“TETAP HIDUP DALAM TUJUAN TUHAN”
Minggu, 04 - Septembers 2011
Tujuan yang benar itu merupakan sebuah kekuatan untuk memperoleh hidup yang kekal, yaitu hidup bersama dengan Kristus dalam kerajaan-Nya yabg kekal. Kalau kita tetap hidup dalam tujuan Tuhan, maka kita akan mendapat:
- kekuatan untuk mencari Tuhan dengan benar- kekuatan untuk melakukan firman-Nya de ngan taat dan setia
- kekuatan untuk mengenal pribadi Kristus sebagai Mempelai Laki-laki sorga.
Karena itu sebagai jemaat Tuhan, kalau kita mencari Tuhan tujuannya bukan hanya supaya seluruh keperluan kita terpenuhi, kalau melayani Tuhan tujuannya bukan hanya sekedar profesi saja, tetapi lebih dari pada itu supaya kita semua berhasil memperoleh hidup yang kekal di dalam kerajaan sorga yang kekal sifatnya.
Tetapi yang menjadi masalah besar bahkan yang menjadi tragedi terbesar adalah kalau manusia itu hidup tanpa Tuhan dan tanpa tujuan yang benar. Orang yang mengaku percaya kepada Yesus tetapi kalau hidupnya tidak berada dalam tujuan Tuhan, sia-sia saja kepercayaannya kepada Tuhan sebab akan dilemparkan ke dalam api neraka untuk disiksa selama-lamanya. Maka tidak heran kalau pada zaman akhir ini banyak orang Kristen yang hidupnya tidak berada dalam tujuan Tuhan, mereka lebih fokus kepada perkara-perkara yang lahiriah seperti halnya lebih mengejar kekayaan atau kehormatan, bahkan mereka lebih mengutamakan perkara yang lahiriah sehingga tidak ada waktu lagi untuk beribadah.
Tetapi ada pula yang mau keluar dari tujuan Tuhan karena kemiskinan atau kesusahannya, membuat penderitaan itu menjadi alasan untuk tidak beribadah dan tidak mau melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Inilah yang membuat sehingga di atas tadi telah disebut bahwa tragedi yang terbesar adalah apabila orang tidak lagi berada dalam tujuan Tuhan yang benar. Tragedi terbesar bukan karena manusia itu berada dalam penderitaan atau pencobaan, bukan karena kemiskinan atau kesusahan, tetapi apabila seseorang itu tidak berada dalam tujuan Tuhan yang benar.
Kalau tidak berada dalam tujuan Tuhan berarti:
- ia di luar Tuhan
- ia di luar keselamatan
Filipi 3 : 13 - 14 yang harus kita lakukan supaya kita bisa tetap berada dalam tujuan Tuhan: kita harus mau meninggalkan apa yang ada di belakang, yaitu berhenti berbuat dosa dan sekarang kita harus mau menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan. Sebab kalau kita sudah melupakan apa yang di belakang maka dengan sendirinya kita akan bisa mengarahkan diri kepada apa yang ada dihadapan kita dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah. Inilah yang membuat sehingga dikatakan bahwa tujuan yang benar itu merupakan sarana yang tepat untuk memperoleh hidup yang kekal. Sebab dengan tujuan yang benar maka ada kekuatan, ada semangat untuk mengarah kan diri kepada apa yang ada di hadapan kita.
ABRAHAM adalah contoh orang yang tetap berada dalam rencana Tuhan sehingga firman Tuhan mengangkat kembali tentang kehidupan Abraham ini sebagai contoh bagi gereja Tuhan yang hidup di akhir zaman ini. Kalau firman Tuhan mengangkat kembali kehidupan tentang Abraham ini ada maksud dan tujuannya, yaitu supaya kita juga tetap berada dalam tujuan Tuhan yang sebenarnya. Karena Abraham tetap dalam tujuan Tuhan maka Abraham itu berhak mendapatkan pelayanan dari Melkisedek, Imam Allah Yang Maha Tinggi.
Kejadian 14 : 17 - 20 setelah Abraham kembali dari peperangan mengalahkan Kedorlaomer, raja negeri Sodom mencoba menyongsong dia. Tetapi Melkisedek, raja Salem, imam Allah Yang Maha Tinggi datang kepada Abraham dengan membawa roti dan anggur dan memberkati dia, lalu Abraham memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya. Awal mula persembahan persepuluhan tidak berasal dari hukum Taurat melainkan dari perasaan iman dan kasih yang lahir karena merasakan pelayanan Tuhan Allah sebagai Imam Besar. Karena Abraham sudah merasa kan berkat pelayanan dari Melkisedek, maka iapun memberikan persembahan persepuluhan.
MELKISEDEK disebut Raja Salem = Raja Kebenaran = Raja Damai Sejahtera = Imam Allah Yang Maha Tinggi. Maka kalau lihat kebenaran firman Tuhan konsep pelayanan Melkisedek ini sama dengan konsep pelayanan Kristus di kayu salib.
Kalau kita lihat pelayanan Melkisedek ini memang sepertinya bertentangan. Mengapa?Sebab disatu sisi sebagai Raja Kebenaran, Ia harus menghukum dosa untuk menegakkan keadilan, tetapi disisi yang lain sebagai Raja Damai Sejahtera, Ia harus menyediakan keselamatan. Inilah yang disebut pelayanan salib: Ia harus menghukum dosa tetapi juga menyediakan keselamatan.
Sedangkan sebagai Imam Allah Yang Maha Tinggi, Ia menyediakan hubungan yang baik sehingga hubungan kita dengan Allah yang selama ini terputus dipulihkan kembali. Sebagai Imam Allah Yang Maha Tinggi, pelayanan Melkisedek bekerja untuk memulihkan hubungan kita dengan Allah.
Ibrani 7 : 1 - 10 pelayanan Melkisedek menjadi imam bukan berdasarkan peraturan-peraturan manusia, tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa. Demikian juga Tuhan kita, Yesus Kristus telah ditetap kan menjadi imam, berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku ini Musa tidak pernah mengatakan suatu apa pun tentang imam-imam. Jadi pelayanan Kristus adalah wujud pelayanan Melkisedek, demikian juga pelayanan Melkisedek itu merupakan jelmaan Kristus dari Anak Allah menjadi Anak Manusia yang bertugas untuk melayani umat Allah.
Kalau Kristus itu adalah penjelmaan dari Anak Allah menjadi Anak Manusia, tetapi bagi kita supaya berhasil bersama-sama dengan Kristus dalam kemuliaan-Nya yang besar, kita harus mengalami tanda pembaharuan dari anak manusia menjadi anak-anak Allah Yang Maha Tinggi. Kita harus diubah menjadi serupa dan segambar dengan Allah dengan cara: lahir dari benih ilahi, yaitu firman Tuhan.
Setiap orang yang sudah lahir dari benih firman Tuhan, ia akan menjadi serupa dengan Allah, menjadi satu sifat dengan Allah dan akan diubahkan sampai menjadi sempurna. Hal yang perlu kita perhatikan: dalam satu ladang biasanya ditanam benih yang baik, tetapi musuh menanamkan benih yang tidak baik sehingga dalam satu ladang itu terdapat dua jenis benih: gandum & lalang. Gandum menunjuk kepada kehidupan anak-anak Tuhan yang tetap berada dalam tujuan Tuhan, sedangkan lalang itu menunjuk kehidupan yang tidak lagi berada dalam tujuan Tuhan.
Karena itu firman Tuhan dalam Mazmur 85 : 11 menjelaskan bahwa kasih dan setia akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Saat kapan hal ini bisa terjadi? saat bertemu dalam salib Kristus. Jadi kalau kita ingin melihat kebenaran itu menjadi nyata, kalau ingin merasakan damai sejahtera dan hubungan dengan Tuhan dipulihkan: kita harus menerima pelayanan Melkisedek dan tetap memandang kepada salib Kristus. Maka Tuhan akan menyatakan kebenaran dan akan memberikan damai sejahtera-Nya.