-rasul (Markus 3 : 13 - 14).

Sedangkan keistimewaan seorang imam:
1. seluruh hidupnya hanya untuk Tuhan.
Dalam bahasa asli disebut “KOHEN” yang artinya: setelah mengalami kuasa penebusan oleh darah Kristus, seluruh hidupnya hanya untuk beribadah dan melayani Tuhan.
2. imam itu sebagai perantara, yaitu yang menjadi pengantara antara jemaat dengan Bapa. Sifatnya menjadi orang yang suka membawa damai ditengah-tengah jemaat atau dalam pelayanan.
3. seorang yang memangku jabatan dalam pelayanan dan yang diberi tanggung jawab untuk melayani.

Menurut firman Tuhan, jabatan imam yang benar adalah yang diberi langsung oleh Tuhan kepada seseorang yang bisa dipercaya untuk melayani dengan benar. Untuk memangku jabatan imam itu tidak semudah seperti seseorang yang memegang jabatan dalam sebuah perusahaan. Mengapa? sebab jabatan ini menyangkut keselamatan jiwa, berhasil atau tidaknya jemaat masuk ke dalam sorga juga ditentukan oleh imam yang melayani di gerejanya. Itu sebabnya seorang yang diberi jabatan imam dalam suatu pelayanan, ia sedang memangku tanggung jawab yang besar supaya jemaat yang dilayaninya berhasil masuk ke dalam kerajaan sorga.
Organisasi gereja memang bisa saja mengangkat seseorang menjadi imam di dalam gereja, tetapi kalau hidupnya tidak berkenan kepada Tuhan, pelayanannya itu hanya untuk manusia, bukan untuk Tuhan. Beda dengan seorang imam yang langsung diangkat oleh Tuhan, pelayanannya bukan hanya kepada manusia tetapi terlebih lagi kepada Tuhan.
Dalam pelayanan, yang disebut imam bukan hanya dari kalangan pendeta saja, tetapi jemaat-jemaat pun bisa disebut sebagai imam-imam asal mau melayani dengan sungguh-sungguh. Sekecil apapun pelayanan itu jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, sangat berarti bagi Tuhan. Seorang imam yang benar, seluruh hidupnya hanya untuk beribadah dan melayani Tuhan. Kalaupun bekerja atau berusaha dan mendapatkan berkat jasmani, itu bukan tujuan hidup yang sesungguhnya, semua itu harus dipakai supaya kita bisa beribadah dan melayani Tuhan. Jadi tujuan kita yang paling utama adalah supaya kita layak masuk ke kota Yerusalem yang baru, menjadi mempelai perempuan Kristus. Karena itu sebagai jemaat Tuhan, perhatikan hidupmu dan hiduplah dalam ibadah dan penggembalaan yang benar supaya engkau juga dijadikan sebagai imam-imam bagi ALlah kita. Jangan puas hanya menjadi jemaat biasa saja, tetapi harus aktif, tingkatkan terus kerohanianmu supaya engkau juga diangkat oleh Tuhan menjadi suatu kerajaan dan imam bagi Tuhan kita Yesus Kristus.
Jemaat-jemaat yang tidak mau dijadikan menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam, apalagi kalau tidak mau beribadah, nasibnya tidak jauh beda dengan binatang. Nasib manusia adalah sama dengan nasib binatang, sama-sama mengalami kematian, sama-sama mempunyai nafas, sama-sama dari debu tanah dan kedua-duanya menuju satu tempat, yaitu kematian (Pengkhotbah 3 : 18 - 20). Bahkan firman Tuhan begitu tegas mengatakan: manusia tidak mempunyai kelebihan atas binatang kalau tidak mau dijadikan menjadi suatu kerajaan dan imam-imam bagi Tuhan. Nasibnya: karena namanya tidak tertulis dalam kitab kehidupan, dilemparkan ke dalam lautan api, itulah neraka (Wahyu 20 : 14 - 15).
Itu sebab kita patut bersyukur kepada Tuhan, Ia telah mati di atas kayu salib dan telah memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan untuk mengangkat kita supaya menjadi berarti bagi Tuhan. Lewat kematian dan kebangkitan-Nya itu, Ia mau mengangkat kita menjadi suatu kerajaan dan menjadikan kita sebagai imam-imam bagi Allah, diberi kesempatan untuk melayani Tuhan dan sesama jemaat. Marilah dalam dalam suasana PASKAH ini kita lebih mendekatkan diri lagi kepada Tuhan, lakukan firman Tuhan dan jadilah sebagai jemaat atau sebagai hamba Tuhan yang tergabung dalam pembangunan tubuh Kristus, untuk mempersiap kan hidup kita supaya layak menjadi sidang mempelai perempuan Kristus. HALELUYA......!!!!!!



“KEBANGKITAN KRISTUS”

Minggu - 25 April 2010


Yohanes 20 : 1 Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari pertama tiap-tiap minggu, tepatnya pada hari Minggu. Itu sebabnya hari Minggu itu menjadi hari untuk beribadah bagi kita, menjadi hari kemenangan bagi setiap orang yang sudah mengalami kebangkitan Kristus.
Walaupun pagi-pagi benar Maria Magdalena pergi ke kubur untuk melihat kubur Yesus, ia melihat bahwa batu yang dipakai untuk menutup kubur Yesus itu telah diambil dari kubur dan bahwa kuburan Tuhan Yesus telah terbuka. Ayat 3 - 10 ketika Petrus dan murid yang lain sampai ke kubur Yesus dan menjenguk ke dalam, mereka tidak menemukan lagi mayat Tuhan Yesus sebab IA sudah bangkit dari antara orang mati.
- kain kapan telah terletak di tanah
- kain peluh yang tadinya ada dikepala Yesus tidak terletak
dekat kain kapan itu, tetapi agak disamping ditempat
lain dan sudah tergulung.


Setelah melihat semua itu maka Petrus dan murid yang lain itupun menjadi percaya, sebab selama ini mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan bahwa IA harus mati tetapi bangkit kembali pada hari yang ketiga.
Padahal Tuhan Yesus, sebelum IA mati di kayu salib telah memberitahukan kepada murid-murid-Nya baik tentang penderitaan-Nya, tentang kematian-Nya dan tentang kebangkitan-Nya.
1. Matius 16 : 21 - 23 pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus, Yesus mulai menyatakan bahwa IA harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan.
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan yang dipikirkan manusia.” (ayat 22 - 23). Petrus tidak mengerti tentang jalan salib sebab ia tidak sanggup menderita. Setiap orang yang tidak mengerti tentang jalan salib, ia disejajarkan dengan iblis sebab iblis selalu mencoba memberi janji-janji yang indah, bukan penderitaan.

2. Matius 17 : 22 - 23, pemberitahuan kedua tentang kematian Tuhan Yesus dan tentang kebangkitan-Nya, hati murid-murid menjadi sedih sekali. Mengapa? sebab mereka tidak sanggup menerima penderitaan tersebut.

3. Matius 20 : 17 - 19, pemberitahuan ketiga tentang penderitaan Yesus, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.” Pada pemberitahuan yang ketiga ini, Tuhan Yesus sengaja memanggil kedua belas murid-Nya dengan tujuan untuk menguatkan hati mereka sebab sebentar lagi Yesus akan ditangkap dan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, Ia akan diolok-olokkan, disesah dan disalibkan.

4. Matius 26 : 1 - 5, pemberitahuan keempat tentang penderitaan Yesus, imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi sudah berkumpul di istana Imam Besar yang bernama Kayafas. Dengan maksud dan tujuan: untuk merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia bukan pada waktu perayaan sebab mereka tahu bahwa akan ada keributan diantara rakyat. Khusus pada pemberitahuan yang keempat ini, Yesus sengaja memanggil kedua belas murid-Nya dan memberitahukan apa yang akan dialami setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya. Jadi sebelum Yesus memberitahukan apa yang akan dialami, Ia lebih dahulu membekali murid-murid dengan firman pengajaran dengan tujuan supaya mereka semua mengerti apa maksud dan rencana Tuhan dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Yesus tahu bahwa sejak pemberitahuan yang pertama, yang kedua dan yang ketiga, murid-murid itu belum juga mengerti mengapa Yesus harus diserahkan supaya mengalami kematian tetapi pada hari yang ketiga akan bangkit pula. Tetapi pada pemberitahuan yang keempat ini Tuhan Yesus ingin memberikan suatu kepastian kepada murid-murid-Nya, baik tentang kematian-Nya maupun akan kebangkitan-Nya.

Saudara-saudara, pengalaman murid-murid ini sering sekali terjadi ditengah-tengah jemaat. Banyak orang yang sudah mengaku sebagai orang Kristen, yang mengaku percaya kepada Yesus, tetapi mereka sama seperti pengalaman murid-murid: tidak mengerti tentang kematian dan kebangkitan Kristus. Menurut banyak orang, kalau mengikut Yesus itu harus senang selalu senang, maunya jangan ada penderitaan apalagi soal kematian, banyak orang langsung merasa ngeri.
Itu sebabnya dalam 1 Korintus 1 : 18, 23, 24 firman Tuhan telah mengatakan bahwa pemberitaan tentang salib itu adalah suatu kebodohan, mereka menganggap berita tentang salib itu adalah berita yang tidak begitu penting untuk diketahui. Karena itu banyak orang yang tidak mau tahu dan menutup telinga jika mendengar berita tentang penderitaan yang akan dialami. Padahal dibalik berita tentang salib Kristus ini begitu besar rahasia firman Tuhan yang terkandung di dalamnya yang perlu kita pahami.
Yaitu bahwa :
- pemberitaan tentang salib itu adalah kekuatan Allah untuk menyelamatkan manusia
dari
dosa dan maut
- dibalik berita tentang salib Kristus ini ada kekuatan dan hikmat Allah
- lewat berita tentang salib Kristus ini, Ia mengangkat orang bodoh dan orang yang lemah
untuk mempermalukan orang-orang pintar di dunia ini.
Karena itu dalam 1 Tesalonika 1 : 5 firman Tuhan mengatakan bahwa Injil yang diberitakan itu (=yaitu berita tentang salib Kristus dalam kuasa kematian dan kebangkitan-Nya) disampaikan kita bukan dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Tujuannya: supaya jangan ada seorang pun yang ragu apalagi tidak percaya akan kuasa firman Tuhan. Tuhan rindu supaya kita menjadi penurut-penurut Tuhan yang selalu setia di dalam ibadah dan penggembalaan.
Roma 8 : 9 = firman Tuhan mengatakan supaya kita jangan hidup menurut daging tetapi menurut Roh, sebab setiap orang yang sudah memiliki Roh Kristus, ia adalah milik Kristus. Sebaliknya setiap orang yang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
Roma 8 : 10 = jika Kristus sudah ada di dalam hidup kita, tubuh memang berdosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Kemudian dalam Roma 8 : 11 jika Roh Kristus sudah diam di dalam kita, akan menghidupkan juga tubuh kita yang fana ini.

Kita dihidupkan supaya:
- tidak melakukan yang cemar ( 1Tesalonika 4 : 7).
- tidak tawar hati (1 Korintus 4 : 16)
- dijadikan menjadi suatu kerajaan dan imam-imam bagi Allah (Wah 1 : 5 - 6)

Maka dalam Mazmur 23 : 1 - 6 dikatakan Tuhan itu adalah gembala yang baik dan kita adalah domba-domba-Nya : dibaringkan di padang yang berumput hijau, dibimbing ke air yang tenang untuk mendapatkan ketenangan.
Ada kalanya domba-domba itu dibawa ke tanah daratan tetapi ada pula kalanya domba-domba itu dibawa ke tanah perbukitan. Di tanah dataran untuk mendapat kan air yang tenang untuk menikmati berkat-berkat jasmani. Di tanah perbukitan untuk mendapatkan rumput-rumput yang hijau dan yang segar, walaupun di atas bukit itu banyak binatang buas, tetapi karena ada gembala, domba-domba itu tetap merasa aman. Demikian juga jika kita sudah hidup di dalam ibadah dan penggembalaan yang benar, Tuhan akan memberi jaminan dan ketenangan untuk selama-lamanya. H A L E L U Y A .............!!!!!!!!