“HENDAKLAH KAMU JUGA
SIAP SEDIA”
Minggu, Desember 2013
Saudara-saudara, kerinduan Tuhan bagi umat-Nya supaya hidup suci sama seperti Kristus, hidup sesuai dengan ukuran Tuhan sendiri. Sebab ada orang sudah menganggap dirinya suci dengan ukurannya sendiri dan tidak menyadari bahwa sebenarnya hal seperti itu tidak benar. Hidup suci yang sebenarnya harus sama seperti Yesus Kristus, harus sesuai dengan standart kekudusan yang dikehendaki Tuhan Yesus. Wahyu 11 : 1 - 2 Tuhan menyuruh supaya mengukur Bait Suci Allah dan mezbah dan mereka yang beribadah di dalamnya. Sedangkan pelataran atau halaman Bait Suci yang di sebelah luar tidak diukur sebab telah ditentukan untuk diserahkan kepada bangsa-bangsa lain dan akan menginjak-injak kota Kota Suci itu empat puluh dua bulan lamanya = 3 1/2 tahun.
Mengapa kekudusan kita harus sesuai dengan standart kekudusan Tuhan Yesus Kristus?
Sebab dalam Wahyu 13 - 7 firman Tuhan telah menjelaskan kepada kita bahwa ada orang-orang kudus yang akan dikalahkan oleh antikristus. Tuhan sendiri yang memperkenankan antikristus itu berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka.
Orang-orang kudus yang dikalahkan oleh antikristus ini adalah orang-orang kudus yang tidak sesuai dengan standart atau ukuran Tuhan. Ketika Tuhan Yesus datang kali yang kedua orang-orang kudus yang sesuai dengan standart akan mengalami keubahan, yaitu akan diubahkan dalam sekejap mata supaya menjadi sempurna dan akan menjadi sidang mempelai perempuan Kristus.
Sedangkan orang-orang kudus yang tidak disempurnakan itu akan tertinggal dan pada saat itulah mereka akan diserahkan ke tangan antikristus dan akan menganiaya mereka selama tiga setengah tahun. Kalau ingin selamat dan memperoleh hidup yang kekal, mereka harus mempertahankan iman mereka dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri. Dan tidak banyak orang yang mampu lolos dari tangan antikristus tersebut.
Karena itu 1 Yohanes 3 : 2 - 3 firman Tuhan mengingatkan kita memang belum nyata keadaan kita kelak namun demikian kita harus menaruh harapan akan melihat Tuhan dalam kekudusan-Nya yang sebenarnya. Hal yang harus kita lakukan adalah kita harus menyucikan diri sama seperti Kristus adalah suci. Maksudnya ukuran atau standart kekudusan kita harus sama seperti kekudusan Tuhan Yesus Kristus. Kalau kekudusan kita sudah sama seperti Yesus Kristus maka kita juga akan menjadi sama dengan Dia dalam kerajaan-Nya yang kekal.
Sebab pada saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya pada saat itulah orang-orang kudus akan diubahkan dan akan disempurnakan supaya menjadi sidang mempelai perempuan Kristus, yang akan dibawa masuk ke dalam pesta nikah Anak Domba. Karena itu sekalipun belum nyata keadaan kita kelak, kita harus tetap menaruh pengharapan pada Kristus dan menyucikan diri sama sama seperti Kristus yang adalah suci dan sempurna adanya.
Sebagai jemaat maupun sebagai hamba Tuhan kalau sudah punya pengharapan yang benar kepada Kristus, akan membuat hidup kita punya visi dan tujuan yang benar. Visi = adalah hasil dari mata rohani yang telah dicelikkan oleh terang firman pengajaran sehingga punya masa depan yang penuh pengharapan.
Mazmur 78 : 37 - 42 firman Tuhan menceritakan tentang keadaan bangsa Israel setelah dilepaskan dari perbudakan Mesir : mereka tidak punya visi atau tujuan yang jelas sebab mata rohani mereka tidak terus memandang kepada Tuhan yang telah melepaskan mereka. Justru sebaliknya mereka telah memperdaya Tuhan dengan mulut dan lidah mereka, hati mereka tidak tetap melekat kepada Tuhan dan kepada perjanjian-Nya. Bahkan firman Tuhan begitu tegas mengatakan bahwa mereka berulangkali telah mencobai Tuhan Allah.
Dan dengan sikap dan perbuatan mereka itu mereka tidak sadar bahwa mereka telah menyakiti hati Tuhan.
Apa yang telah diperbuat oleh bangsa Israel ini tidak patut kita teladani, setelah kita mendapatkan keselamatan yang dikaruniakan oleh korban Kristus selanjutnya kita harus punya visi dan tujuan yang benar. Mata rohani kita harus tetap tertuju kepada Tuhan dan kepada keselamatan yang telah disediakan di depan. Efesus 1 : 3 - 4 firman Tuhan telah menyatakan bahwa Kristus telah mengarunia kan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Kristus Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan dengan maksud dan tujuan supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Jadi kalau Tuhan Allah punya rencana supaya gereja-Nya itu kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya, sebagai jemaat Tuhan kita juga harus punya kerinduan supaya kita benar-benar kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Supaya apabila Tuhan Yesus datang kembali, kita didapati dalam keadaan layak sehingga dijadikan sebagai mempelai perempuan-Nya. Karena itu kita harus memperhatikan firman Tuhan dan meneladani orang-orang yang bergaul erat dengan Tuhan. Kita harus mencontoh cara hidup mereka dan apa-apa saja yang telah mereka lakukan.
Misalnya Henokh keturunan ketujuh dari Adam telah mengetahui bahwa Allah akan menghukum dunia maka ia pun bergaul erat dengan Allah (Yudas 1 : 14).
Karena itu Henokh telah bernubuat bahwa Tuhan akan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik. Ini perlu kita perhatikan supaya kita yang hidup pada zaman akhir ini juga sungguh-sungguh bergaul dengan Allah. Kalau Henokh sangat berbeda dengan orang-orang sezamannya, demikian juga kita harus berbeda dengan orang-orang pada zaman kita. Dan kalau Henokh mengetahui nasib orang-orang fasik demikian juga kita akan mengetahui bahwa dunia dengan segala yang ada di dalamnya akan dibinasakan dan tidak akan ditemukan lagi tempatnya. Karena itu kita harus menaruh harapan pada Kristus dan bergaul erat supaya kita bisa mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya.
Kemudian kita juga bisa melihat Abraham sebagai contoh orang percaya dan yang selalu menaruh harapan kepada Allah.
Sekalipun Abraham masih tinggal di dunia tetapi mata rohaninya dan tujuannya tetap tertuju kepada Allah. Ibrani 11 : 8 - 11 firman Tuhan menjelaskan kepada kita pandangan Abraham tidak hanya sebatas memandang saja tetapi mata rohaninya benar-benar tertuju kepada Allah. Abraham sedang menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yaitu kota yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. Karena itu sekalipun Abraham diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah disuatu tanah asing, tetapi Abraham tetap taat dan percaya, tetap setia sekalipun harus berjalan. Abraham sangat berbeda dengan Lot, sebab kalau Abraham punya visi dan tujuan yang benar tetapi Lot tidak. Perbedaannya sangat jelas dalam pandangannya, pandangan Lot sangat sempit. Terbukti ketika Lot memandang Sodom dan Gomora, ia melihatnya seperti taman Tuhan, ia melihat lembah Yordan banyak airnya tetapi tidak melihat bahwa orang-orang Sodom itu sangat jahat di mata Tuhan. Inilah yang menjadi jerat bagi Lot sehingga ia tersiksa dengan cara hidup orang Sodom.
Jadi kesiapan kita dalam menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya, tergantung kepada sikap kita sendiri. Kita harus hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan meneladani sikap orang-orang yang telah berhasil berkenan kepada Tuhan. Kita harus bergaul erat dengan Tuhan dan menaruh harapan bahwa kita akan melihat Dia dalam kekudusan-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar