“TAHUN BARU TAHUN PEMBAHARUAN”
Minggu - 10 Januari 2010
Saudara-saudara, tema “Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini” (Wahyu 21 : 7) adalah tema kita untuk tahun ini, supaya di tahun 2010 ini kita dibekali lebih dahulu dengan firman Tuhan. Wahyu 21 : 5 = puncak kemenangan itu sendiri adalah Tuhan menjadikan segala sesuatu menjadi baru. Artinya: supaya kita bisa mengalami kemenangan demi kemenangan bersama dengan Kristus, lebih dahulu kita harus mengalami “tanda keubahan hidup” atau “tanda pembaharuan” yaitu hidup yang sudah dibaharui dalam segala hal baik dari sifat-sifat mau pun dari karakter.
Berbicara “tanda keubahan hidup” sangat identik dengan kedatangan Tuhan yang kedua kali, sebab kalau ingin masuk ke dalam sorga, harus mengalami tanda pembaharuan.
Mengapa harus mengalami tanda pembaharuan?Firman Tuhan dalam 1 Korintus 15 : 50 menjelaskan kepada kita bahwa “darah” dan “daging” tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa. Ini berarti kalau seseorang itu belum mengalami tanda pembaharuan, maka sudah pasti ia tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah, tidak layak masuk ke dalam sorga.
Maka pada saat Tuhan Yesus datang kembali ada dua (2) garis akhir dari hidup manusia:- mati sebelum diubah = jangan harap bisa masuk ke dalam kerajaan Allah.
- kalau hidup, harus mengalami tanda keubahan
supaya layak mendapat bagian dalam sorga.
Pada zaman Nuh, orang-orang yang berada dalam penghukuman air bah, semuanya adalah orang-orang yang sudah rusak hidupnya. Kejadian 6 : 11 - 12 firman Tuhan memperlihatkan kepada kita, bahwa bumi telah rusak dihadapan Allah dan penuh dengan kekerasan sebab semua manusia selalu menjalankan hidup yang rusak. Yang rusak bukan hanya hidup pribadinya saja, tetapi termasuk rumah tangga/keluarga, ibadahnya maupun pelayanannya.
Demikian juga pada zaman akhir ini, kalau kita lihat sekarang ini banyak orang hanya memfokuskan diri kepada perkara-perkara yang lahiriah saja, banyak pengajaran-pengajaran yang hanya berfokus perkara-perkara kepada jasmani saja. Dalam pemberitaan hanya mengajarkan tentang berkat-berkat, tentang kesembuhan, seolah-olah mengikut Tuhan itu hanya sekedar sembuh atau sekedar kaya saja.
Padahal dalam Matius 24 : 32 - 35, Tuhan Yesus sudah memberikan satu palajaran yang sangat penting, yaitu tentang “pohon ara” apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, berarti musim panas sudah dekat. Ini berbicara tentang kedatangan Tuhan yang sudah dekat.
Pelajaran tentang “pohon ara” ini adalah pelajaran tentang “tanda keubahan hidup” yang menunjuk kepada kehidupan yang sudah mengalami tanda pembaharuan.
POHON ARA = adalah pohon yang pernah dikutuk oleh Yesus karena tidak berbuah. Ini menunjuk keadaan manusia sebelum mengalami tanda pembaharuan, setiap orang yang masih tetap dalam dosa dan pelanggaran berada dalam kutuk.
Namun demikian pohon ara ini juga berbicara kepada gereja Tuhan yang sudah diampuni dosanya, yang dikuduskan dan yang dipersiapkan menjadi sidang mempelai perempuan Kristus. Maka kalau pohon ara sudah mulai melembut dan mulai bertunas, maka pohon ara akan bertunas dan berbuah. Demikian juga jika gereja Tuhan yang berasal dari bangsa kafir itu sudah mulai membuka hati dan menerima firman Tuhan, maka saatnya gereja itu akan dipulihkan, akan diubahkan dari manusia yang dahulu terkutuk supaya menjadi umat Allah.
Dalam Kidung Agung 2 : 11 - 13 dijelaskan juga tentang pohon ara jika musim dingin telah lewat, berarti musim panas sudah mulai saat itulah pohon ara mulai bertunas dan berbuah. Ini sama seperti yang telah dikatakan di atas, jika rohani sudah mengalami tanda keubahan, pasti ada semangat baru atau gairah untuk melakukan firman Tuhan. Sehingga Allah akan menunjukkan penyertaan-Nya kepada kita dalam segala hal.
Sebaliknya Yesaya 1 : 4 - 8 kalau tidak mengalami tanda pembaharuan akan masuk ke dalam celaka, akan dipukul mulai dari kaki sampai kepala, semua menjadi sakit. Ini menjadi peringatan khusus kepada orang yang tidak mengalami tanda pembaharuan.
Proses tanda keubahan itu pertama-tama akan nampak dalam hal “memperhatikan”, ada sikap mendengar dan menerima firman Tuhan. 2 Petrus 1 : 19 memperhatikan firman sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap. Artinya: jika kita mau memperhatikan firman Tuhan, maka firman itu akan menjadi terang sehingga kita tidak lagi hidup di dalam kegelapan. Bahkan dalam Yohanes 1 : 4 telah dikatakan jika kita sudah berada di dalam Dia (=di dalam firman) maka di dalam hidup kita sudah ada hidup, dan hidup itulah yang menjadi terang manusia. Itu sebabnya orang yang paling berbahagia adalah mereka, yang di dalam hidupnya sudah ada terang firman Tuhan.
Karena itu sebagai jemaat Tuhan, kalau Saudara rindu memperoleh hidup yang kekal, harus mau memperhatikan firman Tuhan, di dalam diri kita harus ada sikap beribadah yang benar dan ada kerelaan untuk melayani Tuhan. Sebab jika di dalam diri kita sudah ada sikap memperhatikan firman Tuhan, maka firman itu akan membawa kita juga untuk memperhatikan ibadah dan pelayanan sehingga kita dapat beribadah yang benar dan membawa korban yang harum bagi Tuhan kita.
Karena itu untuk mempercepat proses supaya berhasil memiliki tanda keubahan dalam hidup, ada dua (2) hal penting yang harus kita perhatikan, yaitu:
1. Tingkatkan persekutuan dengan Tuhan dalamdoa dan penyembahan yang benar.
Supaya hal ini bisa terwujud, Lukas 9 : 28 - 29 penyem-bahan yang benar itu harus diawali dahulu dengan firman pengajaran, sesuai dengan skema Tabernakel yang dimulai dengan Meja Roti Sajian, Pelita kemudian Mezbah Dupa. Jadi penyembahan yang benar tidak akan pernah terwujud kalau di dalam hidup kita tidak ada terang firman Tuhan maupun urapan dari Roh Kudus. Kalau ada penyembahan yang benar, ada dua yang akan berubah, yaitu: WAJAH & PAKAIAN.
Wajah = berkaitan dengan hati, setiap orang akan nampak dari wajahnya. Kalau hati sedang susah, akan nampak dari wajahnya yang murung, demikian sebalik nya kalau hati sedang gembira akan nampak juga dari wajahnya yang ceria.
Pakaian = berbicara sifat atau karakter dan tingkah laku, setiap orang yang sudah hidup dalam penyembahan yang benar, akan nampak dari sikap dan perbuatannya sehari-hari. Jadi kalau penyembahan sudah ditingkat kan, maka tanda keubahan itu akan nampak baik perkara dalam maupun perkara luarnya.
2. Ada kerelaan menderita/sengsara.Menderita atau sengsara yang dimaksud bukanlah karena dosa, tetapi karena melakukan firman Tuhan. 2 Korintus 4 : 14 - 16 ketika manusia lahiriah semakin merosot, bahkan sekali pun sedang menghadapi maut, jangan tawar hati. Mengapa harus demikian? Sebab semua penderitaan itu sengaja Tuhan ijinkan terjadi, tujuannya untuk mengerjakan kemuliaan kekal yang melebihi segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini. Rasul Paulus mengatakan semua penderitaan itu hanyalah pende-ritaan biasa saja, maka kita tidak perlu takut menghadapi penderitaan.
Matius 6 : 25 - 26 kalau pandangan rohani kita sudah diubahkan, hasilnya : kita akan hidup tanpa kekuatiran. Ayat 27 = jika hidup dalam kekuatiran tidak dapat menambahkan sehasta pun pada jalan hidupnya, tetapi jika hidup tanpa kekuatiran: Tuhan sendiri yang akan menambahkan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan kita (ayat 33).
Minggu - 24 Januari 2010
Puji Tuhan!
Kita sudah melihat dan mempelajari tentang pohon ara, suatu pelajaran yang sangat penting kita ketahui sebab pelajaran tentang pohon ara ini adalah pelajaran tentang "tanda keubahan hidup." Pohon ara berbuah tidak disemua musim, berbuah kalau hanya musim panas saja. Kidung Agung 2 : 11 - 13 firman Tuhan menjelaskan: saat musim dingin dan musim hujan telah berlalu, saat itulah ranting-ranting pohon ara mulai melembut dan mulai bertunas sampai menghasilkan buah-buah.
Musim panas berbicara tentang:
- kegerakan hujan akhir
- kegerakan rohani
Artinya: ada kegerakan rohani karena kasih akan Tuhan, ada gairah atau semangat untuk
mengikuti gerak firman Tuhan.
- semakin bertambah besar-Nya
- bertambah hikmat-Nya
- semakin dikasihi Allah dan manusia
Demikian juga setiap orang yang mau meneladani pribadi Tuhan Yesus, yaitu yang sudah mengalami tanda keubahan hidup, mereka juga pasti akan ditandai dengan sikap dan perbuatan yang benar, sehingga hidupnya akan dikasihi Allah dan juga dikasihi sesama manusia.
Hal seperti ini juga pernah dialami oleh Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, yaitu pada saat raja Nebukadnezar mengangkut orang Israel ke Babel sebagai tawanan dan menjadikan mereka sebagai budak. Walaupun mereka sebagai tawanan, dan sedang dibawa keistana raja, mereka tetap mempertahankan cara hidup yang benar. Daniel 1 : 8 mereka berketetapan (berketetapan = tidak terpengaruh dengan keadaan = tidak sama dengan dunia ini) untuk tidak menajiskan diri dengan santapan/makanan raja.
Ayat 12 setelah mereka berketetapan kepada mereka diberikan hanya sayur untuk dimakan dan air untuk diminum, maka diadakanlah pencobaan selama sepuluh hari. Walaupun demikian, perawakan mereka jauh lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja (ayat 15). Berkatnya: Allah mengaruniakan kepada mereka kasih dan sayang (=mereka dikasihi Allah), Tuhan juga memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai tulisan dan hikmat, dan khusus kepada Daniel Tuhan memberikan pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi. Daniel 1 : 20 dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, raja Nebukadnezar mendapati bahwa mereka “sepuluh kali lebih cerdas” dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi diseluruh kerajaannya. Inilah yang membuat sehingga Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego mendapat kedudukan yang tinggi di Babel.
Yesaya 1 : 19 jika mau menurut dan mau mendengar (=mau berperkara dengan Tuhan) akan memakan hasil baik, sebaliknya kalau melawan atau memberontak (=tidak mau berperkara dengan Tuhan) akan dimakan oleh pedang (ayat 20), artinya akan masuk ke dalam penghukuman.
Berperkara kepada Tuhan = artinya adalah memohon kemurahan Tuhan supaya dihapuskan dari segala dosa maupun pelanggaran.
Menurut firman Tuhan cara yang benar berperkara dengan Tuhan sama dengan mau mengakui segala pelanggaran yang telah diperbuat.
1 Yohanes 1 : 8 jika ada orang yang berani berkata “tidak pernah berdosa”, firman Tuhan mengatakan ia sedang menipu dirinya sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam dirinya. Tetapi jika mau mengakui segala dosanya dengan jujur, Tuhan itu setia dan adil sehingga Ia pun akan mengampuni kita dari segala dosa bahkan Ia juga akan menyucikan kita dari segala kejahatan yang telah kita lakukan (1 Yohanes 1 : 9).
Sama seperti Adam dan Hawa setelah jatuh ke dalam dosa, mereka mencoba menutupi ketelanjangannya dengan cara membuat cawat dari daun pohon ara. Tetapi usaha mereka ini tidak berhasil, tetap tidak mampu menutupi segala dosa dan kekurangan mereka dihadapan Tuhan. Maka Tuhan sendiri yang bertindak, Ia memanggil mereka dan berfirman, tujuannya adalah: supaya Adam dan istrinya itu dibetulkan dan diperbaiki supaya jangan tetap tinggal di dalam dosa. Firman Tuhan dalam Roma 8 : 28 membuktikan bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang dikasihi.
Roma 8 : 29 cara Tuhan membetulkan manusia:
- dipanggil supaya dibetulkan/diperbaiki dari manusia berdosa menjadi
manusia yang dibenarkan.
- selanjutnya setelah dipanggil, akan dipilih supaya dikuduskan(disucikan)
supaya menjadi serupa dengan gambaran Kristus.
Inilah juga yang dikatakan dalam 2 Petrus 1 : 10, firman Tuhan menghimbau supaya kita berusaha dengan sungguh-sungguh, tujuannya supaya panggilan dan pilihan kita makin teguh. Sebab jika panggilan dan pilihan kita sudah teguh, maka kita tidak akan pernah tersandung. Justru Tuhan akan mengaruniakan “hak penuh” untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus (ayat 11).
Maka kalau kita lihat dalam 1 Korintus 9 : 24 - 27 ada tiga (3) sikap yang perlu kita perhatikan:
1). Harus taat dan dengar-dengaran.
2). Menguasai diri dalam segala hal.
3). Tidak membiarkan sedikit pun waktu terbuang.
Seorang pelari: pertama-tama ia harus memasang telinga untuk mendengar aba-aba atau peraturan dalam pertandingan, sebab jika tidak demikian ia tidak akan bisa mengikuti pertandingan dengan baik. Kemudian ia juga harus mampu memperhatikan waktu ketika bertanding supaya jangan sampai ketinggalan dengan pelari yang lainnya.
Orang Kristen yang tidak mau memasang telinga untuk mendengarkan firman Tuhan apalagi kalau tidak mau memperhatikan firman Tuhan, maka ia akan menjadi orang Kristen yang biasa-biasa saja, manjadi hamba Tuhan yang tidak serius melayani. Maka sebagai jemaat Tuhan maupun sebagai hamab Tuhan, mari kita teladani sikap seorang pelari: pasang telinga untuk mendengarkan firman Tuhan dan perhatikan waktu ini dengan sebaik-baiknya. Kalau pohon ara sudah mulai bertunas dan mengeluarkan buah, berarti kedatangan Tuhan sudah dekat. Yang bisa masuk ke dalam kerajaan sorga hanyalah mereka yang sudah mempersiapkan diri, yaitu yang sudah mengalami tanda keubahan hidup. Haleluya.......!!!
“PELAJARAN TENTANG POHON ARA”
Minggu - 24 Januari 2010
Puji Tuhan!
Kita sudah melihat dan mempelajari tentang pohon ara, suatu pelajaran yang sangat penting kita ketahui sebab pelajaran tentang pohon ara ini adalah pelajaran tentang "tanda keubahan hidup." Pohon ara berbuah tidak disemua musim, berbuah kalau hanya musim panas saja. Kidung Agung 2 : 11 - 13 firman Tuhan menjelaskan: saat musim dingin dan musim hujan telah berlalu, saat itulah ranting-ranting pohon ara mulai melembut dan mulai bertunas sampai menghasilkan buah-buah.
- kegerakan hujan akhir
- kegerakan rohani
Artinya: ada kegerakan rohani karena kasih akan Tuhan, ada gairah atau semangat untuk
mengikuti gerak firman Tuhan.
Dasar/sikap untuk menerima firman Tuhan: kita harus memiliki hati yang lembut, yaitu hati yang siap menampung kebenaran. Bagi kita sebagai jemaat Tuhan, ibadah itu sangat erat kaitannya dengan tanda keubahan hidup.
Maka tidak heran kalau dalam Roma 12 : 1 - 2 firman Tuhan sangat menekankan: “Berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Tujuannya: supaya kita jangan menjadi serupa dengan dunia ini.Hidup yang sudah mengalami tanda keubahan atau pembaharuan, ditandai dengan sikap: beribadah kepada Tuhan dengan cara yang benar, yaitu dengan mempersembahkan “tubuh” sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan berkenan kepada Allah.
Sebagai contoh kita bisa melihat pribadi Yesus. Lukas 2 : 52 Yesus sendiri sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia, dalam hidup-Nya sebagai manusia juga memiliki tanda perubahan:- semakin bertambah besar-Nya
- bertambah hikmat-Nya
- semakin dikasihi Allah dan manusia
Demikian juga setiap orang yang mau meneladani pribadi Tuhan Yesus, yaitu yang sudah mengalami tanda keubahan hidup, mereka juga pasti akan ditandai dengan sikap dan perbuatan yang benar, sehingga hidupnya akan dikasihi Allah dan juga dikasihi sesama manusia.
Hal seperti ini juga pernah dialami oleh Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, yaitu pada saat raja Nebukadnezar mengangkut orang Israel ke Babel sebagai tawanan dan menjadikan mereka sebagai budak. Walaupun mereka sebagai tawanan, dan sedang dibawa keistana raja, mereka tetap mempertahankan cara hidup yang benar. Daniel 1 : 8 mereka berketetapan (berketetapan = tidak terpengaruh dengan keadaan = tidak sama dengan dunia ini) untuk tidak menajiskan diri dengan santapan/makanan raja.
Ayat 12 setelah mereka berketetapan kepada mereka diberikan hanya sayur untuk dimakan dan air untuk diminum, maka diadakanlah pencobaan selama sepuluh hari. Walaupun demikian, perawakan mereka jauh lebih baik dan mereka kelihatan lebih gemuk dari pada semua orang muda yang telah makan dari santapan raja (ayat 15). Berkatnya: Allah mengaruniakan kepada mereka kasih dan sayang (=mereka dikasihi Allah), Tuhan juga memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai tulisan dan hikmat, dan khusus kepada Daniel Tuhan memberikan pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi. Daniel 1 : 20 dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, raja Nebukadnezar mendapati bahwa mereka “sepuluh kali lebih cerdas” dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi diseluruh kerajaannya. Inilah yang membuat sehingga Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego mendapat kedudukan yang tinggi di Babel.
Saudara-saudara, sesungguhnya setiap orang yang berdosa, ia sedang memiliki kasus, sedang berperkara dengan Allah. Maka kalau sedang berperkara dengan Allah, perkara itu harus diselesai kan dengan secepatnya supaya jangan sampai menimbulkan masalah besar.
Adam dan Hawa setelah jatuh ke dalam dosa, Tuhan berfirman untuk memanggil supaya mereka dibetulkan/diperbaiki kembali. Sebab setelah mereka melanggar perintah Allah, mereka menjadi takut kepada Allah, bahkan mendengar bunyi langkah Tuhan pun mereka menjadi takut. Dari sini bisa kita lihat dengan sebenarnya betapa jeleknya dosa itu, bisa membuat manusia menjadi takut bertemu dengan Allah.
Yesaya 1 : 18 firman Tuhan menghimbau kepada orang-orang yang telah berdosa supaya mau berper-kara dengan Allah. Kalau Tuhan mengundang untuk berperkara, tentu ada maksud dan tujuannya, yaitu: untuk menyelesaikan masalah tersebut supaya jangan tetap berperkara dengan Tuhan. Tuhan tahu, kalau manusia berperkara dengan Tuhan maka tidak ada seorang pun yang tahan dan tidak ada seorang pun yang bisa lari dari masalah tersebut. Untuk itulah Tuhan mengundang supaya manusia yang sudah berdosa itu mau datang untuk berperkara dengan Tuhan, supaya bebas dari segala masalah.Yesaya 1 : 19 jika mau menurut dan mau mendengar (=mau berperkara dengan Tuhan) akan memakan hasil baik, sebaliknya kalau melawan atau memberontak (=tidak mau berperkara dengan Tuhan) akan dimakan oleh pedang (ayat 20), artinya akan masuk ke dalam penghukuman.
Berperkara kepada Tuhan = artinya adalah memohon kemurahan Tuhan supaya dihapuskan dari segala dosa maupun pelanggaran.
Menurut firman Tuhan cara yang benar berperkara dengan Tuhan sama dengan mau mengakui segala pelanggaran yang telah diperbuat.
1 Yohanes 1 : 8 jika ada orang yang berani berkata “tidak pernah berdosa”, firman Tuhan mengatakan ia sedang menipu dirinya sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam dirinya. Tetapi jika mau mengakui segala dosanya dengan jujur, Tuhan itu setia dan adil sehingga Ia pun akan mengampuni kita dari segala dosa bahkan Ia juga akan menyucikan kita dari segala kejahatan yang telah kita lakukan (1 Yohanes 1 : 9).
Sama seperti Adam dan Hawa setelah jatuh ke dalam dosa, mereka mencoba menutupi ketelanjangannya dengan cara membuat cawat dari daun pohon ara. Tetapi usaha mereka ini tidak berhasil, tetap tidak mampu menutupi segala dosa dan kekurangan mereka dihadapan Tuhan. Maka Tuhan sendiri yang bertindak, Ia memanggil mereka dan berfirman, tujuannya adalah: supaya Adam dan istrinya itu dibetulkan dan diperbaiki supaya jangan tetap tinggal di dalam dosa. Firman Tuhan dalam Roma 8 : 28 membuktikan bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang dikasihi.
Roma 8 : 29 cara Tuhan membetulkan manusia:
- dipanggil supaya dibetulkan/diperbaiki dari manusia berdosa menjadi
manusia yang dibenarkan.
- selanjutnya setelah dipanggil, akan dipilih supaya dikuduskan(disucikan)
supaya menjadi serupa dengan gambaran Kristus.
Inilah juga yang dikatakan dalam 2 Petrus 1 : 10, firman Tuhan menghimbau supaya kita berusaha dengan sungguh-sungguh, tujuannya supaya panggilan dan pilihan kita makin teguh. Sebab jika panggilan dan pilihan kita sudah teguh, maka kita tidak akan pernah tersandung. Justru Tuhan akan mengaruniakan “hak penuh” untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus (ayat 11).
Maka kalau kita lihat dalam 1 Korintus 9 : 24 - 27 ada tiga (3) sikap yang perlu kita perhatikan:
1). Harus taat dan dengar-dengaran.
2). Menguasai diri dalam segala hal.
3). Tidak membiarkan sedikit pun waktu terbuang.
Seorang pelari: pertama-tama ia harus memasang telinga untuk mendengar aba-aba atau peraturan dalam pertandingan, sebab jika tidak demikian ia tidak akan bisa mengikuti pertandingan dengan baik. Kemudian ia juga harus mampu memperhatikan waktu ketika bertanding supaya jangan sampai ketinggalan dengan pelari yang lainnya.
Orang Kristen yang tidak mau memasang telinga untuk mendengarkan firman Tuhan apalagi kalau tidak mau memperhatikan firman Tuhan, maka ia akan menjadi orang Kristen yang biasa-biasa saja, manjadi hamba Tuhan yang tidak serius melayani. Maka sebagai jemaat Tuhan maupun sebagai hamab Tuhan, mari kita teladani sikap seorang pelari: pasang telinga untuk mendengarkan firman Tuhan dan perhatikan waktu ini dengan sebaik-baiknya. Kalau pohon ara sudah mulai bertunas dan mengeluarkan buah, berarti kedatangan Tuhan sudah dekat. Yang bisa masuk ke dalam kerajaan sorga hanyalah mereka yang sudah mempersiapkan diri, yaitu yang sudah mengalami tanda keubahan hidup. Haleluya.......!!!