“KEMBALI KEPADA MAKSUD ALLAH”
Juni 2013
Sauadara-saudara, pada mulanya manusia itu diciptakan segambar dan serupa dengan Allah dan tidak ada cacat celanya. Namun karena manusia itu tidak taat kepada perintah Tuhan maka mereka pun jatuh ke dalam dosa sehingga kehilangan gambar dan rupa Allah. Namun Tuhan Allah tidak berhenti, Ia terus bekerja untuk memulihkan keadaan manusia itu supaya bisa kembali segambar dan serupa dengan Allah. Tuhan Allah merindukan supaya manusia bisa menampilkan gambar Allah di mana pun ia berada, dalam rumah tangganya, dipekerjaannya, dalam pelayanannya atau di manapun ia berada.
Setelah Adam diciptakan, Tuhan Allah memberi nafas hidup supaya Adam menjadi makhluk yang hidup lalu menempatkannya di taman Eden. Bagi kita sekarang kalau Tuhan memberikan firman dan Roh Kudus-Nya, Tuhan mau supaya kita bisa menjadi jemaat yang hidup, supaya kita bisa hidup seperti yang Tuhan inginkan. Maka supaya kita bisa terpelihara dengan baik, kita harus tetap berada di dalam Kristus, di dalam firman dan Roh Kudus-Nya dan tetap berdiri teguh di atas korban Kristus. Wahyu 1 : 5 - 6 sebagai umat Tuhan, kita telah dilepaskan dari dosa oleh darah Kristus dan Tuhan mau membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam yang melayani Allah.
Jadi oleh korban Kristus lewat kematian-Nya di kayu salib, Tuhan merindukan supaya manusia yang telah berdosa itu dipulihkan kembali. Tuhan mau menjadikan kita sebagai ciptaan yang baru untuk dijadikan segambar dengan Allah.
Jika seandainya manusia itu sudah segambar dan serupa dengan Allah, tentu Tuhan Yesus sudah datang kembali. Tetapi karena masih banyak orang Kristen yang tidak sungguh-sungguh melakukan firman Tuhan, tidak sungguh-sungguh beribadah dan melayani Tuhan, maka Tuhan Yesus belum datang. Sampai sekarang Tuhan Yesus masih bekerja untuk menjadikan gereja Tuhan itu supaya beroleh gambar dan rupa Allah. Proses menjadikan kita segambar dan serupa dengan Allah : Tuhan mau menjadikan manusia itu menjadi ciptaan baru, yaitu yang lahir dari firman dan Roh.
Karena itu Yesaya 1 : 18 firman Tuhan mengajak supaya kita berperkara kepada Tuhan :
- sekalipun dosa kita merah seperti kirmizi
akan menjadi putih seperti salju
- sekalipun dosa kita merah seperti kain
kesumba akan menjadi putih seperti bulu
domba
Sebab kalau kita mau berperkara kepada Tuhan itu berarti kita sedang membawa hidup kita untuk diperdamaikan dengan Allah, Tuhan sedang membawa kita masuk ke dalam rencana penyelamatan yang sedang dikerjakan-Nya di dalam dunia ini.
Tuhan tahu tidak ada seorangpun yang bisa menyelesaikan dosa-dosa manusia karena itu Ia sendiri yang datang dan menyediakan diri-Nya sebagai korban penghapus dosa. Jika kita mau datang kepada Tuhan dan mengaku bahwa kita membutuhkan pengampunan, maka Tuhan sendiri akan bekerja untuk menyelasikan dosa-dosa kita.
Itu sebabnya Tuhan sendiri yang mengajak supaya kita berperkara dengan Tuhan sebab dengan demikian maka segala dosa kita akan dihapuskan. Cara berperkara kepada Tuhan : mendengar dan menuruti firman Tuhan. Yesaya 1 : 19 berkata : “Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu.” Jadi sangat jelas kalau kita mau menurut dan mendengarkan firman Tuhan, maka kita sendiri akan mendapatkan berkat khsusus dari Tuhan.
Memakan hasil baik dari negeri = menikmati hidup di dalam Kristus, hidup yang telah mendapatkan pemeliharaan di dalam kasih-Nya yang besar.
Kalau kita mau menurut dan mendengarkan segala perkataan Tuhan lewat ibadah dan penggembalaan, maka Tuhan akan memperhatikan hidup kita.
Tuhan sendiri yang akan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan, bahkan dalam kelemahan pun Tuhan turut membantu supaya kita bisa menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan. Memang di dalam diri manusia itu terlalu banyak keinginan-keinginan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, tetapi kalau kita mau datang kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh maka Ia akan memberikan kekuatan. Kekuatan untuk menolak dosa, kekuatan untuk mengalahkan segala tipu siasat Iblis bahkan kekuatan untuk mengalahkan segala keinginan daging atau yang duniawi.
Lukas 13 : 23 - 24 Tuhan Yesus memberikan satu perumpamaan bagaimana berjuang yang benar supaya bisa masuk ke dalam hidup yang kekal. Yesus berkata: “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu : Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.” Untuk masuk ke dalam hidup yang kekal, yaitu ke dalam kerajaan sorga merupakan suatu perjuangan yang sangat berat. Dikatakan berat karena pintunya sempit/sesak dan banyak orang yang menjadi penghalang.
Kunci supaya bisa masuk melalui pintu yang sempit/sesak itu adalah kita harus mau menjadi kecil, yaitu harus menjadi lebih kecil dari pintu tersebut. Sebab kalau tidak mau menjadi kecil maka sudah pasti tidak akan bisa masuk ke dalam pintu, tidak akan sanggup bertemu dengan Kristus.
Pintu itu adalah Tuhan Yesus Kristus yang adalah Raja di atas segala raja tetapi yang mau menjadi kecil.
Tuhan Yesus telah membuktikan bahwa Ia mau menjadi kecil, Ia mau menjadi manusia dan mengambil rupa sebagai seorang hamba dan taat sampai mati di atas kayu salib. Yesus telah menjadi contoh dan teladan bagi kita supaya kita juga mau menjadi kecil dan merendahkan diri serendah-rendahnya. Yohanes 3 : 30 pengakuan Yohanes pembabtis tentang Yesus dan tentang dirinya sendiri : “Ia harus semakin besar, tetapi aku harus makin kecil.”
Dalam hal ini Yohanes pembabtis membuat Yesus harus semakin besar sementara dirinya sendiri harus semakin kecil. Ini adalah pengakuan seorang yang mau membuat dirinya lebih kecil dari Yesus, membuat Yesus lebih tinggi dari segalanya. Padahal tentang Yohanes pembabtis, Tuhan Yesus pernah berkata bahwa diantara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes pembabtis (Matius 11 : 11). DI dunia ini tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes pembabtis, sebab dialah satu-satunya orang yang pernah membabtiskan Tuhan Yesus. Namun demikian ketika Yohanes pembabtis melihat Yesus datang kepadanya, Yohanes pembabtis mau membuat Yesus harus semakin besar sedangkan dirinya harus semakin kecil.
Inilah cara yang harus kita lakukan supaya kita bisa masuk melalui pintu yang kecil dan sesak.
Karena Yesus telah menjadi kecil maka kita pun haus mau menjadi kecil bahkan harus lebih kecil dari pintu. Pintu itu adalah pribadi Tuhan Yesus, Dialah satu-satunya teladan yang harus kita teladani. Tetapi kalau kita lihat zaman sekarang ini kebanyakan orang lebih suka membesar-besarkan dirinya, tidak mau meneladani Yesus maupun Yohanes pembabtis. Padahal Tuhan Yesus sudah mengatakan bahwa pintu untuk masuk ke dalam sorga itu sempit, tetapi kebanyakan orang tidak mau mendengar dan menuruti firman Tuhan. Bagi mereka firman Tuhan itu hanya bagaikan cerita saja yang hari ini didengar kemudian dilupakan. Tetapi bagi kita jemaat Tuhan yang telah menerima firman pengajaran, kita harus mau menurut dan mendengar setiap firman Tuhan, kita harus mau meneladani Tuhan Yesus dengan jalan mau menjadi kecil. Gambar Tuhan Yesus harus menjadi gambar kita, apa yang dilakukan Yesus harus kita lakukan supaya kita bisa bersama-sama dengan Dia dalam kemuliaan-Nya.