Minggu, 22 September 2013

Bulletin Minggu 2013

“KEMBALI KEPADA MAKSUD ALLAH 
YANG SEMULA” 


Minggu, September 2013

 Puji Tuhan! Kita patut bersyukur kepada Tuhan kita, Yesus Kristus yang telah menyatakan kepada kita rahasia firman-Nya. Tuhan Allah merindukan supaya kita semua kembali kepada maksud dan rencana-Nya yang semula. Yaitu menjadikan kita segambar dan serupa dengan Allah dan yang akan dilayakkan untuk menerima kemuliaan-Nya yang besar. Efesus 2 : 10 firman Tuhan menjelaskan kepada kita bahwa kita ini adalah buatan Allah yang diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Tuhan mau supaya kita hidup di dalam rencana Allah yang semula. Karena itu Allah mengutus Yesus Kristus ke dalam dunia ini sebagai Tuhan dan Juruselamat supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya diciptakan dalam Kristus Yesus. Yaitu diciptakan supaya menjadi ciptaan yang baru. Sebab kalau manusia itu masih tetap dalam hidup yang lama sudah tentu tidak akan bisa melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Mereka akan tetap berada dalam kekuasaan dosa dan tidak bisa diciptakan menjadi ciptaan yang baru. Karena itu supaya kita ini bisa disebut buatan Allah, yang diciptakan dalam Kristus Yesus, kita harus tetap bertekun beribadah, tekun melayani Tuhan dan tekun melakukan segala kehendak Tuhan sampai Ia datang atau sampai kepada akhir hidup kita. Ketekunan kita dalam melakukan firman Tuhan membuat hidup diperbaharui dan menjadikan kita berharga di mata Tuhan. 

Apabila kita tekun, kita yakin bahwa Tuhan pasti membela dan memelihara. Lukas 8 : 15 firman Tuhan menjelaskan yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman Tuhan menyimpannya dalam hati yang baik sehingga berhasil mengeluarkan buah dalam ketekunan. Sikap yang harus kita miliki supaya berhasil mengeluarkan buah dalam ketekunan : mendengar dan menyimpan firman Tuhan dalam hati yang baik. Karena firman Tuhan itu disebut benih yang baik maka kita juga harus memiliki hati yang baik, sikap dan perbuatan yang baik maka firman Tuhan itu akan bertumbuh dalam hati kita bagaikan pohon sampai berhasil mengeluarkan buah. Dan buah yang dihasilkan itu sendiri adalah buah dalam ketekunan. Yang disebut tekun artinya : tidak berhenti sampai kepada akhirnya atau sampai Tuhan Yesus datang kembali. Tidak berhenti beribadah kepada Tuhan, tidak berhenti melayani Tuhan, tidak berhenti melakukan firman Tuhan, tidak berhenti mengem-balikan firman Tuhan, tidak berhenti berdoa, dll. 

Mengasihi Tuhan tidak cukup hanya satu tahun, duat tahun, sepuluh tahun, lima puluh tahun, tetapi sampai Tuhan datang kali yang kedua kita harus tetap mengasihi Tuhan. Sebab kalau berhenti mengasihi Tuhan, berhenti beribadah, berhenti melayani Tuhan, sudah pasti perjalanan kepengikutannya kepada Tuhan juga sedang terhenti. Sama seperti bangsa Israel ketika sedang dalam perjalanan menuju tanah Kanaan, ketika mereka tidak sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan maka perjalanan mereka juga terhenti. Itu sebabnya firman Tuhan sangat menekankan betapa pentingnya ketekunan itu kita miliki. Sebab jika kita tetap tekun beribadah, melayani Tuhan dan tekun melakukan firman maka Tuhan akan berkenan akan hidup kita. Firman Tuhan dalam Ibrani 10 : 36 mengatakan “Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.” Jadi jelas kita semua memerlukan ketekunan supaya berhasil memperoleh apa yang telah dijanjikan Tuhan. 

Bahwa barangsiapa tetap tekun dan setia melakukan firman Tuhan maka Tuhan akan memberikan kepadanya upah yang besar di sorga. Contoh orang yang tetap tekun walau sedang mengalami beban penderitaan dan ketika nyawa sedang terancam bahaya, yaitu Ayub dan Daniel. 
           - Yakobus 5 : 11; Ayub 2 : 3 Ayub tetap tekun dalam kesalehannya, tetap tekun mempercayai firman Tuhan maka Tuhan memberikan kepadanya dua kali lipat dari yang sebelumnya. Tuhan sendiri yang berkata kepada Iblis bahwa tiada seorang pun di bumi seperti Ayub, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Bahkan yang lebih lagi Ayub tetap tekun dalam kesalehannya meskipun Iblis telah membujuk supaya Allah melawan Ayub untuk mencelakakan nya tanpa alasan. Kita lihat dalam ayat ini begitu luar biasanya Ayub yang tetap tekun dalam kesalehannya, tidak mempersalahkan Tuhan, tidak mengutuki Allah dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut. 
          -Daniel 6 : 17, 20 - 23 ketika Daniel akan dilemparkan ke dalam gua singa, berbicaralah raja Darius kepada Daniel: “Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau.” Raja sendiri menyaksikan tentang ketekunan Daniel menyembah dan melayani Allah. Walaupun raja Darius itu seorang yang tidak takut akan Allah bahkan tidak mengenal Allah tetapi ia bisa melihat dan menyaksikan tentang ketekunan Daniel kepada Allah. Ini bisa terjadi karena Daniel itu memang seorang yang sangat tekun beribadah kepada Tuhan. 

Sebab dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji-muji Allah seperti yang biasa dilakukannya setiap hari. Ayub dan Daniel ini menjadi contoh bagi kita dan yang patut kita teladani supaya kita juga tetap bertekun dalam mengikuti dan melakukan firman Tuhan. Walaupun Ayub mengalami beban penderitaan yang begitu berat, bukan hanya hartanya yang habis tetapi ia juga mengalami sakit penyakit yang begitu parah tetapi Ayub tetap tekun dalam kesalehannya. Demikian juga Daniel walaupun nyawanya sedang terancam dengan kematian sebab sudah dimasukkan ke dalam gua singa, tetapi Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk mengatup kan mulut singa-singa itu sehingga mereka tidak mengapa-apakan Daniel. Demikian juga akan kita alami kalau kita tetap bertekun kepada Tuhan dan tetap setia melakukan setiap firman-Nya. Sebab justru ketika sedang mengalami beban penderitaan yang begitu berat, kita harus bertekun kepada Allah supaya Ia memulihkan keadaan kita. Mungkin Saudara sedang mengalami goncangan dalam hal ekonomi, keadaan keluarga atau rumah tangga, mungkin sedang mengalami sakit penyakit, bahkan ketika nyawa kita sedang terancam, pada saat itulah buah ketekunan itu mendatangkan berkat. 

Lewat ketekunan yang kita lakukan selama ini Tuhan perhitungkan sehingga kita dilepaskan dari segala persoalan yang sedang kita hadapi. Ibrani 10 : 35, 38 firman Tuhan mengingatkan supaya kita jangan melepaskan kepercayaan kita kepada firman Tuhan dan kepada janji-janji-Nya. Mengapa? sebab besar upah yang menantinya. Maksudnya kalau kita tetap percaya kepada firman Tuhan dan kepada janji-Nya maka Tuhan akan memberikan upah yang besar. Tetapi sebaliknya setiap orang yang melepaskan kepercayaannya dan mengundurkan diri, maka Tuhan tidak akan berkenan kepadanya. Walaupun ia sudah lama mengikut Tuhan bahkan sekalipun ia sudah lama melayani Tuhan, tetapi kalau mengundurkan diri ia tidak akan mendapat upah dari Tuhan. Misalnya Yudas, walaupun ia seorang murid yang dipilih langsung oleh Yesus dan sudah sekian lama mengikuti gerak perjalanan pelayanan Tuhan Yesus, tetapi karena ia mengundurkan diri maka ia tidak mendapat upah. Bukan saja ia kehilangan jabatan kerasulannya, tetapi ia malah mati dengan tidak wajar. Jadi berbicara ketekunan dalam mengikut dan melakukan firman Tuhan ditujukan kepada semua orang, baik jemaat maupun hamba Tuhan harus memiliki ketekunan.

Tidak ada komentar: