Senin, 08 Juli 2013

Beletin Minggu

“KEMBALI KEPADA MAKSUD ALLAH 
YANG SEMULA” 

Minggu, Juli 2013


 Saudara-saudara, kita sudah melihat mengapa Allah menciptakan manusia segambar dan serupa dengan Allah, karena Allah menginginkan manusia itu menjadi satu keluarga yang menyenang kan di hati Allah dan kerinduan Allah memperluas kerajaan-Nya di muka bumi ini. Namun yang menjadi persoalan manusia itu gagal mempertahan kan gambar dan rupa Allah karena telah jatuh ke dalam dosa. Bukan hanya berdosa saja tetapi yang juga kehilangan kemuliaan Allah. Puncaknya dalam Kejadian 6 : 1 - 7 yang terjadi setelah manusia itu bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, Tuhan Allah melihat bahwa kejahatan manusia di bumi sangat besar dan bahwa kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Kejahatan manusia : anak-anak Allah mengambil istri dari anak-anak perempuan itu siapa saja yang disukai mereka karena mereka melihat anak-anak perempuan itu cantik-cantik. 

Apa yang dilakukan manusia itu membuat Allah “menyesal” bahwa Ia telah menjadikan manusia. Bahkan segala kejahatan yang telah dilakukan manusia itu sangat “memilukan” hati Allah. Akibatnya Allah menghukum manusia dengan air bah dan menghapuskan manusia dari muka bumi, baik manusia, maupun hewan-hewan dan binatang-binatang dan burung-burng di udara. Dari sekian banyak manusia yang diam di bumi hanya delapan orang saja yang selamat, yaitu Nuh, istrinya, anak-anaknya dan juga menantu-menantunya karena Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan. Apa yang terjadi pada zaman Nuh ini harus menjadi perhatian kita bersama sebab menjelang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya kejahatan manusia di bumi ini juga akan semakin besar. Tuhan Yesus sendiri yang telah mengatakan sebagainana halnya pada zaman Nuh demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Matius 24 : 37 - 39 hal-hal yang paling menonjol yang dilakukan manusia : - makan dan minum 
                                                                       - kawin dan mengawinkan 

Ketika manusia itu sibuk makan dan minum, kawin dan mengawinkan sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, mereka tidak tahu akan sesuatu sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua. Demikian juga ketika Tuhan Yesus akan datang kali yang kedua manusia akan sibuk mengurusi perkara makan dan minum, kawin dan mengawinkan, mereka tidak tahu akan kedatangan Tuhan Yesus. Kalau pada zaman Nuh, Allah menghukum manusia dengan air bah tetapi kelak Allah akan menghukum manusia berdosa dalam kematian yang kekal, di neraka. Karena itu supaya kita bisa diterima kembali menjadi keluarga yang menyenangkan hati Allah, hal-hal yang harus kita lakukan : - kita harus keluar dari kegelapan dosa
                                                                                        - pisahkan diri - dan jangan menjamah yang najis  
2 Korintus 6 : 15 - 18 firman Tuhan mengingatkan supaya jangan ada noda kekafiran dalam hidup kita. Firman Tuhan mengingatkan : “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.” Mengapa firman Tuhan mengatakan demikian? sebab tidak ada persamaan antara kebenaran dengan kedurhakaan, terang tidak dapat bersatu dengan gelap, tidak ada persamaan antara Kristus dengan Belial, orang-orang yang tidak percaya tidak akan mendapat bagian bersama-sama dengan orang percaya dan tidak ada hubungan bait Allah dengan berhala. Karena itu sebagai jemaat maupun sebagai hamba-hamba Tuhan, kita semua harus mengetahui bahwa kebenaran itu berguna hanya bagi orang yang mau memisahkan diri dari perbuatan kegelapan. Sebab kalau kita mau memperhatikan dan melakukan hal-hal tersebut di atas maka Tuhan akan menerima kita kembali dan akan membawa kita kepada rencana-Nya yang semula. 

Tuhan akan diam bersama-sama dengan kita dan hidup di tengah-tengah keluarga kita. Bukti Tuhan menerima kita : Dia akan menjadi Allah kita dan kita akan menjadi umat-Nya, yaitu menjadi orang-orang yang diakui sebagai miliki kesayangan-Nya sendiri. Kita akan menyebut Tuhan itu sebagai Bapa dan kita akan menjadi anak-anak-Nya laki-laki dan perempuan. Di mata Tuhan tidak ada lagi perbedaan, tidak ada kaya atau miskin, besar atau kecil, hitam atau putih, tetapi di mata Tuhan semua akan menjadi sama. Semua hal ini harus kita pahami dengan benar supaya kita bisa mengerti kehendak Tuhan dalam hidup kita. Dosa itu sifatnya mengikat, merusak dan yang paling rentan hancur akhibat dosa adalah nikah atau keluarga-keluarga orang Kristen. Sebab kalau suami atau istri sudah berdosa maka dengan sendirinya anak-anak atau keturunannya juga sangat dipengaruhi oleh dosa. Tetapi kalau kita mau memperhatikan firman Tuhan maka ada jalan atau kesempatan untuk dipulihkan supaya bisa menjadi keluarga yang bahagia. Sebab dengan memperhatikan dan melakukan firman Tuhan, maka Tuhan sendiri akan bekerja untuk mendatangkan kebaikan dalam hidup kita. Oleh pertolongan Tuhan dalam kuasa firman dan Roh Kudus-Nya kita bisa mengerti kehendak Tuhan yang akan membawa kita ke dalam kekudusan. Kita akan dibaharui dari hari ke hari sampai kita bisa mengerti kehendak Tuhan yang sesungguhnya. 

Tuhan Allah sangat merindukan anak-anak manusia itu bisa menjadi satu keluarga yang bahagia dan yang bisa menyenangkan hati Tuhan. Kalau Iblis sangat mengharapkan supaya keluarga orang Kristen itu hancur tetapi Tuhan sangat merindukan keluarga-keluarga orang Kristen itu menjadi anak-anak yang menyenangkan bagi Tuhan. Sama seperti seorang suami atau istri rindu membuat keluarganya menjadi tempat kesenangan bersama-sama, demikian juga Tuhan Yesus sebagai kepala keluarga rindu membuat keluarga orang Kristen itu sebagai tempat untuk mencurahkan kebahagiaan-Nya. Yesaya 51 : 3 setiap keluarga orang Kristen yang sudah dibangun menjadi bait Allah itu pasti mampu menyenangkan hati Tuhan. Walau rumah tangga itu pernah hancur, tetapi kalau mau dibangun kembali maka Tuhan akan menghiburnya. Tuhan akan menghibur segala reruntuhannya dan akan membangunnya kembali menjadi tempat kediaman-Nya. Bahkan Tuhan akan membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman Tuhan. Artinya di dalam keluarga itu terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang nyaring. 

Karena itu supaya Tuhan Allah mau diam di dalam hidup kita : - Keluaran 25 : 8 - 9 kita harus membuat tempat kudus bagi Tuhan, artinya kita harus dibangun menjadi tempat kediaman Tuhan supaya Tuhan mau berdiam di dalam hidup kita. - Yohanes 1 : 14 firman Tuhan yang kita dengar dan terima itu harus menjadi daging, artinya setiap kali mendengarkan firman Tuhan harus menerima firman Tuhan sebagai suatu kebutuhan hidup. Jika demikian maka Tuhan akan diam di dalam hidup kita dan kita akan menerima kasih karunia demi kasih karunia. Kalau kita sudah dibangun menjadi bait Allah maka firman Tuhan itu akan diam di dalam hidup kita. Dan kalau firman Tuhan sudah diam di dalam hidup kita maka kita akan melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan Kristus sebagai Anak Tunggal Bapa yang penuh kasih karunia dan kebenaran. Demikian juga dalam Roma 8 : 17 firman Tuhan menyatakan apabila kita sudah menjadi anak-anak Allah, maka kita akan berhak menjadi ahli waris, yaitu orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah. Haleluya.....!!!

Tidak ada komentar: