Senin, 10 November 2008

November 2008 (Minggu)

Buletin Minggu I November 2008

LAHIR DARI FIRMAN PENGAJARAN Seri - 3
Saudara-saudara, sebagai jemaat Tuhan, kita harus di dalam kekuatan Allah supaya dapat menerima bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kita. Kita telah dipanggil dan dipilih Allah untuk dikuduskan oleh Roh Allah supaya taat kepada Yesus Kristus dan dengan demikian maka kita akan dipelihara dalam kekuatan Allah (1 Petrus 1 : 2 - 5). Syarat utama supaya dapat menerima bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu ini, kita harus mengalami “TANDA KELAHIRAN BARU”, dilahirkan kembali oleh firman Allah, oleh Roh Allah dan oleh kasih Allah. Kalau manusia itu belum mengalami tanda kelahiran baru, nasibnya sama seperti binatang (Pengkhotbah 3 : 18 - 20), segala kemuliaannya sama seperti bunga rumput yang menjadi kering dan gugur (1 Petrus 1 : 24 - 25). Bunga dan rumput itu memang mempunyai kemuliaan tetapi sifatnya hanya sementara saja, tidak dapat bertahan lama. Bunga memang bisa ditempatkan diistana raja, di hotel berbintang lima, atau di tempat-tempat yang terhormat di dunia ini, tetapi lihat kalau bunga itu mekar pada pagi hari akan segera layu pada sore hari. Demikian juga dengan manusia yang belum menga-lami tanda kelahiran baru, bisa saja mereka disejajarkan dengan tokoh-tokoh besar, pejabat tinggi, punya pangkat yang tinggi, sangat kaya, dll, tetapi nasibnya sama saja seperti bunga rumput dan kemuliaannya hanya sebentar saja seperti bunga rumput. Karena itu firman Tuhan bukan hanya teori saja, bukan pula cerita-cerita biasa, tetapi benar-benar pekerjaan Tuhan. Dikatakan pekerjaan Tuhan karena di dalamnya ada kuasa yang mengalir untuk menyelamatkan setiap orang yang mau menerima dan melakukannya. Setiap orang yang sudah mengalami tanda kelahiran baru berhak mendapatkan pemeliharaan dari Allah. Kita perlu dipelihara supaya dapat bertahan, supaya tahan goncangan dan supaya jangan terus menerus dikuasai dosa. Ayub 14 : 1 - 2 manusia yang lahir dari perempuan itu singkat umurnya dan penuh kegelisahan, kalau tidak dipelihara nasibnya sama seperti rumput dan seperi bayang-bayang yang tidak dapat bertahan. Tetapi kalau kita sudah mengalami pembaharuan, mengalami tanda kelahiran baru, maka yang lama sudah berlalu (yaitu sifat-sifat manusia) dan yang baru sudah datang (2 Korintus 5 : 17). Kalau kita kembali ke Markus 10 : 32 - 34 yang menjadi penyebab mengapa Yakobus dan Yohanes memohon kepada Yesus supaya diperkenankan duduk di sebelah kanan dan di sebelah kiri adalah : karena mereka semua sudah dilanda kecemasan dan ketakutan. Mengapa mereka cemas dan takut ? karena memandang Yesus hanya sebatas kematian-Nya saja, inilah yang membuat mereka cemas dan takut. Tetapi dengan tegas Tuhan Yesus berkata kan tidak kepada satu orang saja, tetapi kepada semua orang. Janji Tuhan kepada setiap orang yang setia mengikut Yesus dapat kita lihat dalam Matius 19 : 27 - 29, : akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Saudara-saudara, mengalami proses tanda kematian itu memang perlu, tetapi harus dilanjutkan mengalami tanda kebangkitan. Sebab sekarang ini kita hidup bukan dalam suasana kematian tetapi sudah dalam suasana kebangkitan. Yesus mati hanya tiga hari saja, Ia sudah bangkit mengalahkan kematian supaya kita hidup oleh kebangkitan-Nya. Kita dapat melihat pengalaman murid-murid setelah Yesus bangkit, diantara mereka tidak ada lagi yang cemas dan takut, justru mereka dengan berani memberitakan firman Tuhan baik tentang kematian-Nya maupun tentang kebangkitan-Nya. Demikian juga orang yang sudah mengalami tanda kebangkitan, rasa cemas dan takut tidak ada lagi. Sebab lewat mengalami proses tanda kebangkitan, Tuhan akan memberikan kuasa-Nya kepada kita semua. Kuncinya : bangunlah dirimu di atas dasar yang benar. Lukas 6 : 46 - 49 cara membangun yang benar adalah menggali dalam-dalam dan meletakkan dasar di atas batu.
Menggali dalam-dalam = menggali firman Tuhan dengan cara mendengar dan melakukannya dengan sungguh-sungguh. Jauhkan sikap seperti bangsa Israel yang berdosa kepada Allah. Keluaran 32 : 33 penyebab nama dihapus dari kitab kehidupan : memberontak kepada firman Tuhan dengan cara membangun patung anak lembu emas. Tetapi kalau sudah dibangun di atas dasar yang benar, Yesus berkata : “Alam mautpun tidak akan menguasainya lagi”
Contoh kehidupan yang sesuai dengan firman Tuhan : ABRAHAM. Dalam Kejadian 12 sejak pertama kali Abraham dipanggil Tuhan, ia langsung menuruti firman Tuhan, pergi meninggal kan kampung halamannya, dari sanak saudaranya dan pergi kesuatu negeri yang belum pernah diketahuinya. Demikian juga tentang kelahiran Ishak, semua sesuai dengan firman Tuhan, bukan karena direkayasa oleh manusia. Ishak lahir tepat seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya.Dapat kita dengan jelas dalam Kejadian 21, Sara mengandung benar-benar sesuai dengan firman Tuhan. Ayat 1 : “Tuhan memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya.” Ini membuktikan Sara mengandung benar-benar sesuai dengan firman Tuhan. Walaupun pada waktu mengandung usia Sara sudah 75 tahun dan secara biologis tidak mungkin lagi bisa mengandung, tetapi karena sesuai dengan firman Tuhan yang tidak mungkinpun bisa menjadi mungkin. Mengapa bisa demikian? Karena Abraham selalu menurut firman Tuhan, hasilnya Sara dapat mengandung pada masa tuanya.
Demikian juga tentang kelahiran Ishak, Ishak lahir pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Tuhan (ayat 2). Berbeda dengan Ismael, walaupun Ismael itu adalah anak Abraham, tetapi Ismael lahir tidak sesuai dengan firman Tuhan. Akibatnya Ismael harus diusir, tidak berhak mendapat warisan dari Abraham, ayahnya. Ismael ini gambaran kepada orang-orang Kristen yang lahirnya tidak sesuai dengan firman Tuhan, mereka tidak akan berhak masuk ke dalam kerajaan sorga.
Kemudian dalam ayat 6 = hasil karena firman Tuhan itu sangat indah. Setelah semua firman Tuhan digenapi di dalam diri Abraham, Sara melahirkan seorang anak laki-laki baginya pada masa tuanya. Setelah Ishak lahir, Sara berkata: “Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku.” Arti tertawa = ada sukacita, orang lainpun tertawa setelah melihat Sara melahirkan pada masa tuanya = hidup di dalam firman Tuhan bisa menjadi berkat kepada orang lain.
Itu sebabnya firman Tuhan sangat tegas menekankan supaya kita benar-benar memiliki tanda kelahiran baru. Tujuannya supaya kita juga bisa menjadi berkat kepada orang lain, sama seperti Sara bisa menyalurkan sukacita kepada perempuan-perempuan lain.
Supaya kita bisa taat kepada firman pengajaran, 1 Petrus 1 : 2 = kita harus dikuduskan oleh Roh, dan supaya kita bisa mengalami kuasa kebangkitan kita harus dilahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan. Pengharapan kita : menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang sekarang tersimpan di dalam sorga. HALELUYA…!!!

Bulettin Minggu II November 2008

MENGIKUT KRISTUS SEBAGAI KEPALA

Mengikut Tuhan Yesus Kristus sebagai “KEPALA” tidaklah mudah, tidak semudah yang dipikirkan manusia. Sebab mengikut Tuhan sebagai Kepala pasti akan mengahadapi banyak pencobaan maupun penderitaan. Kalau kita lihat dalam Alkitab, mengikut Tuhan sebagai Kepala sama seperti seorang istri mengikut suaminya, siap menghadapi tantangan dan rintangan apapun yang terjadi.
Maka kalau kita lihat dalam Matius 8 : 18 - 22, ada dua (2) kategori orang yang ingin mengikut Yesus, yaitu : Ahli Taurat dan Seorang murid, dua-duanya ingin mengikut Yesus sebagai Kepala. Kalau seorang ahli Taurat ingin mengikut Yesus bukanlah hal yang biasa tetapi sudah hal yang luar biasa. Mengapa demikian? Karena pada umumnya baik ahli Taurat maupun orang Farisi sangat sukar diajak untuk mengikut Yesus. Karena itu Yesus tahu bagaimana resiko mengikut Yesus, maka Yesus mencoba menjelaskan kepada ahli Taurat apa yang menjadi tantangan dan rintangan. Mengikut Yesus sebagai Kepala kepada ahli Taurat tantangannya berbeda dengan tantangan yang dihadapi murid-murid :
Tantangan yang dihadapi ahli Taurat :
- Serigala mempunyai liang = berbicara tentang kekerasan hati, banyak orang Kristen yang mengikut Yesus tetapi dengan keras hati.
- Burung mempunyai sarang = berbicara tentang kenajisan, mengikut Yesus tetapi tetap hidup di dalam kenajisan. Kekerasan hati dan kenajisan ini penghalang dalam mengikut Yesus.Tantangan kepada murid :
- Menguburkan orang-orang mati/kuburan = berbicara tentang pemikiran yang sempit, mengikut Tuhan tetapi pikirannya sempit, pikirannya hanya kepada kuburan atau lebih memikirkan orang mati dari pada hidup. Keluaran 14 : 1 - 12, pengalaman dalam perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan, salah satu sungut-sungut mereka adalah dalam hal kuburan. Mereka sudah keluar dari Mesir tetapi pikiran mereka masih terikat kepada kuburan. Kepengikutan seperti ini adalah kepengikutan tanpa iman, mengikut Tuhan tetapi tidak percaya kepada firman Tuhan. Dan perjalanan bangsa Israel ini merupakan gambaran perjalanan kepengikutan orang Kristen pada zaman akhir, banyak orang mengaku pengikut Yesus, tetapi tidak tanpa iman, tidak percaya kepada firman Tuhan. Akibatnya pikirannya tetap terikat kepada kuburan = mati rohani. Kepengikutan yang benar = mengikut Kristus sebagai Kepala, seperti seorang istri yang setia mengikut suami walaupun harus menghadapi banyak tantangan. Bagaikan kepala dengan tubuh yang tidak bisa dipisahkan, dimana ada kepala disitu juga ada tubuh, demikian sebaliknya dimana ada tubuh disitu ada kepala. Dengan demikian iman kita akan bertumbuh, dan kita bisa mengikut Kristus sebagai Kepala dengan benar. Kepada ahli Taurat tantangannya adalah “Serigala punya liang” = berbicara tentang kekerasan hati, sebab memang ahli Taurat itu adalah orang-orang yang paling keras hatinya. Yohanes pembabtis menyebut ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi sebagai: keturunan ular beludak (Matius 3 : 7). Disebut keras hati = karena merasa bisa melarikan diri dari murka yang akan datang. Kalau tetap keras hati tidak akan bisa menyatu dengan Kristus sebagai Kepala. Supaya bisa mengikut Kristus sebagai Kepala = buang segala kekerasan dari dalam hati. Sebab kalau tidak mau membuang kekerasan hati, maka dosa-dosa akan bersembunyi di dalamnya, hati menjadi timbunan dosa. Berbicara hati yang keras ada kaitannya dengan benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, benih itu memang tumbuh tetapi tidak sampai berbuah. Akibat kekerasan hati banyak diantara bangsa Israel yang mati di padang gurun, ditewaskan Allah. Sebenarnya Tuhan Allah tidak pernah punya rencana membawa manusia itu kepada kematian, sebaliknya rancangan adalah rancangan damai sejahtera bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29 : 11).
Mengikut Kristus sebagai Kepala, Tuhan sengaja mengijinkan rintangan datang dengan maksud :
1. Supaya kita belajar punya iman yang teguh.
2. Supaya dapat mempercayakan diri secara sepenuh kepada Tuhan.
3. Supaya dpt mengasihi Tuhan dgn benar.
Salah satu yang paling berat dihadapi manusia adalah apabila sedang berhadapan dengan kematian. Contoh : LAZARUS, ia diijinkan sakit bahkan sampai mengalami kematian, bukan karena Tuhan Yesus tidak mengasihinya (Yohanes 11). Tetapi Tuhan Yesus sengaja mengijinkan hal itu terjadi untuk menguji supaya Marta, Maria dan Lazarus, orang-orang yang dikasihi Yesus, punya iman yang teguh. Dan memang terbukti Marta sendiripun masih kurang percaya bahkan belum memiliki iman. Maria sendiri, yang selama ini sudah mengasihi Tuhan, masih diijinkan mengalaminya, tujuannya supaya Maria semakin mengasihi Tuhan Allah dengan sempurna.
Kelemahan Marta :
1. Suka bersungut-sungut (lukas 10 : 40).
Saat Yesus sedang berada di rumahnya, Marta masih bersungut-sungut, merasa dibiarkan bekerja atau melayani sendiri. Hal ini sering terjadi di tengah-tengah orang Kristen sekarang, Tuhan sudah memberikan pertolonganpun masih tetap saja bersungut-sungut. Kita semua sudah menjadi tempat Yesus berhadirat, Ia sudah hadir di tengah-tengah kita, karena itu jauhkan diri dari sungut-sungut, buang jauh-jauh sikap Marta yang merasa bekerja sendiri dan melayani sendiri. Demikian juga dengan Pengalaman bangsa Israel ketika dalam perjalanan di padang gurun, bersungut-sungut kepada Allah. Walaupun Allah sudah sudah melepaskan mereka dari tangan Firaun, dan membuat mereka berbeda dengan orang Mesir, tetapi di tengah jalan mereka selalu bersungut-sungut kepada Allah. Perbedaan orang Mesir dengan orang Israel : Tanda darah, menjadi tanda penyelamatan bagi bangsa Israel tetapi hukuman kepada orang-orang Mesir. Sekalipun mereka telah melihat perbuatan Allah tersebut, bangsa Israel masih juga bersungut-sungut kepada Allah. Marta adalah gambaran orang-orang Kristen yang suka bersungut-sungut kepada Allah.
2. Marta ingin menjadi kepala bagi saudara-saudaranya.
Karena ingin menjadi kepala bagi saudara-saudaranya, Marta berani memerintah Tuhan Yesus supaya Maria membantunya. Seharusnya Marta harus membuat Yesus sebagai Kepala bukan malah memerintah Tuhan Yesus. Jadi Marta ingin menjadi kepala bukan hanya bagi saudara-saudaranya saja, tetapi juga bagi Yesus. Karena itu, sebagai jemaat Tuhan, kita harus lebih mempercayakan diri kepada Tuhan supaya Ia turut bekerja memberikan pertolongan sebab bagi Tuhan tidak sulit melakukan perkara yang besar. Lazarus yang sudah mati diberi kesempatan dihidupkan kembali, Marta yang suka bersungut-sungut diberi kesempatan untuk dipulihkan, demikian juga dengan Maria yang sudah menempatkan Yesus sebagai Kepala, masih harus dibaharui supaya menjadi sempurna. Kolose 1 : 18 = Kristuslah Kepala tubuh, yaitu jemaat, Ia lebih utama dalam segala sesuatu. Puncak pekerjaan Kristus sebagai Kepala : untuk menempatkan dengan cemerlang, tanpa cacat atau kerut, supaya jemaat menjadi kudus dan tak bercela (Efesus 5 : 27).

Buletin Minggu III November 2008

MENGIKUT KRISTUS SEBAGAI KEPALA Seri-2

PUJI TUHAN! Pada Minggu yang lalu kita sudah melihat firman Tuhan dalam thema : “MENGIKUT KRISTUS SEBAGAI KEPALA”, Kristus adalah Kepala/Suami, dan jemaat adalah tubuh-Nya. Hal ini dapat kita lihat dengan jelas dalam Efesus 5 : 23 : “Karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah Kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.”
Kepala itu ditempatkan tidak disembarang tempat, tempatnya hanya di atas tubuh, menyatu dengan tubuh. Ini menunjuk hubungan antara Kristus sebagai Kepala dengan jemaat sebagai tubuh-Nya tidak dapat dipisahkan, harus tetap menyatu di dalam persekutuan yang benar. Pada zaman akhir ini, gereja bisa tertolong dari segala malapetaka apabila gereja itu mau dipersatukan dengan Kristus dan menempatkan Kristus sebagai Kepala. Pada minggu yang lalu kita sudah melihat dalam Yesaya 4 : 1 ada tujuh perempuan memegang seorang laki-laki, mereka rela menanggung makanan dan pakaian mereka sendiri asalkan nama laki-laki itu dilekatkan kepada mereka. Ketujuh perempuan itu berbicara ketujuh gereja Tuhan yang ada dalam Wahyu psl 2 & 3, perempuan yang belum memiliki suami = gereja yang belum menerima dan mengenal Kristus sebagai Kepala/Suami, memiliki aib. Wahyu pasal 2 & 3, dari ketujuh jemaat tersebut, diantaranya ada lima jemaat yang sangat dicela oleh Allah, yaitu jemaat di Efesus, jemaat di Pergamus, jemaat di Tiatira, jemaat di Sardis dan yang terakhir jemaat di Laodikia.Hanya dua jemaat saja yang dipuji Tuhan, yaitu jemaat di Smirna dan jemaat di Filadelfia. Jemaat di Smirna adalah jemaat yang susah dan sangat miskin tetapi dipuji Tuhan karena sekalipun miskin, mereka tetap berpegang kepada firman Tuhan. Kemudian jemaat di Filadelfia, Tuhan sendiri mengakui bahwa kekuatan mereka sebenarnya tidak seberapa, tetapi mereka tetap menurut akan firman Tuhan dan tidak menyangkal nama Tuhan. Salah satu jemaat yang sangat dikoreksi oleh Tuhan adalah jemaat di Efesus, jemaat yang telah meninggalkan kasih yang mula-mula. Walaupun mereka tekun beribadah dan tidak kenal lelah , namun sangat dicela oleh Tuhan, penyebabnya : karena mereka telah meninggalkan kasih yang semula. Setiap orang yang sudah meninggalkan kasih yang mula-mula walaupun masih beribadah kepada Tuhan, nasibnya lebih parah dari orang-orang yang jatuh karena dosa jinah, mencuri, merampok, dll. Kepada orang yang telah mening-galkan kasih yang mula-mula, Tuhan sendiri yang mengatakan : “Betapa dalamnya engkau telah jatuh.”, jadi setiap orang yang telah meninggalkan kasih yang mula-mula dimata Tuhan kejatuhannya sangat dalam, itu sebabnya dikatakan lebih parah dari pada pencuri, penzinah, dll. Meninggalkan kasih mula-mula sama artinya dengan tidak memperhatikan firman Tuhan, ataupun sudah melupakan Tuhan. Daud memang punya kelemahan dan pernah berdosa kepada Tuhan, tetapi Daud itu masihdapat dipulihkan kembali. Salah satu kelebihan yang dimiliki Daud : cintanya kepada Tuhan sangat besar dan punya komitmen yang begitu kuat kepada Tuhan. Mazmur 132 : 1 - 5 kelebihan Daud dapat kita lihat dalam kerinduannya yang paling besar untuk membangun tempat kediaman untuk yang Mahakuat dari Yakub. Karena cintanya yang begitu kuat kepada Tuhan Allah, Daud telah bersumpah dan bernazar kepada Tuhan : tidak akan masuk ke dalam rumahnya, tidak akan berbaring di ranjang petidurannya, tidak akan membiarkan kelopak matanya terlelap, sampai ia mendapat tempat kediaman untuk Tuhan, Yang Mahakuat dari Yakub. Saudara-saudara, Yohanes 11 = berita tentang Lazarus yang sakit sudah sampai kepada Yesus, tetapi Yesus sengaja berlama-lama datang ke rumah Marta. Bukan karena Yesus tidak mengasihi Marta, Maria dan Lazarus, tetapi ada yang diinginkan Tuhan, yaitu supaya mereka percaya bahwa di dalam Yesus ada kuasa kebangkitan. Bahkan dalam ayat 40 : Lazarus sengaja diijinkan mengalami kematian supaya Maria dan Marta dapat melihat kemuliaan Tuhan. Bahkan lewat kematian Lazarus ini juga, Tuhan mau supaya orang banyak yang mengelilingi mereka percaya bahwa Yesus adalah yang diutus Allah (ayat 42). Karena itu kalau kita lihat kembali dalam hal mengikut Kristus sebagai Kepala, daerah pertama yang harus dilalui adalah daerah kematian. Matius 8 : 23 - 27 ketika angin ribut datang murid-murid berkata : “Tuhan, tolonglah, kita binasa” arti perkataan “kita binasa” = mati. Jadi karena angin ribut murid-murid merasa akan mati binasa.
Kemudian daerah yang kedua yang harus dilalui adalah “daerah dosa”, Matius 9 : 9 : 1 - 8 seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya diakui Yesus sebagai “anak-Ku”, berarti ia juga adalah orang percaya. Penyebab mengapa ia lumpuh adalah dosa, jadi dosa itu sifatnya melumpuhkan, membuat orang tidak punya aktivitas dalam pelayanan. Maka untuk menyembuhkannya Yesus berkata : “Dosamu sudah diampuni”, jadi setiap orang yang tetap hidup di dalam dosa, berarti ia lumpuh, tidak punya aktivitas, baik dalam melayani Tuhan Demikian juga pada zaman sekarang ini, banyak orang percaya kepada Tuhan, tetapi secara rohani lumpuh. Yang lumpuh bukan jasmaninya tetapi rohaninya, tidak ada lagi aktivitasnya. Dan yang membuat banyak orang Kristen lumpuh rohaninya adalah dosa-dosanya. Yang disebut berdosa kepada Tuhan itu banyak hal, salah satu adalah berdosa terhadap Roh Kudus. Beberapa dosa yang bisa membuat orang Kristen lumpuh rohani :
1. Berdosa terhadap Roh Kudus.
Kalau berdosa terhadap Roh Kudus maka Roh Kudus tidak akan tinggal di dalam manusia (Kejadian 6 : 3). Karena manusia itu adalah daging, maka Roh Tuhan tidak selamanya lagi tinggal di dalam manusia. Disebut manusia daging karena selalu menuruti hawa nafsu dari pada menuruti firman Tuhan. Demikian juga dalam Yudas 1 : 18 - 19, firman Tuhan menjelaskan kepada kita bagaimana cara hidup orang-orang yang hidup tanpa Roh Kudus, pekerjaannya : menjadi pengejek-pengejek, hidup menuruti hawa nafsu kefasikan, menjadi pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini. Jadi setiap orang yang hidup tanpa Roh Kudus, yang telah berdosa terhadap Roh Kudus, rohaninya akan lumpuh. Untuk menyembuhkan orang yang lumpuh rohani : “Dosanya harus diampuni lebih dahulu”, kepada orang yang lumpuh ini tidak dikatakan “berjalanlah” melainkan dosamu telah diampuni. Ulangan 10 : 12 - 13 ada empat (4) hal yang dimintakan oleh Tuhan dari kita, yaitu : *Takut akan Tuhan, **Hidup menurut jalan Tuhan, ***Mengasihi Tuhan dan ****Beribadah kepada Tuhan Allah dengan segenap hati dan segenap jiwa. Kalau kita mau menuruti apa yang dimintakan Tuhan ini, maka Roh Kudus akan diam di tengah-tengah kita dan kita akan menjadi kediaman Allah.
2. Dosa dalam pikiran,
Matius 9 : 4 Tuhan Yesus paling tahu pikiran manusia, termasuk pikiran orang Farisi. Dalam Efesus 4 : 17 firman Tuhan menegaskan supaya kita jangan hidup seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikiran yang sia-sia.
3. Kedegilan dalam hati
juga menjadi salah satu dosa yang bisa membuat orang lumpuh rohaninya, dapat kita lihat dalam Efesus 4 : 18 akibat kedegilan hati : pengertian akan gelap dan membuat orang jauh dari persekutuan dengan Allah.

Bulletin Minggu IV November 2008

MENGIKUT KRISTUS SEBAGAI KEPALA Seri-3

Mengikut Kristus sebagai Kepala, ada tiga (3) rintangan yang harus kita lewati, yaitu :
1. Menghadapi kematian (sudah dijelaskan pada minggu yang lalu), merupakan rintangan yang paling ditakuti oleh setiap orang, termasuk Martha dan Maria setelah Lazarus mati.
2. Menghadapi dosa.
3. Menghadapi dunia.
Rintangan kedua yang harus kita lewati ialah : “DOSA”, khusus dalam Matius psl 9 ada tiga penyakit yang diakibatkan oleh dosa, yaitu :
Lumpuh (Matius 9 : 1 - 8),
Buta (Matius 9 : 27 - 31)

Bisu (Matius 9 : 32 - 34).
Setiap orang yang mengaku dan percaya kepada Tuhan Yesus tetapi tetap hidup di dalam dosa-dosa, maka dosa itulah yang membuat orang menjadi lumpuh, buta dan bisu. Dikatakan lumpuh, buta dan bisu karena kedua kakinya tidak berfungsi lagi, mata tidak dapat melihat dan mulutnya tidak dapat berkata-kata. Ketiga penyakit ini masih dapat disembuhkan atau dipulihkan apabila masih memiliki telinga yang mau dengar-dengaran akan firman Tuhan. Amsal 4 : 20 - 22 firman Tuhan menghimbau supaya kita mau memperhatikan firman dan mengarahkan telinga kepada ucapan Tuhan. Sebab jika kita mau mendengar dengan baik, maka firman itu akan menjadi kehidupan dan menjadi kesembuhan bagi seluruh tubuh. Telinga yang mau mendengar dengan baik akan mendatangkan kesembuhan bagi tubuh.Karena itu dalam setiap ibadah, yang menjadi fokus utama adalah mendengarkan firman Tuhan dengan baik. Puji-pujian itu memang baik, melompat itu tidak salah, tetapi dalam setiap ibadah yang menjadi pokok adalah mendengar firman Tuhan. Ibadah yang bagaimanapun bentuknya, kalau tidak mau mendengar firman Tuhan dengan baik-baik, maka ibadahnya itu adalah sia-sia saja tidak memberikan faedah. Karena itu dalam setiap ibadah, arahkan telingamu untuk mendengar firman Tuhan dengan baik bukan kepada pribadi hamba Tuhannya. Sebab dengan demikian kita akan bisa mendengar dengan baik. Kalau kita lihat Amsal 4 : 2- 22, Tuhan sendiri yang memberikan jaminan bahwa mendengar firman Tuhan menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan menjadi kesembuhan bagi seluruh tubuh. Kuncinya : simpanlah firman Tuhan itu di dalam lubuk hatimu. Sebab di dalam setiap firman yang kita dengar pasti ada kuasa Allah yang mampu menyembuhkan bahkan menghidupkan saudara-saudara. Karena itu jangan tertipu oleh setan yang sering mengalihkan perhatian manusia supaya tidak mendengar dan melakukan firman Tuhan. Di teman Eden, manusia pertama saja masih bisa tergoda karena memalingkan telinga untuk mendengar perkataan ular, akibatnya mereka harus diusir dari taman Eden. Apalagi saudara-saudara yang sudah sejak dari kecil sudah berdosa, tidak ada alasan untuk tidak mendengarkan firman Tuhan.Karena itu supaya orang lumpuh bisa berjalan dengan baik, orang lumpuh itu harus dibawa kepada Yesus supaya mendengar perkataan-Nya. Matius 9 : 1 - 8 setelah Yesus sampai ke kota-Nya sendiri, ada seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya dibawa kepada Yesus. Lumpuh bukan hanya badannya saja tetapi juga rohaninya, iman atau kepercayaannya kepada Tuhan juga lumpuh. Tetapi sekalipun demikian, orang yang lumpuh ini juga masih mendapat kasih karunia dari Yesus. Untuk menyembuhkan kelumpuhannya, Yesus berkata : “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Untuk menolong orang yang lumpuh perlu diyakinkan dahulu supaya percaya kepada firman Tuhan dan supaya yakin bahwa dosanya telah diampuni. Mengapa demikian? Sebab dosa itu membuat orang menjadi lumpuh secara rohani, iman menjadi lemah sehingga sulit sekali percaya kepada firman Tuhan. Karena itu perlu kita ketahui bahwa ada tiga (3) hal yang paling dihalangi iblis, yaitu :
1. Supaya manusia itu jangan mendengarkan firman Tuhan, iblis tahu apabila manusia itu dengar firmanTuhan, ia tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
2. Supaya manusia itu jangan sampai mengakui dosanya, iblis tahu apabila setiap orang mengaku dosa maka Tuhan akan mengampuninya.
3. Supaya manusia itu lalai dan mengabaikan firman Tuhan, iblis tahu apabila manusia itu melalaikan firman Tuhan maka imannya tidak ada.
Sehingga dengan demikian iblis sangat berusaha sekali supaya jangan ada seorangpun yang mende-ngarkan firman Tuhan, yang mengakui dosanya dan yang melakukan kehendak Allah. Amos 3 : 12 keruntuhan Israel itu digambarkan seperti seorang gembala melepaskan dari mulut singa DUA TULANG BETIS atau POTONGAN TELINGA. Kalau tulang betis dan telinga sudah dimulut singa berarti imannya sudah lumpuh dan tidak mungkin lagi mendengar firman Tuhan. Itu sebabnya kalau ada orang yang lumpuh rohaninya harus dibawa ke dalam penggembalaan supaya imannya dibangkitkan oleh Tuhan Yesus. Matius 9 : 27 - 31 untuk menyembuhkan orang yang buta dibutuhkan iman yang percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan. Kepada orang buta Yesus berkata : “Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?”, Yesus mencoba membangkitkan kepercayaan mereka. Karena orang buta ini percaya, maka Yesus berkata kepada mereka : “Jadilah kepadamu menurut imanmu.” Mengapa mereka bisa percaya? tentu karena mereka mau mengarahkan telinga untuk mendengar perkataan Yesus, sehingga mereka percaya bahwa Yesus benar-benar sanggup menyembuhkannya. Demikian juga supaya orang yang buta rohani bisa melihat kemuliaan Allah, harus dibawa kepada Tuhan, digembalakan supaya mendengar firman Tuhan. Wahyu 2 : 8 - 11 firman Tuhan kepada jemaat di Smirna, diperingatkan supaya jangan takut terhadap apa yang harus di derita. Sebab memang pada dasarnya banyak orang yang takut ketika sedang mengalami penderitaan, imannya bisa menjadi goyah. Dalam diri manusia ada dua (2) bagian, yaitu manusia rohaniah dan manusia jasmaniah (1 Korintus 15 : 44). Kalau dalam diri seseorang yang menonjol adalah manusia jasmaniah, ketika menghadapi penderitaan ia pasti takut. Mengapa Takut? karena di dalam diri manusia jasmaniah tidak ada kasih. Tetapi kalau yang menonjol adalah manusia rohaniah, maka ia tidak akan takut walaupun penderitaan datang. Mengapa? karena di dalamnya ada kasih, kasihlah yang dapat melenyapkan ketakutan (1 Yohanes 4 : 18). Dikatakan manusia rohaniah karena hidup di dalam kasih Allah, lebih mengutamakan hidup di dalam kebenaran daripada hidup menurut daging. Sedangkan Wahyu 2 : 12 - 17 supaya iman jangan gugur ada dua (2) hal yang harus diwaspadai, yaitu ajaran BILEAM yang menawarkan Mammon (kemakmuran, iming-iming kekayaan/jabatan/kedudukan, jodoh, dll) dan ajaran NIKOLAUS yang tampil dengan kekerasan atau dengan kekuatannya untuk memaksa orang supaya mengikuti ajarannya. Hanya manusia rohaniah saja yang tidak akan terjerat kedalamnya.
Matius 9 : 32 - 34 disebut bisu karena mulutnya tidak dapat berkata-kata, bisu karena ada setan yang merasukinya. Demikian juga banyak orang Kristen yang bisu rohani, supaya dapat berkata-kata tentang kebenaran dan tentang kemuliaan Tuhan, setan yang merasukinya harus diusir dahulu.

Tidak ada komentar: